Anda di halaman 1dari 11

JURNAL READING

Adult Onset Vitiligo: Multivariate Analysis


Suggests
the Need for a Thyroid Screening
Pembimbing : dr. Heryanto Syamsuddin, Sp. KK
Disusun oleh
Nama : Hikmatul Paramitha Zalda
NIM : 2013730046

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
Latar Belakang
• Vitiligo adalah kelainan pigmen kulit yang didapat secara kronis, yang
secara klinis ditandai dengan makula putih asimtomatik, yang
merupakan hasil dari hilangnya fungsi melanosit di epidermis.
• Secara khusus, penyakit ini cenderung muncul sebelum usia 10 di
sekitar 25% pasien. Namun, onset penyakit ini pada masa dewasa juga
umum dijumpai meskipun hanya sedikit penelitian yang dapat
mendeskripsikan profil klinis pada vitiligo dewasa berdasarkan onset
• Penelitian ini menyajikan hasil penelitian observasional retrospektif
dengan membandingkan karakteristik klinis vitiligo pada onset dewasa
dan onset masa kanak-kanak melalui analisis multivariate conditional
logistic regression
Metode Penelitian
peneliti secara retrospektif mengumpulkan catatan medis dari 500 pasien berturut-
turut yang terdiagnosis dengan vitiligo dan menghadiri the Florence university
specialized vitiligo outservice patient antara Juni 2010 dan Juni 2013.

Pasien dengan vitiligo yang baru muncul antara usia 12 dan 40 tahun dikeluarkan
dari penelitian.
191 pasien yang tersisa dibagi menjadi dua grup menurut onset munculnya vitiligo :
onset pada dewasa yaitu muncul pada usia diatas 40 tahun yaitu sebanyak 123
pasien dan onset pada masa kanak-kanak yaitu sebelum usia 12 tahun sebanyak 68
pasien .

Desain penelitian ini menggunakan Declaration of Helsinki principles dan inform


concern dilakukan pada setiap pasien
Metode Penelitian
Penilaian medis  Catatan medis termasuk pemeriksaan klinis, riwayat kesehatan pribadi dan
keluarga, evaluasi laboratorium, dan pengobatan vitiligo bersamaan konsumsi obat.

Penilaian medis  Formulir VETF yang dimodifikasi yang secara individual menilai empat area
tubuh (kepala dan leher, badan, ekstremitas atas, dan ekstremitas bawah).

Informasi demografis dan klinis berikut dipertimbangkan Jenis kelamin, usia, usia saat onset
penyakit muncul, phototype, fenomena Koebner, terdapat nevi Sutton, riwayat pertumbuhan
premature rambut yang berwarna abu-abu, stres emosional sebagai faktor pemicu, episode
repigmentasi sebelumnya, pembengkakan / pruritus pada makula, dan pencetus munculnya onset
vitiligo.

Pemeriksaan laboratorium  kadar triemodothyronine (T3) dan thyroxine (T4) thyroid stimulating
hormone (TSH) diikuti autoantibodi titer yaitu anti thyroglobulin (anti-TG), anti-thyroperoxidase
(anti-TPO), anti-TSH reseptor (anti-TSHR), anti-parietal cell antibody (APCA), anti-smooth muscle
antibody (ASMA), anti-nuclear antibody (ANA), dan Extraacatbela nuclear antibody (ENA)
Metode Penelitian
Karakteristik pada populasi penelitian ini menggunakan mean, standar deviasi, frekuensi, dan
persentase. Perbandingan antara kedua kelompok dengan menggunakan univariate dan
multivariate condiotional logistic regression

Uji chi square / Fisher untuk data kategori dan uji Student’s 𝑡 untuk data kuantitatif dalam
analisis univariat.

Setiap predictor dianalisis dengan menggunakan multivariate, serta odd ratio dan CI 95%

Semua nilai 𝑃 <0,05 dianggap signifikan secara statistik. Analisis statistik dilakukan dengan
menggunakan program SPSS 15.0 for Windows program (Statistical Package for social Science,
SPSS Inc., Chicago, IL, USA).
HASIL
Analisis lebih lanjut pada pasien yang memiliki vitiligo dan penyakit tiroiduntuk mengevaluasi apakah
atau tidak timbulnya vitiligo muncul sebelum penyakit tiroid. Menurut hasil, pada kelompok onset
dewasa, penyakit tiroid didahului vitiligo didapatkan hasil yang signifikan secara statistik pasien ( p =
0,014).
Diskusi
• kedua jenis kelamin sama-sama terpengaruh dan kami tidak menemukan perbedaan
yang signifikan dalam rasio jenis kelamin (M: F, 1: 1) antara vitiligo onset dewasa dan
anak-anak.
• pasien dengan onset dewasa vitiligo dengan kejadian yang menimbulkan stres
dengan frekuensi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan onset masa kanak-
kanak.
• prevalensi penyakit tiroid, ATD, dan nodul tiroid yang secara signifikan ditemukan
pada pasien vitiligo onset dewasa.
• Analisis kami juga mengungkapkan prevalensi Koebner yang jauh lebih tinggi secara
bermakna pada kelompok onset masa kanak-kanak (𝑃 <0,001)
• Pasien dengan vitiligo onset masa kanak-kanak juga cenderung memiliki riwayat
penyakit dermatologis positif dalam keluarga
Kesimpulan

vitiligo onset dewasa dan anak memiliki ciri klinis yang berbeda. Masa
anak-anak onset vitiligo secara bermakna dikaitkan dengan riwayat
penyakit kulit dan gejala Koebner, sedangkan onset dewasa vitiligo
dikaitkan dengan stres sebagai faktor onset, penyakit tiroid, ATD, dan
nodul tiroid.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai