Anda di halaman 1dari 27

TUGAS PRAKTIKUM

SISTEM PEMBIAYAAN BERBASIS DIAGNOSIS


ASURANSI KESEHATAN

Oleh:
1. Raisa Putri R (G41160200)
2. Nuril Amalia (G41160204)
3. Firza Azis (G41160239)
4. Diyana Wulandari (G41160265)
5. Dwiki Ananta Dewantara (G41160272)
6. Adlien Rizqo F (G41160321)
7. Hanggri Imandani (G41160362)
8. Resti Aprilia Tri H (G41160393)
9. Fahirah Tamara Salim (G41160409)
10. Riza Umami Agustin (G41160415)
11. Aulia Nurul K (G41160416)

Golongan : A

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI JEMBER
JURUSAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI REKAM MEDIK
TAHUN 2019
1. Pengertian Asuransi
Menurut Ketentuan Pasal 246 KUHD, Asuransi atau Pertanggungan
adalah perjanjian dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung
dengan menerima premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin
dideritanya akibat dari suatu evenemen (peristiwa tidak pasti).1
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau
lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung
dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan, menurut Ketentuan Undang–undang No.2
tahun 1992 tertanggal 11 Februari 1992 tentang Usaha Perasuransian (“UU
Asuransi”) yang sudah dicabut oleh Undang–undang No. 40 tahun 2014
tertanggal 17 Oktober 2014 tentang Perasuransian yang memuat pengertian
asuransi sebagai berikut : Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu
perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan
premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk:1
a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis
karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan,
atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita
tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang
tidak pasti; atau
b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya
tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung
dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada
hasil pengelolaan dana.
Asuransi kesehatan adalah sebuah jenis produk asuransi yang secara
khusus menjamin biaya kesehatan atau perawatan para anggota asuransi tersebut
jika mereka jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Secara garis besar ada dua
jenis perawatan yang ditawarkan perusahaan-perusahaan asuransi, yaitu rawat
inap (in-patient treatment) dan rawat jalan (out-patient treatment).
Produk asuransi kesehatan diselenggarakan baik oleh perusahaan asuransi sosial,
perusahaan asuransi jiwa, maupun juga perusahaan asuransi umum.

2. Tujuan Asuransi
a. Pengalihan Risiko1
Tertanggung mengadakan asuransi dengan tujuan mengalihkan risiko yang
mengancam harta kekayaan atau jiwanya. Dengan membayar sejumlah premi
kepada perusahaan asuransi (penanggung), sejak itu pula risiko beralih kepada
penanggung.
b. Pembayaran Ganti Kerugian1
Jika suatu ketika sungguh–sungguh terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian
(risiko berubah menjadi kerugian), maka kepada tertanggung akan dibayarkan
ganti kerugian yang besarnya seimbang dengan jumlah asuransinya. Dalam
prakteknya kerugian yang timbul itu dapat bersifat sebagian (partial loss), tidak
semuanya berupa kerugian total (total loss). Dengan demikian, tertanggung
mengadakan asuransi bertujuan untuk memperoleh pembayaran ganti kerugian
yang sungguh–sungguh diderita.
Dalam pembayaran ganti kerugian oleh perusahaan asuransi berlaku
prinsip subrogasi (diatur dalam pasal 1400 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata) dimana penggantian hak si berpiutang (tertanggung) oleh seorang pihak
ketiga (penanggung/pihak asuransi) – yang membayar kepada si berpiutang (nilai
klaim asuransi) – terjadi baik karena persetujuan maupun karena undang-undang.

3. Jenis Asuransi
Asuransi pada umumnya dibagi menjadi dua bagian besar yaitu: Asuransi
Kerugian dan Asuransi Jiwa.1
a. Asuransi Kerugian terdiri dari:
1) Asuransi Kebakaran;
2) Asuransi Kehilangan dan Kerusakan;
3) Asuransi laut;
4) Asuransi Pengangkutan;
5) Asuransi Kredit.
b. Asuransi Jiwa terdiri dari
1) Asuransi Kecelakaan;
2) Asuransi Kesehatan;
3) Asuransi Jiwa Kredit.

4. Keuntungan Dan Kerugian Menggunakan Asuransi


a. Keuntungan Asuransi Kesehatan2
1) Asuransi kesehatan boleh diikuti oleh siapapun dan dimanapun oleh
seluruh warga Indonesia.
2) Mendapat jaminan ketersediaan untuk semua kebutuhan biaya dokter,
obat-obatan, rawat inap, sampai dengan tindakan operasi.
3) Memindahkan Resiko seseorang ataupun perusahaan dapat memindahkan
resiko kepada perusahaan asuransi dengan membayar premi yang relatif
kecil bila dibandingkan kerugian yang mungkin terjadi.
4) Praktis kita secara otomatis akan diwajibkan menyisihkan dana untuk
membayar premi, hal ini sangat menguntungkan terutama untuk mereka
yang kurang disiplin.
5) Mampu memberikan dana dengan segera.
b. Kerugian Asuransi Kesehatan2
1) Tidak semua rumah sakit bergabung menjadi rekanan asuransi kesehatan
2) Untuk asuransi kesehatan BPJS Premi yang sudah dibayarkan tidak dapat
diminta atau ditarik kembali.
3) Lingkup Penanggulangan Resiko terbatas.

