Anda di halaman 1dari 13

Tugas Journal Reading

“Clinical Profile of Patients with Atrophic Rhinitis: descriptive


study”

Febrina Citra Ayu Kusuma / 14711048


Kepaniteraan Klinik Stase THT-KL
RSUD DR SOEDONO MADIUN
ABSTRAK
Latar Belakang Metode
Rhinitis atrofi adalah penyakit nasal
20 pasien dengan rhinitis atrofi primer
kronik, yang ditandai dengan 3 gejala
dan bersedia menjalani tindakan
yaitu bau busuk, atrofi mukosa nasal,
bedah selama penelitian
dan terbentuknya krusta.

Hasil Kesimpulan
Discharge berbau dan terlepasnya krusta Adanya cairan hidung berbau dan
tampak pada 20 pasien (100%), hilangnya
krusta yang terlepas merupakan
kemampuan untuk membau 19 pasien (95%),
sumbatan di hidung 16 pasien (80%), gejala paling umum
perdarahan hidung 9 asien (45%), nyeri kepala
9 pasien (45%), timbul belatung 2 pasien.

Page 2
INTRODUKSI
Fraenkel (1876) menggambarkan rhinitis atrofi sebagai
penyakit nasal kronik, ditandai dengan tiga gejala, yaitu
:
• berbau busuk
• atrofi mukosa nasal
• terbentuknya krusta.

Page 3
INTRODUKSI
Teori defisiensi besi

Teori endokrin

Teori infeksi dari organisme tertentu

Teori infeksi sinus

Teori perkembangan

Teori ketidakseimbangan autonom

Teori penyakit kolagen

Page 4
METODE

Rhinitis atrofi primer Konfirmasi dengan


dan bersedia menjalani pemeriksaan
tindakan bedah histopatologis 20 pasien

• Rhinitis atrofi sekunder


• Tuberkulosis, sifilis, rhinoskleroma, leprosy

Page 5
HASIL DAN DISKUSI

Umur dari pasien bervariasi dari 19 tahun


hingga 64.5 tahun (rata-rata 29.9 tahun).
Mayoritas pasien (50%) berada pada
dekade ketiga kehidupan.
Penelitian oleh Gadre, 32,4% pasien dari 37
pasien berada dalam dekade ketiga.

Page 6
HASIL DAN DISKUSI

Pada penelitian ini, distribusi jenis kelamin menunjukkan perempuan


lebih besar dengan presentase 55% dan 45% adalah laki-laki.
Menurut Pampori, perempuan mendominasi sekitar 77.7% dan
menurut Sharan, tercatat laki-laki mendominasi sekitar 85,7%.

Page 7
HASIL DAN DISKUSI

Insiden rhinitis atrofi lebih banyak di kelas bawah, kurang di kelas


tengah, dan nol di kelompok pasien dengan social ekonomi tinggi.
Ssali (1973) menyatakan rhinitis atrofi merupakan penyakit yang
umum pada inidividu menengah ke bawah dan malnutrisi

Page 8
HASIL DAN DISKUSI

Menurut penelitian yang dilakukan Gadre, discharge hidung berbau dan


krusta yang terlepas terdapat pada seluruh pasien (100%). Temuan tersebut
sama dengan penelitian ini.

Page 9
HASIL DAN DISKUSI

Menurut Sharan, hasil yang baik diperoleh pada pasien dengan durasi gejala lebih pendek,
temuan serupa ditemukan dalam penelitian kami pula. Hasil pada pasien dengan durasi
gejala 2-4 tahun adalah, sangat baik pada 4 pasien (20%), baik pada 2 pasien (10%)

Page 10
HASIL DAN DISKUSI

Tampak timbulnya krusta, kavitas nasal yang lebih


lapang, atrofi mukosa nasal, dan atrofi konkha
pada 20 pasien (100%).
• Menurut Gadre, gejala paling umum adalah kavitas
nasal lebih lapang (100%), krusta nasal (100%),
atrofi konkha (86%).
• Menurut Pampori, penyakit ini mengenai bilateral
80% dan unilateral 20%.

Page 11
KESIMPULAN

Pada penelitian kami, penyakit rhinitis atrofi secara bilateral ditemukan pada 19
pasien (95%) dan unilateral pada 1 pasien (5%). 1 kasus rhinitis atrofi unilateral
didapatkan deviasi septum nasal ke arah 1 berlawanan. 1 pasien memiliki
penekanan batang hidung dengan perforasi septum nasal. Pasien lainnya
memiliki penekanan dorsum dengan perforasi septum kartilago.

Page 12
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai