Anda di halaman 1dari 15

Definisi

Pneumocystis carinii pneumonia (selanjutnya


disebut PCP) merupakan infeksi pada paru yang
disebabkan oleh jamur Pneumocystis carinii, sekarang
dikenal dengan nama Pneumocystis jiroveci
Pneumonia Pneumocystis (PCP) adalah infeksi
oportunistik (IO) paling umum pada orang terinfeksi HIV.
Tanpa pengobatan, lebih dari 85% orang dengan HIV
pada akhirnya akan mengembangkan penyakit PCP
Cara penularan
Belum diketahui pasti cara penularan dan
habitat alamiah penyakit ini, kemungkinan penularan
melalui pernapasan. Percobaan pada tikus telah
menunjukan percobaaan dari binatang- ke binatang
melalui rute yang disebarkan udara, tetapi penularan
dari binatang- ke manusia tidak mungkin karna sifat
spesifik hospes P.carinii. P. carinii mempunyai stadium
trofozoit dengan ukuran 1- 5 µ
Golongan resiko tinggi
1. Anak dan bayi premature, yang sakit dan
hidup dikediaman yang padat penduduk.
2. Anak dan bayi dengan kelainan
imunodefisiensi primer.
3. Pasien dari semua golongan umur yang
mendapat terapi imunosupresif untuk
keganasan, transplantasi organ,dan lain-lain.
Stadium PCP

1. Stadium Trofozoit
2. Stadium prakista
3. Stadium kista
Stadium trofozoit
1. Bentuk pleomorfik dan uniseluler, berukuran 1 –
5 μ dan memperbanyak diri secara mitosis.
Dengan mikroskop elektron dapat dilihat
ultrastrukturnya sebagai berikut : berdinding
tipis (20 – 40 μ) dengan beberapa ekspansi
tubular yang disebut sebagai filopodium;
umumnya mempunyai 1 inti tetapi kadang dapat
lebih dari 2 inti; mitokondria,retikulum
endoplasmik yang kasar; benda – benda bulat
Stadium prakista
Merupakan bentuk intermediate antara
trofozoit dan kista. Bentuk oval, ukuran 3 – 5 μ dan
dindingnya lebih tebal (berkisar antara 40 – 120
μ)dengan jumlah inti 1 – 8. Dengan mikroskop,
bentuk ini sukar dibedakan dari stadium lainnya
Stadium kista
Stadium ini merupakan bentuk diagnostik
untuk pneumosistosis (Matsumoto dan Yoshida,
1986), juga diduga sebagai bentuk infektif pada
manusia. Dengan mikroskop fase kontras, kista
mudah dilihat, bentuknya bulat dengan diameter
3,5 - 12 μ (kurang lebih 6 μ), mengandung 8
sporozoit atau trofozoit yang sedang berkembang
(“intracystic bodies”)yang berdiameter 1 – 1,5μ
DIAGNOSA
– Resiko tinggi infeksi berhubungan
dengan kurang pengetahuan tentang
siklus hidup bakteri pneumosistitis
jiroveci
– Ketidakefektifan jalan nafas
berhubungan dengan peningkatan
produksi eksudat eusinofilik
– Resiko kekurangan volume cairan
berhubungan dengan Hipertermi
– Nyeri berhubungan dengan Peradangan
akibat infeksi mikroorganisme
INTERVENSI
– Nyeri berhubungan dengan Peradangan
akibat infeksi mikroorganisme
• Intervensi :
• Lakukan pengkajian nyeri secara
komperhensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi dan kualitas nyeri
• Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
• Kunakan tehnik komunikasi terapiutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri pasien
• Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
LANJUTAN...
• Bantu pasien dan kelurga untuk
mencari dan menemukan
dukungan
• Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologi, non farmakologi, dan
interpersonal)
• Ajarkan tehnik non farmakologi
• Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
LANJUTAN...
– Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan
dengan peningkatan produksi eksudat
eusinofilik
• Intervensi:
• Identifikasi kualitas atau kedalaman nafas
pasien
• Monitor suara nafas tambahan
• Anjurkan untuk minum air hangat
• Ajari pasien untuk batuk efektif
• Kolaborasi untuk pemberian ekspektoran
LANJUTAN...

– Resiko kekurangan volume cairan
berhubungan dengan Hipertermi
• Intervensi:
• Monitor intake dan output cairan
• Monitor timbulnya tanda-tanda dehidrasi
• Berikan intake cairan yang adekuat
• Kolaborasi pemberian cairan secara parenteral
(jika diperlukan)

LANJUTAN...
– Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang siklus hidup bakteri
pneumosistitis jiroveci
• Intervensi:

– Pertahankan teknik isolasi
– Batasi pengunjung bila perlu
– Monitor kerentangan terhadap infeksi
– Berikan perawatan kulit pada area
epidema

THE END

Anda mungkin juga menyukai