B A N G U N A N D A N FA S I L I TA S
N A M A A N G G OTA :
KHAIRUN NISSA (K1A016026)
M. INDRIAWAN HASAN (K1A016034)
N U R N A D H I FA H Z A H R A ( K 1 A 0 1 6 0 3 8 )
PRINSIP
• Bangunan dan fasilitas untuk pembuatan obat harus memiliki desain, konstruksi dan letak yang
memadai, serta disesuaikan kondisinya dan dirawat dengan baik untuk memudahkan
pelaksanaan operasi yang benar. Tata letak dan desain ruangan harus dibuat sedemikian rupa
untuk memperkecil risiko terjadi kekeliruan, pencemaran silang dan kesalahan lain, serta
memudahkan pembersihan, sanitasi dan perawatan yang efektif untuk menghindarkan
pencemaran silang, penumpukan debu atau kotoran, dan dampak lain yang dapat menurunkan
mutu obat.
SYARAT
Produk steril hendaklah dibuat dengan persyaratan khusus dengan tujuan memperkecil risiko
pencemaran mikroba, partikulat dan pirogen, yang sangat tergantung dari ketrampilan, pelatihan
dan sikap personil yang terlibat.
Syarat utama banguan dan fasilitas produksi steril :
• Desain dan Letak Memadai
• For Good Maintenance
• Memperkecil Resiko, Kesalahan, dan Pencemaran
• Mempermudah Sanitasi
KETENTUAN UMUM PRODUKSI SEDIAAN
STERIL
• Pembuatan produk steril dilakukan di area bersih dan dijaga tingkat kebersihannya.
• Berbagai kegiatan persiapan komponen, pembuatan produk dan pengisian hendaklah dilakukan
di ruang terpisah di dalam area bersih.
• Area bersih untuk pembuatan produk steril digolongkan berdasarkan karakteristik lingkungan
yang dipersyaratkan.
• Kondisi “operasional” dan “nonoperasional” hendaklah ditetapkan untuk tiap ruang bersih.
BANGUNAN
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA
RUANG INDUSTRI FARMASI
• Permukaan ruang harus kedap air, tidak
terdapat sambungan atau retakan, tidak
merupakan tempat pertumbuhan
mikroba, mudah dibersihkan, bagian
sudut dan tepi dinding dibuat
melengkung
• Pipa saluran udara dipasang di langit-
langit
• Lampu penerangan harus dipasang merat
• Tahan terhadap bahan pembersih
JENIS BAHAN BANGUNAN
1. Lantai
a. Beton padat dengan hardener
b. Beton dilapisi :
- lembaran vinil
- epoksi atau poliuretan
- granit tidak berpori
- ubin keramik
2. Dinding
a. Batu atau blok, beton padat yang permukaannya di plester halus di cat dengan poliakrilikik, atau
poliuretan, atau epoksi
b. Panel logam yang dicat dengan powder coating, anodized aluminium, atau bahan baja karat.
JENIS BAHAN BANGUNAN
3.Langit-Langit
a. Beton yang di cat bahan poliakrilik, enamel polimer tinggi atau epoksi
b. Gypsum dilapisi dengan cat poliakrilik
c. Panel logam yang dicat dengan powder coating, anodized aluminium, atau baja tahan karat
PADA PEMBUATAN PRODUK STERIL
DIBEDAKAN 4 KELAS KEBERSIHAN:
• Kelas A: Zona untuk kegiatan yang berisiko tinggi, misal zona pengisian, wadah tutup karet, ampul
dan vial terbuka, penyambungan secara aseptis. Umumnya kondisi ini dicapai dengan memasang unit
aliran udara laminar (laminar air flow) di tempat kerja. Sistem udara laminar hendaklah mengalirkan
udara dengan kecepatan merata berkisar 0,36 – 0,54 m/detik (nilai acuan) pada posisi kerja dalam
ruang bersih terbuka. Keadaan laminar yang selalu terjaga hendaklah dibuktikan dan divalidasi. Aliran
udara searah berkecepatan lebih rendah dapat digunakan pada isolator tertutup dan kotak bersarung
tangan.
• Kelas B: Untuk pembuatan dan pengisian secara aseptis, Kelas ini adalah lingkungan latar belakang
untuk zona Kelas A.
• Kelas C dan D: Area bersih untuk melakukan tahap proses pembuatan yang mengandung risiko
lebih rendah.
• KLASIFIKASI RUANG BERSIH DAN SARANA UDARA BERSIH
Persyaratan Kelas Partikel (EN ISO 14644-1)
• Persyaratan Kelas Mikroorganisme
KATEGORI RUANG STERIL
• Airlock
berfungsi sebagai ruang penyangga antara 2 ruang dengan kelas kebersihan yang
berbeda untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari ruangan dengan kelaskebersihan
lebih rendah ke ruang dengan kelas kebersihan lebih tinggi. Berdasarkan CPOB, ruang
diklasifikasikan menjadi kelas A, B, C, D, E dan F, dimana setiap kelasmemiliki
persyaratan jumlah partikel, jumlah mikroba, tekanan, kelembaban udara dan airchange
rate
GREY AREA
• Area ini disebut juga area kelas D/E. Ruangan ataupun area yang masuk dalam kelas iniadalah ruang
produksi produk non steril, ruang pengemasan primer, ruang timbang,laboratorium mikrobiologi
(ruang preparasi, ruang uji potensi dan inkubasi), ruang sampling di gudang, ruang karantina obat
jadi, ruang gudang sejuk, ruang gudang botol/vial, ruang cuci botol, ruang simpan alat, ruang laundry
dan loker kelas D wanita dan pria. Setiap karyawan yang masuk ke area ini wajib mengenakan
gowning (pakaian dan sepatu grey). Antara black area dan grey area dibatasi ruang ganti pakaian
grey dan airlock. Ruang kelas D meliputi ruang coding, ruang kemas,.
• Area ini disebut juga area kelas F. Ruangan ataupun area yang termasuk dalam kelas ini adalah
koridor yang menghubungkan ruang ganti dengan area produksi, area staging bahan kemas dan
ruang kemas sekunder. Setiap karyawan wajib mengenakan sepatu dan pakaian black area
(dengan penutup kepala).
UNCLASSIFIED AREA
• Area ini merupakan area yang tidak dikendalikan (Unclassified area) tetapi untukkepentingan
tertentu ada beberapa parameter yang dipantau. Termasuk didalamnyaadalah laboratorium
kimia (suhu terkontrol), gudang (suhu terkontrol untuk cold storage dan cool room), kantor,
kantin, ruang ganti dan ruang teknik
Klasifikasi Penggunaan Ruangan Bersih Untuk Produksi
Sediaan Obat Steril
Ruang produksi betalaktam
FASILITAS
Peralatan
1. Alat Pelindung Diri (APD)
a. Baju Pelindung
Baju Pelindung ini sebaiknya terbuat dari bahan yang
impermeable (tidak tembus cairan), tidak melepaskan serat
kain, dengan lengan panjang, bermanset dan tertutup di
bagian depan.
b. Sarung tangan
Sarung tangan yang dipilih harus memiliki permeabilitas
yang minimal sehingga dapat memaksimalkan perlindungan
bagi petugas dan cukup panjang untuk menutup
pergelangan tangan. Sarung tangan terbuat dari latex dan
tidak berbedak (powder free). Khusus untuk penanganan
sediaan sitostatika harus menggunakan dua lapis.
c. Kacamata pelindung
Hanya digunakan pada saat penanganan sediaan sitostatika
1
Aliran Udara Vertikal (Vertical
Air Flow).
Aliran Udara Horizontal • Udara mengalir dari atas ke
(Horizontal Air Flow). bawah untuk menjaga sterilitas
• Udara mengalir ke arah dan melindungi operator
operator • Digunakan untuk penyiapan
• Digunakan untuk sediaan non sediaan kemoterapi/sitostatika
kemoterapi/sitostatika. • Kecepatan aliran udara 0,3
• Kecepatan aliran udara 0,45 2 m/detik
m/detik
LAF horizontal
LAF vertical
Sistem Pengendalian Udara
Sistem Tata Udara adalah suatu sistem yang mengondisikan lingkungan melaui
pengedalian suhu, Kelembaban nisbi, arah pergerakan udara dan mutu udara termasuk
pengendalian partikel dan pembuangan kontaminan yang ada di udara.
VENTILATOR TIAP KELAS / BANGUNAN
• Produksi Steril
Kelas A : Laminar Air Flow (LAF), Heating,Ventilating and Air Conditioning (HVAC)
Kelas B : LAF, HVAC
Kelas C : LAF, HVAC
Kelas D: HVAC
• Produksi Non-steril : HVAC,
• Produksi Antibiotik : HVAC, Air Handling Unit (AHU), LAF
Sistem ini menyuplai udara luar yang sudah diolah hingga memenuhi persyaratan kondisi suatu ruang,
kemudian diekstrak dan dibuang ke atmosfer. Sistem ini biasanya
digunakan pada fasilitas yang menangani produk/ pelarut beracun untuk mencegah udara tercemar
disirkulasikan kembali.
Resirkulasi harus tidak menyebabkan risiko kontaminasi atau kontaminasi silang (termasuk uap dan bahan yang mudah
menguap). Kemungkinan penggunaan udara resirkulasi ini dapat diterima, bergantung pada jenis kontaminan udara pada
sistem udara balik. Hal ini dapat diterima blla filtet HEPA dipasang pada aliran udara pasokan (atau aliran udara balik)
untuk menghilangkan kontaminan sehingga mencegah kontaminasi silang.
Contoh Aplikasi Sistem Tata Udara (AHU/HVAC)
SISTEM PENGOLAHAN AIR
• Air untuk produksi sediaan farmasi memgang peranan penting sehingga system pengolahan air
perlu diatur dengan baik
PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI AIR
• Tangki penampung : bahan tidak mempengaruhi kualitas air dan memiliki system lock yang baik
• Pada system distribusi deadleg harus sekecil mungkin dan pipa tidak tertanam