Anda di halaman 1dari 34

DESIMINASI AWAL MANAGEMENT

RSU HAJI SURABAYA

OLEH :
Mahasiswa Profesi Ners

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2019
No Tanggal JUMLAH TEMPAT TIDUR BOR

1 04-03-2019 12 bed (11 bed kosong) 12


𝑥 100 % =52,2%
23

2 05-03-2019 15 bed (8 bed kosong) 15


𝑥 100 % =65,2%
23

3 06-03-2019 16 bed (7 bed kosong) 16


𝑥 100 % =69,6%
23

 Kesimpulan : apabila jumlah prosentase BOR 65-80% maka jumlah


tenaga perawat yang dibutuhkan dalam ruangan masih mencukupi.
Akan tetapi jika jumlah prosentase BOR ≥ 85% maka jumlah perawat
yang dibutuhkan belum mencukupi dalam memberikan perawatan

kepada pasien.
 S1 KEPERAWATAN : 4 Orang
 D3 KEPERAWATAN : 12 Orang
 Dan non medis : 3 orang
No Ruangan Jumlah TT Keterangan

1 A 6 Ruang perempuan
2 B 5 Ruang perempuan
3 C 5 Ruang laki-laki
4 D 5 Ruang laki-laki
5 E 2 Ruang observasi khusus
Jumlah 23
1.MAKP adalah suatu kerangka  Dari hasil wawancara tentang
kerja yang mendefinisikan model asuhan keperawatan yang
empat unsur, yakni : standart, digunakan di ruang rawat inap
proses keperawatan, pendidikan bedah Al-Aqsha V adalah model
keperawatan, dan sistem MAKP MAKP Tim-Primer

 Metode keperawatan modular  Sebagian besar perawat ruangan


(Tim Primer) memiliki kesamaan sudah mengerti dan bisa
baik dengan metode keperawatan mengaplikasikan metode MAKP
tim maupun metode keperawatan Tim-Primer karena ada pelatihan
primer MAKP secara bergantian untuk
meningkatkan pemahaman
perawat tentang proses MAKP
2.Timbang Terima  Setelah dilakukan timbang terima
di nurse station semua petugas
kesehatan keliling ruangan untuk
mengklarifikasi data serta
menanyakan keadaan pasien

 Prosedur timbang terima  Timbang terima atau operan di


dilakukan disetiap pergantian ruang rawat inap bedah Al-
shift. Timbang terima dilakukan Aqsha V dilakukan 3 kali dalam
dengan menggunakan status sehari, yaitu pergantian shift
pasien dan buku bantu timbang malam ke pagi (07.00), pagi ke
terima yang dilakukan di nurse sore (14.00), dan sore ke malam
station (21.00).

 Pada shift malam timbang terima


kadang hanya dilakukan di nurse
station
3. Ronde Keperawatan Kriteria pasien yang dibuat ronde
keperawatan :

 Mempunyai masalah keperawatan


yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan
Pasien dengan kasus baru atau
langka Bukan pasien kritis

 Ronde keperawatan merupakan suatu  Berdasarkan dari hasil wawancara di


kegiatan dalam mengatasi masalah ruang rawat inap bedah Al Aqsha V
keperawatan klien, pada kasus tertentu diketahui bahwa karu dan perawat
yang dilakukan oleh perawat primer dan mendukung adanya ronde keperawatan.
atau konsuler, kepala ruangan, perawat Ronde keperawatan di ruangan ini
asociate yang melibatkan seluruh pernah dilakukan dan terakhir dilakukan
anggota tim. pada 6 bulan yang lalu. Tim ronde
keperawatan dalam ruangan ini belum
terbentuk, hal ini disebabkan oleh
waktu rawat inap pasien yang cepat.
4.Sentralisasi Obat  Saat ini penyediaan obat
menggunakan metode ODD
(One Day Dose) dimana obat
disentralisasi di ruang farmasi
yang telah disediakan oleh
ruangan rawat inap bedah Al-
Aqsha lantai V.
 Teknik pengelolaan obat kontrol  Di ruangan obat dikelompokkan
penuh sentralisasi adalah menurut nama pasien dan terapi
pengelolaan obat dimana seluruh yang ditentukan oleh dokter.
obat yang diberikan oleh Obat di siapkan oleh petugas
pelayanan diserahkan farmasi setiap akan diberikan
sepenuhnya oleh perawat. obat sesuai dengan jadwal.
Pengeluaran dan pembagian obat
sepenuhnya dilakukan oleh
perawat.
5.Supervisi  Dan dari wawancara yang
dilakukan di ruang Al-Aqsha V
praktek manajemen keperawatan
bahwasanya karu dan perawat
mengerti adanya supervisi.
Supervisi telah dilakukan diruangan
Al-Aqsha V oleh kepala ruangan
sebagai supervisor yang mampu
melaksanakan peran sebagai kepala
ruangan dalam lingkup tanggung
jawabnya,

