Anda di halaman 1dari 15

Efusi pleura

 Latar belakang

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan


jumlah kasus efusi pleura di seluruh dunia cukup
tinggi menduduki urutan ketiga setelah kanker
paru, sekitar 10-15 juta dengan 100-250 ribu
kematian tiap tahunnya. Efusi pleura suatu disase
entity dan merupakan suatu gejala penyakit yang
serius yang dapat mengancam jiwa penderita.
Tingkat kegawatan pada efusi pleura ditentukan
oleh jumlah cairan, kecepatan pembentukan
cairan dan tingkat penekanan paru .Efusi pleura
menempati urutan ke empat distribus 10 penyakit
terbanyik setelah kanker paru yaitu dengan
jumlah 76 dari 808 orang dengan prevalensi
9,14% ( Alsagaf, 2010)
Definisi efusi pleura

Definisi lain dari efusi pleura merupakan suatu


kelainan yang mengganggu system pernapasan.
Efusi pleura bukanlah diagnosis daris suatu
penyakit, melainkan hanya merupakan gejalan
atau komplikasi dari suatu penyakit
(Muttaqin,2008).
Etiologi efusi pleura

Berdasarkan jenis cairan yang terbentuk, cairan


pleura dibagi menjadi transudat, eksudat dan
hemoragi (Muttaqin, 2008):
 Transudat dapat disebabkan oleh kegagalan
jantung kongestif (gagal jantung kiri) sindoroma
nefrotik, asites (oleh karena sirosis hepatis),
sindroma vena kava sperior, tumor dan sindroma
Meigs.
 Eksudat disebabkan oleh infeksi, TB, pneumonia,
tumor, infark paru, radiasi, dan penyakit kolagen.
 Efusi hemoragi dapat disebabkan oleh adanya
tumor, trauma, infark paru, tuberkulosis dan
kanker paru.
 Manifestasi Klinik (Brunner & Suddarth, 2000)
Gejala yang paling sering ditemukan (tanpa
menghiraukan jenis cairan yang terkumpul ataupun
penyebabnya) adalah sesak nafas dan nyeri dada
(biasanya bersifat tajam dan semakin memburuk
jika penderita batuk atau bernafas dalam). Kadang
beberapa penderita tidak menunjukkan gejala sama
sekali.
 Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:

 batuk kadang berdarah

 demam, menggigil

 pernafasan yang cepat

 Lemas progresif disertai penurunan BB

 Asites

 Dipsnea
Evaluasi diagnostik

- pemeriksaan radiologi
- Biopsi : Biopsy ini dilakukan untuk mengetahui adanya sel-
sel ganas atau kuman- kuman penyakit (biasanya kasus
pleurisy tuberculosa dan tumor pleura).
 Pengukuran fungsi paru : Kapasitas total paru adalah volume
maksimal pengembangan paru- paru dengan usaha inspirasi
yang sebesar- besarnya kira- kira 5800 ml
 - Pemeriksaan laboratorium: Memeriksa cairan pleura agar
dapat menunjang intervensi lanjutan. Analisa cairan pleura
dapat dinilai untuk mendeteksi kemungkinan penyebab dari
efusi pleura. Pemeriksaan cairan pleura hasil thorakosentesis
secara makroskopis biasanya dapat berupa cairan hemoragi,
eksudat, dan transudat.
 Pemeriksaan darah

 Pemeriksaan sputum : Pemeriksaan sputum adalah penting,


karena dengan ditemukannnya kuman BA, diagnosis
tuberkulosis sudah dapat dipastikan.
Penatalaksanaan medis

 Torasentesis,ditujukan untuk pengobatan penyakit


dasar dan pengosongan cairan.
 Selang dada dan drainase water –seal mungkin
diperlukan untuk pneumotoraks (kadang merupakan
akibat torasentesis berulang).
 Obat dimasukkan kedalam ruang pleural untuk
mengobliterasi ruang pl;eura dan mencegah
penumpukan cairan lebih lanjut.
 Modalitas pengobatan lainnya: Radiasi dinding dada,
operasi pleurektomi dan terapi diuretic.
 Intervensi Keperawatan
 1.Terapkan regimen obat-obatan

a. Siapkan dan posisikan pasien untuk


torasentesis.
b. Berikan dukungan sepanjang prosedur.
 2. Bantu pasien dalam peredaan nyerinya

a. Bantu pasien untuk mencari posisi yang paling


sedikit nyerinya.
b. Berikan obat nyeri sesuai yang diharuskan dan
kebutuhan.
 3. Pantau drainase selang dada dan system water-
seal ,catat jumlah drainase pada interval yang
diharuskan.
 4. Lakukan auhan keperawatan yang
berhubungan dengan penyebab yang mendasari
efusi pleural.
 Kasus

Ny M datang ke IGD RSUD AA Pekanbaru dengan


keluhan sesak nafas sudah 2 hari. Tambah sesak
apabila berbaring telentang. Pada saat
pemeriksaan TD: 122/68 mmhg, nadi 107 RR: 30
x/menit, hasil pemeriksaan radiologi terdapat
cairan di paru-paru pasien dan direncanakan
dilakukan pemasangan WSD. Terpasang NRM 4
liter. GCS 15 kesadaran composmentis. dari hasil
pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva tidak
anemis, akral teraba hangat, pasien tampak
meringis karna sesak nafas. Dari hasil
pemeriksaan laboratorium HB : 10,1 gr/dl. Leukosit
: 13.200 mm3, trombosit : 556.000 mm3.
Hematokrit : 29 %. Natrium : 119 mmol/l. pco2 :
48.0 mmhg Hco3 : 22,4 mmol/l.
 Keluhan utama
 Pasien mengeluhkan sesah nafas, sesak nafas memberat saat berbaring telentang.

 PENGKAJIAN PRIMER
 Airway
Tidak ada secret atau benda asing yang menghalangi jalan nafas, jalan nafas paten.

 Breathing
Pasien terpasang NRM 4 liter, bernapas cuping hidung dan menggunakan otot bantu nafas. RR : 30 x/menit.

 Cirkulation
Akral teraba hangat, turgor kulit elastis, CRT < 2 detik, kulit tampak pucat.

 Disability

GCS : 15 E : 4 M : 6 V : 5
Kesadaran : composmentis

 Exposure
Tidak ada cedera tulang belakang, , tidak ada jejas atau bekas luka.

Foley kateter : tidak terpasang


 Gastric tube : tidak terpasang

 Heart monitor : manual

TD : 122/68 mmHg
N : 107 x/menit
S : 36 oC
RR : 30 x/m
Analisa data etiologi masalah
keperawatan
DS: Ny M Penumpukan cairan di pola nafas tidak
mengeluhkan sesah rongga pleura efektif berhubungan
nafas, sesak nafas   dengan menurunnya
memberat saat ekspansi paru
berbaring telentang Tekanan intrapleural sekunder terhadap
DO:   penumpukan cairan
- Dada bagian kanan dalam rongga pleura
suara redup Efusi Pleura
TD : 122/68 mmHg  
N : 107 x/menit Ekspansi paru
S : 36 oC menurun dan
RR : 30 x/m asimetris gerakan
  paru
 

Pertukaran O2 di
alveoli
menurun
 

Dypnea
 
Diagnosa noc nic
Pola nafas tidak Tujuan: dalam waktu - Kaji kualitas,
efektif 2x24 jam setelah frekuensi, dan
diberikan intevensi pola kedalaman
nafas klien dapat Normal pernapasan, serta
Irama, frekuensi, dan melaporkan setiap
kedalaman pernapasan perubahan yang
berada dalam batas terjadi
normal, pada - Baringkan klien
pemeriksaan rontgen dengan kondisi yang
thoraks tidak ditemukan nyaman, dalam posisi
adanya akumulasi cairan, duduk, dengan kepala
dan bunyi napas tempat tidur
terdengar jelas. ditinggikan 60-90o
atau miringkan
kearah sisi yang sakit
- Observasi tanda-
tanda vital ( nadi dan
pernapasan)
- Kolaborasi dengan
tim medis lain untuk
pemberian O2 dan
obat-obatan serta foto
thoraks
diagnosa implementasi SOAP

