Anda di halaman 1dari 51

PSORIASIS VULGARIS

Dea Syahidatul M
Tubagus Faudzul Adzim
KETERANGAN UMUM
• Nama : Tn. B
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Umur : 65 tahun
• Alamat : Riungbandung
• Pekerjaan : Petani
• Agama : Islam
• Suku Bangsa : Sunda
• Pendidikan :-
• Status Marital : Menikah
• Tanggal Pemeriksaan : 31 Juli 2018
ANAMNESIS
• Keluhan utama
Pasien datang ke RSUD AL-Islam dengan keluhan bercak
merah, bersisik, disertai rasa gatal pada kedua lengan dan
kaki sejak 3 minggu SMRS
• Keluhan tambahan
Keluhan timbul perlahan-lahan, Keluhan diawali bercak-
bercak kemerahan di kedua lengan dan kaki yang berukuran
kecil semakin lama membesar. Pasien sering menggaruk
bercak tersebut karena tidak kuat menahan rasa gatal.
Keluhan ini merupakan keluhan yang berulang sejak 4 tahun
yang lalu.
Keluhan tidak disertai rasa terbakar dan nyeri, tidak ada
bercak lain di daerah kepala, maupun batang tubuh.
ANAMNESIS (con’t)
▫ Karena keluhannya tersebut pasien berobat ke
dokter dan diberikan obat salep tetapi pasien
tidak ingat nama obat. Pasien merasa keluhan
sedikit membaik setelah memakai obat tersebut
tetapi tidak menghilang seluruhnya.
▫ Kakak pasien juga mengalami penyakit yang sama
sejak kecil. Pasien merupakan seorang perokok
aktif, tidak terdapat riwayat meminum alkohol.
ANAMNESIS (con’t)
▫ Riwayat alergi terhadap obat ataupun riwayat
dengan keluhan yang sama pada keluarga tidak
diketahui. Riwayat Trauma pada daerah tersebut
tidak diketahui.Riwayat penyakit hipertensi -.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
• Keadaan umum: Tampak sakit ringan
• Kesadaran : Komposmentis
• Gizi : Kurang
• Tanda vital : Dalam batas normal
• Kepala : Konjungtiva pucat (-), sklera
ikterik -, Rambut tidak mudah
rontok, lesi -
• Leher : tidak dilakukan
PEMERIKSAAN FISIK (con’t)
• Thoraks : Tidak dilakukan
• Abdomen : Datar, lembut, hepar lien tidak
teraba membesar
• Kulit : Lihat status dermatologikus
PEMERIKSAAN FISIK (con’t)
• Ekstremitas: Kuku : Pitting nail (-)
Yellowish macule (-)
Onichodistrophy/onicholysis (-)
PEMERIKSAAN FISIK (con’t)
Status Dermatologikus
• Distribusi lesi : Regional Bilateral Asimetris
• Ad region : Lengan atas kanan kiri, tungkai
bawah kiri
• Karakteristik lesi: Jumlah multipel, sebagian besar
konfluens, bentuk irreguler, ukuran
lesi dari 2x 2 cm hingga8x 5 cm,
berbatas tegas, menimbul dari
permukaan kulit normal, kering
• Efloresensi : Plaque eritematosa dengan skuama
tebal berwarna putih keperakan seperti
mika.
DIAGNOSIS BANDING

• Psoriasis vulgaris
• Dermatitis Numularis
• Parapsoriasis
• Dermatitis seboroik
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Fenomena tetesan lilin (+)


• Auspitz’s sign (tidak dilakukan)
• Koebner phenomen (tidak dilakukan)
DIAGNOSIS KERJA

• Psoriasis vulgaris
USULAN PEMERIKSAAN

• Fungsi hepar (SGOT dan SGPT)