 kegiatan pengawasan dan


pembinaan yang dilakukan secara
kesinambungan oleh supervisor
mencakup masalah pelayanan
keperawatan, masalah ketenagaan
dan peralatan agar pasien mendapat
pelayanan yang bermutu setiap saat
6. Penerimaan Pasien Baru  Dengan lembar persetujuan untuk
dirawat di ruang rawat inap bedah
Al-Aqsa lantai V yang telah
disetujui oleh pasien atau keluarga
pasien. Perawat melakukan
pemeriksaan fisik dan pengkajian
kepada pasien sesuai dengan SPO
format pengkajian yang ada di RSU
Haji Surabaya. Namun pemeriksaan
fisik dan pengkajian ulang langsung
ke pasien jarang dilakukan

 Penerimaan pasien baru merupakan  pelaksanaan edukasi hand hygine


suatu cara ataupun pedoman dalam jarang di lakukan perawat terhadap
menerima pasien baru masuk pasien dan keluarga
7. Discharge Planning  Pasien dan keluarga mempunyai
kesiapan fisik, psikologis dan social
terhadap kesehatannya, serta
tercapainya kemandirian pasien dan
keluarga. Discharge planning
diharapkan dapat mengurangi angka
kekambuhan dan komplikasi.

 Discharge planning yang bertujuan  Dari hasil wawancara, discharge


untuk meningkatkan status planning sudah dilaksanakan di
kesehatan pasien secara signifikan ruang Al-Aqsha V dan setiap selesai
pelaksanaannya selalu
didokumentasikan dengan baik akan
tetapi penyampain discharge
planning hanya edukasi secara lisan
saja tanpa menggunakan media
lefleat atau lembar balik
8.Dokumentasi  Kegiatan pendokumentasian dengan
format SOAPI serta keterampilan
Keperawatan mendokumentasikan proses
keperawatan sesuai dengan standar
asuhan keperawatan yang telah
terakreditasi
 Dokumentasi merupakan catatan  Dari beberapa observasi yang telah
otentik dalam penerapan manajemen dilakukan didapatkan
Asuhan Keperawatan Profesional pendokumentasian pada ruang Al-
Aqsha V RSU Haji Surabaya telah
dilakukan dengan baik, sekitar 95%
dokumentasi asuhan keperawatan
sudah lengkap namun 5% masih
kurang seperti surat permintaan masuk
rumah sakit belum terdapat tanda
tangan keluarga, data tinggi badan dan
berat badan belum terisi penuh karena
adanya duplikasi data, implementasi
belum dilengkapi, lembar observasi
tidak dicantumkan dengan lengkap, dan
lembar persetujuan tindakan
Pembiayaan (M4-Money)

No Pemasukan Dana Pengeluaran Tarif Rumah


BPJS Keuntungan
Sakit
1 Rp 2.813.784.437 Rp 2.096.919.846 Rp 716.864.591

 Sistem pembiayaan yaitu  Data yang didapatkan dari SIM RS


pertukaran produk dan jasa antara tagihan pasien yang dirawat di
petugas dan pasien. Sistem ruang Al-Aqsha V tahun 2018
pembiayaan pada ruang bedah Al- untuk tarif INACBG: Rp
Aqsha lantai V berasal dari APBD 2.813.784.437 sedangkan tarif RS :
Provinsi Tingkat I Jawa Timur dan Rp 2.096.919.846. Sehingga dapat
pendapatan RS dari medis, disimpulkan bahwa RS masih
pelayanan, dan farmasi. untung sebesar Rp 716.864.591.
KECEMASAN KEPUASAN DEKUBITUS RISIKO FLEBITIS
JATUH

Ringan Puas 0 0 0
Kualitas Pelayanan Keperawatan
(M5-Mutu)

 Bor yaitu prosentase pemakaian tempat tidur pada satu tahun waktu
tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan dari tempat tidur rumah sakit.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡 (𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑎)
 Rumus : X 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑇 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

 Keterangan: TT = Tempat-tidur
 Angka BOR yang baik adalah 60-85%
 Hasil BOR pada bulan Januari di ruang rawat inap bedah Al-Aqsha lantai
V
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡 (𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑎)
 Rumus : X 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑇 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
311
 Jawab: X 100% = 44,3 (44%)
713
 Yaitu rata-rata lama rawatan seorang pasien . indikator ini di samping
memberikan gambaran tingkat efisiensi juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan apabila diterapkan pada diagnosa tertentu
yang dijadikan tracer (yang perlu pengamatan lebih lanjut).
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
 Rumus: X 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝+𝑚𝑎𝑡𝑖)

 Keterangan : Secara umum ALOS yang baik adalah 3-4 hari.


 Hasil ALOS pada bulan Januari di ruang rawat inap bedah Al-Aqsha
lantai V
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
 Rumus: X 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝+𝑚𝑎𝑡𝑖)
296
 Jawab : X 100% = 2,81
105
Identifikasi dan Prioritas
Masalah

 Perawat jarang mendemonstrasikan teknik cuci tangan kepada pasien dan keluarga
saat penerimaan pasien baru.

 Sebagian perawat (khususnya yang dinas sore ke malam) belum melakukan timbang
terima dengan baik, terkait dengan pengenalan identitas diri perawat kepada pasien
dan perawat terkadang tidak melakukan validasi langsung ke pasien.

 Pendidikan kesehatan saat discharge planning hanya dilakukan dengan menggunakan


lisan tanpa menggunakan leaflet.

 Kelengkapan dokumentasi kadang kurang karena banyak duplikasi data di format


RM.

 Tidak semua SOP atau cara penggunaan alat di cantumkan pada peralatan medis.
 Belum semua perawat terpapar dengan MAKP Tim-Primer.
 Belum adanya dokumentasi pelaksanaan supervisi yang jelas.
 Adanya kesulitan dalam menyesuaikan jadwal perawat dengan tim
kesehatan yang lain saat akan melakukan ronde keperawatan dan belum
adanya SPO tentang ronde keperawatan.
 Kurangnya tenaga perawat di ruang rawat inap bedah Al-Aqsa V apabila
BOR lebih dari 85%.
 Proses pencampuran obat di ruang rawat inap bedah Al-Aqsha V masih di
lakukan oleh perawat, padahal seharusnya dilakukan oleh tim farmasi klinis.
 Tidak semua pasien BPJS tagihannya sesuai dengan paket INACBG.
 BOR kurang dari standart minimal (65%) karena pasien merupkaan pasien
bedah/operasi, yang sebagian besar merupakan pasien elektif
RENCANA STRATEGI
Masalah sesuai Tujuan Rencana Kegiatan Target
perspektif
1. Pertumbuhan dan Meningkatkan kualitas SDM 1. Pemaparan ronde keperawatan secara menyeluruh 1 minggu
perkembangan (SDM) 2. Perlu diadakannya ronde keperawatan
3. Perlu adanya leaflet untuk edukasi pasien dan
keluarga selama proses discharge planning
4. Melakukan timbang terima sesuai dengan SOP
5. Meningkatkan motivasi untuk memperhatikan
kelengkapan data dokumentasi
2. Pelanggan Meningkatkan kepuasan 1. Memperpendek lama hari rawat dengan cara 1 minggu
pasien memberikan asuhan keperawatan secara optimal,
meliputi:
a. Memberikan tindakan perawatan berdasarkan
SPO (pemasangan infus, perawatan luka post op,
pemberian terapi obat (injeksi), pemasangan
kateter dll
2. Melaporkan fasilitas yang rusak seperti AC, bed
pasien, untuk meningkatkan kenyamanan pasien.
3. Menjelaskaan tujuan perawatan pada pasien salah
satunya seperti tindakan injeksi (memberitahukan
kegunaan dari obat yang akan diberikan)
4. Meningkatkan kesadaran perawat ruangan tentang
kenyamanan lingkungan pasien misalnya meminta
keluarga pasien untuk merapikan barang bawaan
dan memasukkan ke dalam almari pasien yang sudah
disediakan, tidak menggelar tikar pada saat jam
pelayanan, dll.
3. Bisnis internal 1. Tersedianya jasa 1. Mempermudah pasien mendapatkan informasi 1 minggu
pelayana keperawatan (kesehatan, fasilitas yang didapat selama dirawat,
yang profesional konsultasi dengan tim medis)
2. Meningkatkan mutu 2. Meminimalkan adanya KTD
pelayanan keperawatan a. Memasang bed side pasien (mencegah resiko
jatuh)
b. Menerapkan 7B (mencegah terjadinya resiko
salah dalam memberikan terapi obat)
c. Mobilisasi pasien post op (untuk mencegah
terjadinya resiko decubitus, mempercepat
pasien untuk bisa flatus, mengurangi)
d. Mengganti letak iv line tidak lebih dari 72 jam
untuk mencegah kejadian Plebitis
e. Mencegah terjadinya kejadian infeksi dengan
cara memantau kondisi pasien post op mulai
dari diitnya (makanan), perawatan luka post op
yang sesuai SPO, dan personal hygiene pasien,
keluarga dan petugas
f. Mendemonstrasikan hand hygiene
POA (PLANNING OF ACTION)
Indicator Keberhasilan
No Problem Tujuan Kegiatan
1 Tim primer Mampu 1. Mendiskusikan setiap MAKP primary Nursing
belum meningkatkan hambatan dalam diterapkan secara baik.
optimal penerapan MAKP penerapan model primary
primary Nursing nursing.
pemula. 2. Sosialisasi hasil desiminasi.
3. Melakukan pembagian
peran perawat.
4. Menentukan diskripsi tugas
dan tanggung jawab
perawat.
5. Melakukan pembagian
jadwal serta pembagian
tenaga perawat.
6. Membantu penerapan
model MAKP yang sudah
ada.
7. Supervisi penerapan MAKP
8. Evaluasi
2 Inventarisasi alat Sarana dan prasarana untuk 1. Melakukan pengecekan alat-alat 1. Alat-alat inventaris tidak
tindakan perawatan inventaris setiap selesai shift / jaga . ada yang hilang.
tersedia dalam jumlah yang 2. Membuat daftar nama-nama inventaris 2. Sudah ada daftar nama-
cukup dan dapat disetiap penyimpanan alat. nama alat di setiap
dimanfaatkan secara 3. Mendokumentasikan pengiriman dan penyimpanan alat.
optimal pengambilan linen dari laundry. 3. Linen tidak ada kesalahan
4. Memberikan tanda pada linen dengan dalam pengiriman dan
nama ruangan. pengambilan
5. Menyarankan untuk melakukan 4. Adanya tanda pada setiap
pembaruan SPO setiap 5 tahun. linen di ruangan
6. Melaporkan fasilitas yang rusak seperti AC 5. SPO sudah dilakukan
dan Bed pasien. pembaruan setiap 5 tahun
7. Menyarankan untuk penambahan dalam sekali
fasilitas safety perawat seperti almari 6. Fasilitas sudah diberbaiki
khusus untuk menempatkan peralatan dan tidak ada yang rusak.
safety. 7. Adanya penambahan
8. Menyarankan untuk menambah fasilitas saftety perawat.
perlengkapan 8. Adanya penambahan
tempat limbah infeksius dan non tempat sampah medis dan
infeksius. non medis
3 Belum ada SPO Menyelasaikan 1. Menyusun proposal kegiatan ronde 1. Perawat mampu
masalah keperawatan (strategi dan materi). menyusun proposal
kesehatan klien 2. Menyusun materi dan askep yang kegiatan ronde
sesuai dengan kriteria masalah yang keperawatan
dirondekan dalam kegiatan ronde 2. Perawat mampu
keperawatan menyusun materi ronde
3. Membuat alur ronde keperawatan keperawatan
4. Melaksanakan ronde keperawatan 3. Perawat mampu
5. Mensosialisasikan ronde keperawatan menyusun alur ronde
6. Mengaplikasikan ronde keperawatan keperawatan
di ruang rawat inap bedah Al-Aqsha V 4. Perawat memahami
ronde keperawatan dan
mampu melaksanakan
ronde keperawatan
5. Setiap kasus yang sulit
diselesaikan dan kasus
yang sudah dilakukan
tindakan keperawatan
tetapi tidak ada
kemajuan setelah
dilakukan ronde
keperawatan masalah
tersebut dapat segera
diatasi
4 M5 1. Mampu 1. Meminimalkan adanya KTD 1. Terjadinya peningkatan
meningkatkan (pasien jatuh, decubitus mutu pelayanan, di buktikan
mutu pelayanan selama dirawat, phlebitis, dengan tidak adanya KTD
keperawatan terajadinya infeksi 2. ALOS memendek
2. Mampu nosocomial) 3. Dilakukannya komunikasi
meningkatkan 2. memperpendek hari rawat efektif dalam setiap
kepuasan pasien (memberikan tindakan tindakan keperawatan
3. Tersedianya keperawatan yang sesuai 4. Pasien mendapatkan
pelayanan dengan SPO) kejelasan tentang informasi
keperawatan 3. Menjelaskan tujuan tindakan yang diinginkan
yang professional keperawatan yang akan di
lakukan
4. Memberikan informasi yang
diinginkan
5 Penerimaan pasien Menerima dan 1. Mensosialisasikan tentang alur 1. Semua perawat dapat
baru belum menyambut penerimaan pasien baru menerapkan komunikasi
optimal kedatangan pasien 2. Menyusun dan membuat format yang baik dan diberi
baru dengan hangat penerimaan pasien baru serta sentuhan terapeutik.
dan terapeutik petunjuk teknis pengisiannya. 2. Penerimaan pasien baru
3. Melaksanakan penerimaan pasien
sesuai SOP
baru secara alur.
4. Mendokumentasikan hasil dengan
benar.

6 Supervisi belum Mampu menerapkan 1. Membaut jadwal supervisi 1. Supervisi dilakukan sesuai
optimal supervisi 2. Membuat format supervisi yang dengan jadwal
keperawatan dengan baku sesuai SOP seperti tindakan 2. Supervisi dilalukan sesuai
benar injeksi dan pemasangan infus dll dengan tugas pokok dan
3. Mensosialisasikan supervisi fungsi serta sesuai fromat
4. Melaksanakan supervisi yang terstandart
keperawatan 3. Hasil supervisi
5. Mendokumentasikan hasil terdokumentasi dengan
pelaksanaan supervisi keperawatan baik
sesuai 3f (fair, fead back, flow up)
7 Discharge Discharge planning 1. Mengajukan proposal pelaksanaan 1. Setiap klien mulai masuk
planning belum dilaksanakan secara discharge planning. sampai pulang sudah
optimal optimal dan 2. Menentukan jadwal pelaksanaan mendapatkan discharge
terdokumentasi discharge planning. planning.
dengan baik. 3. Mensosialisasikan dan
melaksanakan discharge planning
setiap klien mulai masuk sampai
pulang.
4. Menentukan kebutuhan edukasi
pasien
8 Timbang terima Timbang terima 1. Menyarankan untuk disiplin waktu 1. Timbang terima sudah
belum optimal dilakukan secara saat timbang terima. dilakukan secara on time
optimal dan 2. Menyusun proposal timbang 2. Timbang terima dilakukan
terdokumentasi. terima. di nurse station dan di
3. Menentukan penanggung jawab klien.
timbang terima. 3. Isi timbang terima tentang
4. Menyusun format timbang terima masalah keperawatan
klien serta petunjuk teknis yang sudah dan belum
pengisiannya. teratasi.
5. Melaksanakan timbang terima 4. Timbang terima
terdokumentasi dengan
baik.
9 Pelaksanaan Sentralisasi obat 1. Menyusun proposal Seluruh obat klien sudah
belum optimal dilaksanakan sentralisasi obat tersentralisasi dengan
secara optimal. 2. Menentukan penanggung baik.
jawab sentralisasi obat.
3. Melaksanakan sentralisasi
obat klien ysng bekerja sama
dengan perawat dan bagian
farmasi.
4. Mendokumentasikan hasil
pelaksanaaan pengelolaan
sentralisasi obat.
5. Membuat format pencatatan
sentralisasi obat.
6. Membuat format informed
consent sentralisasi obat.
10 Dokumentasi Mendokumenta 1. Mengusulkan agar 1) Pendokumentasian
sikan masalah pendokumentasian dilakukan secara
asuhan dilakukan secara terperinci baik aspek
keperawatan terperinci baik aspek medis ataupun aspek
yang diberikan medis dan aspek keperawatan
dengan baik keperawatan 2) Kepala ruangan
dan benar 2. Mengusulkan kepada melakukan evaluasi
kepala ruangan untuk secara rutin terhadap
melakukan evaluasi pendokumentasian
secara rutin terhadap yang dilakukan
pendokumentasian yang perawat
dilakukan perawat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai