Anda di halaman 1dari 33

PRESENTASI KASUS

ABSES PARU

Disusun oleh : dr. Amanda Cininta Wowor

Pembimbing : dr. Ni Made Restiawati, Sp.P

Pendamping : dr. Yuli Astutiandriani


dr. Helen Morista
1
IDENTITAS PASIEN

● Nama : Sdr. Mkdi


● Usia : 56 tahun
● Alamat : Jl.manunggal bakti
● Agama : Islam
● Pekerjaan : Karyawan swasta
● Status Pernikahan : Menikah
● Tanggal Pemeriksaan : 24 januari 2014
● Status pasien : BPJS
ANAMNESA

● Keluhan Utama : sesak nafas

● Keluhan Tambahan : nyeri dada sebelah


kiri, batuk berdahak warna kuning
kehijauan, demam, mual, nafsu makan
menurun, badan terasa lemah
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

2 Minggu
• Pasien mengeluh sakit gigi
SMRS

• Batuk berdahak berwarna kuning kehijauan,


berbau amis, demam, mual, nafsu makan
1 Minggu menurun, BB dirasakan menurun, nyeri pada
SMRS dada sebelah kiri seperti ditusuk-tusuk &
menjalar ke dada belakang, batuk lama &
berkeringat dimalam hari disangkal

1 Hari • Sesak tidak dipengaruhi


SMRS oleh aktivitas
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

● Pasien menyangkal pernah batuk lama dan


yang membutuhkan pengobatan lama
● Diabetes Mellitus disangkal
● Penyakit jantung disangkal
● Hipertensi disangkal
● Infeksi Saluran Pencernaan disangkal
● Riwayat alergi, asma disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

● Pasien menyangkal jika dikeluarganya


ada yang sakit seperti ini
PEMERIKSAAN FISIK
● Keadaan umum : tampak sakit sedang
● Tanda vital
● Tekanan darah : 130/60 mmHg
● Nadi : 100 x/menit
● Respiratori rate : 28 x/menit
● Suhu : 39.40C
● Berat Badan :53 kg
● Tinggi Badan : 171 cm
● IMT : 18 → Gizi kurang
PEMERIKSAAN FISIK
● Kepala : A/I/C/D -/-/-/+, Gigi : Tampak adanya gigi berlubang pada
Pre Molar I, dan Molar I kiri bawah, ganggren radiks (sisa akar)
caninus dan Pre Molar I kanan bawah. Tampak Oral Higiene yang
buruk, pembesaran KGB (-/-)
● Thorax
● Inspeksi : bentuk simetris saat statis dan dinamis, ruang
interkostal dbn, retraksi (-/-), ictus cordis tidak terlihat
● Palpasi : vokal fremitus (+/↓), Ictus Cordis teraba di ICS V
linea midklavikularis sinistra
● Perkusi : Redup (-/+) setinggi costae IX, batas paru-hepar dbn,
batas jantung dbn
● Auskultasi: vesikuler (+/↓), Rh(-/+), wheezing(-/-), egofoni (-/-).
S1S2 Reguler, murmur (-), gallop (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
● Abdomen
● Inspeksi : datar, spider nervi (-), vena kolateral
(-), gerak peristaltik usus (-)
● Palpasi : supel, nyeri tekan epigastrium (+),
hepar dan lien tidak teraba, Ballotement kedua
ginjal tidak teraba, tes undulasi (-)
● Perkusi : Tymphani pada seluruh lapang
abdomen, shifting dullnes (-)
● Auskultasi : Bising usus (+) normal
● Ekstrimitas : Akral Hangat, CRT <2 dtk, oedem (-
/-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Hasil Satuan
Pemeriksaan Hb 11 gr%

Darah tanggal 24 Erythrosit 4.4 Juta/mm3


Leukosit 12.600 mm3
januari 2014 Basoephil 0 %
Eosinophil 0 %
Stab 0 %
Segment 70 %
Limposit 43 %
Monosit 0 %
LED 41 mm/jam
Thrombosit 390.000 mm3
Haematokrit 40 Vol%
MCV 93 FL
MCH 32 PG
MCHC 35 %
SGOT 26 Unit/L
SGPT 20 Unit/L
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
● Tinja ( Feses Lengkap )
● Konsistensi : Lembek
● Lendir : (+)
● Darah : (-)
● Amoeba : (-)
● Kista : (-)
● Telur : (-)
● Eritrosit : 1-3
● Leukosit : 2-5
● Sputum : BTA 3x negatif
PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Thorax PA 24 Januari 2014


