Anda di halaman 1dari 24

TRAUMA

TULANG TEMPORAL
oleh :
Widya Nurul Fatimah
N 111 17 030

Pembimbing :
dr. Bastiana, M.Kes, Sp.THT-KL

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Pendahuluan

Cedera tulang temporal terjadi pada 30 - 70% kasus


yang melibatkan trauma tumpul kepala.

Trauma tulang temporal adalah penyebab morbidi-


tas yang signifikan
Anatomi Tulang Temporal
Anatomi Tulang Temporal
Saraf fasialis  saraf kranial terpanjang yang berjalan di dalam
tulang temporal
Anatomi Telinga
Anatomi Telinga
TRAUMA
TULANG TEMPORAL
Definisi
Trauma Tulang Temporal

cedera fisik pada tulang temporal


yang dapat dipicu oleh benturan
benda dengan permukaan
tumpul atau tertembus
oleh peluru.
Etiologi

Kecelakaan lalu lintas menyumbang 40-50 % penyebab

trauma tulang temporal.

Jatuh, kecelakaan industri dan olahraga juga penyebab

tersering.
Klasifikasi

Fraktur Longitudinal 80% 20% Fraktur Transversal


01
sejajar dengan sumbu tegak lurus terhadap sumbu
panjang piramida tulang panjang dari piramida petrosus
petrosus kemudian merambat
ke daerah mastoid atau
Fraktur Campuran
tulang skuamosa
meliputi elemen longitudinal dan
transversal
Klasifikasi

A. Fraktur transversal B. Fraktur longitudinal


Penegakkan Diagnosis
ANAMNESIS

• Gangguan pendengaran
• Keluar cairan dari telinga atau hidung (otorea atau rhinorea)
• Pusing berputar (vertigo)
• Kelemahan wajah (parese fasialis)
• Sensasi sentuhan berkurang (hipestesia fasialis) & penglihatan
ganda (diplopia)
PEMERIKSAAN FISIK

Inspeksi Otoskopi

Otorea CSF
Racoon Eyes
Battle’s sign Hemotimpanum

• Aurikula : menilai laserasi, area tulang rawan yang terbuka, dan hematoma
• Kanalis akustikus eksternus : melihat adanya laserasi atau tidak
Pemeriksaan N. Fasialis (Sistem House-Brackman)

Grade I Fungsi fasial normal di semua


Normal area

Grade II Dahi : pergerakan sedang - baik


Disfungsi
Mata : menutup dengan usaha minimal
Ringan
Mulut : sedikit asimetris jika pergerakan

Grade III Dahi : Pergerakan ringan - sedang


Disfungsi
Mata : Menutup dengan usaha
Sedang
Mulut : sedikit lemah
Pemeriksaan N. Fasialis (Sistem House-Brackman)
Grade IV Dahi : tidak mampu menggerakkan
Disfungsi Mata : tidak dapat menutup sempurna
Sedang
Berat Mulut : tampak asimetri,sulit digerakkan

Grade V Dahi : tidak dapat digerakkan


Disfungsi
Berat Mata : tidak dapat menutup
Mulut : asimetri dan sulit digerakkan

Grade VI Tidak ada pergerakan


Parese
Total
Tes Pendengaran

• Tes Berbisik

•Tes Penala

• Tes audiometri nada murni


Pemeriksaan Penunjang

CT-Scan

CT-scan resolusi tinggi dengan algoritma tulang adalah standar diagnosis cedera
tulang temporal

Gambar CT-Scan aksial


Fraktur campuran
Gambar CT-Scan aksial Gambar CT-Scan aksial
Fraktur longitudinal Fraktur transversal
Pemeriksaan Penunjang

Magnetic Resonance Imaging (MRI)


Gambar T1-weighted memperlihatkan bagian yang terang di labirin
atau telinga tengah yang konsisten dengan perdarahan.

Uji elektrodiagnostik :
• Electroneurography (ENoG)
Penatalaksanaan
Terapi Konservatif

• Cedera saraf fasialis : pemberian steroid

• Otorea CSF biasanya sembuh spontan dalam 2 minggu tanpa inter

vensi

• CHL sekunder akibat hemotimpanum dapat hilang tanpa intervensi

• SNHL mungkin menunjukkan perbaikan tetapi cenderung bertahan


Penatalaksanaan
Terapi Operatif

• Pendekatan operasi untuk cedera saraf fasialis : transmastoid,

translabirin dan fossa media

• Otorea CSF terus menerus atau rhinorrhea CSF > 14 hari 

penutupan robekan dural dengan penjahitan dan graft


Komplikasi

Penurunan Paralisis Saraf


Pendengaran Fasialis

Kebocoran Cairan Pembentukan


Serebrospinal Kolesteatoma

Cedera Karotis
Algoritma Diagnostik
dan Penanganan
Trauma Tulang
Temporal
Thank you

Anda mungkin juga menyukai