Anda di halaman 1dari 42

Nama Anggota Kelompok :

1). Mufidhatul Agustina

2). Mustika Andan Duwi Chan

3). Mustika Sari

4). Nadia Utami

5). Ni Made Ariyani

6). Niken Damayanti

7). Nur Machmudah

8). Nuril Khofifafur Rohmi


Tanda-tanda bahwa kala 2
persalinan sudah dekat :

•Ibu merasa ingin meneran (dorongan


meneran/doran)
•Perineum menonjol (perjol)
•Vulva vagina membuka (vulka)
Lanjutan......

•Adanya tekanan pada spincter anus (teknus)


•Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat
•Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir
•Kepala telah turun didasar panggul
•Ibu kemungkinan ingin buang air besar
Diagnosis Pasti

Telah terjadi pembukaan lengkap


Tampak bagian kepala janin
melalui bukaan introitus vagina
Periksa nadi ibu setiap 30 menit
Pantau frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit.

Memastikan kandung kemih kosong melalui bertanya kepada


ibu secara langsung sekaligus dengan melakukan palpasi.
Penuhi kebutuhan hidrasi, nutrisi ataupun keinginan ibu.
Periksa penurunan kepala bayi melalui pemeriksaan abdomen
setiap 30 menit dan pemeriksaan dalam setiap 60 menit atau
jika ada indikasi
Upaya meneran ibu

Apakah ada presentasi majemuk atau tali pusat disamping


kepala
Putaran paksi luar segera setelah bayi lahir

Adanya kehamilan kembar setelah bayi pertama lahir


1. Saat bayi belum lahir
Lakukan pemeriksaan DJJ setiap selesai menera atau setiap
5-10 menit
Amati warna air ketuban jika selaputnya sudah pecah

Periksa kondisi kepala, vertex, caput, molding


2. Saat bayi lahir

Nilai kondisi bayi (0-30 detik) dengan menjawab 2 pertanyaan,


apakah bayi menangis kuat dan atau tanpa kesulitan? Apakah
bayi bergerak aktif atau lemas.
A. Kontraksi, dorongan otot-otot
dinding
 Kontraksi ini dikendalikan oleh syaraf
intrinsik, tidak disadari, tidak dapat
diatur oleh ibu bersalin, baik
frekuensi maupun lama kontraksi
(Sumarah, 2008).
1).Rasa sakit dari fundus merata ke seluruh uterus sampai berlanjut
ke punggung bawah.
2). Penyebab rasa nyeri belum diketahui secara pasti. Beberapa
dugaan penyebab antara lain :
a) Pada saat kontraksi terjadi kekurangan O2 pada
miometrium.
b) Penekanan ganglion syarat di serviks dan uterus bagian
bawah.
c) Peregangan serviks akibat dari pelebaran serviks.
d) Peregangan peritoneum sebagai organ yang menyelimuti
uterus.
1). Memberikan kesempatan pada jaringan otot-otot uterine untuk
beristirahat agar tidak menurunkan fungsinya oleh karena kontraksi
yang kuat secara terus menerus.

2). Memberikan kesempatan kepada ibu untuk istirahat, karena rasa


sakit selama kontraksi.

3). Menjaga kesehatan janin karena pada saat kontraksi uterus


mengakibatkan konstriksi pembuluh darah plasenta sehingga bila
secara terus menerus berkontraksi, maka akan menyebabkan hipoksia,
anoksia, dan kematian janin.
Uterus terbentuk dari pertemuan duktus Muller kanan dan
kiri digaris tengah sehingga otot rahim terbentuk dari dua
spiral yang saling beranyaman dan membentuk sudut
disebelah kanan dan kiri. (Myles, 2009).

Perubahan bentuk :
Bentuk uterus menjadi oval yang disebabkan adanya
pergerakan tubuh janin yang semula membungkuk menjadi
tegap, sehingga uterus bertambah panjang 5-10 cm.
1. Segmen atas : bagian yang berkontraksi, bila dilakukan palpasi
akan teraba keras saat kontraksi.

2. Segmen bawah : terdiri atas uterus dan cerviks, merupakan


daerah yang teregang, bersifat pasif. Hal ini mengakibatkan
pemendekan segmen bawah uterus.

