Anda di halaman 1dari 41

PENATALAKSANAAN

PENGGUNAAN ANASTESI LOKAL

Penggunaan Anastesi Lokal pada


Kasus Pulpitis Irreversible

Garg N, Garg, A. 2014. Textbook of Endodontics. P. 138


• didefinisikan sebagai hilangnya sensasi pada area
terbatas tubuh yang disebabkan oleh depresi eksitasi
pada ujung saraf atau penghambatan proses konduksi
pada saraf tepi.

Tindakan utama agen anestesi lokal dalam memproduksi


blok konduksi saraf => mengurangi permeabilitas saraf
ke ion natrium (Na +), sehingga mencegah masuknya ion
Na + ke dalam saraf.

Oleh karena itu, anestesi lokal mengganggu


konduktansi natrium dan menghambat penyebaran
impuls sepanjang serabut saraf

Ref :Garg N, Garg, A. Textbook of Endodontics. P. 134-138


Jenis

Ref :Garg N, Garg, A. Textbook of Endodontics. P. 138


Ref :Garg N, Garg, A. Textbook of Endodontics. P. 138
Perbandingan Onset aksi, Durasi Aksi, dan
Keefektifan Jenis Bahan Anestesi Lokal
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANESTESI
ENDODONTIK

Kekhawatiran
dan Kelelahan
kecemasan

Kegagalan
Inflamasi
anastesi
jaringan
sebelumnya
Walton, R. E, Torabinejad, M, et al. Endodontics Principles and Pratice 4th ed. 2008. P.
143-144
Anestesi untuk Kasus Pulpitis Irreversibel
pada Gigi Posterior Mandibula
Konvensional
• Injeksi alveolar inferior konvensional
diberikan, biasanya bersamaan dengan injeksi
bukal yang lama.
• Karena tingkat kegagalan anestesi yang tinggi
untuk gigi ini, injeksi IO atau PDL diberikan
sebelum akses dimulai.

Walton, R. E, Torabinejad, M, et al. 2008 .Endodontics Principles and Pratice 4th ed. Page
142
Anestetik yang paling umum digunakan adalah lidokain 2%
dengan epinefrin 1:100.000. Kecuali disebutkan lain, larutan
anestetik yang digunakan adalah larutan tersebut.
Lidokain adalah obat yang aman dan efektif. Vasokontriksi pada
umumnya merupakan bahan yang aman. Pada sejumlah kecil
keadaan, yakni pada pasien yang sedang minum antidepresan
trisiklik atau agen pemblok adrenergic nonselektif, atau pasien
dengan penyakit jantung sedang sampai parah terdapat potensi
untuk timbul masalah.

Walton, R. E, Torabinejad, M, et al. 2008 .Endodontics Principles and Pratice 4th ed. Page
145
Inferior Alveolar Nerve Block
Digunakan untuk membius saraf alveolar inferior,
saraf lingual dan cabang-cabang terminalnya, yaitu
mental dan insisif.
Area yang dianestesi adalah:
• Gigi mandibular
• Badan bagian mandibula dan inferior dari
ramus
• Membran buccal mukosa dan jaringan di
bawahnya hanya sampai molar pertama •
Anterior 2/3 lidah, jaringan lunak lingual, dasar
rongga mulut

Ref :Garg N, Garg, A. Textbook of Endodontics. P. 138


Faktor Anestetik yang Terkait dengan
Blok Saraf Alveolar Inferior
• Lip Numbness
• Soft Tissue Anesthesia
• Onset of Pulpal Anesthesia
• Duration

Walton, R. E, Torabinejad, M, et al. 2008 .Endodontics Principles and Pratice 4th ed. Page
146
Teknik Inferior Alveolar Nerve Block

Target dalam teknik ini Operator harus terlebih


adalah saraf alveolar inferior dahulu meraba batas anterior
ramus

Konsentrasi terdalamnya Jempol ditempatkan di atas


dikenal sebagai koronoid koronoid notch dan juga
notch yang menentukan bersentuhan dengan internal
tinggi injeksi oblique ridge

Ref :Garg N, Garg, A. Textbook of Endodontics. P. 138


Ibu jari dipindahkan ke sisi bukal, bersama dengan buccal sucking pad yang
memberikan paparan yang lebih baik terhadap pterygomandibular raphe

Masukkan jarum sejajar dengan oklusi gigi mandibular dari sisi mulut yang
berlawanan

Jarum akhirnya dimasukkan secara lateral ke pterygomandibular raphe di


ruang pterygomandibular

Tulang harus diberi kontaj karena menentukan kedalaman penetrasi

Larutan yang diperlukan dalam blok ini bervariasi dari 1,5 hingga 1,8 mL

Ref :Garg N, Garg, A. Textbook of Endodontics. P. 138


Inferior Alveolar Nerve Block

Ref :Garg N, Garg, A. Textbook of Endodontics. P. 138


Blok Saraf Buccal
Digunakan untuk membius mukosa bukal
gigi molar mandibula
Teknik :

Dalam hal ini, target adalah


saraf bukal

Masukkan jarum di mukosa


distal dan buccal ke gigi
molar bawah terakhir di
rongga mulut

Ref :Garg N, Garg, A. Textbook of Endodontics. P. 138-139


J.A. Baart, H.S Brand. Local Anaesthesia in Dentistry 1st ed. Willey-Blackwell
. 2008. P. 83
J.A. Baart, H.S Brand. Local Anaesthesia in Dentistry 1st
ed. Willey-Blackwell . 2008. P. 83
Intraosseous Anesthesia
• Suntikan Intraosseous Anesthesia memungkinkan
penempatan anestesi lokal langsung ke tulang
cancellous yang berdekatan dengan gigi

Walton, R. E, Torabinejad, M, et al. Endodontics Principles and Pratice 4th ed. 2008. P.
135
There is an IO system with two components
Teknik Intraosseous Anesthesia
Daerah perforasi dan injeksi adalah pada garis horizontal margin gingiva bukal gigi
yang berdekatan dan garis vertikal yang melewati papila interdental distal ke gigi
untuk disuntikkan.

Titik sekitar 2 mm di bawah persimpangan garis-garis dipilih sebagai letak perforasi

Jaringan lunak pertama dibius oleh infiltrasi

Perforator ditempatkan melalui gingiva yang tegak lurus dengan kortikal plate

Dengan titik yang bertumpu pada tulang dengan hati-hati, handpiece diaktifkan
dengan kecepatan penuh, sambil mendorong perforator, dengan tekanan ringan,
terhadap tulang dan kemudian sedikit menarik perforator dan mendorongnya
kembali ke tulang

Tindakan ini dilanjutkan sampai “menerobos atau jebol” ke dalam tulang kanselus
tercapai selama sekitar 2-5 detik
Walton, R. E, Torabinejad, M, et al. Endodontics Principles and Pratice 4th ed. 2008. P. 136
Walton, R. E, Torabinejad, M, et al. Endodontics Principles and Pratice 4th ed. 2008. P. 136
Agen anestesi IO
• 2% Lidokain dengan 1: 100.000 epinefrin
• 2% Mepivakain dengan 1: 20.000 levonordefrin
• 1,5% etidokain dengan 1: 200.000 epinefrin.
• Namun, karena reaksi yang merugikan
kardiovaskular

dengan anestesi long-acting (etidocaine dan 0,5%


bupivacaine dengan 1: 200.000 epinefrin), agen-
agen ini tidak boleh digunakan.
• 3%mepivacaine berhasil, tetapi durasi anestesi
pulpa lebih pendek.

Walton, R. E, Torabinejad, M, et al. Endodontics Principles and Pratice 4th ed. 2008. P. 136
Injeksi Ligamen Periodontal
• Injeksi PDL(Periodontal Ligament Injection )
=> teknik yang berguna jika injeksi
konvensional tidak berhasil.
• Jika ada rubber dam, jarum mungkin
disisipkan di antara gigi dan margin rubber
dam.

Walton, R. E, Torabinejad, M, et al. Endodontics Principles and Pratice 4th ed. 2008. P. 138
Teknik Injeksi Ligamen Periodontal

Jarum suntik atau jarum suntik Jarum dimasukkan ke sulkus


standar dilengkapi dengan 30- gingiva mesial pada sudut 30
gauge ultrashort needle atau 27- derajat ke sumbu panjang gigi
atau 25-gauge jarum pendek

Heavy pressure secara perlahan


berada pada pegangan jarum
suntik selama sekitar 10-20 detik
(jarum suntik konvensional), atau
triger secara perlahan diperas
sekali atau dua kali dengan
preasure syringe (jarum suntik
tekanan).

Walton, R. E, Torabinejad, M, et al. Endodontics Principles and Pratice 4th ed. 2008. P. 138
Teknik Injeksi Ligamen Periodontal
Jika tidak ada tekanan balik
(resistensi) —yaitu, jika obat
bius mudah mengalir keluar Injeksi kemudian diulang
dari sulkus - jarum direposisi, pada permukaan distal
dan teknik diulang sampai
tekanan balik tercapai

Hanya volume kecil (sekitar 0,2


ml) dari anestesi yang
diendapkan pada setiap
permukaan

Walton, R. E, Torabinejad, M, et al. Endodontics Principles and Pratice 4th ed. 2008. P. 138
Walton, R. E, Torabinejad, M, et al. Endodontics Principles and Pratice 4th ed. 2008. P. 138
Durasi Anestesi Lokal (Injeksi
Ligamen Periodontal)
• Durasi anestesi pulpa yang mendalam (baik
primer atau tambahan) adalah sekitar 10-15
menit.

Walton, R. E, Torabinejad, M, et al. Endodontics Principles and Pratice 4th ed. 2008. P. 138
PROSEDUR
Lakukan foto rontgen
• Untuk mengetahui panjang dan jumlah
saluran akar serta keadaan jaringan sekitar gigi
yang akan dirawat.

Musanah Santa, Aries Chandra T. 2015. Penanganan kedaruratan pada pulpitis


ireversibel (Emergency endodontic treatment of irreversible pulpitis). Makassar Dent J;
4 (5) p.172-176
Lakukan anastesi
• Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi
terkontrol dimana ia memiliki tek.darah diatas
140/90 mmHg
• Dilakukan anastesi blok mandibula dengan
Jenis anatesi yang digunakan adalah adalah
lidokain 2% dengan epinefrin 1:100.000 =
teknik inferior alveolar nerve block
Sumawinata, Narlan. 2015. Anatesia Lokal dalam Perawatan Konservasi Gigi. EGC. p.20, 47,
69
• Daerah operasi diisolasi dengan rubber dam
untuk menghindari kontaminasi bakteri dan
saliva.

Benerjee, Avijit. Watson, Timothy F. 2017 Pickard Manual Konservasi Restoratif.Edisi


9. Jakarta; EGC. Page :60
• Atap kamar pulpa dibuangdengan menggunakan bur
bundar steril kemudian diperluas dengan bur fisure
steril
• Jaringan pulpa di kamar pulpa dibuang dengan
menggunakan ekskavator
• Perdarahan yang terjadi setelah pembuangan
jaringan pulpa dikendalikan dengan menekankan
cotton pellet steril yang telah dibasahi larutan saline
atau akuades selama 3 sampai dengan 5 menit.
Musanah Santa, Aries Chandra T. 2015. Penanganan kedaruratan pada pulpitis
ireversibel (Emergency endodontic treatment of irreversible pulpitis). Makassar Dent J;
4 (5) p.172-176
• Lakukan irigasi dan debridemen didalam kamar pulpa
• Temukan orifis saluran akar dan saluran akar
diekstirpasi
• Ekstirpasi jaringan pulpa dengan menggunakan
peeso reamer dan file sampai 1 mm dari apeks akar
radiograf

Musanah Santa, Aries Chandra T. 2015. Penanganan kedaruratan pada pulpitis


ireversibel (Emergency endodontic treatment of irreversible pulpitis). Makassar Dent J;
4 (5) p.172-176
• Kamar pulpa dibersihkan dari sisa-sisa jaringan pulpa yang
telah terlepas kemudian diirigasi dan dikeringkan dengan
cotton pellet steril. Jaringan pulpa di saluran akar dikeluarkan
dengan menggunakan jarum

• Ekstirpasi dan headstrom file.8.Saluran akar diirigasi dengan


akuades steril untuk menghilangkan kotorandan darah
kemudian dikeringkan dengan menggunakan paper points
terilyang telah dibasahi dengan formokresol kemudian
diaplikasikan ke dalamsaluran akar selama 5 menit
Musanah Santa, Aries Chandra T. 2015. Penanganan kedaruratan pada pulpitis
ireversibel (Emergency endodontic treatment of irreversible pulpitis). Makassar Dent J;
4 (5) p.172-176
• Saluran akar diisi dengan pasta mulai dari apeks hingga batas
koronaldengan ,menggunakan jarum lentulo.
• Lakukan lagi foto rontgen untuk melihat ketepatan pengisian
• kamar pulpa ditutup dengan semen, misalnya dengan
semen seng oksida eugenol atau seng fosfat.
• Selanjutnya gigi di restorasi dengan restorasi permanen

Musanah Santa, Aries Chandra T. 2015. Penanganan kedaruratan pada pulpitis


ireversibel (Emergency endodontic treatment of irreversible pulpitis). Makassar Dent J;
4 (5) p.172-176

Anda mungkin juga menyukai