Anda di halaman 1dari 17

METODE PENSKALAAN INTERVAL

TAMPAK SETARA

KELOMPOK 1
Matkul : Psikometri

Dosen pengampu : Anida Magfirah, M.Psi


METODE INTERVAL TAMPAK SETARA
Metode interval tampak setara atau yang sering
dikenal sebagai metode penskalaan Thurstone,
merupakan salah satu model penskalaan pernyataan
sikap dengan pendekatan stimulus. Yaitu, penskalaan
ini ditujukan untuk meletakkan stimulus (pernyataan
sikap) pada suatu kontinum psikologis yang akan
menunjukkan derajat favorable atau unfavorable suatu
pernyataan yang bersangkutan.

Skala Thurstone ini merupakan salah satu dari


beberapa macam bentuk skala pengukuran dalam
meneliti perilaku individu. Skala ini digunakan untuk
menduga preferensi atau kesukaan/selera individu
dengan menggunakan nilai frekuensi responnya.
LANGKAH-LANGKAH METODE INTERVAL
TAMPAK SETARA

Membuat pernyataan-
pernyataan yang sesuai
Memberikan skor jawaban
dengan kaidah penulisan Interpretasi skor
dan skor sikap
dan sudah ditelaah kalimat
serta isinya.

Menetapkan sekelompok Memilih pernyataan


orang yang akan bertindak terbaik dengan menghitung
sebagai penilai nilai Q

Membuat kontinum Menghitung nilai skala


psikologis dalam bentuk untuk menentukan letak
deretan kotak-kotak pernyataan dalam
dengan angka ganjil kontinum
MEMBUAT PERNYATAAN
 Pernyataan yang dibuat harus pendek dan tidak
mengandung pengertian ganda.
 Pernyataan harus relevan dengan sikap yang
akan diukur.
 Pernyataan harus dapat menggambarkan semua
kemungkinan secara lengkap suatu pendapat
terhadap sikap yang akan diukur sehingga
penilai bisa mengukur dengan membenarkan
atau menolak.
 Pernyataan yang dibuat biasanya berjumlah
banyak (100-300 butir) dan disusun berdasarkan
konstrak yang diukur
MENETAPKAN SEKELOMPOK ORANG
SEBAGAI PENILAI

 Penilai bertugas untuk membaca dengan


seksama setiap pernyataan satu persatu,
kemudian menilai atau memperkirakan derajat
favorable dan unfavorable isi pernyataan itu
menurut kontinum psikologisnya.
 Dalam menilai sifat isi pernyataan, penilai tidak
boleh dipengaruhi oleh rasa setuju atau tidak
setujunya.
MEMBUAT KONTINUM PSIKOLOGIS
 Kontinum psikologis dalam metode penskalaan ini
biasanya ganjil, sehingga selalu ada titik yang berada
ditengah-tengah kontinum. Misalnya, 11 poin :

A B C D E F G H I J K

Unfavorable Netral Favorable

 Penilai tidak diberitahu arti nilai selain A dan K,


yang mana hanya diberitahu bahwa A merupakan
tempat meletakkan stimulus paling unfavorable dan
K merupakan tempat meletakkan stimulus paling
favorable, serta F merupakan netral. Sehingga akan
diasumsikan jika interval antar kotak bernilai setara.
MENGHITUNG NILAI SKALA
 Setelah penilai mengisi kontinum dengan stimulus-
stimulus yang telah dibuat.
 Maka hasil penilaian dirangkum ke dalam tabel.