5. Prinsip sistem jaminan kesehatan nasional


Jaminan Kesehatan Nasional mengacu pada prinsip-prinsip Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) berikut:2
a. Prinsip kegotongroyongan
Prinsip kegotongroyongan adalah prinsip kebersamaan antar peserta dalam
menanggung beban biaya Jaminan Sosial, yang diwujudkan dengan
kewajiban setiap Peserta membayar Iuran sesuai dengan tingkat Gaji,
Upah, atau penghasilannya. Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti
peserta yang mampu membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang
sehat membantu yang sakit atau yang berisiko tinggi, dan peserta yang
sehat membantu yang sakit.
b. Prinsip nirlaba
Pengelolaan dana amanat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) adalah nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit oriented).
Sebaliknya, tujuan utama adalah untuk memenuhi sebesar-besarnya
kepentingan peserta.
c. Keterbukaan
Prinsip keterbukaan adalah prinsip mempermudah akses informasi yang
lengkap, benar, dan jelas bagi setiap peserta.
d. Kehati-hatian
Prinsip kehati-hatian adalah prinsip pengelolaan dana secara cermat, teliti,
aman, dan tertib.
e. Akuntabilitas
Prinsip akuntabilitas adalah prinsip pelaksanaan program dan pengelolaan
keuangan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
f. Prinsip portabilitas
Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan
jaminan yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah
pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
g. Prinsip kepesertaan bersifat wajib
Prinsip kepesertaan bersifat wajib adalah prinsip yang mengharuskan
seluruh penduduk menjadi Peserta Jaminan Sosial, yang dilaksanakan
secara bertahap.
h. Prinsip dana amanat
Prinsip dana amanat adalah bahwa Iuran dan hasil pengembangannya
merupakan dana titipan dari peserta untuk digunakan sebaik-baiknya bagi
kepentingan peserta dalam rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk
kesejahteraan peserta.
i. Prinsip hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial
Dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk
sebesar-besar kepentingan peserta.

6. Prinsip Asuransi Secara Umum

a. Kontrak
Kontrak asuransi adalah kontrak yang mana satu pihak (insurer)
menerima risiko asuransi signifikan dari pihak lain (pemegang polis)
dengan menyetujui untuk mengkompensasi pemegang polis jika kejadian
masa depan tidak pasti spesifik (kejadian yang diasuransikan) secara buruk
mempengaruhi pemegang polis.2
1) Syarat-Syarat Kontrak Asuransi
a) Pasal 1320 KUH Perdata menentukan bahwa perjanjian harus
meliputi :
(1) Kesepakatan mereka yang mengikatkan diri;
(2) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
(3) Suatu hal tertentu;
(4) Suatu sebab yang halal.
b) Pasal 1321 KUH Perdata menetapkan :
Tiada sepakat yang sah apabila sepakat itu diberikan karena
kekhilafan atau diperolehnya dengan paksaan atau penipuan.
c) Pasal 1338 KUH Perdata :
Perjanjian asuransi merupakan perjanjian pertanggungan
dapat terjadi sesudah ada unsur kesepakatan antara para pihak.
b. Uncertainty
Uncertainty adalah peristiwa tidak pasti adalah peristiwa terhadap
mana asuransi diadakan, tidak dapat dipastikan terjadi dan tidak
diharapkan akan terjadi. 2
c. Keadilan
Akses pelayanan kesehatan yang adil menggunakan prinsip keadilan
vertikal. Prinsip keadilan vertikal menegaskan, kontribusi warga dalam
pembiayaan kesehatan ditentukan berdasarkan kemampuan membayar
(ability to pay), bukan berdasarkan kondisi kesehatan/ kesakitan seorang. 2
d. Konsep The Law Of Large Numbers (Konsep Bilangan Besar)
Asuransi membutuhkan peserta dalam jumlah yang besar, agar risiko
dapat didistribusikan secara merata dan luas serta dikurangi secara efektif.2
e. Pengelompokan Resiko
Pengelompokan resiko atau biasa disebut berbagi kerugian dilakukan
dengan cara menyebar resiko atau berbagi kemungkinan kerugian,
sekelompok besar orang dapat mengganti biaya yang kecil untuk
mengganti resiko yang tidak diketahui pasti. 2
f. Insurable interest (Prinsip kepentingan).
Prinsip kepentingan menegaskan bahwa orang yang menutup
asuransi harus mempunyai kepentingan (interest) atas harta benda yang
dapat diasuransikan (insurable). Jadi pada hakekatnya yang diasurnsikan
bukanlah harta benda itu, tetapi kepentingan tertanggung atas harta benda
tersebut. 2
Selain itu, agar kepentingan itu dapat diasuransikan (insurable
interest), kepentingan itu harus legal dan patut (legal and equitable). Untuk
membuktikan legal atau tidak, dibuktikan dengan surat-surat resmi
(otentik) dari harta yang bersangkutan. 2
g. Utmost good faith (Prinsip Itikad baik)
Utmost good faith secara sederhana bisa diterjemahkan sebagai “niatan
baik”. Dalam hal ini, hal yang dimaksud adalah dalam menetapkan
kontrak atau persetujuan, sudah seharusnya dilakukan semata-mata
berlandaskan dengan niatan baik. Dengan demikian, tidak dibenarkan jika
kemudahan baik dari pihak tertanggung maupun penanggung
menyembunyikan suatu fakta yang bisa mengakibatkan timbulnya
kerugian bagi salah satu pihak diantara keduanya. 2
h. Indemnity (Prinsip Jaminan)
Dengan adanya insurable interest yang legal dan patut, maka
sebagai konsekuensinya adalah jaminan (indemnity) dari pihak
penanggung bahwa penanggung akan memberikan ganti rugi bila
tertanggung benar-benar menderita kerugian atas insurable interest itu,
yang disebabkan oleh peristiwa yang tidak diduga sebelumnya. 2
Prinsip indemnity atau ganti rugi terdiri dari subrogation
(subrogasi) dan contribution (kontribusi). Berikut ini penjelasan kedua hal
tersebut. 2
i. Surogation (Subrogasi)
Subrogation atau subrogasi, pada prinsipnya, merupakan hak penanggung
selaku pihak yang telah memberikan ganti rugi kepada pihak tertanggung,
dimana dalam hal ini penanggung memiliki hak untuk menuntut pihak lain
yang mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa
yang tidak diinginkan sehingga mengakibatkan kerugian. Dengan adanya
prinsip semacam ini, maka pada saat bersamaan, pihak tertanggung tidak
memungkinkan untuk memperoleh biaya ganti rugi melebihi kerugian
yang dialami atau dideritanya. 2
j. Contribution (Kontribusi)
Contribution merupakan suatu prinsip di mana penanggung berhak
mengajak penanggung-penanggung lain yang memiliki kepentingan yang
sama untuk ikut bersama membayar ganti rugi kepada seseorang
tertanggung, meskipun jumlah tanggungan masing-masing penanggung
belum tentu besarnya.2
k. Prinsip trustful (Kepercayaan)
Dalam asuransi, kepercayaan (trustfull) dari penanggung mendapat
tempat terhormat dalam setiap penutupan asuransi. Bila tidak ada
kepercayaan dari pihak penanggung, maka bisnis asuransi akan mengalami
kegagalan. 2
l. Proximate cause
Proximate cause merupakan suatu sebab aktif, efisien, yang
memicu terjadinya suatu peristiwa secara berantai tanpa adanya intervensi
oleh suatu kekuatan lain. Dalam konteks ini, tertanggung penting untuk
memahami betul terkait dengan hubungan antara risiko yang merupakan
bagian yang termuat atau dijamin oleh polis. Berpijak pada prinsip
semacam ini, dalam suatu peristiwa yang tidak diinginkan apabila benar-
benar terjadi maka yang akan ditelisik secara lebih mendalam dahulu
adalah masalah dari rentetan peristiwa tersebut hingga pada akhir peristiwa
itu. 2

7. Alasan Pentingnya Asuransi Dalam Kesehatan


Pentingnya asuransi dalam kesehatan berkaitan dengan unsur uncertainty dan
asymetric knowledge.2
a. uncertainly
Adanya ketidakpastian tentang kebutuhan pemeliharaan dan pelayanan
kesehatan, mengenai waktu, tempat, besarnya biaya, urgensi pelayanan dan
sebagainya. Asuransi merubah peristiwa tidak pasti menjadi pasti dan
terencana. dengan membeli asuransi, seorang penghindar risiko tidak hanya
memperoleh kepastian berkenaan dengan sakit, tetapi juga memperoleh
kepuasan (utilitas) yang relatif lebih tinggi karena merasa terlindungi
b. asymetris knowleadge
Asymetric knowlegde berarti bahwa terdapat ketidakseimbangan informasi
atau pengetahuan antara tenaga kesehatan dengan penerima pelayanan
kesehatan, provider-lah yang menentukan jenis dan volume pelayanan yang
perlu dikonsumsi oleh pasien. Hal ini dapat memicu timbulnya moral hazard
dan menyebabkan munculnya demand creation yaitu pelayanan yang
sebenarnya tidak dibutuhkan oleh pasien namun diberikan oleh tenaga
kesehatan.
Untuk langkah antisipasi terhadap dua karakteristik pelayanan tersebut,
asuransi kesehatan sangat diperlukan sebagai barier agar pembiayaan kesehatan
tidak mengalami pembengkakan.
BPJS telah menentukan standar tarif pelayanan kesehatan berdasarkan
Permekes no 59 tahun 2014 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan dan juga penggunaan aplikasi
INA CBGS (Indonesia Case Base Groups).
INA-CBG merupakan sistem pembayaran dengan sistem "paket",
berdasarkan penyakit yang diderita pasien.Rumah Sakit akan mendapatkan
pembayaran berdasarkan tarif INA CBGs yang merupakan rata-rata biaya yang
dihabiskan oleh untuk suatu kelompok diagnosis.
Manfaat implementasi INA CBG’s dalam Jaminan Kesehatan Nasional JKN)
adalah tarif terstandarisasi dan lebih memberikan kepastian. INA CBGS juga
dapat meminimalisir terjadinya demand creation dan moral hazard akibat dari
asymetric knowledge.

8. Macam Asuransi Kesehatan Pemerintah

Macam-macam Asuransi Milik Pemerintahan :

a. Asuransi Jasa Raharja

PT. Jasa Raharja (Persero) adalah lembaga yang bergerak di bidang asuransi
berdasarkan undang-undang dan Peraturan Pemerintah. PT. Jasa Raharja (Persero)
sebagai lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah dalam pelaksanan Program
Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan memiliki peranan dan tanggung jawab
yang sangat penting di dalam melaksanakan pemberian santunan asuransi, dimana
dana santunan tersebut diambil dari sumbangan wajib pemilik kendaraan bermotor
yang kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat korban kecelakaan lalu
lintas jalan,berupa meninggal dunia, luka-luka/cacat sementara, dan cacat tetap
dimana pelaksanaannya diatur dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964
tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, dan besar santunannya diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36/PMK.010/2008 tentang Besar Santunan
dan Sumbangan wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.3

b. JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)

JAMSOSTEK adalah program publik yang memberikan perlingungan bagi tenaga


kerja untuk mengatasi resiko sosial ekonomi tertentu yang penyelenggaraannya
menggunakan mekanisme asuransi sosial. Program JAMSOSTEK memberikan
perlindungan bersifat dasar untuk menjaga harkat dan martabat manusia jika
mengalami risiko-risiko sosial ekonomi dengan pembiayaan terjangkau oleh
pengusaha dan tenaga kerja. Resiko sosial ekonomi yang ditanggulangi oleh
program JAMSOSTEK terbatas saat terjadi peristiwa kecelakaan kerja, sakit,
hamil, bersalin, cacat, hari tua, dan meninggal dunia, yang mengakibatkan
berkurangnya atau terputusnya penghasilan tenaga kerja dan atau membutuhkan
perawatan medis.4

Jenis program JAMSOSTEK yang diatur pada UU No. 3 tahun 1992 adalah
sebagai berikut:4

1) Program jaminan kecelakaan kerja


Memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang
mengalami kecelakaan pada saat mulai berangkat kerja sampai tiba
kembali dirumah atau menderita penyakit akibat hubungan kerja.
2) Program jaminan hari tua
Diselenggarakan dengan sistem tabungan hari tua, yang iurannya
ditanggung pengusaha dan tenaga kerja.
3) Program jaminan kematian
Jaminan kematian dibayarkan kepada ahli waris tenaga kerja dari peserta
yang meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja sebagai tambahan
bagi jaminan hari tua yang jumlahnya belum optimal.
4) Program jaminan pemeliharaan kesehatan
Jaminan pemeliharaan bersifat dasar diberikan kepada tenaga kerja dan
keluarga maximum dengan tiga orang anak.
5) Badan penyelenggara JAMSOSTEK
Untuk menyelenggarakan JAMSOSTEK dengan Peraturan Pemerintah
No. 36 Tahun 1995 pemerintah menunjuk PT. JAMSOSTEK (persero)
sebagai badan penyelenggara.
6) Peserta JAMSOSTEK
Program PT. JAMSOSTEK wajib diikuti oleh perusahaan, yayasan,
koperasi, perusahaan perorangan yang memperkerjakan tenaga kerja
paling sedikit 10 orang atau membayar seluruh upah paling sedikit
1.000.000,- atau lebih per bulan.
c. Asuransi Jasa Indonesia

Asuaransi jasindo merupakan peusahaan asuransi yang dimiliki 100% oleh Negara
Republik Indonesia yang menerima pertanggungan asuransi baik langsung
maupun tidak langsung.5

Program Asurasni Jasindo adalah sebagai berikut :

1) Jasindo Agri
Merupakan suatu bentuk perlindungan kepada para petani, peternak
dan Nelayan agar mendapatkan kenyamanan dan keamanan dalam
menjalankan kegiatan mereka sehingga dapat memusatkan
perhatian pada pengelolaan usahatani, peternakan dan usaha
penangkapan ikan yang lebih baik, lebih aman dan lebih
menguntungkan.
2) Jasindo Health
Jasindo Health merupakan produk asuransin kesehatan yang sangat
komprehensif meliputi jaminan Rawat Inap, Rawat Jalan, Rawat
Gigi, Manfaat Melahirkan, Manfaat Kacamata, serta Manfaat
Medical Check Up.
Jasindo Health juga menawarkan benefit yang sangat fleksibel dan
sesuai dengan kebutuhan pelanggan yaitu melalui pembuatan
produk yang bersifat Tailor Made dan dapat mengakomodasi
permintaan akan asuransi kesehatan yang bersifat Indemnity
maupun Managed Care.
Program ini memberikan manfaat khusus yang tepat karena
memberikan penggantian biaya kesehatan sekaligus santunan
kematian apabila seseorang menderita penyakit atau mengalami
kecelakaan.
3) Jasindo Sekolah
Adalah jaminan Asuransi bagi Siswa/Pelajar atau Mahasiswa
akibat suatu kecelakaan. Memberikan perasaan aman dan tentram
kepada orangtua murid dalam menghadapi biayabiaya
pengobatan/dokter apabila siswa siswa mengalami kecelakaan.
Memberikan ganti rugi dalam bentuk Financial akibat risiko
kecelakaan yang menimpa siswasiswa pemegang kartu peserta
pada waktu.
4) Jasindo Pengangkutan
Jasindo Pengangkutan yang dimiliki Asuransi Jasindo memberikan
jaminan terhadap risiko-risiko yang mengancam barang anda yang
diangkut baik melalui darat, laut, maupun udara.
5) Jasindo Kebakaran
6) Jasindo Lintasan
7) Jasindo Oto Plus
d. Asuransi PT TASPEN

TASPEN (Persero) atau Tabungan dan Asuransi Pensiun adalah Badan Usaha
Milik Negara Indonesia yang bergerak di bidang asuransi tabungan hari tua
dan dana pensiun Pegawai Negeri Sipil. TASPEN adalah singkatan dari Dana
Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri.6

Perusahaan ini dibentuk sesuai dengan Undang-undang Republik


Indonesia Nomor 11 Tahun 1969 tentang "Pensiun Pegawai dan Pensiun
Janda/Duda Pegawai", yang selanjutnya juga memfasilitasi Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1992 tentang "Dana Pensiun", serta
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang "Sistem
Jaminan Sosial Nasional".6

9. Macam Asuransi Kesehatan Swata

1. Ansuransi tugu pratama indonesia


Ansuransi tugu pratama indonesia didirikan dengan nama PT tugu pratama
indonesia pada tanggal 28 november 1981. Pemegang saham yang memiliki 5%
atau lebih saham ansuransi tugu pratama indonesia yaitu pt pertamina (persero), Pt
sakti laksana prima dan siti taksiyah. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan
ruang lingkup kegiatan TUGU adalah dalam bidang industri asuransi umum,
reasuransi dan bisnis syariah.7
a. Asuransi kredit
Asuransi kredit meliputi : 7
 Asuransi krdit pembiayaan
Merupakan perlindungan yang dapat diberikan kepada tertanggung atas
risiko kegagalan dibitur melunasi fasilitas kredit yang diberikan oleh bank
umum atau lembaga pembiayaan keuangan.
 Asuransi kredit perdagangan
Merupakan proteksi yang diberikan oleh PT. Tugu Pratama Indonesia
kepada tertanggung atas risiko kegagalan pembeli dalam melunasi pembeli
dalam melunasi pembayaran yang jatuh tempo.
b. Syariah
Tugu insurance melengkapi rangkaian produknya dengan produk ansuransi
yang dikelola berdasarkan prinsip syariah. Pengelolaan produk ini disukung oleh
teknologi informasi melalui aplikasi Tugu Web Access yang dapat diakses
langsung oleh nasabah dimanapun pelanggan berada. Produk – produk asuransi
syariah : 7
 Asuransi kecelakaan diri haji syariah
Produk asuransi yang memberikan manfaat risiko apabila peserta menderita
cidera badan yang disebabkan oleh kecelakaan yang terjadi secara tiba-tiba
dan berasal dari dan manfaat yang diberikan sesuai dengan syarat dan
ketentuan yang tercantum dalam polis seperti biaya pengobatan dan
kehilangan bagasi selama melaksanakan perjalanan ibadah haji
c. Aneka
Produk asuransi mencakup jaminan risiko yang tidak terjamin dalam produk
asuransi kepada karyawan
 Workmens’s compensation insurance
Memberika rasa nyaman dan aman kepada setiap karnyawan dan keluarga
dan keluarganya yang bekerja langsung dengan tertanggung apabila menderita
luka-luka cedera badan atau meninggal dunia akibat kecelakaan yang timbul
sekama ikatan kerja dengan tertanggung dan tertanggung wajib membayar
kompensasi untuk cedera tersebut berdasarkan ketentuan undang-undang atau
hukum yang berlaku.
Jenis asuransi untuk melindungi tenaga kerja dari kecelakaan kerja berupa :
o Biaya pengobatan (medical expenses)
o Santunan cacat tetap (Disablement)
o Santunan kematian karena kecelakaan (Accidental Death)
Manfaat pertamina
o Manfaat kematian dihitung berdasarkan gaji penuh yang diterima selama
72 bulan
o Biaya pemakaman sampai dengan USD 1.500
o Cacat permanen dikonversi menjadi 2 bulan pembayaran dan dibayar
sekaligus dan perhitunganya dilakukan berdasarkan ketentuan PP No.
76/2007 & PP No. 44/2015
o Total cacat sementara dibayarkan sebagi berikut :
 Untuk 18 bulan pertama 100% dari jumlah remunerasi
 Setelah 18 bulan sampai maksimun 24 bulan 50% dari jumlah
remunerasi
o Biaya perawatan maksimum USD 10.000
 Ketentuan manfaat untuk pekerja lokal dan asing :
o Pekerja lokal : diatas manfaat JAMSOSTEK/ BPJS ketenagakerjaan
hingga batas manfaat pertamina
o Pekerja asing : manfaat pertamina secara penuh
2. Asuransi preduntial Syariah
Asuransi preduntial memiliki prudential syariah yaitu asuransi kesehatan
syariah. PRUPrme Healthcare Plus Syariah adalah asuransi prudential kesehatan
syariah yang merupakan asuransi tambahan yang memberikan perlindungan
kesehatan dengan pembayaran manfaat sesuai tagihan rumah sakit. Asuransi
kesehatan syariaj prudential adalah jenis asuyransi prudential yang tidak bisa
dibeli sendiri, karena sifat asuransi prudential kesehatan adalah suransi tambahan,
sehingga sebelum mengambil asuransi kesehatan syariah prudential ini harus
memiliki asuransi utama. 8
Daftar asuransi prudential ini berlak ketentuan usia asuransi prudential
syariah adalah usia masuk tanggung/ peserta 1 bulan usia sebenarnya – 70 tahun
dan masa perlindungan s/d usia tertanggung /peserta 55, 65,75,85 atau 99 tahun
usia sebenarnya .
Premi asuransi kesehatan syariah prudential (usia 46 tahun, laki-laki, tidak
merokok) : 8
 Premi Rp. 22,900,000
 Cashless kamar Rp. 900,000;
 Kunjungan doker Rp. 300,000 dan Rp. 375,000 (Dokter Spesialis)
 Total maksimal manfaat asuransi kesehatan per tahun 450,000,000
 Pada saat usia 55 tahun, anda memiliki Rp.93,655,000 bisa diambil
 Asuransi jiwa 500,00,000
Premi di asuransi prudential syaria lebih mahal karena asuransi kesehatan adalah
asuransi tambahan dari asuransi jiwa.
Asuransi prudential syariah tidak membayar manfaat asuransi dalam hal
perawatan dan pengobatan berhubungan dengan : 8
 Kondisi yang telah ada sebelum asuransi tambahan mulai berlaku atau
polis dipulihkan
 Tindakan operasi plastik kosmetik
 Perawtam yang terjadi dalam 30 hari pertama sejak asuransi tambahan
PRUPrime Heathcare Plus Syariah mulai berlaku atau dipulihkan kecuali
jika disebabkan oleh kecelakaan
 Perawatan 18 penyakit tertentu yang terjadi dalam 12 bulan pertama sejak
tanggal mulai kepesertaan, atau tanggal pemulhan terakhir, baik peserta
yang di asuransikan telah mengetahui ataupun tidak
 Kanker yang tanda-tanda dan gejalanya diketahui atau yang telah
didiagnosa atau mendapat pengobatan dalam kurun waktu 90 hari sejak
tanggal berlaku, atau tanggal pemulihan terakhir.
 Biaya pengobatan atau tes yag berhubungan degan HIV/AIDS atau
komplikasinya yang terjadi dalam 12 bulan sejak tanggal berlaku, atau
tanggal pemulihan polis sesuai dengan ketentuan polis.

10. Keterkaitan Asuransi dengan Sistem Pembiayaan


Biaya kesehatan dapat ditinjau dari dua sudut yaitu berdasarkan:
1. Penyedia Pelayanan Kesehatan (Health Provider), adalah besarnya dana yang
harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan upaya kesehatan, maka dilihat
pengertian ini bahwa biaya kesehatan dari sudut penyedia pelayanan adalah
persoalan utama pemerintah dan ataupun pihak swasta, yakni pihak-pihak yang
akan menyelenggarakan upaya kesehatan. Besarnya dana bagi penyedia pelayanan
kesehatan lebih menunjuk kepada seluruh biaya investasi (investment cost) serta
seluruh biaya operasional (operational cost).9
2. Pemakai Jasa Pelayanan (Health consumer), adalah besarnya dana yang harus
disediakan untuk dapat memanfaatkan jasa pelayanan. Dalam hal ini biaya
kesehatan menjadi persoalan utama para pemakai jasa pelayanan, namun dalam
batas-batas tertentu pemerintah juga turut serta, yakni dalam rangka terjaminnya
pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang
membutuhkannya. Besarnya dana bagi pemakai jasa pelayanan lebih menunjuk
pada jumlah uang yang harus dikeluarkan (out of pocket) untuk dapat
memanfaatkan suatu upaya kesehatan. (Azwar, A. 1999). 9
Pembiayaan kesehatan yang kuat, stabil dan berkesinambungan memegang
peranan yang amat vital untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam
rangka mencapai berbagai tujuan penting dari pembangunan kesehatan di suatu
negara diantaranya adalah pemerataan pelayanan kesehatan dan akses (equitable
access to health care) dan pelayanan yang berkualitas (assured quality). Oleh
karena itu reformasi kebijakan kesehatan di suatu negara seyogyanya memberikan
fokus penting kepada kebijakan pembiayaan kesehatan untuk menjamin
terselenggaranya kecukupan (adequacy), pemerataan (equity), efisiensi
(efficiency) dan efektifitas (effectiveness) dari pembiayaan kesehatan itu sendiri.
(Departemen Kesehatan RI, 2004). 9
Asuransi kesehatan (health insurance) sebenamya merupakan salah satu
mekanisme pengendalian biaya kesehatan, sesuai dengan anjuran yang diterapkan
oleh pemerintah. Tetapi jika diterapkan secara tidak tepat sebagaimana yang lazim
ditemukan pada bentuk yang konvensional (third party sistem) dengan sistem
mengganti biaya (reimbursement) justru akan mendorong naiknya biaya
kesehatan. 9
Pada umumnya model asuransi mendorong munculnya apa yang disebut sebagai
moral hazard: 9

