Anda di halaman 1dari 10

ANTIBIOTIKA GOLONGAN

MAKROLIDA
Definisi Antibiotika
Antibiotika dikenal sebagai agen antimikroba, adalah obat
yang melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Pada tahun 1927,
Alexander Fleming menemukan antibiotika pertama yaitu penisilin.
Setelah penggunaan antibiotika pertama di tahun 1940-an, mereka
mengubah perawatan medis dan secara dramatis mengurangi penyakit
dan kematian dari penyakit menular. Istilah "antibiotik" awalnya
dikenal sebagai senyawa alami yang dihasilkan oleh jamur atau
mikroorganisme lain yang membunuh bakteri penyebab penyakit pada
manusia atau hewan. Beberapa antibiotika merupakan senyawa
sintetis (tidak dihasilkan oleh mikroorganisme) yang juga dapat
membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Secara teknis,
istilah "agen antibakteri" mengacu pada kedua senyawa alami dan
sintetis, akan tetapi banyak orang menggunakan kata "antibiotika"
untuk merujuk kepada keduanya. Meskipun antibiotika memiliki
banyak manfaat, tetapi penggunaannya telah berkontribusi tehadap
terjadinya resistensi. (Katzung, 2007).
Sejarah Antibiotik
Antibiotik yang pertama kali dikenal adalah penicillin. Penicillin ditemukan oleh Alexander Fleming
pada tahun 1928 secara tidak sengaja. Alexander Fleming lahir pada tanggal 6 Agustus 1881 di Lechfield,
Scotlandia. Fleming menuntut ilmu di St. Mary’s Hospital Medical School seperti kakak laki-lakinya. Setelah
Perang Dunia I, Fleming melakukan penelitian mengenai antibakteri karena prihatin menyaksikan begitu
banyak kematian tentara akibat infeksi pada luka-luka yang diderita. Antiseptik ternyata justru lebih kuat
melawan sistem kekebalan tubuh mereka daripada melawan bakteri penyebab infeksi.
Suatu hari, Fleming melakukan penelitian menggunakan bakteri Staphylococcus. Dia sempat
meninggalkan laboratoriumnya dan ketika kembali, Fleming mendapati ada kultur bakteri yang terkontaminasi
oleh jamur. Anehnya, hanya di bagian tepi koloni saja yang bakterinya tidak tumbuh, sedangkan di tempat yang
lain, bakteri tetap tumbuh. Kemudian Fleming menumbuhkan jamur tadi pada media murni. Ternyata, jamur
tersebut memproduksi suatu senyawa yang dapat membunuh bakteri. Selanjutnya Fleming berhasil
mengidentifikasi jamur tersebut berasal dari genus Penicillium. Pada tanggal 7 Maret 1929 senyawa tersebut
diberi nama Penicillin.
Fleming terus melakukan penelitian mengenai penicillin, namun dia kesulitan untuk
membudidayakan penicillin dan mengisolasi senyawa tersebut dari jamurnya. Setelah Fleming menyerah,
Howard Florey dan Ernst Boris Chain melanjutkan penelitian Fleming dengan biaya dari pemerintah Amerika
dan Inggris. Mereka berhasil memurnikan penicillin sehingga mampu digunakan untuk mengobati berbagai
penyakit. Penicillin dapat membunuh bakteri penyebab pneumonia, meningitis, difteri, gonorrhea, sifilis,
bronchitis, dan gangren. Fleming juga menemukan bahwa penggunaan antibiotik dengan dosis yang terlalu
rendah atau durasi penggunaan yang terlalu singkat dapat menyebabkan resistensi bakteri. Atas penemuannya
ini, Fleming mendapatkan penghargaan Nobel Prize in Medicine tahun 1945 bersama Florey dan Chain. Fleming
meninggal di London pada tahun 1955 karena serangan jantung.
A. Tentang Makrolida
Macrolide merupakan suatu kelompok senyawa yang berhubungan erat,
dengan ciri suatu cincin lakton ( biasanya terdiri dari 14 atau 16 atom ) di mana terkait
gula-gula deoksi. Antibiotika golongan makrolida yang pertama ditemukan adalah
Pikromisin,diisolasi pada tahun 1950 .
Macrolide merupakan salah satu golongan obat antimikroba yang
menghambat sintesis protein mikroba. Untuk kehidupannya, sel mikroba perlu
mensintesis berbagai protein. Sintesis protein berlangsung di ribosom, dengan
bantuan mRNA dan tRNA. Pada bakteri, ribosom terdiri atas dua subunit, yang
berdasarkan konstanta sedimentasi dinyatakan sebagai ribosom 30S dan 50S. untuk
