semua kegiatan di lapangan untuk menghasilkan produk pertanian (dalam arti luas) • Subsistem on-farm meliputi kegiatan-kegiatan: Budidayan tanaman pangan (padi dan palawija) dan hortikultura (sayuran, buah-buahan, tanaman hias, tanaman obat-obatan, jamur konsumsi, dll.) Budidaya tanaman perkebunan, misalnya: kelapa sawit, karet, cacao, teh, tebu, dll.) Budidaya tanaman kehutanan (HTI, HTR) dan agroforestry Budidaya ternak besar (sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, babi); ternak kecil (kelinci) , unggas (ayam, itik, burung puyuh, dll.) Budidaya hewan peliharaan untuk hobi dan kesenangan (burung, ayam bekisar, ayam pelung, ayam ketawa, dll) Budidaya perikanan air tawar konsumsi (patin, lele, nila, gurami, ikan mas, belut, dll) Budidaya perikanan air payau dan air asin (bandeng, udang, kepiting, pembesar ikan laut: seperti kerapu, tuna, lobster, dll.) Budidaya ikan hias Budidaya rumput laut • Prinsip pemilihan jenis cabang usaha dan komoditas yang akan diusahakan dalam subsistem on-farm: Workable: secara teknis dapat diusahakan Feasible: secara finansial layak diusahakan Acceptable: secara sosial dapat diterima oleh masyarakat; tidak bertentangan dengan ajaran agama, adat, budaya, dll. Lowable: secara hukum tidak melanggar undang-undang dan ketentuan hukum lainnya • Pertimbangan lain dalam pemilihan komoditas untuk meminimalkan risiko: Komoditas yang permintaannya banyak Produksinya kontinu/tidak musiman Tidak mudah rusak/dapat disimpan lama Produk yang harganya relatif mahal dan relatif stabil Produk dengan permintaan khusus (segmen pasarnya tertentu) tetapi tidak banyak diproduksi oleh orang lain (produk yang unik) Bahan bakunya ada dan memadai • Bentuk Perusahaan/Badan Usaha pada Subsustem On-Farm: BUMN/BUMD, misalnya: PTPN, Perhutani, Inhutani, dll. (Saham seluruhnya/sebagian besar dimiliki oleh negara) Perusahaan Besar Swasta (saham dimiliki perusahaan dan masyarakat) Koperasi (saham dimiliki anggota) UMKM (saham milik keluarga) Petani kecil (petani, pekebun, peternak, petani tambak/kolam/karamba) • Karakteristis Kegiatan Produksi pada subsistem On-Farm; Penghasil produk primer/bahan baku Sangat dipengaruhi oleh faktor alam (iklim) Intensif tenaga kerja (labor intensive) Risiko usaha relatif tinggi Fluktuasi harga relatif tinggi Melibatkan unit usaha yang sangat banyak SUBSISTEM AGRIBISNIS HILIR • Subsitem agribisnis hilir meliputi: Industri pengolahan hasil-hasil pertanian Industri pengemasan Industri Penyimpanan/pergudangan Pemasaran dan perdagangan hasil-hasil pertanian Usaha pengangkutan hasil-hasli pertanian • Fungsi subsistem Agribisnis Hilir adalah mingkatkan nilai guna dari produk pertanian: Meningkatkan kegunaan bentuk (form utility) Meningkatkan kegunaan waktu (time utility) Meningkatkan kegunaan tempat (place utility) Meningkatkan kegunaan kepemilikan (ownership utility) Meningkatkan Keguanaan Bentuk (Form Utility) • Fungsi meningkatkan kegunaan bentuk dilakukan melalui proses pengolahan dan pengemasan. Dengan bentuk olahan dan kemasan yang menarik, produk nilai rendah dapat ditingkatkan, baik dari segi penampilan maupun dari segi harga. Contoh: Singkong adalah komoditas pertanian yang secara umum dianggap bernilai rendah, apalagi apabila singkong tersebut disajikan ala kadarnya hanya sebagai singkong rebus atau singkong goreng biasa. 1) Ketika singkong diolah menjadi makanan yang lebih modern dan penampilannya lebih menarik, misalnya sebagai donat atau kue bolu (meskipun perlu bahan tambahan lain), tentu harga dan gengsi singkong tersebut menjadi lebioh tinggi 2) Kripik singkong yang dijual oleh tukang kripik singkong di pinggir jalan harganya Rp 15.000/kg. Ketika kripik singkong dikemas oleh perusahaan (Qitela) harganya meningkat menjadi 4 kali lipat, Rp 15.000/250 gram Meningkatkan Kegunaan Waktu (Time Utility) • Produksi komoditas pertanian pada umumnya sangat dipengaruhi oleh faktor alam (musim), sehingga dalam proses produksi pertanian ini sering dikenal adanya musim panen dan musim paceklik. Hal ini berdampak pada terjadinya fluktuasi harga yang sangat besar yang tidak menguntungkan baik bagi produsen maupun konsumen. • Saat musim panen/panen raya harga produk pertanian akan jatuh karena supply melimpah, sebaliknya pada musim paceklik harganya akan sangat mahal karena langka. • Untuk beberapa produk tertentu (produk strategis, misalnya beras) terjadinya fluktuasi harga yang terlalu tinggi tidak hanya berdampak pada ekonomi saja tetapi akan berdampak pada bidang sosial, politik, bahkan mengancam stabilitas dan keutuhan negara. • Kehadiran perusahaan penyimpanan/pergudangan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan keguaan waktu tersebut, dimana pada saat panen raya harga tidak terlalu jatuh dan pada saat paceklik harga tidak terlalu tinggi. Meningkatkan Kegunaan Tempat (Place Utility) • Produksi komoditas pertanian pada umumnya diusahakan di pedesaan atau pedalaman, sementara konsumennya sebagian besar ada di perkotaan. • Di daerah produsen (pedesaan) keberadaan produk pertanian melimpah sehingga harganya murah, sementara keberadaan produk pertanian di perkotaan (tempat kosumen) produk pertanian adalah barang langka sehingga harganya mahal. • Di sinilah peran industri pengangkutan/transportasi yang bertugas mendekatkan antara produsen dan konsumen. Dengan adanya jasa pengangkutan ini, produk yang awalnya bernilai rendah dapat ditingkatkan nilainya mejadi lebih tinggi. Meningkatkan Kegunaan Kepemilikan (Ownership Utility)
• Kepemilikan suatu barang memberikan nilai
tersendiri, misalnya: rasa aman/ketenteramaan, kebanggaan, kepuasan dll. • Meningkatkan kegunaan kepemilikan (ownership utility) diwujudkan melalui fungsi . • Fungsi pertukaran inilah justru yang memunculkan peluang bisnis yang sangat besar, yaitu berupa hadirnya lembaga pemasaran, dari agen tunggal, agen-agen penyalur dan pengecer (retail).