Anda di halaman 1dari 26

Asuhan Keperawatan pada pasien

MENIERE’S DISEASE

KELOMPOK 5
CHIKA
FEFI
NENG MITA
REZA INDRIYANTI
RIKI
RISKA
SITI SOYIBAH
Penyakit Meniere

Pada Abad ke-19. Prosper meniere menulis tentang sindrom penyakit


yang dinamakan menurut namannya. Penyebab penyakinya masih tidak
jelas. Diduga adanya hidrops dalam sistem endolimfatik disebabkan
oleh produksi endolimfa yang terlampau tinggi didalam striavaskularis
atau resoprsi yang terlalu rendah di duktus dan sakus endolimfatikus.
Hydrops endolimfatik bisa juga timbl karena trauma atau peradangan.
Penyakit meniere ditandai oleh serangan vertigo, suara dengung dalam
telinga, dan gangguan pendengaran, serta sering ada gelaja vegetatif,
seperti rasa mual dan muntah. Pada awalnya gangguangan pendengaran
hannya timbul pada waktu terjadi serangan, yang kemudian mereda
kembali. Lama-kelaman pendengarannya tidak kembali normal dan
terjadi tuli permanen.
Etiologi

Penyebab pasti dari penyakit Meniere sampai sekarang


belum diketahui secara pasti, banyak ahli mempunyai
pendapat yang berbeda. Sampai saat ini dianggap
penyebab dari penyakit ini disebabkan karena adanya
gangguan dalam fisiologi sistem endolimfe yang dikenal
dengan hidrops endolimfe, yaitu suatu keadaan dimana
jumlah cairan endolimfe mendadak meningkat sehingga
mengakibakan dilatasi dari skala media. Tetapi, penyebab
hidrops endolimfe sampai saat ini belum dapat dipastikan.
Lanjutan...

Ada beberapa anggapan mengenai penyebab terjadinya hidrops, antara lain :


Meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri

Berkurangnya tekanan osmotik di dalam kapiler

Meningkatnya tekanan osmotik ruang ekstrakapiler

Jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat, sehingga terjadi penimbunan

endolimfa
Infeksi telinga tengah

Infeksi traktus respiratorius bagian atas

Trauma kepala

Konsumsi kafein dan makanan yang mengandung garam tinggi

Konsumsi aspirin, alkohol, dan rokok yang berkepanjangan

Infeksi virus golongan herpesviridae

Herediter

Berikut akan dijelaskan mengenai penyebab yang dianggap
dapat mencetuskan penyakit Meniere:

Virus Herpes (HSV)


Herediter
Alergi
Trauma kepala
Autoimun
Patologi

Secara patologis, penyakit Meniere disebabkan oleh


pembengkakan pada kompartemen endolimfatik, bila
proses ini berlanjut dapat terjadi ruptur membran Reissner
sehingga endolimfe bercampur dengan perilimfe. Hal ini
meyebabkan gangguan pendengaran sementara yang
kembali pulih setelah membrana kembali menutup dan
cairan endolimfe dan perilimfe kembali normal. Hal ini
yang menyebabkan terjadinya ketulian yang dapat
sembuh bila tidak terjadinya serangan.
Gambaran klinis

Penyakit meniere ditandai dengan kehilangan pendengaran dan tinitus


(berdenging) yang berfuktuasi, vertigo episodik, dan rasa penuh dalam
telinga. Setelah beberapa tahun, timbul ketulian yang progresif dan
menetap. Tidak ada pengobatan yang efektif. Pengobatan dengan
diuretik berhasil pada beberapa pasien atau sebaliknya. Tindakan bedah
dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan.
Sifat yang khas pada penyakit Meniere adalah terdapatnya periode
aktif/serangan yang bervariasi lamanya yang diselingi dengan periode
remisi yang lebih panjang dan juga bervariasi lamanya. Pola serangan
dan remisi pada individu tidak dapat diramalkan, walaupun gejala
berkurang setelah beberapa tahun. Pada saat serangan biasanya terdapat
trias Meniere yaitu vertigo, tinitus, dan gangguan pendengaran.
Ada 3 tingkat derajat keparahan penyakit Meniere :
1. Derajat I
2. Derajat II,
3. Derajat III
Pemeriksaan Penunjang

Tes yang mendukung untuk pemeriksaan penyakit


meniere yaitu :
1. Tes pendengaran ( tes penala )
2. Tes gliserin
3. Audiogram
4. Tes kalori
5. Electronystamography
6. Pemeriksaan radiologi
Dasar Diagnosis Penyakit Meniere

Diagnosis penyakit meniere ditegakkan berdasarkan


kombinasi dari gejala yang ada, tes pendengaran dimana
terdapat gangguan pendengaran setelah serangan yang
berangsur-angsur membaik lagi, serta setelah
pengeliminasian dari penyakit lain.
Diagnosis dipermudah dengan dibakukan kriteria
diagnosis yaitu :
Vertigo hilang timbul
Fluktuasi gangguan pendengaran berupa tuli saraf
Menyingkirkan kemungkinan penyebab dari sentral
Diagnosis Banding

Tumor nervus akustikus


Labirintitis
Neuritis vestibularis
Vertigo posisionil benigna
Penatalaksanaan Terapi

Terapi Medis Profilaksis


Vasodilator
Antikolinergik
Penggunaan Hormon Tiroid
Pemberian Vitamin
Diet rendah garam dan Pemberian diuretic
Program pantang  makanan
Terapi Simtomatik
Pembedahan
Labirinektomi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
MENIERE’S DISEASE

A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian :
Jam : Wib
Oleh : Kelompok 5
 
Identitas Klien :
Nama : Tn. A
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : laki – laki
Agama : islam
Suku bangsa : indonesia
Pendidikan :
Pekerjaan :
Status perkawinan :
Alamat :
Tanggal masuk :
Diagnosa medis :
Identitas Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Suku bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Hub dengan klien :
B. Riwayat Kesehatan
Alasan masuk rumah sakit
Karena klien 3 bulan ini mengalami serangan vertigo dan pendengaran terasa
hilang timbul, terasa mendenging di telinga kiri disertai mual dan muntah
dan perasaan penuh di telinga kiri, pasien datang ke poli THT dengan
perasaan malu, cemas dan takut pendengarannya akan menghilang.
Keluhan utama
Klien merasa cemas dan takut pendengarannya akan menghilang.
 
Riwayat kesehatan dahulu
-
 
Riwayat kesehatan keluarga
-
C. Pola Aktivitas Sehari – Hari
-
 D. Pemeriksaan Fisik
1. keadaan umum
Tingkat kesadaran : compos mentis
 Kuantitatif : GCS (E : 4, M : 6, V : 5)
2, TTV
TD :-
Nadi : -
Respirasi : -
Suhu : -
Ekstermitas atas : -
Ekstermitas bawah : -
.
Kekuatan otot : -
E. Data Penunjang
Audiogram
Tympanometry
electronystagmography
 
F. Terapi Obat
-
G. Analisa Data

NO Data Fokus Etiologi Masalah


1 Ds : klien mengeluh ketidakseimbangan cairan telinga Resiko jatuh
vertigo selama 3 tengah
bulan dan sudah 3
pembengkakan limpa
kali mengalami
endolimfatikus
serangan.
sistem keseimbangan tubuh
Do : (vestibular) terganggu
- Klien tampak
vertigo
cemas.
Resiko jatuh
NO Data Fokus Data Fokus Masalah
2 Ds : klien mengeluh ketidakseimbangan cairan Resiko
kekurangan
vertigo selama 3 bulan telinga tengah cairan
dan sudah 3 kali pembengkakan limpa
mengalami serangan. endolimfatikus
Serta mual dan muntah sistem keseimbangan tubuh
DO : (vestibular) terganggu

vertigo

mual muntah

resiko kekurangan cairan


NO Data Fokus Data Fokus Masalah
3 Ds : klien ketidakseimbangan cairan Ansientas

mengatakan telinga telinga tengah


terasa mendenging pembengkakan limpa
dan penuh pada teliga endolimfatikus
kiri pendengaran
sistem keseimbangan tubuh
hilang timbul
(vestibular) terganggu
Klien mengatakan
trinitus
cemas
pendengarannya Pendengaran hilang timbul

akan menghilang Ansientas


H. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggijatuh b.d vertigo
2. Resiko Kerkurangan Cairan b.d kehilangan cairan
berlebih (Mual dan Muntah)
3. Ansientas b.d pendengaran yang hilang timbul
4. Gangguan citra tubuh b.d perubahan status
Kesehatan gangguan fungsi pendengaran
I. Intervensi Keperawatan
NO dx Tujuan Intervensi Rasional

1 Dx 1 Setelah dilakukan 1. Identifikasi faktor 1. Untuk menghindarkan


tindakan keperawatan 1x penyebab perilaku klien dari aktivitas
24 jam terjadinya serangan yang dapat memicu
Klien dapat terhindar vertigo serangan
dari Resiko Jatuh dengan 2. Kaji Tingkat Energi yang 2. Energi yang besar
kriteria hasil dimiliki klien dapat memberikan
 klien dapat mengantisipasi 3. Bantu klien untuk keseimbangan tubuh.
resiko jatuh berbaring ketika terjadi 3. Untuk menghindarkan
 Klien mengetahui hal serangan klien dari resiko
yang harus dilakukan 4. Ajarkan klien hal yang terjatuh
ketika terjadi serangan harus dilakukan terjadi 4. Untuk memandirikan
vertigo serangan. pasien ketika terjadi
serangan tiba- tiba.
 Keluarga klien dapat
mengetahui cara
menghindarkkan klien
dari resiko jatuh
5. Informasikan 5. Untuk memastikan
7.
kepada keluarga
untuk menjauhkan klien dalam
klien dari lingkungan lingkungan yang
yang berbahaya
6. Berikan terapi aman
ringan untuk
mempertahankan 6. Untuk
keseimbangan mengurangi rasa
7. Ajarkan
penggunaan alat-alat pusing
alternatif dan atau
alat-alat bant untuk 7. Untuk menjaga
aktivitas klien keamanan
8. Berikan
pengobatan nyeri pasien
(pusing) sebelu
aktivitas 8. Untuk mencegah
terjadinnya
serangan
NO dx Tujuan Intervensi Rasional

2 Dx 2 Setelah dilakukan 1. do
Kaji tingkat ansietas dan 1. Identifikasi masalah
intervensi selama 3x24 diskusikan penyebab bila spesifik akan
jam, diharapkan Ansietas mungkin meningkatkan
dapat diminimalkan sampai 2. kaji ulang keadaan umum kemampuan
dengan diatasi, dengan pasien dan TTV individu untuk
kriteria hasil : menghadapinya
3. Berikan waktu pasien untuk dengan lebih
 klien tampak tenang mengungkapkan masalahnya realistis.
 klien menerima dan dandrongan ekspresi yang
mengetahui tentang bebas, isalnya rasa marah, 2.    Sebagai indikator
penyakitnya takut, ragu. awal dalam
menentukan
4. Jelaskan mengenai penyakit intervensi
klien serta semua prosedur berikutnya
dan pengobatan
3. Agar pasien merasa
5. Diskusikan perilaku diterima
kopingslternatif dan tehnik
pemecahan masalah. 4. Ketidaktahuan dan
kurangnya
pemehaman dapat
menyebabkan
timbulnya ansietas
5. Mengurangi
kecemasan pasien
NO dx Tujuan Intervensi Rasional
3 Dx 3 Setelah dilakukan 1. Observasi tanda-tanda 1. Untuk mengetahui
tindakan 1x24 jam vital. kestabilan kondisi
Resiko Defisit cairan 2. Observasi tanda-tanda klien
dan elektrolit dehidrasi. 2. Untuk mendeteksi
teratasi pantau input dan output dini tanda tanda
Kriteriahasil : Tanda- cairan (balanc ccairan). dehidrasi
tanda dehidrasi 3. Untuk memenuhi
3. Berikan dan anjurkan
tidak ada, mukosa kebutuhan cairan
keluarga untuk
mulut dan bibir klien
memberikan minum yang
lembab, bahan
banyak kurang lebih 4. Untuk membantu
cairan seimbang.
2000-2500 cc per hari memenuhi kebutuhn
cairan dan elektrolit
4. Kolaborasi dengan dokter
klien
dalam pemberian therapi
cairan, pemeriksaan lab
elektrolit

Anda mungkin juga menyukai