3. Batas antara segmen atas dan segmen bawah uterus membentuk


lingkaran cincin retraksi fisiologis. Pada keadaan kontraksi uterus
inkoordinasi akan membentuk cincin retraksi patologis yang
dinamakan cincin bandl.
Saat persalinan segmen atas
berkontraksi, menjadi tebal, dan
mendorong anak keluar. Sementara itu
segmen bawah dan serviks mengadakan
relaksasi, dilatasi, serta menjadi saluran
yang tipis dan teregang yang nantinya akan
dilalui bayi.
1. Setelah kontraksi, otot tersebut tidak berelaksasi
kembali ke keadaan sebelum kontraksi, tetapi menjadi
sedikit lebih pendek walaupun sebelum kontraksi.
Kejadian ini disebut retraksi. Dengan retraksi ini, maka
rongga rahim mengecil dan anak secara perlahan
didorong ke bawah dan tidak naik lagi keatas setelah his
hilang. Akibat retraksi ini, segmen atas makin tebal
dengan majunya persalinan apalagi setelah bayi lahir.
2. Kontraksi tidak sama kuatnya, tetapi paling
kuat didaerah fundus uteri dan berangsur
berkurang kebawah. Kontraksi yang paling
lemah terjadi pada segmen bawah rahim.
Setelah terjadinya rotasi luar, bahu depan berfungsi sebagai

hypomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian

setelah kedua bahu lahir disusui lahirlah trochanter depan

dan belakang sampai lahir janin seluruhnya. Gerakan

kelahiran bahu depan, bahu belakang, badan seluruhnya.

Prawirohardjo, Sarwono, (2009).Ilmu Kebidanan, Bina

Pustaka.Jakarta.
1. Tekanan darah
Tekanan darah dapat meningkat 15 samapai 25 mmHg selama kontraksi
pada kala dua. Upaya mengedan pada ibu juga dapat memengaruhi
tekanan darah, menyebabkan tekanan darah meningkat dan kemudian
menurun dan pada akhirnya berada sedkit diatas normal. Oleh karena itu,
diperlukan evaluasi tekanan darah dengan cermat diantara kontraksi.
Rata-rata peningkatan tekanan darah 10 mmHg di antara kontraksi ketika
wanita telah mengedan adalah hal yang normal (Varney, 2008).
2. Metabolisme
Peningkatan metabolisme yang terus-menerus berlanjut sampai
kala dua disertai upaya mengedan pada ibu yang akan menambah
aktivitas otot-otot rangka untuk memperbesar peningkatan
metabolisme (Varney, 2008).

3. Denyut nadi
Frekuensi denyut nadi ibu bervariasi pada setiap kali mengedan.
Secara keseluruhan, frekuensi nadi meningkat selama kala dua
persalinan disertai takikardi yang mencapai puncaknya pada saat
persalinan (Varney, 2008).
4. Suhu
Peningkatan suhu tertinggi terjadi pada saat
persalinan dan segera setelahnya. Peningkatan normal
adalah 0,5 sampai 1oC (Varney, 2008).
5. Perubahan Sistem Pernapasan
Sedikit peningkatan frekuensi pernapasan masih
normal selama persalinan dan mencerminkan
peningkatan metabolisme yang terjadi (Varney,
2008).
6. Perubahan Ginjal
Sedikit proteinuria (1+) umum ditemukan pada sepertiga
wanita bersalin. Proteinuria 2+/lebih, merupakan kondisi
yang abnormal. Kondisi ini dapat diakibatkan peningkatan
lebih lanjut curah jantung selama persalinan dan
peningkatan laju filtrasi glomelurus dan aliran plasma
ginjal. (Varney, 2008).

7. Perubahan Gastrointestinal (Saluran Cerna)


.Muntah yang konstan dan menetap merupakan hal yang
abnormal dan kemungkinan merupakan indikasi komplikasi
obstetrik, seperti ruptur uterus (Varney, 2008).
8. Dorongan Mengejan

Beberapa wanita merasakan dorongan


mengejan sebelum serviks berdilatasi
lengkap dan sebagian lagi tidak
merasakan.(Myles, 2009).
Kontraksi menjadi ekspulsif pada saat janin
turun lebih jauh kedalam vagina. Tekanan
dan bagian janin yang berpresentasi
menstimulasi reseptor saraf di dasar pelvik
(hal ini disebut reflek ferguson) sehingga
ibu mengalami dorongan untuk mengejan.
9. Pergeseran jaringan lunak.

Saat kepala janin yang keras menurun, jaringan


lunak pelvis mengalami pergeseran. Akibatnya, terjadi
peregangan dan penipisan uretra sehingga lumen
uretra mengecil. Otot elevator anus berdilatasi,
meregang dan tipis. Kepala janin menjadi terlihat
pada vulva, maju pada setiap kontraksi, dan mundur
diantara kontraksi sampai terjadinya crowning
(Myles, 2009).
10. Perubahan Hematologi

Hemoglobin meningkat rata-rata 1-2


gr/100ml selama persalinan dan kembali
normal setelah melahirkan, kecuali terjadi
perdarahan.
Gula darah menurun selama persalinan,
menurun drastis pada persalinan yang lama
dan sulit. (Varney, 2008).
ASUHAN SAYANG IBU

Anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu selama


persalinan da kelahiran.

