Anda di halaman 1dari 6

SEJARAH PEMIKIRAN EKONKOMI

ISLAM
(Muhammad Nejatullah Siddiqi)
OLEH :
SYAMSUDDIN
Biografi Muhammad Nejatullah
Siddiqi
• Muhammad Nejatullah Siddiqi dilahirkan di
Gorakhpur, India, pada 1931. Ia memperoleh
pendidikan awalnya di Darsagh Jama’at – i –
Islami, Ranpur, dan pendidikan universitasnya di
Muslim University, Aligarh. Ia mulai menulis
tentang islam dan ekonomi Islam pada waktu
belum ada literatur tentang itu. Kontribusinya ke
jurnal-jurnal di pertengahan tahun lima puluhan
kemudian diterbitkan dalam karya-karya awalnya
dalam ekonomi islam, yakni Some Aspects of the
islamic economy (1970) dan The economic
enterprise in islam (1972).
Paradigma Al-Quran dan Asumsi
Dasar
• Alam disediakan bagi manusia untuk memperoleh
kehidupan, dan dijamin cukup untuk seluruh manusia.
Manusia harus mewujudkan hal ini melalui usaha –
usaha yang untuk itu telah ada jaminan kebebasan
untuk memiliki dan berusaha. Namun, keadilan
haruslah dijamin, kalau perlu melalui hukum. Kerja
sama dan kebjikan haruslah menjadi norma dalam
kehidupan ekonomi, bukan sikap mementingkan diri
sendiri maupun ketamakan. Dengan tetap berpegang
kepada prinsip bahwa Allah Swt, adalah pemilik secara
nyata dan mutlak, harta benda serta kekayaan haruslah
ditangani sebgai amanah dan kegiatan ekonomi harus
dilaksanakan dalam kerangka amanah tersebut.
• Kemiskinan adalah kenyataan empiris, oleh karenanya
sikaya haruslah menyerahka sebagian dari apa yang
mereka miliki kepada mereka yang tak berpunya.
Perdagangan diperbolehkan, tetapi riba(bunga)
dilarang. Mubazir adalah tindakan berdosa dan
berhemat serta mencukup-cukupkn dirasa amat
mendesak untuk dilakukan. Kekayaan duniawi haruslah
diperlakukan sebagai sarana untuk mencapai kehdupan
normal yang baik, bukan hanya untuk menuju kepada
akhir kehidupan itu sendiri, melainkan menuju
kebahagiaan abadi, Mottonya adalah : manfaatkan
sumber-sumber yang diberikan Allah Swt,. Termasuk
kemampuan anda sendiri, untuk hidup dan menolong
orang lain dalam mencapai hidup yang berkecukupan,
yang kondusif bagi terbentuknya moral yang tinggi.”
Hasil Pemikiran Ekonomi
• Perubahan perilaku yang diantisipasi,
perubahan tata nilai dan tujuan yang
diharapkan, kewajiban untuk
mengimplementasikan perintah yang jelas
dari al-Quran dan Sunnah, demikian pula
struktur sistem Islam, akan menciptakan suatu
kerangka instituional ekonomi islam yang unik
dan berbeda. Itu semua diterangkan oleh
Siddiqi sebagai berikut.
1. Hak yang relatif dan Terbatas bagi Individu,
Masyaraat, dan Negara
2. Peranan Negara yang Positif dan Aktif
3. Implementasi Zakat dan Penghapusan Riba
4. Jaminan Kebutuhan Dasar bagi Semua
5. Distribusi
6. Produksi

Anda mungkin juga menyukai