2018 DNA KROMOSOM • Organisme memiliki DNA kromosom dan DNA ekstrakromosom. • DNA kromosom berfungsi sebagai bagian utama dari material genetik yang berisi informasi keturunan. • DNA ekstrakromosom memiliki gen khusus seperti resistensi antibiotik, ketahanan terhadap berbagai logam berat, dan degradasi makromolekul. • Housekeeping genes (HKG) adalah sekumpulan gen yang terekspresi terus-menerus yang diperlukan untuk menjaga fungsi-fungsi dasar sel. Gen-gen ini senantiasa bekerja sepanjang waktu sepanjang kita hidup. • Misalnya saja gen-gen yang berhubungan dengan metabolisme metabolit primer, aktin, kontraksi otot jantung, dan pemompaan darah dan lain-lain. • Selain HKG, banyak pula gen-gen yang terekspresi karena rangsangan tertentu yang disebut gen regulatorik. Biasanya gen-gen ini hanya diekspresikan pada saat dibutuhkan, misalnya gen stres. PLASMID • Plasmid dan episom adalah dua jenis DNA organisme ekstrakromosom. Plasmid tertutup, melingkar dan DNA bakteri beruntai ganda. • Episom adalah jenis lain DNA ekstrakromosom yang relatif lebih besar yang dimiliki oleh organisme. • Perbedaan utama antara plasmid dan episom adalah bahwa plasmid tidak dapat berintegrasi dengan DNA kromosom bakteri sementara episom mampu berintegrasi dengan DNA kromosom. • Plasmid mampu melakukan replikasi diri tanpa beriktan dengan kromosom. Mereka membawa gen atau informasi yang diperlukan untuk replikasi dan perawatannya sendiri. Oleh karena itu mereka dianggap sebagai DNA independen. • Plasmid memiliki penggunaan yang sangat besar dalam biologi molekuler sebagai vektor. • Sifat beruntai ganda dari DNA, gen resistensi antibiotik, kemampuan mereplikasi diri dan situs restriksi khusus merupakan karakteristik penting yang membuat plasmid lebih sesuai sebagai molekul vektor dalam teknologi DNA rekombinan. Plasmid juga mudah diisolasi dan diubah menjadi bakteri inang. EPISOM • Episom adalah bagian ekstrakromosom dari material genetik yang dapat muncul sebagai DNA independen untuk beberapa waktu dan bentuk yang terintegrasi ke dalam DNA genom dari organisme beberapa waktu yang lain. Episom dianggap sebagai unsur genetik yang tidak penting dan berukuran besar dibandingkan dengan plasmid • Episom kebanyakan berasal dari luar inang dalam virus atau bakteri lain. Mereka bisa masuk ke organisme inang dan muncul sebagai DNA ekstrakromosom dan kemudian berintegrasi dengan DNA genom dan bereplikasi. Jika mereka muncul sebagai unit yang tidak terintegrasi, mereka rentan terhadap penghancuran oleh sel inang. Jika terintegrasi, salinan baru dari episom akan diproduksi dan masuk ke sel anak juga. PROSES TRANSFER DNA KROMOSOM MELALUI KONJUGASI • Membran sel tersusun atas molekul-molekul protein, lapisan senyawa lemak (fosfolipid), air, karbohidrat, dan sedikit kolesterol. • Setiap lapisan senyawa lemak, tersusun atas gugus lipid dan fosfat. • Gugus lipid dari fosfolipid bersifat tidak suka air (hidrofobik), sedangkan gugus fosfat bersifat suka air (hidrofilik). • Gusus lipid sering disebut ekor dan gugus fosfat disebut kepala. Setiap fosfolipid akan saling berpasangan sehingga membentuk dua lapisan (bilayer) fosfolipid yang saling berlawanan. • Tiga membran yang utama adalah fosfolipid, glikolipid, dan kolesterol. • Sedangkan protein penyusun membran adalah protein intrinsik (integral) dan protein porifer (ekstrinsik). • Karbohidrat penyusun membran adalah glikoprotein. FOSFOLIPID • Fosfolipid merupakan ester asam lemak dengan gliserol yang mengandung asam fosfat dan nitrogen. • Fosfolipid utama yang ditemukan adalah fosfogliserida, yang mengandung dua molekul asam lemak yang berkaitan ester dengan gugus hidroksil pada gliserol. • Gugus hidroksi yang ketiga pada gliserol membentuk ikatan ester dengan asam fosfat • Rantai asam lemak dalam fosfolipid biasanya mengandung atom karbon dalam jumlah genap asam jenuh atau tidak jenuh. PENGARUH SUHU TERHADAP MEMBRAN SEL (FOSFOLIPID)
• Jika suhu meningkat, ekor asam lemak
(hidrofobik) dari fosfolipid dapat “meleleh” (cair) sehingga lebih banyak gerakan • Dampaknya permeabelitas sel terganggu (molekul mudah masuk dalam sel yang seharusnya tidak masuk) -> Sel terganggu • Jika Suhu rendah, ekor asam lemak fosolipid lebih “kaku” • Berpengaruh pada Fluiditas dan Permeabelitas yang memungkinkan kurangnya cairan sehingga sedikit gerakan • Akibatnya terhambatnya reaksi seluler dalam tubuh • Membran tetap berwujud fluida pada suhu yang lebih rendah jika membran itu mengandung banyak fosfolipid dengan ekor hidrokarbon tak jenuh. • Karena adanya kekusutan di tempat ikatan gandanya, hidrakarbon tak jenuh tidak tersusun serapat hidrokarbon jenuh. • Misalnya, dalam banyak tumbuhan yang dapat bertahan dalam kondisi yang sangat dingin, seperti gandum musim dingin, presentase fosfolipid tak jenuh meningkat dalam musim gugur, suatu adaptasi yang menghalangi pembekuan membran selama musim dingin. CONTOH KOMPONEN MEMBRAN SEL PADA ORAGANISME • Suhu di bawah 0 derajat C kapang dan khamir terhambat tapi bakteri Psikrofilik dapat tumbuh terbentuknya lendir, warna, bintik- bintik dan bau asam ( Streptococcus, Lactobacillus, Pseudomonas) • Jawaban : A Slide Title Product B • Feature 1 • Feature 1 • Feature 2 • Feature 2 • Feature 3 • Feature 3 Matriks Ekstraseluler • Matriks ekstraseluler dapat memengaruhi bentuk sel, kelangsungan hidup sel, perkembangbiakan sel, polaritas dan kelakuan sel. Sebagian besar sel perlu melekat ke matriks ekstraseluler untuk tumbuh dan berkembang biak. • Matriks ekstraseluler terdiri dari proteoglikan, air, mineral, dan protein berserat. • pengaruh matriks fungsi jaringan ekstraseluler dapat dilihat pada perbedaan antara tulang dan kornea mata Matriks Tulang Keras
Matriks Kornea mata
ORGANELA PENGHASIL MATRIKS • Jawaban C ELEKTROFORESIS • Elektroforesis adalah pemisahan sebuah molekul besar (seperti protein, fragmen DNA, RNA dll) pada sebuah medium dengan mengaliri arus listrik • Elektroforesis digunakan untuk memisahkan komponen atau molekul bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik. • Teknik ini dapat digunakan dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada pada makromolekul, misalnya DNA yang bermuatan negatif. • Jika molekul yang bermuatan negatif dilewatkan melalui suatu medium (misal agarosa), maka molekul tersebut akan bergerak dari muatan negatif menuju muatan positif. Kecepatan gerak molekul tersebut tergantung pada rasio muatan terhadap massanya dan bentuk molekulnya (Yuwono, 2008). • SDS (sodium dodecyl sulfat) merupakan detergen anionik, yang apabila dilarutkan molekulnya memiliki muatan negatif dalam range pH yang luas. • Fungsi utama SDS pada metode SDS-PAGE (SDS- Polyacrylamide gel electrophoresis) yaitu untuk memberikan muatan negatif pada protein yang akan dianalisis, selain itu SDS dapat mendenaturasi protein, mempermudah menyamakan kondisi, dan menyederhanakan protein (bentuk, ukuran, dan muatan). • Muatan negatif SDS akan menghancurkan sebagian stuktur kompleks protein dan secara kuat tertarik ke arah anoda bila ditempatkan pada suatu medan listrik (Anam, 2009). • Teknik ini dapat digunakan dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada pada makromolekul, misalnya DNAyang bermuatan negatif. • Jika molekul yang bermuatan negatif dilewatkan melalui suatu medium, kemudian dialiri arus listrik dari suatu kutub ke kutub yang berlawanan muatannya maka molekul tersebut akan bergerak dari kutub negatif ke kutub positif. • Kecepatan gerak molekul tersebut tergantung pada muatan terhadap massanya serta tergantung pula pada bentuk molekulnya. Pergerakan ini dapat dijelaskan dengan gaya Lorentz, yang terkait dengan sifat-sifat dasar elektris bahan yang diamati dan kondisi elektris lingkungan: • Elektroforesis DNA umumnya menggunakan metode elektroforesis gel agarosa (Karp, 2008). Metode elektroforesis tersebut pada prinsipnya melibatkan fase stasioner yang berupa gel agarosa dan fase gerak berupa buffer Tris- acetate EDTA (TAE) atau Tris-borat EDTA (TBE) (Switzer, 1999). TBE (Tris-borat EDTA) 1X, Tris/Borat adalah buffer yang umum digunakan sebagai buffer elektroforesis karena memiliki kapasitas buffering yang tinggi pada titik isoelektriknya (Ausubel, et al., 2003). Borat bertindak sebagai conducting ion sehingga dapat mempertahankan kesetimbangan ion H+ dan OH- yang dihasilkan oleh elektroda, hal ini berhubungan dengan fungsi buffer dalam menjaga kesetimbangan pH saat migrasi fragmen DNA berlangsung, perubahan pH dapat mendenaturasi struktur DNA sehingga mengubah elektromobilitas DNA (Martin, 1996).