Oleh:
1. Raisa Putri R (G41160200)
2. Nuril Amalia (G41160204)
3. Firza Azis (G41160239)
4. Diyana Wulandari (G41160265)
5. Dwiki Ananta Dewantara (G41160272)
6. Adlien Rizqo F (G41160321)
7. Hanggri Imandani (G41160362)
8. Resti Aprilia Tri H (G41160393)
9. Fahirah Tamara Salim (G41160409)
10. Riza Umami Agustin (G41160415)
11. Aulia Nurul K (G41160416)
Golongan : A
2. Tujuan Asuransi
a. Pengalihan Risiko1
Tertanggung mengadakan asuransi dengan tujuan mengalihkan risiko yang
mengancam harta kekayaan atau jiwanya. Dengan membayar sejumlah premi
kepada perusahaan asuransi (penanggung), sejak itu pula risiko beralih kepada
penanggung.
b. Pembayaran Ganti Kerugian1
Jika suatu ketika sungguh–sungguh terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian
(risiko berubah menjadi kerugian), maka kepada tertanggung akan dibayarkan
ganti kerugian yang besarnya seimbang dengan jumlah asuransinya. Dalam
prakteknya kerugian yang timbul itu dapat bersifat sebagian (partial loss), tidak
semuanya berupa kerugian total (total loss). Dengan demikian, tertanggung
mengadakan asuransi bertujuan untuk memperoleh pembayaran ganti kerugian
yang sungguh–sungguh diderita.
Dalam pembayaran ganti kerugian oleh perusahaan asuransi berlaku
prinsip subrogasi (diatur dalam pasal 1400 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata) dimana penggantian hak si berpiutang (tertanggung) oleh seorang pihak
ketiga (penanggung/pihak asuransi) – yang membayar kepada si berpiutang (nilai
klaim asuransi) – terjadi baik karena persetujuan maupun karena undang-undang.
3. Jenis Asuransi
Asuransi pada umumnya dibagi menjadi dua bagian besar yaitu: Asuransi
Kerugian dan Asuransi Jiwa.1
a. Asuransi Kerugian terdiri dari:
1) Asuransi Kebakaran;
2) Asuransi Kehilangan dan Kerusakan;
3) Asuransi laut;
4) Asuransi Pengangkutan;
5) Asuransi Kredit.
b. Asuransi Jiwa terdiri dari
1) Asuransi Kecelakaan;
2) Asuransi Kesehatan;
3) Asuransi Jiwa Kredit.
a. Kontrak
Kontrak asuransi adalah kontrak yang mana satu pihak (insurer)
menerima risiko asuransi signifikan dari pihak lain (pemegang polis)
dengan menyetujui untuk mengkompensasi pemegang polis jika kejadian
masa depan tidak pasti spesifik (kejadian yang diasuransikan) secara buruk
mempengaruhi pemegang polis.2
1) Syarat-Syarat Kontrak Asuransi
a) Pasal 1320 KUH Perdata menentukan bahwa perjanjian harus
meliputi :
(1) Kesepakatan mereka yang mengikatkan diri;
(2) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
(3) Suatu hal tertentu;
(4) Suatu sebab yang halal.
b) Pasal 1321 KUH Perdata menetapkan :
Tiada sepakat yang sah apabila sepakat itu diberikan karena
kekhilafan atau diperolehnya dengan paksaan atau penipuan.
c) Pasal 1338 KUH Perdata :
Perjanjian asuransi merupakan perjanjian pertanggungan
dapat terjadi sesudah ada unsur kesepakatan antara para pihak.