● Keterangan :
- Bercak pada paru kiri
bawah dengan struktur
lusen bentuk kavitas
dengan air fluid level
didalamnya di hemithorax
kiri bawah
- Cor normal
- Sinus dan diafraghma
normal
- Skeletal normal
• Abses Paru Sinistra
Diagnosis
• Syndrom Dispepsia

• Tuberkulosis Paru
• Empiema
Diagnosis
• Pneumonia
Banding
• Bronkiektasis
• Ca Paru
PENATALAKSANAAN
● Non Farmakologi
● Fisioterapi : Postural Drainage
● Edukasi : Kebersihan gigi dan mulut
● Diet tinggi kalori dan tinggi protein
● Farmakologi
● Cairan IVFD Rl 20 tpm
● Kausatif
- Inj Ceftriaxon 1x 2 gr
- Klindamicin 2x100 mg
● Simptomatis
- Inj ranitidin 2x1 amp
- Paracetamol 500 mg/4jam jika suhu ≥ 380C
PROGNOSIS

● Ad Vitam : dubia ad bonam


● Ad Functionam : dubia ad bonam
● Ad Sanationam : dubia ad bonam
FOLLOW UP BULAN 1, 2 Post
Perawatan

 Saat kontrol keluhan (-)


 Tanda vital dbn
 Terapi dilanjutkan
 Klindamisin 2x300 mg
 Multivitamin 1x1 tab
PERBANDINGAN Hasil FOTO THORAX
ANALISA
KASUS
Bagaimana cara
menegakkan
diagnosis pada
pasien ?

Bagaimana
penatalaksanaan
pada pasien
tersebut ?
CLUE & CUE ANAMNESIS
• Laki- laki 56 th
• Sesak
• Batuk berdahak kuning kehijauan berbau amis
• Nyeri pada dada kanan menjalar ke belakang
• Demam
• Mual
• Lemas
• Riwayat sakit gigi
• Perokok aktif
Batuk → reflex pertahanan tubuh yang timbul akibat iritasi
percabangan trakheobronkhial untuk membersihkan saluran
nafas

Pasien perokok aktif, dimana zat-zat di dalam rokok dapat


menyebabkan batuk kronik karena terus menerus terjadi
paparan benda asing sehingga saluran nafas sering terjadi
peradangan

• Sputum >> → gangguan fisik, kimia / infeksi pada


membran mukosa
• Sputum >> & purulen → proses supuratif
• Sputum warna kuning kehijauan + bau busuk (tidak
sedap) → infeksi dan penimbunan nanah, warna hijau →
adanya verdoperoksidase yang dihasilkan oleh leukosit
PMN dalam sputum
CLUE & CUE PEMX. FISIK
 IMT Kurang → nafsu makan ↓ saat sakit → TB
 Karies dan ganggren radiks pada gigi → Oral
higiene kurang baik → Abses Paru
 Hemithorax sinistra FV ↓ , redup, suara dasar
vesikuler ↓, Rhonki → kemungkinan ada sesuatu
berupa cairan !
CLUE & CUE PMX. PENUNJANG

• Leukosit 12 600 → Infeksi kuman → TB Paru,


Empiema, Pneumonia, Abses Paru
• BTA sputum 3x (-) → TB Paru dapat
disingkirkan
• Foto Thorax PA → struktur seperti kavitas
yang didalamnya terdapat gambaran Air Fluid
Level → Abses Paru
• Pmx. Tinja → Amoeba (-)
TABEL DIAGNOSIS
BANDING
Abses Pasien
Simptom TB Paru Pneumonia BE Ca Paru
Paru ini
Batuk
Dahak + +/- +/- +/- +/- +
hijau
Demam + + + + - +
↓ Nafsu
makan
+ + +/- - + +
↓BB + + - + + +
Nyeri
dada
+ +/- +/- + + +
Nyeri
Perut
+/- - +/- - - +
Lemah + + - - + +
Sesak
nafas
+/- +/- +/- +/- + +
Abses TB Ca Pasien
Signs Pneumonia BE
Paru Paru Paru ini
CA + +/- +/- +/- +/- -
Retraksi
sela iga
- + + - - -
Rhonki + + +/- - + +
Wheezing + + - + + -
FV ↓ +/- +/- - + ↓
Takipneu +/- + +/- + + -
OH Buruk + - - - Buruk
Clubbing
Finger
+/- +/- +/- +/- + -
Abses TB Ca Pasien
Signs Pneumonia BE
Paru Paru Paru ini
Hb ↓(anemia) ↓ +/- +/- +/- +/- ↓
Leukositosis
+ + + - -
LED ↓ + + +/- - + +
ABSES PARU
 Nekrosis jaringan paru dan pembentukan
rongga yang berisi sebukan nekrotik atau
cairan yang disebabkan oleh infeksi mikroba
 Berhubungan dengan karies gigi, epilepsi tak
terkontrol, kerusakan paru sebelumnya,
penyalahgunaan alkohol, gangguan respon
imun (penyalahgunaan obat, penyakit sistemik
/ komplikasi pasca obstruksi
 Etiologi : 89% kuman anaerob
 Laki-laki : Wanita = 1,6 : 1
GEJALA KLINIS
 Panas badan 70-80% bisa mencapai >400C
 Batuk, jika terjadi hubungan rongga abses
dengan bronkus → Batuk ↑ + bau busuk yg khas
(Foetor ex oroe ) 40-75%
 Produksi Sputum ↑
 Nyeri dada 50%
 Batuk darah 25%
 Gejala tambahan : lelah, nafsu makan dan BB↓
 Pemeriksaan : proses konsolidasi seperti redup,
suara nafas↑, jari tabuh serta takikardi
Aspirasi berulang, M.O Terjebak di sal

P
nafas bawah, proses lanjut pneumonia
inhalasi bakteria

A Faktor
Predisposisi

T Bakteri mengadakan multiplikasi

O
dan merusak parenkim paru

Dilepasnya zat pirogen


F oleh leukosit pada
jaringan
Proses
Peradangan Ujung saraf paru

I
yang meradang tertekan

S Panas Dikelilingi jar.


Granulasi Gangguan

I
rasa nyaman:
Nyeri
Gangguan Rasa Proses

O Nyaman: Hipertermi nekrosis

L Difusi- Produksi Sputum

O
Ventilasi berlebih
terganggu

G Kelemahan
Fisik
Kadar O2 Reflek batuk

I Turun

Gangguan
Intolerans Bersihan Jalan
Pertukaran
i Aktifitas Nafas
Gas
GAMBARAN RADIOLOGIS

 Foto Thorax : terdapat kavitas dengan dinding


tebal dengan tanda-tanda konsolidasi
disekelilingnya, kavitas ini bisa multiple atau
tunggal dengan Ø 2-20 cm
 Bila terdapat hubungan dengan bronkhus maka
didalam kavitas terdapat Air Fluid Level, bila
tidak maka hanya dijumpai tanda-tanda
Konsolidasi (opasitas).
LABORATORIUM
 Darah Rutin : Leukositosis, LED ↑ , Pada hitung
jenis sel darah putih didapatkan pergeseraan
shif to the left.
 Pemeriksaan sputum dengan pengecatan gram
tahan asam dan KOH → pmx awal untuk
menentukan pemilihan antibiotik secara tepat
 Pemeriksaan Kultur bakteri dan tes kepekaan
antibiotik merupakan cara terbaik untuk
menegakkan diagnosis klinis dan etiologis.
PENATALAKSANAAN
 Antibiotik : Klindamisin → spektrum lebih baik
pada anaerob
 Alternatif :
 Penisilin G 2-10 juta unit/hari. Kombinasi dengan
streptomisin. Kemudian dilanjutkan dengan
penisilin oral 4x500-750 mg/hari
 Penisilin 12-18 juta unit/hari + metronidazol 2
gr/hari selama 10 hari → efektifnya sama
dengan klindamisin.
 Drainase
 Bedah
PROGNOSIS
• Tergantung → KU pasien, letak abses, luas kerusakan paru
dan respon pengobatan
• Prognosis jelek :
• Kavitas yg besar
• Penyakit dasar yg berat
• Status imunocompromised
• Umur yg sangat tua
• Empiema
• Nekrosis paru yg progresif
• Lesi obstruktif
• Abses paru karena bakteri aerobik
• Abses paru yg belum diobati dalam waktu lama

Anda mungkin juga menyukai