Pola napas - Kaji kualitas, frekuensi, S: pasien mengatakan masih sesak


 
tidak dan kedalaman O : - pasien terpasang NRM 4 liter
efektif pernapasan, serta Pasien tampak masih meringis
melaporkan setiap karna sesak nafas
perubahan yang terjadi TD : 120/70 mmHg
N : 100 x/menit
- Baringkan klien dengan S : 36 oC
kondisi yang nyaman, RR : 26 x/m
dalam posisi duduk,  
dengan kepala tempat A: pola nafas belum teratasi
 
tidur ditinggikan 60-90o P:
atau miringkan kearah sisi Kaji kualitas, frekuensi, dan
yang sakit kedalaman pernapasan, serta
melaporkan setiap perubahan
- Observasi tanda- tanda yang terjadi
vital ( nadi dan Baringkan klien dengan kondisi
pernapasan) yang nyaman, dalam posisi duduk,
- Kolaborasi dengan tim dengan kepala tempat tidur
ditinggikan 60-90o atau miringkan
medis lain untuk kearah sisi yang sakit
pemberian O2 dan obat- Observasi tanda- tanda vital ( nadi
obatan serta foto thoraks dan pernapasan)
Kolaborasi dengan tim medis lain
untuk pemberian O2 dan obat-
obatan serta foto thoraks
 
PEMBAHASAN
 Setelah dilakukan pengkajian pada Ny. M dengan diagnosa efusi pleura pada
tanggal 30 desember 2019 di Ruang IGD Rumah Sakit Umum Arifin Achmad,
maka pada bab ini penulis mengemukakan pembahasannya:
 Tanda gejala

Dari hasil pengkajian pasien terdapat tanda gejala sesak nafas, dan sesak
memperberat saat berbaring dan menggunakan otot bantu pernapasan
sesuai dengan teori yang diambil salah satu tanda gejala dari efusi peleura
adalah nafas cepat dan menggunakan alat bantu pernapasan
 
 Diagnosa keperawatan

Pada pengkajian Ny . M diangkat diagnosa pola nafas tidak efektif dengan


intervensi :
 Kaji kualitas, frekuensi, dan kedalaman pernapasan, serta melaporkan setiap
perubahan yang terjadi
 Baringkan klien dengan kondisi yang nyaman, dalam posisi duduk, dengan
kepala tempat tidur ditinggikan 60-90o atau miringkan kearah sisi yang sakit
 Observasi tanda- tanda vital ( nadi dan pernapasan)

 Kolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian O 2 dan obat-obatan serta
foto thoraks
 Tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan tindakan yang dilakukan
dilapangan.
kesimpulan

Efusi pleural adalah adanya sejumlah besar cairan yang


abnormal dalam ruang antara pleural viseralis dan
parietalis. Bergantung pada cairan tersebut, efusi dapat
berupa transudat(Gagal jantung, sirosis hepatis dan
ascites) atau eksudat (infeksi dan neoplasma) ; 2 jenis ini
penyebab dan strategi tata laksana yang berbeda. Efusi
pleura yang disebabkan oleh infeksi paru disebut infeksi
infeksi parapneumonik. Penyebab efusi pleura yang sering
terjadi di negara maju adalah CHF, keganasan, pneumonia
bakterialis, dan emboli paru. Di Negara berkembang,
penyebab paling sering adalah tuberculosis.
Pasien dapat datang dengan berbagai keluhan, termasuk
nafas pendek, nyeri dada, atau nyeri bahu. Pemeriksaan
fisik dapat normal pada seorang pasien dengan efusi kecil.
Efusi yang lebih besar dapat menyebabkan penurunan
bunyi nafas, pekak pada perfusi, atau friction rub pleura

Anda mungkin juga menyukai