Alasan: Dukungan dari atau pendamping selama persalinan


berkaitan dengan hasil persalinan yang lebih baik ( enkin,
et al, 2000).
Berikan dukungan dan semangat pada ibu dan anggota
keluarganya.
Jelaskan proses kelahiran dan kemajuan persalinan kepada ibu
dan keluarganya.
Tentramkan hati ibu selama kala II persalinan. Berikan
bimbingan dan bantuan jika memang di perlukan.
Anjurkan ibu untuk minum selama persalinan kala dua.
Alasan : ibu bersalin mudah sekali mengalami dehidrasi selama
proses persalinan dan kelahiran bayi.
Cukupnya asupan cairan dapat mencegah ibu mengalami hal
tersebut. (Enkin, et, al, 2000).
 Setelah pembukaan lengkap, anjurkan ibu hanya meneran
apabila ada dorongan kuat dan spontan untuk meneran.
Anjurkan ibu beristirahat diantara kontraksi.
Alasan :
meneran secara berlebihan menyebabkan ibu sulit bernafas
sehingga terjadi kelelahan yang tidak perlu dan meningkatkan
risiko asfiksia pada bayi sebagai akibat turunnya pasokan
oksigen melalui plasenta. (Enkin, et, al, 2000).
Membersihkan Perineum Ibu

Pembersihan vulva dan perineum menggunakan air matang


(DTT).
Gunakan gulungan kapas atau kasa yang bersih, bersihkan
mulai dari bagian atas ke bawah (dari bagian anterior vulva ke
arah rektum) untuk mencegah kontaminasi tinja.
Mengosongkan Kandung Kemih

Anjurkan ibu dapat berkemih setiap 2 jam atau lebih sering jika kandung
kemih selalu terasa penuh. Jika diperlukan, bantu ibu untuk ke kamar
mandi.
Alasan: kandung kemih yang penuh mengganggu penurunan kepala bayi,
selain itu juga akan menambah rasa nyeri pada perut bawah,
menghambat penatalaksanaan distosia bahu, menghalangi lahirnya
plaseenta dan perdarahan pasca persalinan.
Jangan melakukan kateterisasi kandung kemih secara rutin
sebelum atau setelah kelahiran bayi dan/atau plasenta.
Kateterisasi kandung kemih hanya dilakukan bila terjadi retensi
urin dan ibu tidak mampu berkemih sendiri.
Alasan: selain menyakitkan, kateterisasi akan meningkatkan
risiko infeksi dan trauma atau perlukaan pada saluran kemih
ibu.
(Mose, Johanes, dkk. 2009)
memberikan rasa nyaman bagi ibu dan
memberikan kemudahan baginya untuk
beristirahat diantara kontraksi.
Keuntungan dari kedua posisi ini adalah gaya
gravitasi untuk membantu ibu melahirkan
bayinya.
terdapat gaya gravitasi yang lebih besar
dibandingkan dengan posisi lain.Posisi ini
juga dapat mengurangi rasa nyeri karena
proses kelahiran biasanya lebih cepat.
 Posisi merangkak sering kali membantu Ibu
mengurangi nyeri punggung saat persalinan.
Posisi berbaring miring kekiri memudahkan Ibu
untuk beristirahat diantara kontraksi jika ia
mengalami kelelahan dan juga dapat mengurangi
resiko terjadinya laserasi perineum.
1. Anjurkan untuk meneran mengikuti dorongan alamiahnya selama
kontraksi.
2. Beritahukan untuk tidak menahan nafas saat meneran.
3. Minta untuk berhenti meneran dan beristirahat diantara kontraksi.
4. Ibu kan meneran jika lutut ditarik kearah dada dan dagu ditempelkan
ke dada. Minta Ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran.
5. Tidak diperbolehkan untuk mendorong fundus untuk membantu
kelahiran bayi.
6. Dorongan pada fundus meningkatkan distosia bahu atau ruftura
uteri. Peringatkan anggota keluarga Ibu untuk tidak mendorong
fundus bila mereka mencoba melakukan itu.
Catatan :
Jika Ibu adalah primigravida dan bayinya belum lahir atau
persalinan tidak akan terjadi setelah 2 jam meneran maka
ia harus segera dirujuk ke fasilitas rujukan. Lakukan hal
yang sama apabila seorang multigravida belum juga
melahirkan bayinya atau persalinan tidak akan segera
terjadi setelah 1 jam meneran.
1. Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman,
saat bersalin ibu measa nyeri akibat
kontrksi uterus yang semakin kuat dan
semakin sering, berkeringat, dan mules ini
menyebabkan rasa tidak nyaman.
2. Badan selalu kegerahan, karea saat ini
metabolisme ibu meningkat denyt jantung
meningkat, nadi
suhu,pernapasan,meningkat ibu lebih
banyak berkerngat, akibatnya ibu merasa
lelah dan kehausan.
3. Tidak sabaran, sehingga harmony antara ibu
dan janin terganggu.
4. Setiap ibu akan tiba pada tahap persalnan
dengan antisipasinya dan tujuannya sendiri
serta rasa takut dan kekahawatian

Anda mungkin juga menyukai