b. Uncertainty
Uncertainty adalah peristiwa tidak pasti adalah peristiwa terhadap
mana asuransi diadakan, tidak dapat dipastikan terjadi dan tidak
diharapkan akan terjadi. 2
c. Keadilan
Akses pelayanan kesehatan yang adil menggunakan prinsip keadilan
vertikal. Prinsip keadilan vertikal menegaskan, kontribusi warga dalam
pembiayaan kesehatan ditentukan berdasarkan kemampuan membayar
(ability to pay), bukan berdasarkan kondisi kesehatan/ kesakitan seorang. 2
d. Konsep The Law Of Large Numbers (Konsep Bilangan Besar)
Asuransi membutuhkan peserta dalam jumlah yang besar, agar risiko
dapat didistribusikan secara merata dan luas serta dikurangi secara efektif.2
e. Pengelompokan Resiko
Pengelompokan resiko atau biasa disebut berbagi kerugian dilakukan
dengan cara menyebar resiko atau berbagi kemungkinan kerugian,
sekelompok besar orang dapat mengganti biaya yang kecil untuk
mengganti resiko yang tidak diketahui pasti. 2
f. Insurable interest (Prinsip kepentingan).
Prinsip kepentingan menegaskan bahwa orang yang menutup
asuransi harus mempunyai kepentingan (interest) atas harta benda yang
dapat diasuransikan (insurable). Jadi pada hakekatnya yang diasurnsikan
bukanlah harta benda itu, tetapi kepentingan tertanggung atas harta benda
tersebut. 2
Selain itu, agar kepentingan itu dapat diasuransikan (insurable
interest), kepentingan itu harus legal dan patut (legal and equitable). Untuk
membuktikan legal atau tidak, dibuktikan dengan surat-surat resmi
(otentik) dari harta yang bersangkutan. 2
g. Utmost good faith (Prinsip Itikad baik)
Utmost good faith secara sederhana bisa diterjemahkan sebagai “niatan
baik”. Dalam hal ini, hal yang dimaksud adalah dalam menetapkan
kontrak atau persetujuan, sudah seharusnya dilakukan semata-mata
berlandaskan dengan niatan baik. Dengan demikian, tidak dibenarkan jika
kemudahan baik dari pihak tertanggung maupun penanggung
menyembunyikan suatu fakta yang bisa mengakibatkan timbulnya
kerugian bagi salah satu pihak diantara keduanya. 2
h. Indemnity (Prinsip Jaminan)
Dengan adanya insurable interest yang legal dan patut, maka
sebagai konsekuensinya adalah jaminan (indemnity) dari pihak
penanggung bahwa penanggung akan memberikan ganti rugi bila
tertanggung benar-benar menderita kerugian atas insurable interest itu,
yang disebabkan oleh peristiwa yang tidak diduga sebelumnya. 2
Prinsip indemnity atau ganti rugi terdiri dari subrogation
(subrogasi) dan contribution (kontribusi). Berikut ini penjelasan kedua hal
tersebut. 2
i. Surogation (Subrogasi)
Subrogation atau subrogasi, pada prinsipnya, merupakan hak penanggung
selaku pihak yang telah memberikan ganti rugi kepada pihak tertanggung,
dimana dalam hal ini penanggung memiliki hak untuk menuntut pihak lain
yang mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa
yang tidak diinginkan sehingga mengakibatkan kerugian. Dengan adanya
prinsip semacam ini, maka pada saat bersamaan, pihak tertanggung tidak
memungkinkan untuk memperoleh biaya ganti rugi melebihi kerugian
yang dialami atau dideritanya. 2
j. Contribution (Kontribusi)
Contribution merupakan suatu prinsip di mana penanggung berhak
mengajak penanggung-penanggung lain yang memiliki kepentingan yang
sama untuk ikut bersama membayar ganti rugi kepada seseorang
tertanggung, meskipun jumlah tanggungan masing-masing penanggung
belum tentu besarnya.2
k. Prinsip trustful (Kepercayaan)
Dalam asuransi, kepercayaan (trustfull) dari penanggung mendapat
tempat terhormat dalam setiap penutupan asuransi. Bila tidak ada
kepercayaan dari pihak penanggung, maka bisnis asuransi akan mengalami
kegagalan. 2
l. Proximate cause
Proximate cause merupakan suatu sebab aktif, efisien, yang
memicu terjadinya suatu peristiwa secara berantai tanpa adanya intervensi
oleh suatu kekuatan lain. Dalam konteks ini, tertanggung penting untuk
memahami betul terkait dengan hubungan antara risiko yang merupakan
bagian yang termuat atau dijamin oleh polis. Berpijak pada prinsip
semacam ini, dalam suatu peristiwa yang tidak diinginkan apabila benar-
benar terjadi maka yang akan ditelisik secara lebih mendalam dahulu
adalah masalah dari rentetan peristiwa tersebut hingga pada akhir peristiwa
itu. 2
PT. Jasa Raharja (Persero) adalah lembaga yang bergerak di bidang asuransi
berdasarkan undang-undang dan Peraturan Pemerintah. PT. Jasa Raharja (Persero)
sebagai lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah dalam pelaksanan Program
Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan memiliki peranan dan tanggung jawab
yang sangat penting di dalam melaksanakan pemberian santunan asuransi, dimana
dana santunan tersebut diambil dari sumbangan wajib pemilik kendaraan bermotor
yang kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat korban kecelakaan lalu
lintas jalan,berupa meninggal dunia, luka-luka/cacat sementara, dan cacat tetap
dimana pelaksanaannya diatur dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964
tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, dan besar santunannya diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36/PMK.010/2008 tentang Besar Santunan
dan Sumbangan wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.3
Jenis program JAMSOSTEK yang diatur pada UU No. 3 tahun 1992 adalah
sebagai berikut:4
Asuaransi jasindo merupakan peusahaan asuransi yang dimiliki 100% oleh Negara
Republik Indonesia yang menerima pertanggungan asuransi baik langsung
maupun tidak langsung.5
1) Jasindo Agri
Merupakan suatu bentuk perlindungan kepada para petani, peternak
dan Nelayan agar mendapatkan kenyamanan dan keamanan dalam
menjalankan kegiatan mereka sehingga dapat memusatkan
perhatian pada pengelolaan usahatani, peternakan dan usaha
penangkapan ikan yang lebih baik, lebih aman dan lebih
menguntungkan.
2) Jasindo Health
Jasindo Health merupakan produk asuransin kesehatan yang sangat
komprehensif meliputi jaminan Rawat Inap, Rawat Jalan, Rawat
Gigi, Manfaat Melahirkan, Manfaat Kacamata, serta Manfaat
Medical Check Up.
Jasindo Health juga menawarkan benefit yang sangat fleksibel dan
sesuai dengan kebutuhan pelanggan yaitu melalui pembuatan
produk yang bersifat Tailor Made dan dapat mengakomodasi
permintaan akan asuransi kesehatan yang bersifat Indemnity
maupun Managed Care.
Program ini memberikan manfaat khusus yang tepat karena
memberikan penggantian biaya kesehatan sekaligus santunan
kematian apabila seseorang menderita penyakit atau mengalami
kecelakaan.
3) Jasindo Sekolah
Adalah jaminan Asuransi bagi Siswa/Pelajar atau Mahasiswa
akibat suatu kecelakaan. Memberikan perasaan aman dan tentram
kepada orangtua murid dalam menghadapi biayabiaya
pengobatan/dokter apabila siswa siswa mengalami kecelakaan.
Memberikan ganti rugi dalam bentuk Financial akibat risiko
kecelakaan yang menimpa siswasiswa pemegang kartu peserta
pada waktu.
4) Jasindo Pengangkutan
Jasindo Pengangkutan yang dimiliki Asuransi Jasindo memberikan
jaminan terhadap risiko-risiko yang mengancam barang anda yang
diangkut baik melalui darat, laut, maupun udara.
