Anda di halaman 1dari 12

Etika dalam Bisnis

Internasional
NAMA KELOMPOK :
MOH. ISHAQ YUSRIZAL FIKRI (20161221004)
ALFANI LEON DWI RANTA (20161221016)
KOKO PERABOWO (20161221017)
Internasionalisasi bisnis yang semakain mencolok sekarang
ini menampilkan juga aspek etis yang baru. Tidak
mengherankan jika terutaman tahun-tahun terakhir ini
diberi perhatian khusus berkaitan dengan bisnis dalam
taraf internasional. Secara sederhana, etika bisinis dapat
diartikan sebagai suatu aturan main yang tidak mengikat
karena bukan hukum. Tetapi harus diingat dalam praktek
bisnis sehari-hari etika bisni sdapat menjadi batasan bagi
aktivitas bisnis yang dijalankan.
Norma-norma Moral yang Umum
pada Taraf Internasional

 Salah satu masalah terbesar yang sudah lama disoroti


serta didiskusikan dalam etika filosofis adalah relative
tidaknya norma-norma moral.
 Lalu apa yang harus dilakukan, jika norma di Negara lain
berbeda dengan norma yang dianut Negara sendiri?
Richard de George membicarakan tiga ajawaban atas
pertanyaan tersebut
Norma-norma Moral yang Umum
pada Taraf Internasional

 Ada 3 pandangan mengenai pertanyaan diatas, yaitu


sebagai berikut :
1. Menyesuaikan Diri
2. Regorisme Moral
3. Imoralisme Naif
Kasus : Bisnis dengan Afrika Selatan
yang Rasistis

 Sejak1948, Afrika Selatan menganut sistem politik yang


yang berdasar atas diskirminasi ras (apartheid), yang
artinya dalam segala hal mayoritas kulit hitam dibedakan
dan dipisahkan dengan kulit putih mulia dari fasilitas
umum, wilayah tempat tingal, hingga fasilitas-fasilitas
yang ada di tempat kerja.
 Hal ini menyebabkan dilema bagi perusahaan asing
yang ada di sana, mereka harus memilih antara
menyesuaikan diri dengan keadaan atau menghentikan
hubungan dengan Afrika Selatan.
Kasus : Bisnis dengan Afrika Selatan
yang Rasistis

 Dalam mencari jalan keluar dari dilema ini, pada


akhirnya banyak perusahaan yang barat yang memilih
menganut sistem The Sullivan Principles. Isi dari The
Sullivan Principles adalah sebagai berikut :
1. Tidak akan menerapkan undang-undang Apartheid
2. Menghapus undang-undang Apartheid
Masalah “Dumping” dalam Bisnis
Internasional

 Yang dimaksud dengan dumping adalah menjual produk


dalam kuantitas besar dengan harga di bawah pasar di
suatu Negara lain atau bahkan dijual dengan harga
dibawah produksi. Hal ini akan menyebabkan rasa
keberatan pihak produsen yang berada dalam Negara
yang dilakukan dumping.
 Dumping dapat dilakukan dengan berbagai motif, salah
satunya adalah bahwa si penjual mengaku memiliki
persediaan yang besar sehingga menjual di bawah
pasaran, motif lainnya yaitu monopoli harga.
Aspek Etis dari Korporasi
Multinasional
 Fenomena yang agak baru diatas panggung bisnis
adalah korporasi multinasional, yang juga disebut
korporasi transnasional. Yang dimaksud adalah
perusahaan yang memiliki investasi langsung di dua
Negara atau lebih. Lalu apa yang menjadi norma
penting bagi KMN? de George berusaha menjawab
pertanyaan ini dengan merumuskan sepuluh aturan etis
yang dianggap paling mendesak dalm konteks ini. Tujuh
norma pertama berlaku untuk semua KMN, sisanya
diujukan untuk industri berisiko.
Usulan de George Tentang Norma
Etis bagi KMN

 Korporasi Multinasional (KMN) tidak boleh menyebabkan


kerugian langsung.
 KMN harus menghasilkan lebih banyak manfaat
daripada kerugian bagi Negara di mana merekea
beroperasi.
 Dengan kegiatan KMN itu harus memberi kontribusi
kepada pembangunan Negara di mana ia beroperasi.
 KMN harus menghormati HAM para karyawannya.
Usulan de George Tentang Norma
Etis bagi KMN

 Sejauh kebudaan setempat tidak melanggar norma-


norma etis, KMN harus menghormati kebudayaan lokal
itu dan bekerja sama dengannya, bukan malah
menentangnya.
 KMN harus membayar pajak yang Fair.
 KMN harus bekerja sama dengan pemerintah setempat
dalam mengembangkan dan menegakkan
“background institutions” yang tepat.
Usulan de George Tentang Norma
Etis bagi KMN
 Negara yang memiliki mayoritas saham sebuah
perusahaan harus memikul tanggung jawab moral atas
kegiatan dan kegagalan perusahaan tersebut.
 Jika suatu KMN membangun pabrik yang berisiko tinggi,
ia wajib menjaga supaya pabrik itu aman dan
dioperasikan dengan aman.
 Dalam mengalihkan teknologi berisiko tinggi kepada
Negara berkembang, KMN wajib merancang kembali
sebuah teknologi sedemikian rupa, sehingga dapat
diapakai dengan aman dalam Negara baru yang
belum berpengalaman.
Masalah Korupsi pada Taraf
Internasional

 Korupsi dalam bisnis tentu tidak hanya terjadi dalam


bisnis internasional, namun oerhatian yang diberikan
pada masalah korupsi dalam literatur etika bisnis
terutama diarahkan pada konteks internasional.

Anda mungkin juga menyukai