Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN STRATEGI

“ TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN


ETIKA BISNIS PERUSAHAAN “

KELOMPOK 2
Syanindhita Giri Indah R (2016030107/A2)
Githa Miranda Indika P (2016030110/A2)
Risma Novitasari (2016030135/A2)
Aprilia Syaroh Nirwana (2016030139/A2)
PENDEKATAN PEMANGKU KEPENTINGAN
TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Dalam pendefinisian atau pendefinisian ulang misi


perusahaan, manajer strategis harus memahami hak-hak
sah dari pihak-pihak yang memiliki klaim atas
perusahaan.Para pihak ini tidak hanya mencakup
pemegang saham dan karyawan, tetapi juga pihak luar
yang terpengaruh oleh tindakan perusahaan, yang disebut
dengan pemangku kepentingan
Menurut penelitian yang melibatkan 2.361 direksi
dari 291 perusahaan terbesar di Amerika
Serikat bagian tenggara :

1. Direksi menyadari keberadaan kelompok pemangku


kepentingan yang berbeda.
2. Direksi memiliki orientasi yang kuat terhadap pemangku
kepentingan.
3. Direksi memandang beberapa pemangku kepentingan
secara berbeda, bergantung padapekerjaan mereka (CEO
yang merangkap sebagai direksi atau CEO yang tidak
merangkapsebagai direksi) dan jenis mereka (direksi dari
pihak dalam atau direksi dari pihak luar).
ketika suatu perusahaan mencoba untuk menggabungkan
kepentingan dari kelompok-kelompok tersebut dalam
pernyataan misi, generalisasi yang bersifat luas tidaklah
memadai.Langkah-langkah berikut perlu diambil :
1. Identifikasi pemangku kepentingan.
2. Memahami klaim spesifik dari masing-masing pemangku
kepentingan terhadap perusahaan.
3. Merekonsiliasi klaim tersebut dan menentukan prioritasnya.
4. Mengoordinasi klaim tersebut dengan elemen-elemen lain
dari misi perusahaan.
JENIS-JENIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL

1. Tanggung jawab ekonomi (economic


responsibilities)
2. Tanggung jawab hukum (legal responsibilities)
3. Tanggung jawab etis (ethical responsibilities)
4. Tanggung jawab diskresi (discretionary
responsibilities)
Tanggung Jawab Sosial dan Profitabilitas
Perusahaan

•Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan


Laba
•CSR Saat ini
•Kebangkitan para Pecinta Lingkungan Hidup
•Meningkatnya Kekuasaan Pembeli
•Globalisasi Bisnis
UNDANG-UNDANG SARBANES-OXLEY
TAHUN 2002

Undang-Undang Sarbanes-Oxley juga membatasi


pengendalian perusahaan oleh eksekutif, undang-
undang tersebut melarang oemberian pinjaman
pribadi.Perusahaan tidak lagi dapat memberikan,
memperpanjang, atau mempertahankan pinjaman
pribadi bagi direksi atau eksekutif, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Para pejabat
eksekutif dan direksi tidak diizinkan membeli,
menjual, memperoleh, atau mentransfer efek ekuitas
manapun selama periode penghentian dana pensiun
(pension fund blackout period).

Anda mungkin juga menyukai