• Pemeriksaan histopatologi
PENATALAKSANAAN
Umum:
• Pasien diberi penjelasan bahwa penyakit yang
diderita adalah penyakit kronis dan angka
kekambuhannya ckup tinggi.
• Pasien sebaiknya menghindari faktor pencetus
dan jangan digaruk.
• Pasien juga diberi penjelasan tentang cara
pengobatan.
PENATALAKSANAAN (con’t)
Khusus:
• Topikal :
R/Icthiol 2% tube I
LCD 3%tube I
Betamethason cream tube I
Momethasone cream tube I
vaseline 20gr
S Mf la ue
----------------------------------------------------------
• Sistemik :
R/ Loratadine tab no. XV
S 2 dd tab 1
---------------------------------------------------------
R/ Methilprednisolon 8mg tab no. XV
S 2 dd tab 1
---------------------------------------------------------
PROGNOSIS

• Quo ad Vitam : ad bonam


• Quo ad Functionam : ad bonam
• Quo ad Sanationam : dubia ad malam
PEMBAHASAN KASUS
DEFINISI
• Penyakit herediter pada kulit yang
penyebabnya belum diketahui
▫ Bersifat kronik dan rekuren
▫ Bercak-bercak eritema berbatas tegas
dengan skuama yang kasar, berlapis-
lapis dan transparan,
▫ Disertai fenomena tetesan lilin dan
Auspitz
EPIDEMIOLOGI
• Tidak menyebabkan kematian tetapi
menyebabkan gangguan kosmetik
• Insiden pada orang kulit putih lebih tinggi
▫ Eropa dilaporkan sebanyak 3-7%
▫ Amerika Serikat 1-2%,
▫ Jepang 0,6%.
• Pada bangsa berkulit hitam, misalnya
Afrika jarang dilaporkan, demikian pula
pada suku Indian di Amerika.
EPIDEMIOLOGI (con’t)
• Insidensi pada pria > wanita
• Psoriasis terdapat pada semua usia (>>dewasa)
• Onset awal insidensi puncaknya pada 22,5 thn
(pd anak rata-rata 8 thn) dgn psoriasis yg parah
& riwayat keluarga psoriasis(+)
• Onset lanjutan terjadi pd umur 55 thn
EPIDEMIOLOGI (con’t)
Polygenic trait.
• 1 orang tua mempunyai psoriasis
▫ 8% keturunannya dapat mengalami psoriasis
• Ketika kedua orangtua memiliki psoriasis
▫ 41% keturunanya dapat memiliki psoriasis
• Tipe HLA yang paling sering berhubungan
dengan psoriasis adalah HLA-B13, -B17, Bw57
dan HLA-Cw6
FAKTOR PREDISPOSISI
• Trauma fisik (Koebner’s phenomenon)
• Garukan  menstimulasi proses proliferasi
psoriasis
• Infeksi akut streptococcal psoriasis guttate
• Stress 40% pada dewasa
• Obat sistemik glukokortikoid, kelas 1 topical
glukokortikoid, oral lithium, antimalarial,
systemic interferon, beta adrenergic blockers 
psoriasiform drug eruption
• Asupan alkohol
ETIOLOGI
• Belum diketahui
• Pembentukan epidermis (turn over time)
dipercepat menjad 3-4 hari, sedangkan pada
kulit normal lamanya 27 hari
• Faktor herediter yang bersifat dominan
• Faktor psikik dikatakan mempercepat terjadinya
residif
• Faktor adanya infeksi fokal (psoriasis gutata)
HISTOPATOLOGI
• Khas pada psoriasis: Parakeratosis dan akantosis.
• Pada stadium spinosum:
▫ Kelompok leukosit (abses Munro)
▫ Papilomatosis
▫ Vasodilatasi di subepidermis
• Peningkatan regenerasi sel epidermis
mengakibatkan penebalan epidermis yang jelas
(acanthosis)
• Gambaran mitosis mudah terlihat jelas diatas
lapisan sel basal, sedangkan aktivitas mitosis
terbatas pada kulit normal.
GAMBARAN HISTOPATOLOGI
KLASIFIKASI
Berdasarkan gejala klinis
• Nonpustular Psoriasis
▫ Psoriasis Vulgaris
▫ Psoriasis erythroderma
• Pustular Psoriasis
▫ Pustular psoriasis of von Zumbusch
▫ Pustulosis palmaris et plantaris
▫ Pustular psoriasis, annular type
▫ Acrodermatitis continua
▫ Impetigo herpetiformis
GEJALA KLINIK
• Keadaan umum tidak dipengaruhi, kecuali pada
psoriasis yang menjadi eritroderma.
• Sebagian pasien mengeluh gatal ringan.
• Tempat predileksi pada kulit kepala, perbatasan
daerah tersebut dengan muka, ekstremitas
bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan
daerah lumbosakral
GEJALA KLINIS (con’t)
• Kelainan kulit terdiri atas:
▫ Bercak-bercak eritema berbatas tegas dan
merata, tapi pada stadium penyembuhan
sering eritema yang ditengah menghilang dan
hanya terdapat dipinggir.
▫ Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna
putih seperti mika, serta transparan. Besar
kelainan bervariasi, lentikular, numular atau
plakat, dapat berkonfuensi
TANDA KHAS PADA PSORIASIS
▫ Fenomena tetesan lilin : skuama yang berubah
warna menjadi putih pada goresan, seperti lilin yang
digores, disebabkan oleh berubahnya indeks bias.

▫ Pada fenomena Auspitz : serum atau darah


berbintik-bintik yang disebabkan karena
papilomatosis.

▫ Trauma pada kulit penderita psoriasis misalnya


garukan dapat menyebabkan kelainan yang sama
dengan kelainan psoriasis dan disebut fenomena
kobner.
PREDILEKSI
DIAGNOSIS
Anamnesis
• Gatal dan nyeri, terutama bila mengenai telapak
tangan, kaki, daerah lipatan-lipatan serta
persendian
• Pada psoriasis pustulosa atau eritroderma
terdapat keluhan panas badan & menggigil,
• psoriasis gutata dapat didahului dengan infeksi
streptokokus pada saluran nafas
DIAGNOSIS (con’t)
Pemeriksaan fisik
• Lesi berupa makula eritem
• Plak eritem berbatas tegas,
• Skuama tebal berwarna putih keperakan.
• Lesi dapat minimal atau generalisata dalam bentuk
eritroderma
• Jarang terdapat di mukosa
• Predileksi pada siku, lutut, kulit kepala berambut,
dan lumosakral
• Terdapat fenomena Koebner (reaksi isomorfik) dan
tanda Auspitz.
DIAGNOSIS (con’t)
Pemeriksaan penunjang
• Laboratorium: anemia ringan, peningkatan uric
acid dalam serum pada 50% pasien penurunan
albumin serum
• Pemeriksaan ASTO
• Pemeriksaan faktor rheumatoid
• Pemeriksaan Histopatologi
DIAGNOSIS (con’t)
Histopatologik yang khas
• Hiperkeratosis
• Parakeratosis
• Akantosis
• Pada stratum spinosum terdapat
kelompok leukosit (abses munro)
• Papilomatosis dan vasodilatasi di
subepidermis
DIAGNOSIS BANDING
• Dermatitis seboroik predileksinya di tempat
seboroik yaitu alis, sudut nasolabial, telinga,
daerah sternal, fleksura, bisa juga di kulit
kepala; skuamanya berminyak dan kekuning-
kuningan; auspitz sign
• Pityriasis rosea erupsi terdapat di lengan
atas, tengkuk, paha, durasinya beberapa
minggu, terdapat patch oval, biasanya tipe
collarette. Diameter panjangnya sejajar garis
langer
DIAGNOSIS BANDING (con’t)
• Lichen planus terdapat mengenai permukaan
fleksor lengan bawah dan pergelangan tangan,
pergelangan kaki, patch berwarna coklat gelap,
dan tidak melibatkan kulit kepala ataupun kuku
• Pada stadium penyembuhan dapat terjadi hanya
dipinggir hingga menyerupai dermatofitosis.
Perbedaannya ialah keluhan pada dermatofitosis
gatal sekali dan pada sediaan langsung dengan
KOH ditemukan jamur
DIAGNOSIS BANDING (con’t)
• Sifilis stadium II dapat menyerupai psoriasis
dan disebut sifilis psoriasiformis. Penyakit
tersebut sekarang jarang terdapat.
Perbedaannya , pada sifilis terdapat sanggama
tersangka (coitus suspectus), pembesaran
kelenjar getah bening menyeluruh, patch
infiltrat berupa “copper-colored papules” dan tes
