Fisiologi Kala II Persalinan
Fisiologi Kala II Persalinan
Perubahan bentuk :
Bentuk uterus menjadi oval yang disebabkan adanya
pergerakan tubuh janin yang semula membungkuk menjadi
tegap, sehingga uterus bertambah panjang 5-10 cm.
1. Segmen atas : bagian yang berkontraksi, bila dilakukan palpasi
akan teraba keras saat kontraksi.
Pustaka.Jakarta.
1. Tekanan darah
Tekanan darah dapat meningkat 15 samapai 25 mmHg selama kontraksi
pada kala dua. Upaya mengedan pada ibu juga dapat memengaruhi
tekanan darah, menyebabkan tekanan darah meningkat dan kemudian
menurun dan pada akhirnya berada sedkit diatas normal. Oleh karena itu,
diperlukan evaluasi tekanan darah dengan cermat diantara kontraksi.
Rata-rata peningkatan tekanan darah 10 mmHg di antara kontraksi ketika
wanita telah mengedan adalah hal yang normal (Varney, 2008).
2. Metabolisme
Peningkatan metabolisme yang terus-menerus berlanjut sampai
kala dua disertai upaya mengedan pada ibu yang akan menambah
aktivitas otot-otot rangka untuk memperbesar peningkatan
metabolisme (Varney, 2008).
3. Denyut nadi
Frekuensi denyut nadi ibu bervariasi pada setiap kali mengedan.
Secara keseluruhan, frekuensi nadi meningkat selama kala dua
persalinan disertai takikardi yang mencapai puncaknya pada saat
persalinan (Varney, 2008).
4. Suhu
Peningkatan suhu tertinggi terjadi pada saat
persalinan dan segera setelahnya. Peningkatan normal
adalah 0,5 sampai 1oC (Varney, 2008).
5. Perubahan Sistem Pernapasan
Sedikit peningkatan frekuensi pernapasan masih
normal selama persalinan dan mencerminkan
peningkatan metabolisme yang terjadi (Varney,
2008).
6. Perubahan Ginjal
Sedikit proteinuria (1+) umum ditemukan pada sepertiga
wanita bersalin. Proteinuria 2+/lebih, merupakan kondisi
yang abnormal. Kondisi ini dapat diakibatkan peningkatan
lebih lanjut curah jantung selama persalinan dan
peningkatan laju filtrasi glomelurus dan aliran plasma
ginjal. (Varney, 2008).
Anjurkan ibu dapat berkemih setiap 2 jam atau lebih sering jika kandung
kemih selalu terasa penuh. Jika diperlukan, bantu ibu untuk ke kamar
mandi.
Alasan: kandung kemih yang penuh mengganggu penurunan kepala bayi,
selain itu juga akan menambah rasa nyeri pada perut bawah,
menghambat penatalaksanaan distosia bahu, menghalangi lahirnya
plaseenta dan perdarahan pasca persalinan.
Jangan melakukan kateterisasi kandung kemih secara rutin
sebelum atau setelah kelahiran bayi dan/atau plasenta.
Kateterisasi kandung kemih hanya dilakukan bila terjadi retensi
urin dan ibu tidak mampu berkemih sendiri.
Alasan: selain menyakitkan, kateterisasi akan meningkatkan
risiko infeksi dan trauma atau perlukaan pada saluran kemih
ibu.
(Mose, Johanes, dkk. 2009)
memberikan rasa nyaman bagi ibu dan
memberikan kemudahan baginya untuk
beristirahat diantara kontraksi.
Keuntungan dari kedua posisi ini adalah gaya
gravitasi untuk membantu ibu melahirkan
bayinya.
terdapat gaya gravitasi yang lebih besar
dibandingkan dengan posisi lain.Posisi ini
juga dapat mengurangi rasa nyeri karena
proses kelahiran biasanya lebih cepat.
Posisi merangkak sering kali membantu Ibu
mengurangi nyeri punggung saat persalinan.
Posisi berbaring miring kekiri memudahkan Ibu
untuk beristirahat diantara kontraksi jika ia
mengalami kelelahan dan juga dapat mengurangi
resiko terjadinya laserasi perineum.
1. Anjurkan untuk meneran mengikuti dorongan alamiahnya selama
kontraksi.
2. Beritahukan untuk tidak menahan nafas saat meneran.
3. Minta untuk berhenti meneran dan beristirahat diantara kontraksi.
4. Ibu kan meneran jika lutut ditarik kearah dada dan dagu ditempelkan
ke dada. Minta Ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran.
5. Tidak diperbolehkan untuk mendorong fundus untuk membantu
kelahiran bayi.
6. Dorongan pada fundus meningkatkan distosia bahu atau ruftura
uteri. Peringatkan anggota keluarga Ibu untuk tidak mendorong
fundus bila mereka mencoba melakukan itu.
Catatan :
Jika Ibu adalah primigravida dan bayinya belum lahir atau
persalinan tidak akan terjadi setelah 2 jam meneran maka
ia harus segera dirujuk ke fasilitas rujukan. Lakukan hal
yang sama apabila seorang multigravida belum juga
melahirkan bayinya atau persalinan tidak akan segera
terjadi setelah 1 jam meneran.
1. Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman,
saat bersalin ibu measa nyeri akibat
kontrksi uterus yang semakin kuat dan
semakin sering, berkeringat, dan mules ini
menyebabkan rasa tidak nyaman.
2. Badan selalu kegerahan, karea saat ini
metabolisme ibu meningkat denyt jantung
meningkat, nadi
suhu,pernapasan,meningkat ibu lebih
banyak berkerngat, akibatnya ibu merasa
lelah dan kehausan.
3. Tidak sabaran, sehingga harmony antara ibu
dan janin terganggu.
4. Setiap ibu akan tiba pada tahap persalnan
dengan antisipasinya dan tujuannya sendiri
serta rasa takut dan kekahawatian