Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK TUTORIAL C

ASURANSI KESEHATAN SOSIAL SEBAGAI UPAYA


NEGARA
DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT SEJAHTERA
NAMA KELOMPOK

• Alif Fazduani S. (182010101003)


• Aghnia Hasya (182010101005)
• Muhammad Denay W. (182010101009)
• Ananda Aliza N. I. (182010101031)
• Resy Metri Belizani (182010101037)
• Fajri Ramadhan (182010101044)
• Izza Amalia Putri (182010101062)
• Mateus Filindo S. S. (182010101067)
• Ajeng Samrotu S. (182010101071)
• Sofia Yusnur R (182010101102)
• R. Ristianto Yoga P. (182010101116)
• Nanda Dewi A. (182010101130)
• Pambayun Divasati P. P. (182010101139)
• Winie Agustina P. B. (182010101157)
PENDAHULUAN

Salah satu risiko jiwa yang dihadapi setiap manusia adalah


sakit.Salah satu cara untuk mengatasi risiko sakit adalah dengan
asuransi kesehatan, karenatujuan asuransi kesehatan adalah untuk
memperalihkan risiko sakit dari tertanggung kepada
penanggung.Risiko sakit yang dimaksudkan adalah apabila
tertanggung suatu saat mengalami sakit, maka penanggung akan
menanggung biaya pelayanan perawatan kesehatan.Adapun
yang dimaksud tertanggung adalah pihak yang memperalihkan
risiko,sedangkan penanggung adalah pihak yang menerima
peralihan risiko yaitu Perusahaan Asuransi.Menurut Pasal 1 (1) UU
No. 2/1992: Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian
antaradua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi
asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung
karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan pembayaran
yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya.Tujuan negara
adalah mewujudkan masyarakat yang sejahtera.
RESIKO ASURANSI

Risiko adalah suatu ketidakpastian dimasa yang


akan datang tentang kerugian (Sri Redjeki Hartono,
1992:62)
Resiko terdapat beberapa unsur risiko, yaitu:
1. Ketidakpastian harapan dan kenyataan; 2. Identik
(pada umumnya) dengan kerugian; dimana
kerugian ini kemungkinan dapat terjadi pada masa
yang akan datang, dan kerugian ini terjadinya tidak
bisa dipastikan sebelumnya;
3. Erat hubungannya dengan asuransi (risiko
merupakan bagian pokok dalam asuransi) (Arief
Suryono,
Pada garis besarnya risiko dapat
Selain penggolongan risiko yang bersifat ekonomis, juga
dikenal penggolongan risiko berdasarkan obyek yang
dikenainya, yaitu meliputi.
1. Risiko pribadi : (1) Risiko mengenai jiwa (Iite risk), dan (2).
Risiko mengenai kesehatan (health risk).
2. Risiko harta kekayaan
Adalah risiko yang terjadi terhadap harta kekayaan yang
dimiliki.
3. Risiko tanggung jawab
Adalah risiko mengenai tanggung jawab dari seseorang
kepada orang Iain atas kerugian yang menimpa orang
dan barang orang Iain (bodify lnjury dan damage (Emmy
Pangaribuan Simanjuntak, 1983:5-12).
Untuk mengatasi risiko dapat ditempuh dengan beberapa cara
sebagai berikut.
1. Menurut Emmy Pangaribuan Simanjuntak:
a. Menghindari (avoidance);
b. Mencegah (prevention);
c. Memperalihkan (transfer); dan
d. Menerima (assumptlon or retention) (Emmy Pangaribuan
Simanjuntak, 1983:12).

2. Menurut Soeisno Djojosoedarso:


a. Mengadakan pencegahan dan pengurangan terhadap
kemungkinan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian;
b. Melakukan retensi;
c. Melakukan pengendalian terhadap risiko;
d. Mengalihkan/memindahkan risiko kepada pihak Iain dengan
cara asuransi (Soeisno Djojosoedarso, 1999:4)
PRINSIP-PRINSIP ASURANSI
Prinsip asuransi
1. KepentinganMenurut pasal 250 KUHD, bahwa setiap perjanjian asuransi harus ada
kepentingan (insurable interest). Syarat syarat kepentingan menurut pasal 268 KUHD
adalah dapat dinilai dengan uang, diancam bahaya dan tidak dilarang oleh
undang undang.2. Iktikat baikKetentuan baik berdasarkan pasal 251 KUHD masih
dimungkinkan untuk dikesampingkan dengan menggunakan klausula renusiasi dan
klausula sudah diketahui. Dengan demikian penaggung bertanggung jawab
terhadap setiap peristiwa yang menimbulkan kerugian sebagai akibat keadaan
benda yang diasuransikan (abdulkadir muhammad, 1999:73-74)3. IndemnitasTujuan
dari asas indemnitas adalah dengan adanya asuransi tertanggung dilarang untuk
memperkaya diri. asas indemnitas hanya berlaku bagi asuransi kerugia , dan tidak
berlaku bagi asurasi jiwa 4. ReasuransiDiatur dalam pasal 271 KUHD. Tujuannya
menurut pasal 271 KUHD adalah memberi kesempatan kepada penanggung untuk
dapat mengasuransikan lagi terhadap objek asuransi yang sudah mereka tutup
kepada perusahaan reasuransi dengan maksud apabila terjadi kerugian tanggung
jawab dipikul bersama.5. SubrogasiSubrogasi maksudnya adalah peralihan hak dari
tertanggung kepada penanggung terhadap pihak ketiga.sehingga subrogasi bisa
terjadu apabila penyebab terjadinya kerugian adalah karena kesalahn pihak ketiga
(pasal 1365 kitab KUHPer). Tujuannya yaitu untuk mencegah tertanggung dalam saat
bersamaan tidak mendapat ganti rugi dua kali.
PEMBAGIAN ASURANSI
• A. Asuransi Kerugian dan Asuransi Jiwa
• Menurut ketentuan pasal 3(a) dan pasal 4 UU No.2/1992,dapat disimpulkan bahwa di Indonesia mengenal
adanya asuransi kerugian dan asuransi jiwa. Adapun perbedaan asuransi kerugian dan asuransi jiwa adalah :
• Mengenal para pihak
• Pertanggungan kerugian hanya dua pihak, yaitu penanggung dan tertanggung,sedangkan dalam
pertanggungan jumlah(jiwa),selain penanggung,pihak tertanggung dapat memecah diri menjadi 3, yaitu:
• Penutup asuransi
• Penikmat
• Badan Tertanggung
• Mengenal yang Dipertanggungkan
• Mengenal prestasi penanggung
• Mengenal Kepentingan
• Mengenal Evenemen
• Mengenal Asas Idemnitas
• Berdasar uraian tersebut, perbedaan antara asuransi kerugian dengan asuransi jiwa adalah berdasarkan objek
asuransi. Kalau objek asuransi berupa benda, termasuk asuransi kerugian. Namun apabila objek asuransi berupa
jiwa, termasuk asuransi jiwa

• B. Asuransi Komersial dan Asuransi Sosial

• Asuransi komersial lebih ditujukan untuk kepentingan resiko pribadi tertanggung terhadap resiko kerugian yang
dihadapi. Hal ini diharapkan apabila terjadi kerugian tertanggung secara ekonomis akan memperoleh ganti rugi
dari penanggung. Jadi lebih tertuju kepada kepentingan ekonomi. Sedangkan Asuransi sosial pada dasarnya
memberikan perlindungan kepada masyarakat luas, terhadap semua kemungkinan kerugian yang diderita di
luar kemampuan orang orang pribadi. Sifatnya wajib yang diselenggarakan oleh Pemerintah berdasarkan
peraturan perundang undangan
ASURANSI KESEHATAN

• Objek : Jiwa
• Tujuan asuransi kesehatan : memperalihkan risiko
sakit dari tertanggung kepada penanggung
• Tujuan sistem asuransi kesehatan : melindungi
masyarakat dari kesulitan (ekonomi) dalam
pembiayaan pelayanan kesehatan (Sulastomo,
2000:35)

Unsur-unsur asuransi :
1. Tertanggung (org yg jiwanya diasuransikan)
2. Penanggung (perusahaan asuransi)
3. Pemberi pelayanan kesehatan/PPK (Rumah sakit,
apotik, dokter, dsb)
ASURANSI KESEHATAN

Prinsip-prinsip asuransi kesehatan :


1. Membayar premium/iuran --> benefit atau
santunan dalam jumlah yang kecil
2. Melindungi peserta dari risiko ekonomi (apabila
sakit) (Sulastomo, 2000:107)

Jenis asuransi kesehatan berdasarkan sifat :


1. Sukarela (memenuhi syarat-syarat dan asas-asas
hukum perjanjian)
2. Wajib (berdasarkan peraturan perundang-
undangan)
PERAN NEGARA
Dalam
Tujuan Negara: Pelaku mewujudkan
mewujudkan perekonomian kesejahteraan,
kesejahteraan di Indonesia: salah satunya
bagi rakyatnya Pemerintah, adalah
melalui Swasta dan menyelenggara
ekonomi. Koperasi. kan PELAYANAN
KESEHATAN

JAMINAN SOSIAL KESEHATAN

ASURANSI KESEHATAN
BERSIFAT TIDAK
MENCARI
KEUNTUNGAN,
DAN DARI SEGI

JAMINAN
KEANGGOTAAN
ADALAH WAJIB
ASURANSI

SOSIAL
KESEHATA
N

KESEHATA
N
ASURANSI MENITIKBERATKAN PADA TUJUAN GUNA
SOSIAL MEMENUHI KEBUTUHAN AKAN JAMINAN
SOSIAL

PENGENALAN ASURANSI SOSIAL DI


INDONESIA SANGAT SESUAI DENGAN
USAHA-USAJA PEMERINTAH UNTUK
MEWUJUDKAN PROGRAM KESEHATAN
SOSIAL, DALAM RANGKA MENJAMIN
AKAN ADANYA KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
• UU NO 33 TAHUN 1964 Tentang
ASURANSI Dana Pertanggungan Wajib
Kecelakaan Penumpang
KESEHATAN
• UU No. 34 Tahun 1964 Tentang
SOSIAL Dana Kecelakaan Lalu Lintas
DISELENGGAR Jalan
AKAN • UU No 3 Tahun 1992 Tentang
PEMERINTAH Jaminan Sosial Tenaga Kerja
BERDASARKAN • UU No. 40 Tahun 2004 Tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai