ANAMNESIS:
Seorang laki-laki berusia 22 tahun datang ke IGD unit surgikal RS. Dr. M. Djamil Padang
tanggal 29 Mei 2017 dengan:
Keluhan Utama:
Kedua mata kabur sejak ±7 jam sebelum masuk RS
Riwayat Penyakit Sekarang :
Kedua mata kabur sejak ±7 jam sebelum masuk RS
Sebelumnya pasien terkena ledakan petasa
Nyeri kepala (-), mual (-), muntah (-)
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat mata kabur sebelumnya (-)
Riwayat penggunaan kaca mata seblumnya (-)
Riwayat operasi mata sebelumnya (-)
Riwayat infeksi pada mata sebelumnya (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama
-
OD OS
STATUS OFTALMIKUS
Visus tanpa koreksi 1/300 20/40
Refleks fundus - +
Palpebra superior Edema (+), hamatom (+) Edema (+), hematom (+)
Palpebra inferior Edema (+), hematom (+) Edema (+), hematom (+)
Gambar
Pemeriksaan Penunjang
Funduskopi Indirek
USG
Diagnosis Kerja
Trauma termis grade 1 ODS
Hifema traumatika grade 1 OD
Diagnosis banding
Trauma kimia et causa bahan kimia petasan
Terapi :
Sulfat atropin 3x1 tetes
Ciprofloxacin 2x500 mg
Cendo lyteers 6 kali ODS
Cendo mycetin 3 kali OD
Prognosis :
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanactionam: bonam
Latar Belakang
Trauma okuli merupakan salah satu penyebab utama gangguan penglihatan dan
kebutaan pada satu mata yang dapat dicegah.
Trauma okuli adalah tindakan sengaja maupun tidak sengaja yang dapat
menimbulkan perlukaan pada mata.
Trauma okuli dapat dibagi menjadi trauma tajam, trauma tumpul, trauma kimia,
trauma termal, trauma fisik, dan trauma tembus berdasarkan mekanisme trauma.
Latar Belakang
Di dunia, kira-kira terdapat 1,6 juta orang yang mengalami kebutaan, 2,3 juta
mengalami penurunan fungsi penglihatan bilateral, dan 19 juta mengalami
penurunan fungsi penglihatan unilateral akibat trauma okuli.
Kejadian trauma bakar yang mengenai mata berkisar antara 7%-18% dan cedera
mata ini mengenai 3%-4% dari semua kecelakaan kerja. Sebagian besar kasus
tersebut 84% karena trauma kimia, sementara 16% karena trauma termal.
Latar Belakang
Komplikasi yang ditimbulkan akibat trauma okuli dapat meliputi semua bagian
mata, yaitu komplikasi pada kelopak mata, permukaan bola mata, kamera okuli
anterior, vitreus, dan retina.
Penanganan dini trauma okuli secara tepat dapat mencegah terjadinya kebutaan
maupun penurunan fungsi penglihatan.
Penanganan trauma okuli secara komprehensif dalam waktu kurang dari 6 jam
dapat menghasilkan hasil yang lebih baik.
Batasan Masalah
Membahas anatomi bola mata, definisi, epidemiologi, etiologi, klasifikasi, gambaran
klinis, penatalaksanaan, komplikasi, dan prognosis dari trauma termal okuli.
Tujuan Penulisan
Memahami dan menambah pengetahuan penulisan mengenai trauma termal okuli.
Metode Penelitian
Menggunakan berbagai literatur sebagai sumber kepustakaan.
Anatomi Bola Mata
Mata adalah suatu
struktur sferis berisi
cairan yang dibungkus
oleh tiga lapisan. Dari
luar ke dalam, lapisan–
lapisan tersebut adalah :
(1) sklera/kornea,
(2) koroid/badan
siliaris/iris, dan
(3) retina.
Lapisan luar bola mata
Terdiri atas bagian posterior yang opaq atau sklera dan bagian anterior yang
transparan atau kornea.
Sklera merupakan jaringan ikat padat fibrosa dan tampak putih.
Sklera langsung tersambung dengan kornea di depannya pada batas limbus.
Kornea yang transparan, mempunyai fungsi utama merefraksikan cahaya yang
masuk ke mata.
Lapisan tengah bola mata
Terdiri dari :
(1) koroid, merupakan segmen posterior uvea, diantara sklera dan retina. Koroid di
sebelah dalam dibatasi oleh membran Bruch dan disebelah luar oleh sklera.
(2) korpus siliare (bagian posterior bersambung dengan koroid dan ke anterior terletak
di belakang tepi perifer iris) terdiri atas korona siliaris, prosessus siliaris dan muskulus
siliaris.
(3) iris (adalah diafragma berpigmen yang tipis dan kontraktil dengan lubang di
pusatnya yaitu pupil) merupakan perpanjangan korpus ciliare ke anterior membagi
ruang diantara lensa dan kornea menjadi bilik mata depan dan bilik mata belakang,
serat-serat otot iris bersifat involunter dan terdiri atas serat-serat sirkuler dan radier.
Lapisan dalam bola mata
Retina merupakan lembaran jaringan saraf berlapis yang tipis dan semitransparan
yang melapisi bagian dalam dua pertiga posterior dinding bola mata.