5) Jasindo Kebakaran
6) Jasindo Lintasan
7) Jasindo Oto Plus
d. Asuransi PT TASPEN
TASPEN (Persero) atau Tabungan dan Asuransi Pensiun adalah Badan Usaha
Milik Negara Indonesia yang bergerak di bidang asuransi tabungan hari tua
dan dana pensiun Pegawai Negeri Sipil. TASPEN adalah singkatan dari Dana
Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri.6
Asuransi Sosial
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
SJSN adalah suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial
oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial. Salah satu bagiannya adalah
BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan ini, diharapkan dapat menumbuhkan sikap
kepedulian social dimasyarakat. Dimana yang kaya membayarkan iuran
sendiri dan yang miskin dibayarkan oleh pemerintah. BPJS Kesehatan
sendiri merupakan pengalihan dari Askes bagi para Pegawai Negeri Sipil dan
BUMN serta Jamsostek Kesehatan yang melayani para karyawan dan tenaga kerja
di seluruh wilayah Indonesia. Jadi dapat dikatakan bahwa BPJS Kesehatan lebih
bersifat menyeluruh, tidak seperti Askes dan Jamsostek yang hanya fokus pada
satu elemen masyarakat saja.9
a. Iuran Jaminan Kesehatan
Iuran Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan
secara teratur oleh Peserta, Pemberi Kerja, atau Pemerintah untuk program
Jaminan Kesehatan. Besaran iuran telah diatur Perpres Pasal 16 No. 12 tahun
2013 tentang Jaminan Kesehatan.
1) Bagi Peserta PBI Jaminan Kesehatan dibayar oleh Pemerintah.
2) Bagi Peserta Pekerja Penerima Upah dibayar oleh Pemberi Kerja dan
Pekerja.
3) Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan
peserta bukan Pekerja dibayar oleh Peserta yang bersangkutan.
b. Prosedur dan Tata Laksana Pelayanan Kesehatan bagi Peserta JKN
1) Jenis Pelayanan
Ada 2 (dua) jenis pelayanan yang akan diperoleh oleh Peserta JKN,
yaitu berupa pelayanan kesehatan (manfaat medis) serta akomodasi
dan ambulans (manfaat non medis). Ambulans hanya diberikan untuk
pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang
ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.
2) Prosedur Pelayanan
Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan pertama-tama harus
memperoleh pelayanan kesehatan pada Fasilitas Kesehatan tingkat
pertama. Bila Peserta memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan,
maka hal itu harus dilakukan melalui rujukan oleh Fasilitas Kesehatan
tingkat pertama, kecuali dalam keadaan kegawatdaruratan medis.
3) Kompensasi Pelayanan
Bila di suatu daerah belum tersedia Fasilitas Kesehatan
yang memenuhi syarat guna memenuhi kebutuhan medis sejumlah Peserta,
BPJS Kesehatan wajib memberikan kompensasi, yang dapat berupa:
penggantian uang tunai, pengiriman tenaga kesehatan atau penyediaan
Fasilitas Kesehatan tertentu. Penggantian uang tunai hanya digunakan
untuk biaya pelayanan kesehatan dan transportasi.
4) Penyelenggara Pelayanan Kesehatan
Penyelenggara pelayanan kesehatan meliputi semua Fasilitas
Kesehatan yang menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan baik fasilitas
kesehatan milik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan swasta yang
memenuhi persyaratan melalui proses kredensialing dan rekredensialing.
c. Panduan Pelayanan Kesehatan
1) peserta wajib memiliki identitas sebagai Peserta BPJS Kesehatan.
2) Peserta wajib terdaftar di 1 (satu) Fasilitas Kesehatan tingkat pertama.
3) Untuk pertama kali setiap Peserta didaftarkan oleh BPJS Kesehatan
pada satu Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang ditetapkan
oleh BPJS Kesehatan setelah mendapat rekomendasi dinas
kesehatan kabupaten/kota setempat.
4) Peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan pada Fasilitas
Kesehatan tingkat pertama tempat Peserta terdaftar, kecuali dalam
keadaan tertentu yaitu berada di luar wilayah Fasilitas Kesehatan
tingkat pertama tempat Peserta terdaftar atau dalam keadaan
kedaruratan medis.
5) Peserta harus memperlihatkan identitas Peserta yang berlaku
untuk mendapatkan pelayanan.
