Anda di halaman 1dari 18

Sectio Caesarea

Muhammad Ziaurrahman, S.Ked


Definisi
• Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai
melahirkan janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi)
dan dinding uterus (histerotomi). Definisi ini tidak mencakup
pengangkatan janin dari kavum abdomen dalam kasus ruptur
uteri/kehamilan abdominal. Tindakan ini dilakukan untuk
mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-
kemungkinan komplikasi yang dapat timbul bila persalinan
tersebut berlangsung pervaginam.
Indikasi
• Absolut
• Disproporsi mutlak
• Chorioamnionitis (sindrom infeksi amniotik)
• Deformitas panggul ibu
• Eclampsia dan sindrom HELLP
• Asfiksia janin atau asidosis janin
• Prolaps tali pusat
• Placenta previa
• Presentasi yang tidak normal
• Ruptur uterus
• Indikasi Relatif
• Kardiotokografi patologis (CTG):
• Kegagalan untuk maju dalam persalinan (persalinan lama,
penangkapan sekunder):
• Seksio sesaria sebelumnya
• Profil Resiko ibu
• Meningkatnya usia ibu
• Obesitas dan diabetes mellitus
Kontraindikasi
• Pada prinsipnya seksio sesarea dilakukan untuk kepentingan
ibu dan janin sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat
kontraindikasi pada seksio sesarea. Dalam hal ini adanya
gangguan mekanisme pembekuan darah ibu, persalinan
pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan
dapat seminimal mungkin.
Persiapan Pre Operatif
• Anti biotik profilaksis
• Pemantauan Denyut Jantung Janin
• Steroid untuk Kematangan Janin
Teknik SC
• Pfannenstiel
• Maylard atau Cherney
• Joel-Cohen
Seksio Sesarea Klasik
Seksio Sesarea transperitoneal profunda
Seksio Sesarea transperitoneal profunda
Syarat dan persiapan SC
• Kaji ulang indikasi
• Konseling resiko dan keuntungan SC dibandingkan dengan
persalinan pervaginam
• SC elektif dilakukan pada usia kehamilan di atas 38 minggu
Langkah-langkah
• TTV dan presentasi janin
• Tindakan pencegahan infeksi
• Antibiotik profilaksis sebelum operasi ( ampisilin 2 gr IV atau
sefazolin 1 gr IV )
• Anestesi spinal. Diberikan RL atau NaCl 500-1000 ml 30 menit
sebelum anestesi untuk melakukan preload dan mencegah
hipotensi
• Memasang kateter urin
• Memasang infus
Membuka perut
• Sayatan perut dapat secara Pfannenstiel atau mediana dari
kulit sampai fasia
• Setelah fasia disayat 2-3 cm, insisi fasia diperluas dengan
gunting
• Pisahkan muskulus rektus abdominis dengan jari atau gunting
• Membuka peritoneum dekat umbilikus dengan jari
• Retraktor dipasang di atas tulang pubis
• Pakai pinset untuk memegang plika vesiko uterina dan
membuat insisi ke arah lateral
• Memisahkan vesika uterina dan dorong ke bawah secara
tumpul dengan jari
Membuka uterus
• Segmen bawah uterus disayat melintang kurang lebih 1 cm di
bawah plika vesiko uterina dengan skalpel 3cm
• Insisi diperlebar ke lateral secara tumpul dengan jari tangan
atau secara tajam dengan menggunakan gunting
Melahirkan bayi dan plasenta
• Selaput ketuban dipecahkan
• Untuk melahirkan bayi, 1 tangan dimasukan ke dalam kavum
uteri antara uterus dan kepala bayi
• Kepala bayi diluksir ke luar hati-hati agar uterus tidak robek
• Setelah bayi lahir, suntik oksitosin 10U dalam 500ml cairan IV
60 tetes/menit selama 1-2 jam
• Melahirkan plasenta dan selaput
Menutup dinding uterus
• Jepit ujung insisi dinding SBR dengan klem
Foerster
• Jepit sayatan bawah dinding SBR dengan klem
dan pastikan kandung kenih tidak terjepit
• Pertautkan kembali luka insisi (juga ekstensi luka
insisi) dengan jahitan jelujur menggunakan
benang chromic/polyglycolic no.0
• Bila terlihat rembesan darah dari tempat insisi,
kontrol perdarahan dengan jahitan angka 8
• Tidak perlu dilakukan jahitan lapis kedua (over
heckting) secara rutin pada luka insisi SBR.
Komplikasi SC
• Komplikasi SC dapat langsung terkait dengan operasi itu
sendiri (komplikasi langsung) atau konsekuensi untuk
kehamilan masa depan. Komplikasi untuk bayi berkaitan
dengan iatrogenic kelahiran dini, yang dapat menyebabkan
morbiditas neonatal langsung, atau konsekuensi jangka
panjang dari SC.

Anda mungkin juga menyukai