FST
Mutiara Ulfah,S.T.P.,M.Sc.
E-mail: ulfahmutiara18@gmail.com
OUTLINE
1. Pendahuluan
2. Teknik pemotongan hewan ruminansia
3. Penanganan daging pasca mortem
a)Perubahan daging pasca mortem
b)Proses penanganan daging pasca mortem
4. Faktor yang mempengaruhi mutu daging
5. Mutu daging berdasarkan SNI
1. PENDAHULUAN
Keterangan:
• pemeriksaan antemortem pemeriksaan
kesehatan dan kondisi hewan sebelum disembeli
• Pemingsanan (stunning) berdasarkan Fatwa
MUI no.12 tahun 2009 menyatakan bahwa
semaksimal mungkin penyembelihan
dilaksanakan tanpa stunning. Tetapi jikapun
stunning diperlukan, maka hukumnya boleh,
dengan syarat yang tercantum dalam Fatwa
tersebut.
• Penyembelihan memotong saluran makanan
(esophagus), saluran pernafasan (trachea), dan
dua pembuluh darah (vena jugularis dan arteri
carotids)
Gambar 1.1. Diagram alir teknik
pemotongan Ruminansia besar (Muchtadi, 2008)
2. TEKNIK PEMOTONGAN HEWAN RUMINANSIA
(BMP, 2019)
Karkas: Daging
daging yang masih melekat pada tulang Sudah dipisahkan dari tulang
tanpa kepala, kaki, kulit, dan jeroan
Menurut FDA (Food and Drug Administration) daging merupakan bagian tubuh yang berasal
dari ternak mamalia (sapi, domba, kerbau, dll) dalam keadaan sehat dan cukup umur untuk
dipotong, tetapi hanya terbatas pada bagian otot berserat yaitu berasal dari otot rangka atau
lidah, diagfraghma, jantung, usophagus, tidak termasuk bibir, moncong, telinga, dengan atau
tanpa lemak yang menyertai, serta bagian-bagian dari tulang urat, urat syaraf dan pembuluh
darah. (Muchtadi,2008)
3. PENANGANAN DAGING PASCA MORTEM
1. Perubahan pH
2. Perubahan struktur jaringan otot
3. Perubahan kelarutan portein
4. Perubahan daya ikat air
5. Perubahan warna
6. Penetrasi mikroorganisme
7. Stress dan kondisi pra rigor
3. PENANGANAN DAGING PASCA MORTEM
2. Pendinginan (chilling)
a. Tahapan pendinginan:
• Menyimpan karkas/daging pada ruang pendingi dengan
suhu -1.5oC±0.2oC
• pH daging sebaiknya saat penyimpanan dibawah pH
5.8
• kondisi RH lingkungan 81-87%
• Perhatikan sanitasi dan tingkat higinitas lingkungan
b. Manfaat pendinginan:
• Sebagai upaya pengawetan, dengan menekan jumlah
mikrobia yang tumbuh mencemari daging dengan
disimpan pada suhu rendah
• Proses chilling ini dapat menurunkan suhu permukaan
karkas/daging
(Purnomo, 2012)
3. PENANGANAN DAGING PASCA MORTEM
3. Pembekuan (Freezing)
Tabel 1.1. Ketahanan penyimpanan
a. Kondisi pembekuan : daging yang dibekukan.
• Daging yang akan dibekukan harus melewati fase
Ketahanan
rigor mortis terlebih dahulu dan dilayukan dengan penyimpanan
sempurna (Muchtadi,2008) Produk (bulan)
• Sebaiknya daging sudah dalam kemasan rapih -18oC -25oC
sebelum dilakukan pembekuan Daging sapi 12 18
• Sebelum di bekukan, daging didinginkan dahulu
hingga suhu 15oC Daging anak sapi 9 12
Catatan:
Pada dasarnya sebelum di lakukan pembekuan daging, dilakukan porses pelayuan
terlebih dahulu. Hal ini berhubungan dengan selesainya proses rigormortis (porses
kekauan daging) pada saat pelayuan. Karena jika, proses rigormortis belum selesai dan
daging terlanjur dibekukan maka akan menurunkan kualitas daging, daging akan
mengalami proses cold-shortening (pengkerutan dingin) ataupun thaw rigor (kekakuan
akibat pencairan daging) pada saat thawing sehingga dihasilkan daging yang tidak
empuk/alot (Buckle et al., 1978 dan Widati, 2008)
Tabel 2.1. Tabel tingkat mutu daging sapi secara fisik berdasarkan SNI 3932:2008
Keterangan:
Marbling butiran lemak putih yang tersebar dalam jaringan otot daging (lemak intra seluler)
(a) (b)
Gambar 3.1. (a) Standar warna daging sapi (b) Standar warna lemak berdasarkan SNI 3932:2008
(SNI 3932:2008)
DAFTAR PUSTAKA
• Fatwa Majelis Ulama Indonesia No. 12 Tahun 2009, Standar sertifikasi
penyembelihan halal
• Purnomo, H. 2012. Teknologi pengolahan dan pengawetan daging. UB Press:
Malang
• Muchtadi, D. 2008. Buku Materi Pokok: Pengetahuan bahan pangan hewani.
Penerbit Universitas Terbuka.
• Widati, A. S. 2008. Pengaruh lama pelayuan, temperatur pembekuan, dan bahan
pengemas terhadap kualitas kimia daging sapi beku. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Hasil Ternak ISSN: 1978-0303.
• Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet dan M. Wooton.1978. Food Science.
Watson Ferguson & Co. Brisbane, Australia
• SNI 3932:2008. Mutu karkas dan daging sapi
Selamat Belajar dan
Terima Kasih