serologi untuk sifilis (T.S.S) positif
PENATALAKSANAAN
Umum:
• Penjelasan penyakit dan perjalanannya yang
kronik residif
• Hindari faktor pencetus
Khusus:
• psoriasis belum diketahui past
• belum ada obat pilihan
• Psoriasis sebaiknya diobati secara topikal
• Jika hasilnya tidak memuaskan pengobatan
sistemik (efek samping>>)
SISTEMIK
• Kortikosteroid
▫ psoriasis eritrodermik dan psoriasis pustulosa
generalisata
▫ Dosis permulaan 40-60mg prednison sehari
▫ Jika telah ada perbaikan, diturunkan secara bertahap
• Obat Sitostatik
Metotreksat
▫ Indikasinya ialah untuk psoriasis, psoriasis pustulosa,
psoriasis artropatika dengan lesi kulitm dan eritroderma
karena psoriasis yang sukar terkontrol dengan obat
standar
SISTEMIK
Metotreksat
▫ Mula-mula diberikan tes dosis inisial 5 mg per
oral untuk mengetahui, apakah ada gejala
sensitivitas atau gejala toksik
▫ Jika tidak, diberikan dosis 3 x 2,5 mg dengan
interval 12 jam dalam seminggu dengan dosis total
7,5 mg
▫ Jika tidak tampak perbaikan dosis dinaikkan 2,5-
5mg per minggu. Biasanya dengan dosis 3x2,5 mg
per minggu telah tampak perbaikan
SISTEMIK (con’t)
• DDS
▫ Dipakai untuk psoriasis pustulosa tipe Barber dengan
dosis 2 x 100 mg sehari. Efek sampingnya ialah
anemia hemolitik, methemoglobinemia dan
agranulositosis
• Siklosporin
▫ Efeknya ialai imunosupresif. Dosisnya 6
mg/KgBB/hari. Bersifat nefrotoksik dan hepatotoksik.
Hasil pengobatan ntuk psoriasis baik, namun setelah
obat dihentikan dapat terjadi kekambuhan.
▫ Dosisnya bervariasi: pada bulan pertama diberikan 1
mg/kg, jika belum terjadi perbaikan dosis dapat
dinaikkan menjadi 1,5 mg/kgBB
PENATALAKSANAAN
Topikal:
• Preparat ter
▫ Biasa digunakan dan mempunyai efek
antiradang. Menurut asalnya preparat ter
dibagi menjadi 3, yakni yang berasal dari:
 Fosil, misalnya iktiol
 Kayu, misalnya oleum kdini dan oleum ruski
 Batu bara, misalnya liantral dan likuor
karbonis detergens
TOPIKAL
Pengobatan dengan penyinaran
• Sinar ultraviolet  menghambat mitosis sehingga
dapat digunakan untuk pengobatan psoriasis
• Cara terbaik ialah penyinaran secara alamiah, tetapi
tidak dapat diukur dan jika berlebihan akan
memperhebat psoriasis.
• sinar ultraviolet artifisial, diantaranya sinar A yang
dikenal sebagai UVA. Sinar tersebut dapat
digunakan secara tersendiri atau dikombinasi
dengan psoralen (8-metoksipsoralen, metoksalen)
dan disebut PUVA
PROGNOSIS

• Psoriasis tidak menyebabkan kematian, namun


bersifat kronis dan residif
• TERIMA KASIH…

Anda mungkin juga menyukai