DEFINISI
Trauma okuli adalah tindakan sengaja maupun tidak sengaja yang dapat
menimbulkan perlukaan pada mata.
Trauma okuli dapat dibagi menjadi trauma tajam, trauma tumpul, trauma kimia,
trauma termal, trauma fisik, dan trauma tembus berdasarkan mekanisme trauma.
Trauma termal merupakan trauma mata yang disebabkan oleh perubahan pada
suhu.
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi trauma okuli di Amerika Serikat sebesar 2,4 juta pertahun dan sedikitnya
setengah juta di antaranya menyebabkan kebutaan.
Di dunia: 1,6 juta orang yang mengalami kebutaan, 2,3 juta mengalami penurunan
fungsi penglihatan bilateral, dan 19 juta mengalami penurunan fungsi penglihatan
unilateral akibat trauma okuli.
Kejadian trauma bakar yang mengenai mata berkisar antara 7%-18% dan cedera
mata ini mengenai 3%-4% dari semua kecelakaan kerja 84% karena trauma
kimia, 16% karena trauma thermal.
Kelompok usia muda dan pria memiliki prevalensi lebih tinggi mengalami insiden
trauma usia muda merupakan usia produktif untuk melakukan aktifitas fisik, lebih
banyak melakukan aktifitas fisik dan kegiatan/ pekerjaan yang lebih beresikOo
Etiologi
Kerusak-
an
Inflamasi
• Denaturasi dan biasanya • Bola mata
koagulasi protein terbatas terlindungi,
jaringan kerusakan
kelopak, alis dan
bulu mata
Manifestasi Klinis
Nyeri pada mata
Kemerahan/ hiperemia konjungtiva
Mata berair
Fotofobia
Penurunan tajam penglihatan
Adanya sekret
Periorbital edem
Ptosis
Manifestasi Klinis
Kerusakan kelopak mata
Kerusakan jaringan lunak yang berdekatan: pipi, hidung, dahi dan daerah temporal
Gabungan kerusakan kelopak mata dan jaringan lunak
Kerusakan langsung terhadap bola mata
Diagnosis
1. Anamnesis
Kejadian yang menyebabkan cedera
Deskripsi detail mekanisme cedera
Waktu terjadi trauma
Tempat terjadinya trauma
Komposisi IOFB (Intra Ocular Foreign Body) dan adanya agen kimia lainnya.
Riwayat okular sebelumnya
2. Pemeriksaan Fisik
• Komplikasi bisa timbul seperti edema kornea, ulserasi, iskemia limbal, symblepheron, jaringan
parut konjungtiva, dan konjungtivalisasi kornea
• Katarak adalah komplikasi jangka panjang dari luka bakar listrik atau cedera radiasi UV yang
memakan waktu sekitar 6 bulan untuk berkembang
Prognosis
Prognosis luka bakar mata tergantung kedalaman luka. Dalam kasus ringan sampai
sedang, hasilnya bagus
Masalah utama luka bakar mata adalah ketajaman visual akhir dan kosmetik.
Dengan pengobatan segera dan intervensi oftalmologis dini, luka bakar termal
umumnya memiliki hasil visual yang baik.
Diskusi
Kasus Teori
Pasien laki-laki usia 22 tahun, diagnosis Kelompok usia muda dan pria memiliki
trauma termal akibat petasan prevalensi lebih tinggi mengalami
insiden trauma
Hal ini mungkin dikarenakan usia muda
merupakan usia produktif untuk
melakukan aktifitas fisik
kelompok pria lebih banyak melakukan
aktifitas fisik dan kegiatan/ pekerjaan
yang lebih beresiko daripada kelompok
wanita.
Kasus Teori
Kedua mata kabur, visus 1/300 dan penurunan visus diakibatkan adanya kekeruhan atau
koagulum pada kamera okuli anterior dan juga
mata kiri dengan visus 20/40
akibat terdapatnya edem dan erosi di kornea, media
(penurunan) refraksi
reflek fundus pada mata kanan tidak karena kekeruhan atau terdapat koagulum pada
ada kamera okuli anterior dan erosi pada kornea yang
menghalangi terlihatnya reflek fundus
injeksi konjungtiva (+) dikedua mata injeksi pada kedua mata pasien menunjukan adanya
edem dan hemaotom baik pada inflamasi pada kedua mata
palpebra superior maupun inferior tanda terdapat inflamasi, resusitasi cairan, ventilasi
tekanan positif, paparan ringan atau karena luka
dikedua mata bakar itu sendiri
Kasus Teori
kornea terdapat Edema (+) desc fold Kerusakan pada kornea (erosi) akibat luka
bakar termal sebenarnya jarang terjadi,
(+), erosi (+) namun cenderung terjadi sekunder akibat
paparan, pengeringan atau infeksi pada
kelopak mata yang sebenarnya dapat
dicegah
Cedera langsung pada orbita atau bola
mata biasanya terbatas karena refleks
penutupan kelopak mata, gerakan kepala
tiba-tiba dan Bell’s phenomenon yang baik
akan melindungi bola mata, sehingga
kerusakan cenderung terbatas pada bulu
mata, alis mata dan kelopak mata.
Namun di sekitar palpebra yang masih
terbuka, bisa terjadi ulserasi kornea dan
konjungtiva
Kasus Teori