Anda di halaman 1dari 16

FIQIH KONTEMPORER

Nama Kelompok :
1. Raissa Almira
2. Refi Adha Amanda
3. Resi Lestari
4. Ridha Rindiani
5. Ririn Mayriska
6. Rischa Miananda
7. Riski Pradika
8. Riski Putri
A. Urgensi Fiqih
Kontemporer

1. Setiap hari umat islam


berhadapan dengan permasalahan
kekinian nan seolah asing dijumpai
padahal sebenarnya dapat
dijelaskan secara tuntas melalui
Al-Qur’an, As- Sunnah dan sumber
hukum islam lainnya.
2. Seringkali masyarakat muslim atau sebagian diantara mereka berlindung
dengan dalih “sebagai orang awam atau awwamiyyah” tidak perlu tahu menahu
hal mendalam tentang syariat Islam.
3. Sikap tidak mau tahu dengan alasan
“awwamiyyah” tidak seyogyanya
menghalangi kita untuk terus belajar
tentang urusan agama sesuai dengan
kesempatan dan kemampuan yang
dimiliki. Rasulullah SAW bersabda
dalam HR. Bukhari & Muslim :

“Siapapun yang Allah kehendaki kebaikan


untuknya, Allah akan menganugerahi
atasnya pemahaman dalam agamanya.”
B. Beberapa Permasalahan Fiqih Kontemporer

1. Memahami makna syariat sempit


Makna syariat :
“Apa apa yang ditetapkan Allah SWT
kepada hamba-hamba Nya melalui wahyu
yang diturunkan kepada para Nabi untuk
dilaksanakan dan meliputi aspek
keyakinan, ibadah, muamalah, akhlaq dan
semua aturan dalam kehidupan.”
2. Boleh tidaknya berduaan dengan
tunangan
Khitbah (pinangan, lamaran,
tunangan) belum dikategorikan perkawinan
meskipun tunangan itu diselenggarakan
dengan berbagai acara.
Pertunangan tidak membuat kedua
calon pengantin menjadi halal satu sama
lain.
“Barangsiapa melanggar hukum-hukum
Allah, mereka itulah orang-orang yang
zalim.” (Al-Baqarah :229)
3. Bolehkah melakukan foto pre wedding dan mempublikasikannya dalam undangan
Calon suami isteri yang belum halal, bila difoto berdua melakukan adegan seolah mereka adalah
pasangan yang sah, lantas dipublikasikan, maka hal ini sebenarnya sudah termasuk perbuatan mungkar
secara terang-terangan.
“Janganlah seorang laki-laki berkhalwat (berduaan) dengan seorang perempuan (yang bukan
mahramnya)…” (HR. Bukhari)
4. Masuk kerja dengan cara ‘suap’
Praktek sogok menyogok adalah praktek
hitam yang telah ditentang Allah SWT dan
Rasul-Nya dari jauh-jauh hari.
Suap menyuap ada dua, yaitu :
 Menyogok untuk mengambil hak pribadi
 Menyogok untuk mengambil hak orang lain
5. Mengucapkan selamat hari raya
kepada umat non muslim
Beberapa ulama pada dasarnya
memperbolehkan ucapan selamat dan
tahniah kepada non muslim, asal tidak
mengandung pengakuan eksistensi Tuhan
mereka.
6. Bekerja di Perusahaan orang non muslim
Hal yang menjadi tolak ukur bukan apakah pemilik perusahaan itu
muslim atau bukan muslim, tetapi apakah didalam perusahaan itu
diberikan toleransi untuk menjalankan agama sesuai dengan keyakinan
masing-masing atau tidak.
7. Beli barang dari black market
Rasulullah SAW melarang bentuk transaksi yang
berakibat pada terganggunya mekanisme pasar. Intinya
memang segala kedzaliman yang membuat mekanisme
pasar rusak dan tak beraturan sangatlah dilarang oleh
syariat. Begitu juga praktek black market yang kalau
dibiarkan terus pastilah berdampak buruk bagi negara
juga ekonomi rakyat.
8. Beberapa bentuk judi terselubung
As-sa’di menyebutkan bahwa definisi judi
adalah :
Segala hal yang terkait dengan menang kalah
dan mensyaratkan adanya harta pertaruhan dari
kedua belah pihak.
Empat unsur suatu perbuatan terkategori judi :
a. Adanya perlombaan atau undian yang
menentukan menang atau kalah.
b. Adanya unsur untung-untungan yakni spekulatif
dan kebetulan.
c. Ada dua pihak yang bertaruh, dimana ada pihak
yang diuntungkan dan dirugikan.
d. Hal yang dipertaruhkan adalah harta benda.
9. Operasi Plastik
Dalam Bahasa arab di istilahkan dengan al jirahah at tajmiliyah. Berdasarkan cara dan tujuannya,
operasi plastic bisa bersifat halal, namun juga bisa bersifat haram.
o Tujuan yang halal : untuk penyembuhan medis dan memperbaiki bagian tubuh yang cacat dan
sekiranya menimbulkan aib seperti penyembuhan luka bakar dan memperbaiki bibir sumbing sejak
lahir atau robek karena luka.
o Tujuan yang haram : mengubah apa yang sudah sehat dan normal hanya karena tuntutan hawa nafsu.
10. Pernikahan Beda Agama
Lelaki musim memang diperbolehkan menikah dengan perempuan non Muslim yang
Muhshanat, suci dari perzinaan dan bukan tergolong penduduk harby. Namun, lelaki muslim
tersebut harus mengkondisikan perempuan yang non muslim untuk segera berislam secara kaffah.
Sedangkan untuk perkara muslimah dinikahi oleh lelaki non muslim sudan tegas dilarang
melalui surah Al-Mumtahanah ayat 10 :
“Mereka (perempuan muslimah) tidak halal bagi orang orang kafir itu dan orang-orang kafir itu
tidak halal pula bagi mereka.”
11. Menggosok gigi (bersiwak) ketika puasa
Jumhur ulama sepakat bahwa bersiwak atau
membersihkan gigi tidak membatalkan puasa. Namun,
menurut Imam As-Syafi’I, bersiwak hukumnya makruh
bila telah melewati waktu dzuhur hingga menjelang
berbuka. Alasan yang dikemukakan beliau adalah hadist
nabi yang menyebutkan ganjaran bau mulut orang yang
berpuasa :
“Bau mulut orang yang berpuasa lebih harum disisi
allah dari aroma kesturi.”
(HR. Bukhari)

Anda mungkin juga menyukai