berfungsi pada sintesis protein, kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal rantai
mRNA menjadi ribosom70S. Kerja dari makrolida ini adalah berikatan pada ribosome
sub unit 50S dan mencegah pemanjangan rantai peptida.
Antibiotik makrolida digunakan untuk menyembuhkan infeksi yang
disebabkan oleh bakteri-bakteri Gram positif seperti Streptococcus Pnemoniae
dan Haemophilus influenzae. Penggunaannya merupakan pilihan pertama pada
infeksi paru-paru. Digunakan untuk mengobati infeksi saluran nafas bagian atas
seperti infeksi tenggorokan dan infeksi telinga, infeksi saluran nafas bagian
bawah seperti pneumonia, untuk infeksi kulit dan jaringan lunak, untuk sifilis,
dan efektif untuk penyakit legionnaire (penyakit yang ditularkan oleh serdadu
sewaan). Sering pula digunakan untuk pasien yang alergi terhadap penisilin.
Spektrum antimicrobial makrolida sedikit lebih luas dibandingkan penisilin. Sekarang
ini antibiotika Makrolida yang beredar di pasaran obat Indonesia adalah
Eritomisin, Spiramisin, Roksitromisin, Klaritromisin dan Azithromisin.
B. Struktur Obat dan Penjelasannya
Secara umum, antibiotika golongan makrolida
memiliki ciri-ciri struktur kimia seperti berikut :
1. Cincin lakton sangat besar, biasanya mengandung 12 – 17
atom
2. Gugus keton
3. Satu atau dua gula amin seperti glikosida yang
berhubungan dengan cincin lakton
4. Gula netral yang berhubungan dengan gula amino atau
pada cincin lakton
5. Gugus dimetilamino pada residu gula, yang
menyebabkan sifat basis dari senyawa dan kemungkinan
untuk dibuat dalam bentuk garamnya.
Roksitromisin
Roksitromisin mempunyai waktu paruh yang lebih panjang dan aktivitas yang lebih
tinggi melawan Haemophilus influenzae. Obat ini diberikan dua kali sehari.
Roksitromisin adalah antibiotik makrolida semisintetik. Obat ini memiliki komposisi,
struktur kimia dan mekanisme kerja yang sangat mirip dengan eritromisin, azitromisin, atau
klaritromisin. Roksitromisin mempunyai spektrum antibiotik yang mirip eritromisin, namun lebih
efektif melawan bakteri gram negatif tertentu seperti Legionella pneumophila.
Contoh nama dagang: anbiolid, biostatik, ixor, roksitromisin, rolexid, rulid, simacron,
sitro, uplores, xorin.
Spiramisin
Contoh nama dagang: Ethirov, Rovadin,
Inamycin, Rovamycine, Ismacrol, Sorov,
Kalbiotic, Spirabiotic, Spiradan, Medirov,
Osmycin, Spiramisin, Spiranter, Provamed,
Spirasin, Varoc, Rofacin, Vipram.
Sifat obat Makrolida
1) Eritromisin
Eritromisin sulit larut dalam air (0,1%) namun dapat langsung larut pada zat-zat
pelarut organik. stabil dalam suasana asam, zat berupa kristal kuning. Larutan ini
cukup satabil pada suhu 4oC, namun dapat kehilangan aktivitas dengan cepat
pada suhu 20oC dan pada suhu asam. Ertromycin biasanya tersedia dalam
bentuk berbagai ester dan garam.
• Pengaruh lingkungan
Makrolida mudah didegradasi di lingkungan sehingga tidak berpotensi menjadi
pencemar lingkungan. Secara umum, penerimaan masyarakat terhadap senyawa
alami juga lebih baik dibandingkan dengan senyawa sintetik.
• Cara Pembuatan
Antibiotik Makrolida dihasilkan oleh beberapa bakteri : Eritromisin berasal dari
Streptomyces erythreus, Saccharopolyspora erythraea dan Sarcina lutea.
Oleandomisin berasal dari Streptomyces antibioticus, karbamisin berasal dari
Streptomyces halstedii dan Spiramisin berasal dari Streptomyces ambofaciens.
Makrolida menghambat ribosom 50S melalui proses salah pemasangan pada
proses pemanjangan peptida. Makrolida penting adalah eritromisin yang
menghambat bakteri gram positif seperti Haemophilus, Mycoplasma, Chlamydia,
dan Legionella. Makrolida baru dan lebih kuat aktivitas antibakteri daripada
eritromisin adalah azitromisin dan claritromisin. Linsinoid berperan sama seperti
makrolida. Linsinoid penting adalah clindamisin. Baik makrolida dan linsinoid
merupakan agen bakteriostatik dan hanya menghambat pembentukan rantai
peptida.

Anda mungkin juga menyukai