Anda di halaman 1dari 63

PENYAKIT PARU AKIBAT KERJA

(P.P.A.K.)
dr. Deddy Herman Sp.P, FCCP, FAPSR, MCH, FISR
Definisi

Pencegahan Faktor2 terlibat

Langkah
Pembagian PPAK
Diagnosis

Prevalensi
Definisi
Penyakit Paru Akibat Kerja (PPAK)

“Penyakit atau kerusakan paru


disebabkan oleh debu, uap atau gas
berbahaya yang terhirup pekerja di
tempat pekerjaan“
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TIMBULNYA P.P.A.K.

AGEN

LINGKUNGAN
PEJAMU PEJAMU
Faktor Agen

Kimia

Fisika
SIFAT FISIKA
Bentuk
• Partikel
• Uap/gas

Ukuran

• > 15 um difiltrasi saluran napas atas


• 5-15 um mencapai saluran napas bawah
• 0,5-5 um (debu respirabel) mencapai saluran
napas terminal dan alveoli
Kelarutan
• Partikel tidak larut seperti serat
asbestos dan silika menyebabkan
reaksi lokal sedangkan zat yang larut
seperti mangan dan berilium
mempunyai efek sistemik.

Higroskopis
• Partikel higroskopis meningkat
ukurannya bila melalui saluran napas
bawah.
SIFAT
KIMIA
Pertahanan paru
Kerja silia,kecepatan bersihan
dan fungsi makrofag

Keadaan didapat
Obat, rokok, suhu, alkohol
Faktor mempengaruhi fungsi silia dan
makrofag
Pejamu
Anatomi & fisiologi yg dpt
mempengaruhi pola
pernapasan

Keadaan imunologi
Respons terhadap suatu agen
dipengaruhi oleh alergi, atopi
Umur

Kebiasaan
Jenis
gunakan
kelamin
APD
Faktor Pejamu
Lainnya
Kebiasaa
n Ras
merokok

Status gizi
Faktor Lingkungan
• Arah angin
• Suhu dan kelembaban
• Sistem ventilasi
• Kelembaban
PEMBAGIAN P.P.A.K.
Penyakit Pajanan/ Agen Pekerjaan

Pneumokoniosis Silika (silikosis) Sand blasting


Asbestos Tambang asbes
(asbestosis) Tambang
Batubara (CWP) batubara
Kapas (Bisinosis) Pabrik tekstil
Asma kerja Produk hewan Laboratorium
Debu kayu Furnitur
Isosianat, SO2 Operator mesin
13
Penyakit Pajanan/ Agen Pekerjaan

Bronkitis industri Asap, NO2 Pemadam kebakaran


Pengelasan
Pneumonitis Jerami yang Pertanian
hipersensitif mengandung jamur
Infeksi Antraks Penyembelihan
Coccidiodomycosis hewan
Mikobakterium Pekerja arkeologis
Pekerja kesehatan
Keganasan Asbes, uranium, krom, Pertambangan
(Kanker paru, nikel, klormetil eter,
mesotelioma) radon
Inhalasi toksik Gas Iritan, asfiksian Berbagai pabrik
Gejala Satu pajanan
Periode muncul tidak khas menimbulkan
lebih dari satu
gejala diketahui penyakit

Karakteristik
Ada Ada
PPAK interaksi
kerentanan
individu dengan
faktor lain

Dosis pajanan penting


untuk menimbulkan
penyakit
DIAGNOSIS PPAK

Dilakukan pendekatan sistematis


untuk mendapatkan informasi.

Pendekatan 7 langkah
dapat digunakan sebagai
pedoman
Pendekatan 7 langkah

1. Tentukan diagnosa klinis

2. Adakah pajanan?

3. Pajanan menyebabkan penyakit?

4. Pajanan cukup besar penyakit?


5. Faktor individu yang mungkin dapat
mempengaruhi

6. Kemungkinan lain yang dapat merupakan


penyebab penyakit

7. Membuat keputusan apakah penyakit


tersebut disebabkan oleh pekerjaannya
DIAGNOSIS PPAK

PF
Diagnostik
Anamnesis - Umum PP
Klinis
- Pulmo

Setelah diagnosis klinik ditegakkan, baru


dapat dipikirkan lebih lanjut apakah
penyakit tersebut berhubungan dengan
pekerjaan atau tidak
Menentukan Diagnosis Klinis
1.Anamnesis
2.Pemeriksaan fisis
3.Uji faal paru
4.Radiologi
Anamnesis
 Pencatatan pekerjaan & kebiasaan
 Identifikasi bahan berbahaya
- Pada pekerja
- Pada pekerja lain
 Hubungan pajanan ~ gejala
- Mulai kerja ~ gejala
- Urutan perkembangan gejala
- Tempat & waktu tertentu
PEMERIKSAAN FISIS

Pemeriksaan
pulmonologik
Pemeriksaan
umum

* Inspeksi
* Palpasi
* Perkusi
*Auskultasi
Dasar Faal Paru -
Spirogram

Spirometer Collins
Uji Faal Paru Spirometer
Menilai volume paru statik & dinamik

Prosedur mudah,sederhana,reproducible,spesifik

Menilai KVP dan rasio VEP1/KVP

Obstruksi
Restriksi
Campuran
Foto dan CT Scan Toraks.
Untuk pneumokoniosis
dengan klasifikasi foto ILO
Alat Bantu Diagnosis Lain
• Pemeriksaaan DL, UL, FL
• Bronkoskopi  Bilasan, Sikatan, BAL
• Biopsi paru terbuka
• Uji provokasi bronkus dengan bahan spesifik di tempat
kerja
Patologi Anatomi
Asbestos Body

Mesotelioma

Antrakosilikosis
Lama dan masa melakukan Pemakaian alat
pekerjaan perlindungan diri?
Bahan yang diproduksi Pola waktu terjadinya
Jumlah pajanan gejala

2. Apakah pajanan
cukup besar untuk dapat
mengakibatkan penyakit tersebut.
Informasi tertulis yang ada
Informasi mengenai tenaga mengenai bahan-bahan yang
kerja lain (apakah ada yang digunakan (MSDS, label,
mengalami gejala serupa) dan sebagainya)
3. Menentukan apakah pajanan tersebut
dapat menyebabkan penyakit yg.diderita.

• (Exposure – Disease Relationship)


Apakah terdapat dasar ilmiah bahwa pajanan zat
dapat menyebabkan penyakit.
• Jika dalam kepustakaan tidak ditemukan dasar
ilmiah,maka tidak dapat ditegakkan diagnosis
penyakit akibat kerja.
• Jika dalam kepustakaan mendukung, telusuri
bagaimana pajanan dapat menyebabkan penyakit
(konsentrasi, jumlah, lama, dan sebagainya).
4. Menentukan apakah pajanan
cukup besar untuk dapat
mengakibatkan penyakit tersebut.

• diukur nilai ambang batas (secara


kualitatif atau kuantitatif/NAB).
5. Menentukan apakah ada faktor individu
yang mungkin dapat mempengaruhi.
• Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat pekerjaannya, yang dapat mengubah
keadaan pajanan, misalnya
penggunaan APD
• Riwayat ada pajanan serupa sebelumnya
sehingga risikonya meningkat.
• Apakah pasien mempunyai riwayat kesehatan
(riwayat keluarga) yang mengakibatkan penderita
lebih rentan/lebih sensitif terhadap pajanan yang
dialami.
6. Mencari adanya kemungkinan lain yang
dapat merupakan penyebab penyakit.

• Apakah ada faktor lain yang dapat


merupakan penyebab penyakit?
• Apakah penderita mengalami pajanan
lain yang diketahui dapat merupakan
penyebab penyakit. Misalnya merokok.
• Meskipun demikian, adanya penyebab lain
tidak selalu dapat digunakan untuk
menyingkirkan penyebab di tempat kerja.
7. Membuat keputusan apakah
penyakit tersebut disebabkan oleh
pekerjaannya.
P.P.A.K.
YANG SERING TERJADI

Kanker
Bisinosi Asbestos paru Asma
Silikosis
s is akibat kerja
kerja
SILIKOSIS
Akibat inhalasi debu silika di:

 Tambang logam dan batubara


 Industri keramik, batubara
 Pemotongan batu
 Penggalian terowongan
 Penuangan besi, baja
 Pembuatan gigi enamel
 Pabrik semen
SILIKOSIS

Akut

Kronik Terakselerasi
SILIKOSIS AKUT
Pajanan silika konsentrasi tinggi, masa pajanan bbrp
minggu – 4 hingga 5 tahun
 Klinis : sesak napas progresif, demam, batuk, penurunan
berat
 Faal paru: restriksi berat, hipoksemia, penurunan kapasitas
difusi
 Radiologis :
- Fibrosis interstitial difus.
- Fibrosis masif diffuse ground–glass appearance
SILIKOSIS KRONIK
Inhalasi 20 - 45 tahun
Bentuk yang paling sering
Pajanan dihentikan, penyakit terus berjalan
Sering disertai tuberkulosis

Spirometri : restriksi, obstruksi


Radiologis : EGG shell calcification
SILIKOSIS TERAKSELERASI

 Menyerupai silikosis kronik


 Berkembang lebih cepat  fibrosis masif
 Biasanya disertai infeksi mikobakterium tipik atau atipik
 Pajanan berlangsung 10 tahun
 Komplikasi  gagal napas karena hipoksemia

 Radiologis: fibrosis yang lebih difus dan iregular


Foto toraks silikosis
• Smal -Round opacities
• Kadang disertai Large opacities
• Distorsi organ intratoraks
• Hilus tertarik ke atas

• Emfisema kompensatorik
di basal kedua paru
• Egg shell calcification
BISINOSIS
Bersifat akut dan kronik

Pada pekerja kapas, kain linen, serat rami


Klinis :
Rasa dada tertekan, mengi dan sesak napas waktu
kembali bekerja (Monday fever atau Monday chest
tightness)

Radiologi : Foto thorax normal


ASBESTOSIS
- Inhalasi asbes dapat terjadi di:
 Pertambangan asbes
 Transportasi asbes
 Galangan kapal

- Meskipun pajanan dihentikan, proses penyakit berjalan


terus

- Pajanan asbes juga dapat menimbulkan kanker bronkus


dan mesotelioma
ASBESTOSIS

Gejala :
~ Sesak napas progresif, batuk
~ Berat badan menurun
~ Dapat terjadi kor pulmonal

Pemeriksaan spirometri:
~ Kelainan restriksi
~ Kapasitas difusi menurun
ASBESTOSIS
Kadang-kadang biopsi paru
untuk konfirmasi diagnosis

Gambaran radiologi:
~ Dapat normal
~ Terdapat bayangan difus
~ Penebalan pleura
~ Fibrosis
KANKER PARU AKIBAT KERJA

Waktu pajanan
Kanker paru  hingga muncul
karena pajanan gejala
(15 - 25 th)
ASMA KERJA
Penyakit yang ditandai oleh keterbatasan
aliran jalan napas yang bervariasi dan atau
hipereaktivitas bronkus nonspesifik,

disebabkan oleh penyebab dan keadaan di


lingkungan pekerjaan tertentu, dan
rangsangan tersebut
tidak dijumpai di luar tempat kerja
BAHAN PENYEBAB
 Mencapai 400 jenis bahan pajanan
 Dua golongan besar : berat molekul
tinggi dan rendah
ASMA KERJA
PADA PETUGAS KESEHATAN
1 Pemakai sarung tangan (gloves)
2 Petugas linen (debu kapas)
3 Petugas apotik (obat racikan)
4 Petugas radiologi (glutaraldehid)
5 Petugas laboratorium (binatang)
6 Petugas rekam medik (debu kertas)
7 Cleaning service (detergen,desinfektans)
Karakteristik Asma Kerja
* Timbul di tempat kerja, hilang setelah selesai
bekerja
* Timbul setelah pulang, hilang besok pagi
* Timbul pada awal hari kerja, selanjutnya lebih
berat
* Makin lama bekerja, makin berat
* Liburan  keluhan menghilang
* Timbul di tempat kerja baru
Peak Flow Meter  Alat Bantu Diagnosis
Nilai Dugaan Peak Flow Meter (PFR)
Pengukuran PFR selama dua minggu
(perbandingan pada hari kerja dan hari libur)
PENCEGAHAN
PENCEGAHAN PRIMER

Usaha atau tindakan


agar pekerja tidak terpajan
zat – zat berbahaya

1. UU dan Peraturan
2. Modifikasi alat industri 3.Substitusi
4. Ventilasi 5. APD 6. Mempelajari MSDS
6. Pemeriksaan sebelum kerja 7. Tanda bahaya
7. Penyuluhan
PENCEGAHAN SEKUNDER

Deteksi dini terhadap penyakit

1. Penyuluhan
2. Identifikasi zat berbahaya
3. Pemeriksaan kesehatan berkala
( Pem. Fisik, Ro & Spirometri )
4. Surveilans
PENCEGAHAN TERSIER

Mencegah terjadi kecacatan


pada pekerja yang sudah terkena
penyakit paru akibat kerja

1. Mengistirahatkan pekerja
2. Memindahkan dari tempat yang terpajan
3. Pemeriksaan berkala
untuk evaluasi penyakit
KESIMPULAN
1. Penyakit paru akibat kerja disebabkan
oleh debu, uap maupun gas yang terhirup
di tempat kerja

2. Diagnosis ditegakkan dengan cara


pendekatan tujuh langkah diagnosis

3. Penentuan kecacatan dengan


pemeriksaan subyektif dan obyektif

4. Pencegahan dengan cara pencegahan


primer, sekunder dan tersier

Anda mungkin juga menyukai