a. Pada sisi tertanggung (pasien): adanya kecenderungan untuk memaksimalkan


pelayanan kesehatan karena semua biaya akan ditanggung asuransi, dan
kecenderungan untuk tidak melakukan tindakan preventif
b. Pada sisi provider: mempunyai kecenderungan untuk memberikan terapi
secara berlebihan untuk memaksimalkan pendapatan.

Sehingga beberapa skema asuransi diatur sedemikian rupa untuk mengurangi


terjadinya moral hazard, misalnya dengan mengatur batasan paket pelayanan,
mengatur besaran kontribusi sesuai dengan tingkat resiko tertanggung. Sistem ini
dapat dibedakan menjadi asuransi yang bersifat umum yaitu mencakup semua
golongan dan asuransi yang bersifat khusus untuk kelompok masyarakat tertentu.
Sifat asuransi dapat dijelaskan sebagai berikut: 9
Asuransi bersifat umum
General taxation
General taxation merupakan model dimana sumber pembiayaan diambil dari
pajak pendapatan secara proporsional dari seluruh populasi yang kemudian
dialokasikan untuk berbagai sektor (tidak terbatas pelayanan kesehatan). Alokasi
pada sektor kesehatan biasanya berupa budget pada fasilitas kesehatan dan gaji
staf kesehatan. Meskipun mempunyai cakupan yang luas, keberhasilan system ini
tergantung pada tingkat pendapatan masyarakat dan angkatan kerja, besaran
alokasi pada pelayanan kesehatan dan sistem penarikan pajak. Rendahnya
pendapatan masyarakat (ekonomi negara) akan menurunkan nilai pajak, alokasi
biaya pada pelayanan kesehatan sehingga mendorong rendahnya cakupan dan
mutu pelayanan sehingga pada akhirnya biaya pelayanan kesehatan akan kembali
ditanggung langsung oleh individu. Earmarked payroll tax Sistem ini memiliki
karakteristik yang hampir serupa dengan general taxation hanya saja penarikan
pajak dialokasikan langsung bagi pelayanan kesehatan sehingga lebih bersifat
transparan dan dapat mendorong kesadaran pembayaran pajak karena kejelasan
penggunaan. 9
Asuransi bersifat khusus
Dibandingkan dengan sistem umum, asuransi selektif mempunyai perbedaan
dalam hal kontribusi dan tanggungan hanya ditujukan pada suatu kelompok
tertentu dengan paket pelayanan yang telah ditetapkan. 9
1. Social insurance
Social insurance mempunyai karakteristik khusus yang membedakan dengan
private insurance, yaitu:
a. Keanggotaan bersifat wajib
b. Kontribusi (premi) sesuai dengan besaran gaji
c. Cakupan pelayanan kesehatan yang diasuransikan sesuai dengan besaran
kontribusi
d. Pelayanan dirupakan dalam bentuk paket
e. Dikelola oleh organisasi yang bersifat otonom
f. Biasanya merupakan bagian dari sistem jaminan social yang berskala luas
g. Umumnya terjadi cross subsidi.
2. Voluntary community
Perbedaan utama sistem ini dengan asuransi social adalah keanggotaan yang
bersifat sukarela serta skala cakupan tertanggung yang lebih sempit. Biasanya
asuransi ini berkembang pada kelompok masyarakat yang tidak tertanggung oleh
asuransi sosial yaitu kelompok yang tidak memiliki pekerjaan formal, yang tidak
memungkinkan untuk dilakukan penarikan kontribusi rutin dari penghasilan.
Contoh penerapan dari sistem ini adalah kartu sehat/kartu gakin yang
dikembangkan pemerintah daerah dan ditujukan pada kelompok tertentu
(masyarakat miskin).
3. Private Insurance
Perbedaan utama private insurance dan social insurance adalah tidak adanya risk
pooling dan bersifat voluntary. Disamping itu private insurance juga
memperhitungkan resiko kesakitan individu dengan besaran premium dan
cakupan pelayanan asuransi yang diberikan. Artinya individu yang lebih beresiko
sakit misalnya kelompok rentan (bayi, ibu hami, lansia), orang dengan perilaku
tertentu misalnya perokok, dan orang dengan pekerjaan yang beresiko akan
dikenakan premi yang lebih tinggi dibandingkan kelompok yang dengan resiko
rendah. Model ini tentunya mempunyai mekanisme lebih rumit mengingat harus
memperhitungkan tingkat resiko tertanggung. Model private insurance mungkin
bersifat profit yaitu mencari keuntungan untuk pengelolaan dan pemilik, atau
menggunakan keuntungan untuk mengurangi besaran premi tertanggung. Bentuk
private insurance dapat berupa lembaga asuransi swasta atau NGO bagi umum
maupun asuransi kelompok khusus seperti asuransi pekerja.
4. Funding/Donation
Seluruh sistem pembiayaan yang telah diuraikan diatas menganut keterkaitan
antara pengguna jasa pelayanan kesehatan atau tertanggung dan penggunaan jasa
pelayanan kesehatan. Model funding tidak ditujukan langsung pada kelompok
individu tetapi lebih pada program kesehatan misalnya bantuan alat kesehatan,
pelatihan atau perbaikan fasilitas pelayanan kesehatan. Permasalahan yang sering
muncul adalah ketidaksesuaian program funding dengan kebutuhan atau
kesalahan pengelolaan oleh negara. Disamping itu sumber dana dari funding tentu
saja tidak dapat diandalkan keberlangsungannya. Berdasarkan pengelolaan
manajemennya, sistem pembiayaan menggambarkan hubungan antara pasien
sebagai konsumen dan atau sumber biaya, provider/penyelenggara atau pemberi
pelayanan kesehatan (dokter, perawat atau institusi seperti rumah sakit),
pemerintah sebagai pengatur, pengelola pelayanan kesehatan dan sumber biaya.
Peningkatan biaya pelayanan kesehatan yang makin tidak terkendali serta
mengantisipasi ketidakmampuan masyarakat dalam mengakses pelayanan
kesehatan sehingga perkembangan penyakit semakin tidak terkendali, maka
pilihan yang tepat untuk pembiayaan kesehatan adalah asuransi kesehatan.
Mengingat kondisi ekonomi negara dan masyarakat serta keterbatasan sumber
daya yang ada, maka perlu dikembangkan pilihan asuransi kesehatan dengan suatu
pendekatan yang efisien, efektif dan berkualitas agar dapat menjangkau
masyarakat luas. Untuk itu, sudah saatnya dikembangkan asuransi kesehatan
nasional dengan managed care sebagai bentuk operasionalnya. Dengan cakupan
asuransi yang semakin luas, maka diperlukan jaringan pelayanan (Rumah Sakit)
yang semakin luas pula. Tuntutan terhadap pelayanan yang berkualitas baik
terhadap penyelenggaraan asuransi kesehatan maupun penyelenggaraan pelayanan
kesehatan akan semakin meningkat, upaya peningkatan yang berkesinambungan
tidak hanya menjadi tanggungjawab pemberi pelayanan kesehatan saja tetapi juga
bagi penyelenggaraan asuransi. Sebaiknya mengikuti program asuransi kesehatan
sejak umur yang masih dini. Hal ini untuk mengantisipasi terhadap penolakan
keikutsertaan asuransi kesehatan. Oleh karena risiko yang harus ditanggung pada
usia tua besar sekali, berbeda dengan kalau masih berusia muda.

12. Implementasi Asuransi Kesehatan

Asuransi Sosial
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
SJSN adalah suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial
oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial. Salah satu bagiannya adalah
BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan ini, diharapkan dapat menumbuhkan sikap
kepedulian social dimasyarakat. Dimana yang kaya membayarkan iuran
sendiri dan yang miskin dibayarkan oleh pemerintah. BPJS Kesehatan
sendiri merupakan pengalihan dari Askes bagi para Pegawai Negeri Sipil dan
BUMN serta Jamsostek Kesehatan yang melayani para karyawan dan tenaga kerja
di seluruh wilayah Indonesia. Jadi dapat dikatakan bahwa BPJS Kesehatan lebih
bersifat menyeluruh, tidak seperti Askes dan Jamsostek yang hanya fokus pada
satu elemen masyarakat saja.9
a. Iuran Jaminan Kesehatan
Iuran Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan
secara teratur oleh Peserta, Pemberi Kerja, atau Pemerintah untuk program
Jaminan Kesehatan. Besaran iuran telah diatur Perpres Pasal 16 No. 12 tahun
2013 tentang Jaminan Kesehatan.
1) Bagi Peserta PBI Jaminan Kesehatan dibayar oleh Pemerintah.
2) Bagi Peserta Pekerja Penerima Upah dibayar oleh Pemberi Kerja dan
Pekerja.
3) Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan
peserta bukan Pekerja dibayar oleh Peserta yang bersangkutan.
b. Prosedur dan Tata Laksana Pelayanan Kesehatan bagi Peserta JKN
1) Jenis Pelayanan
Ada 2 (dua) jenis pelayanan yang akan diperoleh oleh Peserta JKN,
yaitu berupa pelayanan kesehatan (manfaat medis) serta akomodasi
dan ambulans (manfaat non medis). Ambulans hanya diberikan untuk
pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang
ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.
2) Prosedur Pelayanan
Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan pertama-tama harus
memperoleh pelayanan kesehatan pada Fasilitas Kesehatan tingkat
pertama. Bila Peserta memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan,
maka hal itu harus dilakukan melalui rujukan oleh Fasilitas Kesehatan
tingkat pertama, kecuali dalam keadaan kegawatdaruratan medis.
3) Kompensasi Pelayanan
Bila di suatu daerah belum tersedia Fasilitas Kesehatan
yang memenuhi syarat guna memenuhi kebutuhan medis sejumlah Peserta,
BPJS Kesehatan wajib memberikan kompensasi, yang dapat berupa:
penggantian uang tunai, pengiriman tenaga kesehatan atau penyediaan
Fasilitas Kesehatan tertentu. Penggantian uang tunai hanya digunakan
untuk biaya pelayanan kesehatan dan transportasi.
4) Penyelenggara Pelayanan Kesehatan
Penyelenggara pelayanan kesehatan meliputi semua Fasilitas
Kesehatan yang menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan baik fasilitas
kesehatan milik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan swasta yang
memenuhi persyaratan melalui proses kredensialing dan rekredensialing.
c. Panduan Pelayanan Kesehatan
1) peserta wajib memiliki identitas sebagai Peserta BPJS Kesehatan.
2) Peserta wajib terdaftar di 1 (satu) Fasilitas Kesehatan tingkat pertama.
3) Untuk pertama kali setiap Peserta didaftarkan oleh BPJS Kesehatan
pada satu Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang ditetapkan
oleh BPJS Kesehatan setelah mendapat rekomendasi dinas
kesehatan kabupaten/kota setempat.
4) Peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan pada Fasilitas
Kesehatan tingkat pertama tempat Peserta terdaftar, kecuali dalam
keadaan tertentu yaitu berada di luar wilayah Fasilitas Kesehatan
tingkat pertama tempat Peserta terdaftar atau dalam keadaan
kedaruratan medis.
5) Peserta harus memperlihatkan identitas Peserta yang berlaku
untuk mendapatkan pelayanan.
6) Apabila sesuai dengan indikasi medis Peserta memerlukan
pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, Peserta wajib membawa
surat rujukan dari Puskesmas atau Fasilitas Kesehatan tingkat pertama
lain yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam
keadaan gawat darurat, bencana, kekhususan permasalahan
kesehatan pasien, dan pertimbangan geografis.
7) Seluruh Fasilitas Kesehatan baik tingkat pertama maupun tingkat
lanjutan berkewajiban meneliti kebenaran identitas Peserta dan
penggunaannya.
8) Seluruh Fasilitas Kesehatan tingkat pertama maupun tingkat lanjutan
baik yang bekerjasama maupun yang tidak bekerja sama yang
telah memberikan pelayanan berkewajiban membuat surat bukti
pelayanan yang harus ditandatangani oleh pemberi pelayanan dan
Peserta atau anggota keluarganya.
9) Peserta wajib menyetujui penggunaan informasi tentang kesehatan
dan pelayanan kesehatan yang diterimanya oleh BPJS Kesehatan untuk
kepentingan administrasi pembayaran pelayanan kesehatan.
10) Manfaat adalah faedah jaminan sosial yang menjadi hak peserta
dan/atau anggota keluarganya. Setiap peserta berhak untuk
memperoleh Jaminan Kesehatan yang bersifat komprehensif
/menyeluruh yang terdiri dari:
a) Pelayanan kesehatan pertama,
b) Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan,
c) Pelayanan persalinan
d) Pelayanan gawat darurat
e) Pelayanan ambulan bagi pasien rujukan
f) Pemberian kompensasi khusus bagi peserta di wilayah tidak tersedia
fasilitas kesehatan memenuhi syarat.

Asuransi Komersil
PRU Hospital Care
Prudential Indonesia memberikan pelayanan asuransi di berbagai bidang,
salah satu bidang pelayanan yang diberikan adalah asuransi kesehatan. PRU
Hospital Care adalah produk asuransi kesehatan oleh perusahaan Prudential
Indonesia yang secara khusus ditujukan untuk rawat inap Rumah Sakit
atau terpaksa harus menjalani perawatan di ICU (Intensive Care Unit), Operasi
bedah, maupun kecelakaan.
a. Keunggulan:
1) Persyaratan mudah
2) Dapat memilih sendiri manfaat yang diinginkan peserta sesuai
kebutuhan
3) Perlindungan lengkap dan menyeluruh, serta berlaku di seluruh dunia
4) Diskon keluarga
5) Kemudahan pengajuan klaim
6) Proses pembayaran mudah, dapat dilakukan dengan tunai / kartu kredit
b. Bentuk produk antara lain:
1) 1. Memberikan manfaat harian yang akan dibayarkan jika peserta dirawat inap
di Rumah Sakit dan menjalani perawatan Intensive Care Unit (ICU).
2) Memberikan manfaat operasi pembedahan jika dirawat inap di Rumah Sakit
dan harus menjalani operasi pembedahan.
3) Memberikan manfaat pada saat peserta harus mengalami perawatan Rumah
Sakit akibat kecelakaan pada saat melakukan perjalanan ke luar negeri.
Pengelolaan asuransi kesehatan ini merupakan tipe komersial indemnity,
maksudnya adalah memberikan ganti rugi namun dikhususkan pada kerugian yang
didapatkan karena sakit dengan kondisi seperti tersebut di atas.
Siapapun dapat mengikuti asuransi ini asal bisa membayar dan klaim kerugian
bisa dilakukan berdasarkan ketentuan yang sudah disepakati sebelumnya oleh
pihak tertanggung dengan pihak asuransi kesehatan.
c. Aspek Asuransi:
1) Pengelola : PT Prudential Indonesia (non pemerintah)
2) Keanggotaan : bersifat sukarela
3) Tujuan perusahaan : profit
4) Premi : mendapatkan pelayanan sesuai besar premi yang dibayar
5) Paket pelayanan : dapat dipilih dan tidak dibatasi untuk menarik minat peserta.
6) Pengendalian biaya : tidak terlalu ketat, karena pemilihan pelayanan
tergantung pada kesepakatan peserta dengan perusahaan asuransi
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Guntara, Deny. 2016. Asuransi Dan Ketentuan-Ketentuan Hukum Yang


Mengaturnya. Dalam Jurnal Justisi Ilmu Hukum. Vol 1, N0 1, Hal 29-46. [05
Oktober 2019].
2. Rahmawati, Arini; dkk. 2016. Asuransi Kesehatan. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Airlangga Surabaya. [05 Oktober 2019].
3. Nasution, F.R. 2013. Peran Dan Tanggung Jawab Pt. Jasa Raharja (Persero)
Dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu
Lintas Jalan. Dalam Jurnal Civil Law. Vol. 2, No. 2.
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/civil_law/article/view/3098/1503. [05
Oktober 2019].
4. Wati, Eka. 2005. Peranan Biaya Kesehatan JAMSOSTEK sebagai Biaya
Transparan di Akhir Peiode Akuntansi pada CV. Karbit Mas Surabaya.
Dalam Jurnal Ekonomi Manajemen Akuntansi. Vol. 3, No. 9.
https://journal.uwks.ac.id/index.php/equilibrium/article/view/221/209. [05
Oktober 2019].
5. Jasindo.co.id. [05 Oktober 2019].
6. Taspen.co.id. [05 Oktober 2019].
7. PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk. 2017. Jakarta: Indonesia.
https://www.tugu.com/page/product/miscelelaneous. [05 Oktober 2019].
8. Prudential Indonesia. 2019. https://prudential.co.id/id/. [05 Oktober 2019].
9. Setyawan, F.E.B. 2015. Sistem Pembiayaan Kesehatan. Dalam Jurnal Ilmu
Kesehatan dan Kedokteran Keluarga. Vol 11, No. 2, Hal 119-126.
https://www.researchgate.net. [05 Oktober 2019].

Anda mungkin juga menyukai