Kelompok VI :
Nola Ayunda Putri (1701029)
Nurintan Maharani (1701030)
Nurul Faridah (1701031)
Putri Klodia Hapsari (1701032)
Rima Mutia (1701033)
PENDAHULUAN
PENGGOLONG PELEMAS
OTOT
PELUMPUH OTOT
PENDAHULUAN
• Susunan serabut otot skelet terdiri atas serabut otot
panjang 5-12cm dan tebal 10-100 mikrometer. Elemen
kontraklitnya adalah myofibril yang terletak dalam
sarkoplasma dalam bentuk ikatan-ikatan memanjang.
• Myofibril terdiri atas filament tebal dan halus yang
tersusun secara parallel. Pita I hanya tersusun secara
parallel. Pita I hanya terdiri dari filament-filamen halus
dengan garis tengah sekitar 5nm sedangkan didalam pita
terdapat fiolamen tebal daan halus
• dalam sarkoplasma serabut otot ada system saluran (system
sarkotubular) yang terdiri atas 2 sistem yaitu system
transversal (system-T) dan system memanjang (reticulum
sarkoplasmatik)
• Seperti terlihat dari namanya, system transversal berjalan
melintang dan system memanjang parallel dengan sumbu
berserabut. System terhubung T berhubungan dengan sumbu
serabut. System T berhubungan dengan ruang ekstrasel,
sedangkan sistemm memanjang tidak.
PENGHANTARAN RANGSANG PADA
PELAT UJUNG MOTORIK
Indikasi :
untuk nyeri pada otot seklet yang kaku, yang
misalnya disebabkan oleh kerusakan serabut otot
atau akibat penyakit reumatik lainnya.
Untuk mengurangi
refleks regangan
yang hiperaktif, obat
harus mengurangi
aktifitas serat yang
mengeksitasi saraf Obat yang ada saat ini hanya dapat
motorik primer atau mengurangi nyeri akibat spasme otot.,tetapi
meningkatkan kurang efektif untuk memperbaiki fungsi otot
aktifitas inhibisi saraf yang terganggu.
interneuron. Dalam kelompok ini dikenal baklofen,
tizanidin, siklobenzaprin, mefenesin,
metokarbamol, klorzoksazon, karisoprodol,
netaksalon, mefenoksalon dan obat
generasi baru yang masih di teliti
manfaatnya yaitu gabapentin, progabid,
glisin, idrosilamid dan riluzol
Miotonolitik mengurangi tonus otot otot rangka dengan
menghambat penyebaran refleks polisinaptik. Zat zat ini tidak
mempunyai pengaruh pada transmisi neuromuskular pada ujung
saraf motorik.
Zat zat yang secara kimiawi sangat heterogen :
• derivat asam y-aminobutirat baklofen ( lioresal)
• benzodiazepin seperti mis. Diazepam (valium) dan tetrazepam
(musaril)
• tolperison hidroklorida (mydocalm)
• tizanidin (sirdalud)
Penggunaan terapi
Ketegangan otot otot rangka yang menyebabkan nyeri, kerusakan
pada cakram antatr ruas tulang belakang, paralisis spastis,
sindrom little, multipel sklerosis.
Efek samping
Penurunan kecepatan reaksi karna komponen yang berkhasiat
sedatif
FARMAKODINAMIK
Mekanisme kerja :
zat zat ini bekerja mengaktifkan reseptor
reseptor inhibitor (benzodiazepin, baklofen
=> reseptor GABA) atau menghambat
intraneuron yang dapat dieksitasi ( tizanidin
=> reseptor NMDA) atau menstabilkan
membran yang mirip lidokain ( merelaksan
tipe anestetik lokal => tolperison).
BAKLOFEN
Mekanisme kerja
Baklofen ialah suatu antagonis GABAb yang menyebabkan
relaksasi otot dengan cara meningkatkan konduksi k+
sehingga terjadi hiperpolarisasi (dimedula spinalis dan dalam
otak) yang menyebabkan inhibisi prasinaptik dengan akibat
mengurangi induksi kalsium. Selain itu baklofen mengurangi
nyeri pada spastisilas dengan menghambat pelepasan
neurotransmitter eksitasi yakni substansi P, di medula spinalis.
Indikasi
mengurangi nyeri pada spasme otot kronik. Spasme otot yang
berat biasanya memerlukan baklofen yang diberikan secara
intratekal.
Efek samping
.Yang paling umum dilaporkan adalah mengantuk, lelah dan
pusing. Terutama bila dosis tidak diberikan secara bertahap.
Mual gangguan saluran cerna, konstipasi atau diare, insomnia,
sakit kepla,.
2.MUSKELRELAKSANSIA YANG
BEKERJA PERIFER
1.Pada prasinaptik oleh
• Hambatan sintesis pada asetilkolin oleh
hemikolinum
• pencegahan pembebasan asetilkolin oleh
toksin botulinus
2.pada pasca sinaptik oleh
• blockade reseptor asetilkolin pada membrane
pasca sinaptik dengan penghambat
kompetitif asetilkolin
• depolarisasi terus menerus pelat ujung dengan
muskelrelaksansia pendepolarisasi atau
• hambatan penggabungan elektronik
Relaksan otot yang menstabilkan berikatan pada
reseptor nikotin, tanpa mengakibatkan suatu
depolarisasi
Penggunaan terapi
bedah dan tindakan lain dibidang
kedokteran intensif , sedasi,
intubasi endotrakeal, pernafasan
buatan.
Farmakodinamik
efek efek : dengan mendesak asetilkolin secara
kompetitif dan reseptor di sinaps neuromuskular, otot
otot yang bersaraf rapat dan dapat cepat bergerak
akan dilumpuhkan perlahan lahan .
Urutan :
MATA , LIDAH , JARI
EFEK SAMPING
KELEMAHAN OTOT UMUM
GANGGUAN GASTROINTESTINAL (DIARE)
GEJALA GEJALA SARAF SENTRAL (LELAH, NYERI
KEPALA, MUNTAH)
TROMBOPLEBITIS
KERUSAKAN HATI (1-2%) PADA MORTALITAS 20%
kontra indikasi
Penyakit pada hati, jantung , paru
Pemberian bersama garam kalsium
Vevrapamil (pada percobaan hewan)
Interaksi
Peningkatan efek trankuilansia
Verapamil (pada percobaan hewan)
Penghambatan neuruomuskular
d-tubokurarin klorida
tersedia sebagai Pankuronium bromida
larutan mengandung tersedia sebagai larutan 1-2
3mg/ml untuk suntikan mg/ml. Dosis IV awal
IV. biasanya 0,04-0,10 mg/kg.