6) Apabila sesuai dengan indikasi medis Peserta memerlukan
pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, Peserta wajib membawa
surat rujukan dari Puskesmas atau Fasilitas Kesehatan tingkat pertama
lain yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam
keadaan gawat darurat, bencana, kekhususan permasalahan
kesehatan pasien, dan pertimbangan geografis.
7) Seluruh Fasilitas Kesehatan baik tingkat pertama maupun tingkat
lanjutan berkewajiban meneliti kebenaran identitas Peserta dan
penggunaannya.
8) Seluruh Fasilitas Kesehatan tingkat pertama maupun tingkat lanjutan
baik yang bekerjasama maupun yang tidak bekerja sama yang
telah memberikan pelayanan berkewajiban membuat surat bukti
pelayanan yang harus ditandatangani oleh pemberi pelayanan dan
Peserta atau anggota keluarganya.
9) Peserta wajib menyetujui penggunaan informasi tentang kesehatan
dan pelayanan kesehatan yang diterimanya oleh BPJS Kesehatan untuk
kepentingan administrasi pembayaran pelayanan kesehatan.
10) Manfaat adalah faedah jaminan sosial yang menjadi hak peserta
dan/atau anggota keluarganya. Setiap peserta berhak untuk
memperoleh Jaminan Kesehatan yang bersifat komprehensif
/menyeluruh yang terdiri dari:
a) Pelayanan kesehatan pertama,
b) Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan,
c) Pelayanan persalinan
d) Pelayanan gawat darurat
e) Pelayanan ambulan bagi pasien rujukan
f) Pemberian kompensasi khusus bagi peserta di wilayah tidak tersedia
fasilitas kesehatan memenuhi syarat.
Asuransi Komersil
PRU Hospital Care
Prudential Indonesia memberikan pelayanan asuransi di berbagai bidang,
salah satu bidang pelayanan yang diberikan adalah asuransi kesehatan. PRU
Hospital Care adalah produk asuransi kesehatan oleh perusahaan Prudential
Indonesia yang secara khusus ditujukan untuk rawat inap Rumah Sakit
atau terpaksa harus menjalani perawatan di ICU (Intensive Care Unit), Operasi
bedah, maupun kecelakaan.
a. Keunggulan:
1) Persyaratan mudah
2) Dapat memilih sendiri manfaat yang diinginkan peserta sesuai
kebutuhan
3) Perlindungan lengkap dan menyeluruh, serta berlaku di seluruh dunia
4) Diskon keluarga
5) Kemudahan pengajuan klaim
6) Proses pembayaran mudah, dapat dilakukan dengan tunai / kartu kredit
b. Bentuk produk antara lain:
1) 1. Memberikan manfaat harian yang akan dibayarkan jika peserta dirawat inap
di Rumah Sakit dan menjalani perawatan Intensive Care Unit (ICU).
2) Memberikan manfaat operasi pembedahan jika dirawat inap di Rumah Sakit
dan harus menjalani operasi pembedahan.
3) Memberikan manfaat pada saat peserta harus mengalami perawatan Rumah
Sakit akibat kecelakaan pada saat melakukan perjalanan ke luar negeri.
Pengelolaan asuransi kesehatan ini merupakan tipe komersial indemnity,
maksudnya adalah memberikan ganti rugi namun dikhususkan pada kerugian yang
didapatkan karena sakit dengan kondisi seperti tersebut di atas.
Siapapun dapat mengikuti asuransi ini asal bisa membayar dan klaim kerugian
bisa dilakukan berdasarkan ketentuan yang sudah disepakati sebelumnya oleh
pihak tertanggung dengan pihak asuransi kesehatan.
c. Aspek Asuransi:
1) Pengelola : PT Prudential Indonesia (non pemerintah)
2) Keanggotaan : bersifat sukarela
3) Tujuan perusahaan : profit
4) Premi : mendapatkan pelayanan sesuai besar premi yang dibayar
5) Paket pelayanan : dapat dipilih dan tidak dibatasi untuk menarik minat peserta.
6) Pengendalian biaya : tidak terlalu ketat, karena pemilihan pelayanan
tergantung pada kesepakatan peserta dengan perusahaan asuransi
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA