Anda di halaman 1dari 19

 Pola jalan

 Berjalan dengan modifikasinya seperti


berlari, berjalan cepat merupakan
bentuk aktivitas fungsional yg sangat
essensial dlm kehidupan sehari – hari.
 Secra umum pola jalan mempunyai
kesamaan dasar namun individu
mempunyai cara jalan yg unik
kadangkala merupakan ciri khas
individu yg bersangkutan.
 Menurut Foster dan Galley ( 1982 ) pola
jalan adalah cara berjalan sedang lokomosi
berarti perpindahan dari satu tempat ke
tempat berikutnya.
 Menurut Kim ( 1996 ) pola jalan adalah
gerakan tubuh dari satu tempat ke tempat
berikutnya dan merupakan aktivitas siklus
dimana kaki bergerak bergantian berulang
– ulang seiring dengan perpindahan pusat
gravitasi tubuh terhadap bidang horizontal
dengan arah dan kecepatan tertentu.
Deskripsi fungsi berjalan
The Gait Cycle

TO TO
HS HS HS
MS

0 50 100
[% of Gait Cycle]

Double Double
Support Single Support Support Single Support

Left Foot
Right Foot
HS TO HS
STANCE (Right Foot) SWING (Right Foot)
walking
a

stride length step length

b stance phase, swing phase,


one gait cycle
left foot left foot
left foot

right foot

double-support single-support
left foot-strike left toe-off time
right toe-off right foot-strike
 Base width (jarak kaki) = 5 – 10 cm
 Gait (step) Length/ Panjang langkah = 35 – 41 cm
 Stride length (panjang melangkah/2 langkah) = 70 – 82
cm
 Lateral pelvic shift (pelvic list) = normalnya 2.5 – 5 cm.
 Vertical pelvic shift (pelvic tilt) = 5 cm
 Pelvic Rotation
 Center of Gravity = pada saat berdiri letaknya 5 cm di
anterior vertebra sacral ke 2
 Normal Cadence (irama normal) = antara 90 -120
langkah per menit.
Stride length :
 Adalah jarak antara dua jejak kaki, pada
kaki yang sama.
 Pada orang dewasa pria jaraknya
antara 140 – 156,5 cm.
Stride duration :

 Adalah waktu yang dibutuhkan untuk


jarak tersebut ( stride length ).
Adalah jarak antara dua jejak
kaki , baik dari kanan kekiri
atau sebaliknya.
Jarak rata2nya adalah 68 –
78cm.
Adalahwaktu yang
dibutuhkan dari heel strike
kaki yang satu ke heel strike
kaki yang lain.
 Rotasi pelvis.
 Tilting pelvis ke lateral.
 Fleksi lutut sewaktu fase menumpu.
 Interaksi lutut pergelangan kaki.
 Menurut Domholdt ( 1993 ) untuk
berjalan dengan baik ada 6 komponen
utama sebagai penunjang :
a. Kekuatan otot.
b. Stabilitas skeletal.
c. Umpan balik proprioseptik.
d. Keseimbangan.
e. Motor planing.
f. Pola yg sudah terbentuk.
 Sebagai sarana pelengkap untuk menemukan
problem disfungsi fisik.
 Secara khusus menemukan simpangan pola jalan
dengan segala kemungkinan penyebabnya.
 Sebagai acuan dalam meningkatkan kemampuan
fungsional dan pada kondisi tertentu ( misalnya
pasca stroke ) dapat sekaligus berperan sebagai
sarana terapeutik untuk pemulihan impairment
dan Fungsional.
 Sebagaialat evaluator keberhasilan pelayanan
fisioterapi dan informasi kemajuan bagi pasien.
 Observasi.
Ini merupakan alat utama bagi fisioterapis
untuk memetakan kualitas pola jalan dari
seseorang pasien. untuk meningkatkan
reliabilitas perlu dilakukan sistem observasi
yang terstandar ( Mackler, 1991 ).
a. Focus on slow motion segments.
b. Focus on sagital plane and then on frontal
plane.
c. Obervational gait analysis checklis.
 Pasien berpakian yg tidak menghambat
pelaksanaan jalan, pengamatan,
 Umur, TB, BB, dan Jenis Kelamin.
 Diagnosa Medis.
 Berjalan dengan kaki tanpa alas / sepatu.
 Pemeriksaan kaki.
 Pemeriksaan postur statik.
 Orthotik / prostetik dan alat bantu jalan yng
digunakan. ( jika memakai ).
 Pemeriksaan dilakukan dengan jalan yang
lambat.
 When the foot is
contact with the ground
only
 Propulsion phase
 Stance phase has 5
parts:
• Initial Contact (Heel
Strike) (1)
• Loading Response (Foot
Flat) (2) (Missing Loading Response in
• Midstance (2) picture)

• Terminal Stance (3)


• Toe Off (Pre-Swing) (4)

Anda mungkin juga menyukai