 Contoh :

Interval
Nomor A B C D E F G H I J K
Aitem
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

f 2 3 5 4 12 15 42 8 11 7 1
1p .02 .03 .05 .04 .11 .14 .38 .07 .10 .06 .0
Pk .02 .05 .10 .14 .25 .39 .77 .84 .94 1.0 1.0

F 0 0 0 22 59 16 8 3 1 1 0
2 p 0 0 0 .20 .54 .15 .08 .03 .0 0 0
Pk 1. 0 0 .20 .74 .89 .97 1.0 1.0 1.0 .1.0
LANJUT

 Ket :
 f : frekuensi penilai yang menempatkan stimulus
ke dalam kotak
 p : proporsi (p=f/N) dimana N= banyaknya
penilai.
 pk : proporsi kumulatif, jumlah proporsi pada
interval atau angka tertentu ditambah semua
proporsi bawahnya.
 Menghitung nilai skala dilakukan guna
menentukan posisi item akan menempati poin
kontinum yang mana.
 Menghitung dilakukan dengan rumus
RUMUS
S = bb + 0,50−𝑝𝑘𝑏
𝑝
𝑖
Ket :
S : harga median
bb : batas bawah angka yang berisi median
pkb : proporsi kumulatif di bawah kategori angka
yang berisi median
p : proporsi pada kategori angka yang berisi
median
i : luas interval angka (yaitu 1)
CONTOH
 Nilai S untuk aitem 1
0,50−0,39
S1 = 6,5 + 1 = 6,8
0,38
 Nilai S untuk aitem 2
0,50−0,20
S2 = 4,5 + 1 = 5,1
0,54
Dengan cara yang sama, kita dapat menghitung nilai skala pernyataan-
pernyataan lainnya sehingga semua pernyataan yang telah ditulis
memiliki nilai S masing-masing. Nilai S ini merupakan titik letak
pernyataan yang bersangktan pada kontinum yang semula ditetapkan.
Kalau kedua contoh pernyataan diatas kita letakkan pada kontinumnya,
akan tampak seperti berikut.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
---o----o----o----o----o----o---o----o----o----o----o---

S2 S1
MEMILIH PERNYATAAN TERBAIK
 Semua pernyataan yang akan dinilai oleh penilai
harus sudah diteliti secara seksama isi dan
relevansinya lebih dahulu agar pernyataan atau
stimulus memenuhi kaidah penulisan saja yang
boleh dihitung nilai S-nya.
 Untuk memilih stimulus-stimulus terbaik,
disamping menghitung nilai S, maka harus juga
menghitung nilai Q.
 Nilai Q merupakan indikator penyebaran nilai
dari 50% anggota kelompok penilai. Semakin
besar nilai Q berarti penilaian anggota penilai
semakin bervariasi. Hal ini bisa dikarenakan
stimulus memiliki makna ganda atau ada
sesuatu yang salah dengan pernyataan tersebut.
LANJUT

Nilai Q dihitung sebagai :

Q = C75 – C25

Dimana rumusnya ialah :


0,75−𝑝𝑘𝑏
C75 =𝑏ℎ + [ ] i
𝑝𝑖

0,25−𝑝𝑘𝑏
C25 = 𝑏ℎ +[ ] i
𝑝𝑖
Rumus C75 dan C25 pada dasarnya sama dengan
rumus S, kecuali pada angka 0,50 yang diganti
dengan 0,75 dan 0,25.
CONTOH

Nilai Q pada aitem 1 masih berhubungan dengan taabel contoh


sebelumnya.
0,75−0,39
C75 = 6,5 + [ ] 1 = 7,4
0,38
0,25−0,14
C25 = 4,5 + [ ] 1 = 5,5
0,11
Sehingga nilai Q untuk pernyataan nomor 1 adalah:
Q1 = 7,4 - 5,5 = 1,9.
Dengan cara yang sama, diperoleh nilai C75 = 5,6 dan nilai C25 = 4,6
untuk contoh pernyataan nomor 2, sehingga nilai Q-nya adalah:
Q2 = 5,6 -4,6 = 1,0.
Dari hasil perhitungan nilai-nilai Q di atas tampaklah bahwa para
anggota kelompok penilaian lebih sepakat penilaiannya terhadap
pernyataan nomor 2 daripada terhadap pernyataan nomor 1.
Penilaian terhadap pernyataan nomor 1 lebih bervariasi dan
menyebar. Hal ini merupakan indikasi kurang jelasnya sifat
favorabel pernyataan yang bersangkutan.
MEMBERIKAN SKOR JAWABAN DAN
SKOR SIKAP
 Memberikan pernyataan-pernyataan yang telah diseleksi berdasarkan nilai S dan
Q kemudian diberi nomor urutan baru, lalu dikomplikasikan atau disusun
menjadi satu bentuk skala sikap. Apabila pernyataan yang telah terseleksi itu
jumlahnya banyak sekali, maka dapat disusun dua skala sikap atau lebih yang
masing-masing terdiri atas 20 sampai 30 pernyataan.
 Dengan mempunyai dua atau tiga set skala sikap yang kurang lebih serupa,
maka guna pemeriksaan reliabiliitas skala dapat ditempuh pendekatan bentuk
pararel, yaitu dengan mengenakan dua skala tersebut berturut-turut dan
menghitung koefisien korelasi skor subjek pada dua skala. Koefisien korelasi
kedua skala itu merupakan koefisien reliabilitas skala.
 Jadi, dalam memberikan responnya, responden yang hendak diukur sikapnya
diminta memilih pernyataan-pernyataan yang disetujuinya saja. Tentu saja, yang
disajikan kepada subbjek adalah kumpulan pernyataan-pernyataan yang disertai
petunjuk cara menjawab, sedangkan nilai S dan nilai Q bagi setiap pernyataan
tidak dicantumkan.
 Guna menentukan skor sikap responden, pemeriksa hanya memperhatikan
pernyataan-pernyataan yang disetujui responden saja. Nilai skala seluruh
pernyataan yang disetujui oleh responden kemudian dijadikan dasar pemberian
skor, melalui perhitungan median atau mean nilai-nilai skala tersebut.
CONTOH
 Kita contohkan cara menghitung skor sikap si Adi.
Diantara 25 pernyataan yang disajikan dimisalkan Adi
menyatakan setuju pada pernyataan nomer 4, 6, 7, 9, 11,
12, 14, 18, dan nomor 19. Untuk menghitung skor Adi,
hanya kesembilan pernyataan itu saja yang diperlukan.
Misalnya nilai skala kesembilan pernyataan tersebut
berturut-turut adalah
4,3 – 8,5 – 6,7 – 7,4 – 9,1 – 7,0 – 6,8 – 7,7 – dan 5,4.
 Dalam hal ini kita dapat menggunakan median nilai-nilai
tersebut sebagai skor sikap. Untuk itu, nilai-nilai skala
tersebut kita urutkan terlebih dahulu dari yang terkecil
sampai dengan yang terbesar sebagai berikut :
4,3 – 5,4 – 6,7 – 6,8 – 7,0 – 7,4 – 7,7 – 8,5 – 9,1
 Median skor distribusi ini adalah suatu angka yang
membagi dua atau yang berada ditengah-tengah diantara
kesembilan nilai skala tersebut, yaitu angka 7,0. Jadi skor
si Adi pada skala sikap termaksud adalah X = 7,0.
INTERPRETASI SKOR

Skor responden yang telah dihitung lewat cara


komputasi mean atau komputasi median,
merupakan representasi sikap responden yang
angkanya dapat dikembalikan letaknya pada
kontinum yang terdiri atas sebelas tingkatan,
sebagaimana yang digunakan oleh kelompok
penilai. Jadi, suatu skor sikap responden yang
mendekati angka 11 menunjukkan adanya
kecenderungan bersikap positif atau favorable,
sedangkan skor yang mendekati angka 1
mengindikasikan adanya sikap yang tidak
favorable, dan skor yang berada sekitar angka 6
menunjukkan sikap yang netral.
Terima Kasih
Jika ada yang masih tidak dimengerti
silahkan ditanyakan saja dan mari kita
diskusikan bersama!!!!!

Anda mungkin juga menyukai