Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN

KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN
TRAUMA SISTEM
PERKEMIHAN
ARIN HARYANI
AYU INDRA SARI
DIAN WIDIANINGRUM
DEVITA ROSDIANA
ENOK CUCU SUCIANI
EPIN AGUSTINA
ERIEN SRI MULYANI
FITRI AISYAH
SHANTI DEWI SUSANTI
1 DEFINISI

 Trauma pada saluran perkemihan


merupakan adanya benturan pada saluran
perkemihan (ginjal, ureter, vesika urinaria,
uretra). Pada laki-laki dapat pula mengenai
scrotum, testis dan prostat.
 Trauma pada system perkemihan adalah
kejadian dimana saluran kemih mengalami
gangguan bukan karena pengaruh dari
dalam tubuh tetapi adanya gangguan dari
luar
2 ANATOMI FISIOLOGI
2 KLASIFIKASI
TRAUMA GINJAL TRAUMA BULI
Trauma ginjal merupakan
Trauma atau kerusakan Trauma ginjal merupakan
pada ginjal yang terjadi
akibat adanya trauma tumpul
Trauma atau kerusakan
pada kandung kemih
yang terjadi akibat adanya
trauma tumpul

TRAUMA URETER TRAUMA URETRA

Trauma uretra adalah trauma


atau cedera yang mengenai
Trauma ginjal merupakan uretra yang terjadi akibat tenaga
Trauma atau kerusakan
/ tekanan dari luar atau akibat
pada ureter yang terjadi
akibat adanya trauma tumpul
instrumentasi pada uretra
KONSEP DASAR TEORI ASUHAN
KEPERAWATAM PADA GANGGUAN SISTEM
PERKEMIHAN: TRAUMA VESIKA URINARIA
Rasa nyeri pada kandung kemih (nyeri abdomen bawah atau nyeri di daerah
suprapubik) dapat disebabkan oleh distensi yang berlebihan atau infeksi
kandung kemih. Perasaan ingin kencing, tenesmus nyeri ketika mengejan) dan
disuria terminal (nyeri pada akhir urinary) sering dijumpai.
Ginjal (Renal): Kemungkinan Data yang diperoleh : Oliguria (produksi urine kurang
dari 400 cc/ 24jam), Anuria (100 cc / 24 Jam, Infeksi (WBCs , Bacterimia),
Sediment urine mengandung : RBC.
Pasien mengatakan kadang tidak bisa buang air kecil dan keluar darah dari uretra.
Pasien selalu menanyakan tindakan yang akan dilakukan
2 PENGKAJIAN

DATA SUBYEKTIF
 Rasa nyeri pada kandung kemih (nyeri abdomen bawah atau nyeri di
daerah suprapubik) dapat disebabkan oleh distensi yang berlebihan atau
infeksi kandung kemih. Perasaan ingin kencing, tenesmus nyeri ketika
mengejan) dan disuria terminal (nyeri pada akhir urinary) sering dijumpai.
 Ginjal (Renal): Kemungkinan Data yang diperoleh : Oliguria (produksi
urine kurang dari 400 cc/ 24jam), Anuria (100 cc / 24 Jam, Infeksi
(WBCs , Bacterimia), Sediment urine mengandung : RBC.
 Pasien mengatakan kadang tidak bisa buang air kecil dan keluar darah
dari uretra.
 Pasien selalu menanyakan tindakan yang akan dilakukan
Continue...

DATA OBYEKTIF
Pada saat urin dipantau kadang terdapat
darah dan hematuria/perdarahan segar bisa
terjadi
Gelisah, cemas
Espresi wajah ketakutan
Takikardi
Tekanan darah meningkat.
2 DIAGNOSA
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan (trauma) pada
daerah bladder, ditandai dengan klien mengeluh nyeri pada daerah abdomen bawah
yang terkena, adanya nyeri tekan pada daerah bladder yang terkena, ekspresi wajah
meringis/ tegang.

Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan trauma bladder ditandai dengan


hematuria.

Gangguan pemenuhan aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik sekunder


terhadap trauma, ditandai dengan, klien tampak lemah, aktifitas dibantu oleh
orang lain/ keluarga.

Potensial syok hipovolemia berhubungan dengan pemutusan pembuluh darah.


3 INTERVENSI

Intervensi keperawatan adalah upaya yang dilakukan perawat untuk mencapai hasil
yang diharapkan yaitu kesembuhan pasien dan kemampuan pasien melakukan atau
memenuhi kebutuhan hidupnya kembali dan tujuan pemulangan pasien.
5 IMPLEMENTASI

Implementasi keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuia dengan


rencana yang telah ditetapkan.Selama pelaksanaan kegiatan dapat bersifat mandiri dan
kolaboratif.Selama melaksanankan kegiatan perlu diawasi dan dimonitor kemajuan
kesehatan klien.
2 EVALUASI

Evaluasai adalah hasil asuhan


keperawatan yang dilakukan
(Judith M.W. 2007).
Hasil yang diharapkan setelah
mendapatkan intervensi
keperawatan adalah sebagai
berikut :
 Tidak mengalami syok
hipovolemik.
 Penurunan skala nyeri.
 Pola miksi opotimal.
 Kecemasan berkurang
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
DIAGNOSA
INTERVENSI
IMPLEMENTASI
EVALUASI
1 PENGKAJIAN
Riwayat Kesehatan
Identitas Sekarang

Nama : Tn. M
Umur : 25 tahun
J. Kelamin : Laki - laki
Klien mengatakan nyeri padasaat
kencing, nyeri tekan pada daerah yang
Riwayat Kesehatan terkena trauma, nyeri semakin sakit
Dahulu saat kencing berakhir, nyeri tumpul dan
terasa dalam. Nyeri terdapat pada
Tidak ada data bagian sudut kostovertebrata dan
menjalar keumbilikus. Nyeri yang
dirasakan dari skal 1-10 disebutkan 5.
Nyeri terasa pada saat berkemih dan
Riwayat Hospitalisasi bertambah parah pada saat akhir
berkemih. Kadang-kadang nyeri juga
terasa sewaktu-waktu.
Tidak ada data
Alasan Masuk
Tn. M umur 25 tahun datang diantar oleh keluarganya ke
RSUD 45 Kuningan pada tanggal 10 Desember 2019
dengan keluhan buang air kecil darah dan nyeri saat
kencing.
Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri padasaat kencing, nyeri tekan pada
daerah yang terkena trauma, nyeri semakin sakit saat
kencing berakhir, nyeri tumpul dan terasa dalam. Nyeri
terdapat pada bagian sudut kostovertebrata dan
menjalar keumbilikus.Nyeri yang dirasakan dari skal 1-10
disebutkan 5.Nyeri terasa pada saat berkemih dan
bertambah parah pada saat akhir berkemih. Kadang-
kadang nyeri juga terasa sewaktu-waktu.
 Riwayatpsikososial
Persepsi terhadap kondisiklien
Klien merasa keadaan tubuhnya melemah dan tidak
dapat beraktivitas seperti biasa setelah menderita
sakit.
Mekanisme koping dan sistempendukung
Tidak ada data
Pengkajian pengetahuan
Klien dan keluarga Klien tidak mengetahui
tentangkondisi penyakitnya.
Nilai kepercayaan
Tidak ada data
Lanjutan...

Riwayat kesehatan keluarga: Tidak ada


data
Riwayat pembedahan dan cidera: Tidak
ada data
Riwayat alergi: Tidak ada data
Riwayat pengobatan: Klien mendapatkan
terapi asam trasenamat 3x500 gr,
merop 3x1 gr,metamizol 3x1 gr, antrain
3x1 gr, dan dulcolax 1x
Riwayat psikososial: Tidak ada data
Kebiasaan dan pengaruh budaya:
Tidakada data
Dukungan keluarga: Tidakada data
Riwayat Alergi Pola Aktiviitas

Setelah Masuk Rumah


Sakit :
- Kesulitan menggerakan
Tidak ada data kaki
- Klien terpasang spalk
Pemeriksaan Fisik
LANJUTAN
Pemeriksaan Fisik

3. Head To Toe
Ekstremitas: Atas Dan
Bawah
1. Keadaan umum: Compos
Inspeksi :
mentis GCS 15 E4V5M6
- Terdapat fraktur femur
2. Tanda-tanda vital : sinistra dengan luka terbuka
TD : 110/60 mmHg - Tulang keluar dari
Nadi : 112 x/menit permukaan kulit dan ada
Suhu : 37°C perdarahan
Respirasi : 20 x/menit Palpasi :
− CRT < 2 detik
− Daerah fraktur terdapat
bagian tulang yang menonjol
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan
Laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratorium: BUN 8,5 albumin 2,7 kreatinin


0,8 SGOT 17 SGPT 23 CRP 55,3 LED 13.000 Hb 12,5 natrium
135 kalium 3,9 kalsium 101. Hasil pemeriksaan urin: Glukosa(-)
eritrosit(+) lebih dari 100/lapang pandang, leukosit 20/lapang
pandang, kristal(+). Terapi

Terapi Obat-obatan

Terapi: Asam trasenamat 3x500 gr, merop 3x1


gr, metamizol 3x1 gr, antrain 3x1 gr, dulcolax
1x.
2 DIAGNOSA

 Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan


jaringan (trauma) pada daerah bladder, ditandai dengan klien
mengeluh nyeri pada daerah abdomen bawah yang terkena,
adanya nyeri tekan pada daerah bladder yang terkena, ekspresi
wajah meringis/ tegang.
 Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan trauma bladder
ditandai dengan hematuria.
 Gangguan pemenuhan aktifitas berhubungan dengan kelemahan
fisik sekunder terhadap trauma, ditandai dengan, klien tampak
lemah, aktifitas dibantu oleh orang lain/ keluarga.
 Potensial syok hipovolemia berhubungan dengan pemutusan
pembuluh darah.
3 INTERVENSI
Diagnosa NOC NIC Rasional
Keperawatan
Gangguan rasa a. Anxiety a. Kaji skala nyeri, catat lokasi, - Perubahan dalam lokasi atau
intensitas tidak umumtetapi
nyaman (nyeri) b. Fear level lama, intensitas
dapat menunjukkan adanya
berhubungan dankarakteristiknya.
c. Sleep Deprivation komplikasi
dengan b. Atur posisi sesuai indikasi,
d. Comfort, readnes for - Memudahkan drainase cairan
kerusakan misalnya semi fowler / luka karena gravitasidan
Enchanced
jaringan c. Berikan tindakan kenyamanan, membantu meminimalkan

(trauma) pada Kriteria Hasil : misalnya nafas dalam, tekhnik nyeri karena gerakan.

1. Status lingkungan - Meningkatkan kemampuan


daerah bladder relaksasi / visualisasi.
koping dengan memfokuskan
yang nyaman d. Kompres hangat pada area yang
perhatian pasien.
2. Mengontrol nyeri nyeri
- Efek dilatasi dinding ginjal
e. Kolaborasi untuk pemberian memberikan respons spasme
3. Status kenyamanan
analgesik. akan menurun
meningkat
- Menurunkan laju metabolisme
4. Dapat mengontrol yang membantu

ketakutan menghilangkan nyeri dan


penyembuhan.
Diagnosa NOC NIC Rasional
Keperawatan
Gangguan a. Urinary elimination - Kaji pola berkemih seperti  Mengidentifikasi fungsi

eliminasi b. Urinary continuence frekwensi dan jumlahnya kandung kemih, fungsi


Kriteria Hasil : - Observasi adanya darah ginjal dan keseimbangan
urine
1. Kandung kemih dalam urine cairan
berhubungan
kosong secara - Istirahat baring sekurang-  Tanda - tanda infeksi
dengan
penuh kurangnya seminggu saluran perkemihan/
trauma 2. Tidak ada residu sampai hematuri hilang. ginjal dapat
bladder urine >100-200 cc - Lakukan tindakan menyebabkan sepsis.
3. Intake cairan dalam pembedahan bila  Menurunkan
rentang normal perdarahan terus metabolisme tubuh agar
4. Bebas dari ISK berlangsung. energi yang tersedia
5. Tidak ada spasme difokuskan untuk proses
bladder penyembuhan pada
6. Balance cairan ginjal.
seimbang  Tindakan yg cepat/ tepat
dapat meminimalkan
kecacatan
Diagnosa NOC NIC Rasional
Keperawatan
Gangguan a. Joint movement : - Kaji kemampuan • Untuk menentukan tingkat

Active aktifitas dan bantuan


pemenuhan fungsional dengan
yangdiberikan
b. Mobility level
aktifitas skala 0 – 4. • Meningkatkan sirkulasi darah
c. Self care : ADLs
berhubunga - Ubah posisi pasien seluruh tubuh dan mencegah
d. Transfer performance
penekanan pada daerah
n dengan setiap 2 jam sekali.
Kriteria Hasil : tubuh yang menonjol
kelemahan 1. Klien meningkat
- Lakukan rentang gerak • Menurunkan resiko terjadinya
fisik dalam aktivitass fisik aktif dan pasif. trauma dan mempertahankan

sekunder 2. Mengerti tujuan dari - Bantu pasien dalam fungsi sendi dan mencegah

memenuhi kebutuhan penurunan tonus


terhadap peningkatan
• Bantuan yang memberikan
mobilitas ADL.
trauma sangat bermanfaat untuk
3. Memperagakan
menghemat energi yang
pengguanaan alat dapat digunakan untuk
4. Bantu untuk membantu proses

mobilisasi (walker) penyembuhan luka


Diagnosa NOC NIC Rasional
Keperawatan
Potensial a. Syok prevention - Observasi tensi, nadi,  Terjadinya perubahan

b. Syok management tanda vital merupakan


syok suhu, pernafasan dan
Kriterian Hasil : manifestasi awal sebagai
hipovolemia tingkat
1. Nadi dalam batas kompensasi hypovolemia
berhubungan kesadaranpasien. dan penurunan curah
yang diharapkan
dengan - Berikan cairan IV jantung.
2. Irama jantung
pemutusan sesuai kebutuhan.  Perbaikan volume sirkulasi
dalam batas yang
biasanya dapat
pembuluh diharapkan - Berikan O2 sesuai
memperbaiki curah
darah. 3. Frekuensi nafas kebutuhan.
jantung.
dalam batas yang - Kolaborasi pemberian  Kadar O2 yang maksimal
diharapkan obat-obatan anti dapat membantu
4. Irama pernafasan menurunkan kerja jantung
perdarahan.
dalam batas yang  Untuk menghentikan atau
- Bila perdarahan tetap
diharapkan mengurangi perdarahan
berlangsung dan KU
5. Tekanan Darah yang sedang berlangsung
dalam batas normal
memburuk pikirkan  Tindakan yang segera
tindakan bedah. dapat menghindarkan
4 IMPLEMENTASI DANEVALUASI
Diagno Waktu Implementasi Evaulasi Par
sa af
Dx 1 • Mengkaji skala nyeri, catat S:
Klien mengatakan nyeri saat kencing.
lokasi, lama, intensitas Klien mengeluh nyeri pada daerah
dankarakteristiknya. abdomen bawah yang terkena
Skala nyeri 5 (1-10)
• Mengatur posisi sesuai O:
indikasi, misal semi Klien tampak menunjukan ekspresi
wajah meringis/ tegang
powler A: Gangguan rasa nyaman (nyeri)
• Memberikan tindakan P:
Kaji skala nyeri, catat lokasi, lama,
kenyamanan, misalnya intensitas dankarakteristiknya.
nafas dalam, tekhnik Atur posisi sesuai indikasi, misal semi
powler
relaksasi / visualisasi. Berikan tindakan kenyamanan,
• Berikan kompres hangat misalnya nafas dalam, tekhnik
relaksasi / visualisasi.
pada area nyeri Kompres hangat pada area nyeri
• Kolaborasi untuk Kolaborasi untuk pemberian analgesik

pemberian analgesik
Diagno Waktu Implementasi Evaulasi Par
sa af
Dx 1 I:
Mengkaji skala nyeri, catat lokasi, lama,
intensitas dankarakteristiknya.
Mengatur posisi sesuai indikasi, misal
semi powler
Memberikan tindakan kenyamanan,
misalnya nafas dalam, tekhnik
relaksasi / visualisasi.
Berikan kompres hangat pada area
nyeri
Kolaborasi untuk pemberian analgesik

E:
Masalah keperawatan nyeri akut
teratasi sebagian
R:
Tujuan tercapai sebagian, Intervensi di
lanjutkan
S : Klien mengatakan nyeri berkurang
O : Tidak meringis kesakitan
A : Masalah keperawatan nyeri akut
sudah teratasi
Diagnosa Waktu Implementasi Evaulasi Paraf

Dx 2 • Mengkaji pola berkemih seperti S:


frekwensi dan jumlahnya. Klien mengatakan buang air
• Observasi adanya darah dalam kecil darah (hematuria)
urine O:
• Instruksikan klien untuk BUN 8,5 albumin 2,7
istirahat baring sampai kreatinin 0,8
hematuri berkurang Hasil pemeriksaan urin:
• Lakukan tindakan pembedahan Glukosa(-) eritrosit(+) lebih
bila erdarahan terus dari 100/lapang pandang,
berlangsung leukosit 20/lapang
pandang, kristal(+).
Terpasang kateter threeway
dan irigasi cairan, urin
merah, output:
600cc/3jam, intake:
750cc/3jam.

A : Gangguan eleminasi
urine
Diagnosa Waktu Implementasi Evaulasi Paraf

P:
Kaji pola berkemih seperti frekwensi dan
jumlahnya.
Observasi adanya darah dalam urine
Instruksikan klien untuk istirahat baring
sampai hematuri berkurang
Lakukan tindakan pembedahan bila
erdarahan terus berlangsung
I:
Mengkaji pola berkemih seperti frekwensi
dan jumlahnya.
Mengobservasi adanya darah dalam urine
Menginstruksikan klien untuk istirahat
baring sampai hematuri berkurang
Melakukan tindakan pembedahan bila
erdarahan terus berlangsung

E : Masalah keperawatan gangguan


eliminasi urine teratasi sebagian
R : Tujuan tercapai sebagian, Intervensi
di lanjutkan

S:
Kencing tidak ada darah

O:
KU baik, intake output balance

A : Masalah keperawatan kerusakan


integritas kulit sudah teratasi
P : Intervensi di hentikan.
Diagnosa Waktu Implementasi Evaulasi Paraf

S:
Diagnosa 3 • Mengkaji kemampuan O:
fungsional dengan skala 0 – 4. a. Klien tampak lemah
• Mengubah posisi pasien setiap b. Aktivitas dibantu oleh orang lain
dua jam sekali
• Melakukan tentang gerak aktif A:
dan pasif - Gangguan pemenuhan kebutuhan fisik

• Membantu pasien dalam P:

memenuhi kebutuhan ADL a. Kaji kemampuan fungsional dengan


skala 0 – 4.
b. Ubah posisi pasien setiap dua jam
sekali
c. Lakukan tentang gerak aktif dan pasif
d. Bantu pasien dalam memenuhi
kebutuhan ADL
Diagnosa Waktu Implementasi Evaulasi Paraf

a. Mengkaji kemampuan fungsional dengan skala 0 – 4.


b. Mengubah posisi pasien setiap dua jam sekali
c. Meakukan tentang gerak aktif dan pasif
d. Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan ADL

:E :
- Masalah keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan fisik
teratasi sebagian
R:
- Tujuan tercapai sebagian, intervensi dilanjutkan

S:
- Klien mengatakan sudah dapat beraktivitas
O:
- Keadaan umum baik
- Klien tidak dibantu
- Klien tampak melakukan aktivitas fisik
A:
- Masalah keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan / mobilitas
fisik teratasi
P:
- Intervensi dihentikan
Diagnosa Waktu Implementasi Evaulasi Paraf

Diagnosa 4 a. Mengobservasi tensi, nadi, suhu, S :


Tidak ada data
pernafasan dan tingkat
O:
kesadaranpasien. Tidak ada data
b. Memberikan cairan IV sesuai A :
kebutuhan - Masalah keperawatan

c. Memberikan O2 sesuai potensial syok hipovolemi

kebutuhan teratasi
P:
d. Kolaborasi pemberian obat-
- Intervensi dihentikan
obatan antip pendarahan
e. Bila perdarahan tetap
berlangsung dan KU memburuk
pikirkan tindakan bedah
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai