Bab 6 Kerukunan Umat Beragama
Bab 6 Kerukunan Umat Beragama
BERAGAMA
Indonesia
• Indonesia luas wilayahnya menempati urutan
ketujuh di dunia.
• Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar
di dunia.
• Wilayah Indonesia sedemikian strategis di antara
dua benua dan dua samudra yang terdiri dari
belasan ribu pulau yang bertebaran di sekitar
garis khatulistiwa dan alamnya relatif subur dan
indah.
• Jumlah penduduknya menempati urutan keempat
di dunia dan mayoritas beragama Islam.
Keunikan kondisi penduduk Indonesia
Penduduk yang majemuk
Masyarakat yang cinta damai
Tri Kerukunan Umat
Beragama
• Dicanangkan era 1970an
Tujuan utama dicanangkannya
Tri Kerukunan Umat Beragama di
Indonesia adalah:
• Untuk lebih memantapkan stabilitas
nasional
• Untuk memperkokoh persatuan dan
kesatuan bangsa.
• Adapun Tri Kerukunan Umat
Beragama tersebut adalah:
1.Kerukunan antara Umat Beragama
dengan Pemerintah.
Umat beragama dengan menganut
agama apapun diharapkan bisa menjalin
dan menjaga kerukunan dengan
pemerintah.
• Di dalam Islam, manusia disuruh untuk
patuh terhadap ulil amri.
• Firman Allah QS. An-Nisa’ (4): 59,
sebagai berikut:
2. Kerukunan intern umat bergama
Umat seagama haruslah rukun,
meskipun banyak perbedaan di
dalamnya.
• Terkait kemajemukkan, Allah berfirman QS.
Ali Imron (3) : 103
3. Kerukunan antar umat yang berbeda
agama
Masyarakat di dunia ini begitu
majemuk bahkan di Indonesia.
kemajemukan itu juga ada dalam aspek
keberagamaan. Hal ini menyebabkan
sering terjadi singgungan antar umat
beragama, hal ini sebab adanya jiwa
missianis (berda’wah) pada setiap
pemeluk agama.
• Dalam Islam, perintah berda’wah ada pada
surat berikut:
• Begitu juga dalam ayat berikut:
Pedoman Penyiaran Agama di
Indonesia
Untuk mencegah terjadinya ketegangan,
benturan ataupun hal-hal yang tidak
diharapkan dan untuk mendukung
terwujudnya kerukunan antar umat yang
berbeda agama, pemerintah mengatur
dengan adanya “Pedoman Penyiaran
Agama di Indonesia”, sebagai berikut:
a. Keputusan Musyawarah Paripurna Majelis
Ulama Indonesia (MUI) tanggal 15 Februari
1976, tentang “Konsultasi Antar Umat
Beragama”.
Selengkapnya:
e. Keputusan Pertemuan Lengkap “Wadah
Musyawarah Antar Umat Beragama”, tanggal 25
Agustus 1981 di Jakarta, tentang Pelaksanaan
Peringatan Hari-hari Besar Keagamaan, dihadiri
Wakil/ Penghubung Majelis Agama, yaitu:
1. Majelis Ulama Indonesia (MUI)
2. Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI)
3. Majelis Agung Waligereja Indonesia (MAWI)
4. Parisada Hindu Darma Pusat (PHDP)
5. Perwalian Umat Budha Indonesia (WALUBI)
“Alloh tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula)
mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang
yang berlaku adil”.