Anda di halaman 1dari 26

MEMBAWA PANCASILA DALAM

SUATU DEFINISI AKUNTANSI

DOSEN PENGAMPU :

Sutandijo, S.E. Ak. M.Ak. CA

Disusun
Disusun Oleh
Oleh ::
Annisa
Annisa Tri
Tri Mulyani
Mulyani 171011201183
171011201183
Intan
Intan Nurkhikmatul
Nurkhikmatul Aini
Aini 171011202261
171011202261
LATAR BELAKANG

Dalam kaitannya dalam bidang akuntansi, definisi merupakan hal yang

sangat penting untuk memberikan dasar pemikiran serta pandangan tentang

arah dan kebijakan dari akuntansi itu sendiri baik dari segi pembuat standar

ataupun dari segi penggunanya (Sawarjuwono 2012:21)

Akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur,

dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan

informasi dalam mempertimbangkan berbagai alternatif

dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya (A

Statement Of Basic Accounting Theory/ASOBAT)


LATAR BELAKANG

Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhitisaran dengan


cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian
yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya
(American Institute Of Certified Public Accounting/ AICPA)

Beberapa definisi tersebut menggambarkan akuntansi


sebagai bidang yang memfokuskan diri pada nilai-nilai
moneter yang digunakan untuk pengambilan
keputusan ekonomi. Tidak ada unsur Ketuhanan dan
hal-hal yang bersifat humanis dalam definisi tersebut.
LATAR BELAKANG

Melalui penggambaran definisi akuntansi berdasarkan perspektif


Pancasila, diharapkan setiap entitas tidak akan memiliki pola pikir untuk
mencari keuntungan sebesar-sebesarnya yang diukur dari aspek moneter.
Dalam konteks yang lebih luas, pendefinisian akuntansi berdasarkan
perspektif Pancasila juga akan membantu setiap entitas memenuhi aspek
pertanggungjawaban berdasarkan unsur humanis. Masing-masing sila
memiliki unsur-unsur yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan.
TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat definisi akuntansi

baru berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Penelitian ini menghasilkan

konsep definisi akuntansi berdasarkan masing-masing sila Pancasila dan

diformulasikan menjadi satu definisi baru. Adapun definisi akuntansi

berdasarkan perspektif Pancasila adalah pertanggungjawaban manusia kepada

Tuhan melalui pemanusiaan manusia, semangat persaudaraan, pengangkatan

derajat rakyat, serta penyeimbangan kebutuhan jasmani dan rohani manusia

dalam hal aktivitas keuangan.


METODE PENELITIAN

Suatu penelitian tidaklah mungkin terjadi tanpa adanya metode yang


menyertainya. Metode penelitian menurut Triyuwono (2006a:280) merupakan
cara seorang peneliti (dari pengumpulan data sampai pada analisis data) dalam
upaya memberikan jawaban atas permasalahan teoritis atau praksis yang
sedang dihadapinya.

Penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian kualitatif


yang berdasar pada studi dokumen/teks. Penelitian ini meneliti dan menelaah
pemikiran para ahli, yang pikiran-pikiran mereka tersebar dalam beberapa
buku, artikel, dokumen dan lain-lain, tentang falsafah Pancasila yang relevan
dalam kajian akuntansi.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
1. Definisi akuntansi berdasarkan sila Ketuhanan yang Maha Esa

Sebagai sebuah alat, akuntansi tidak lepas dari suatu perkembangan


peradaban. Akuntansi tidak hanya memiliki nilai yang statis, namun
mengalami perubahan yang bersifat dinamis mengikuti perkembangan jaman.
Berkaca dari pendapat Mulawarman (2013:153) yang menyatakan bahwa
perkembangan teknologi, tanah, pangan dan energi yang berujung pada
terbentuknya nilai kapitalisme, disadari atau tidak secara langsung akuntansi
terbawa dalam arus peradaban manusia. Inilah yang menjadi realitas dari
akuntansi saat ini, yang lebih memfokuskan diri kepada unsur fisik semata
daripada nilai Ketuhanan.
Definisi akuntansi berdasarkan sila Ketuhanan yang Maha Esa

Akuntansi spiritual hadir sebagai sarana untuk mewujudkan sikap kerendahan


hati manusia. Melalui akuntansi yang berbasis pada nilai spiritual, manusia
diajarkan untuk semakin menyadari bahwa dirinya bukanlah siapa-siapa dalam
kehidupan. Namun, pemaknaan akuntansi yang berbasis kepada nilai spiritual juga
harus mengalami perubahan terlebih dahulu. Jika akuntansi spiritual dimaknai
dalam sudut pandang filosofis, kesadaran tersebut akan muncul dengan sendirinya.
Sebaliknya, jika akuntansi spiritual hanya dimaknai dalam sudut pandang
pragmatis, maka tetap saja manusia akan berorientasikan pada unsur-unsur materi.

Dengan demikian, definisi akuntansi berdasarkan sila Ketuhanan yang Maha


Esa adalah proses mempertanggungjawabkan aktivitas keuangan kepada Tuhan.
2. Definisi akuntansi berdasarkan sila Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab

Aspek manusia menjadi sangat penting dalam konsep akuntansi mengingat manusia

merupakan pihak pembuat sekaligus pelaksana dari konsep akuntansi. Tanpa adanya

manusia, akuntansi tidaklah mungkin bisa dipikirkan, dilaksanakan, dan dikembangkan.

Manusia juga merupakan faktor utama dalam penentuan arah berkembangnya akuntansi.

Pemikiran akuntansi modern yang dapat menimbulkan adanya kelas sosial disadari atau

tidak memiliki pertentangan dengan nilai Pancasila. Pasal 27 UUD 1945 menyatakan bahwa

setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum dan pemerintahan

menandakan bahwa setiap manusia memiliki kedudukan yang sederajat. Demikian pula

dengan paradigma akuntansi juga harus menganggap bahwa setiap manusia memiliki

kedudukan yang sama tanpa melihat kedudukan dan jabatan yang diemban.
Definisi akuntansi berdasarkan sila Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab
Dengan memahami sila kedua Pancasila sebaga sila “Kemanusiaan yang

adil dan beradab,” maka sejatinya akuntansi dituntun untuk memenuhi

kebutuhan hidup manusia yang tidak sekedar unsur materi semata. Akuntansi

dituntut untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial dan

makhluk monopluralis. Maka dari itu, akuntansi tidak boleh memandang

satuan uang sebagai alat ukur utama, namun akuntansi juga harus

memperimbangkan satuan tidak terukur yang pada hakekatnya bertujuan

untuk membentuk pribadi menjadi manusia humanis.


Definisi akuntansi berdasarkan sila Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab

Berdasarkan penggambaran di atas, dapat diperoleh suatu kesimpulan bahwa

akuntansi merupakan proses memanusiakan manusia. Adapun memanusiakan

manusia dimaknai sebagai proses mengembalikan hakekat penciptaan manusia

sebagai makhluk humanis, yang tidak hanya mengutamakan kepentingan

pribadinya semata, namun juga kepentingan bersama. Memang, manusia terlahir

sebagai seorang individu. Namun, manusia juga harus menyadari bahwa sejak

proses kelahiran hingga menjalani upacara kematiannya, manusia pasti

membutuhkan pertolongan sesama. Hal inilah yang menjadi latar belakang

dibentuknya akuntansi humanis.


3. Definisi akuntansi berdasarkan sila Persatuan Indonesia

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri atas berbagai macam


wilayah, pekerjaan, suku, ras, dan agama. Hal ini pula yang menyebabkan
timbulnya keberagaman pada masyarakat Indonesia, termasuk dalam kaitannya
dengan akuntansi. Standar akuntansi modern yang memiliki nilai materialitas
yang tinggi sangat tidak mungkin diaplikasikan terhadap kondisi masyarakat
Indonesia yang beragam tersebut. Kalaupun dipaksakan, maka hal ini akan
mempengaruhi menurunkan nasionalisme suatu bangsa serta akan terjadi
pemasalahan dalam kegiatan perekonomian yang kondisi lingkungannya tidak
sesuai dengan yang diharapkan oleh standar (Kusuma 2007).
Definisi akuntansi berdasarkan sila Persatuan Indonesia

Persaudaraan yang merupakan hakekat akuntansi berdasarkan sila ketiga

Pancasila memiliki tujuan untuk merekatkan hubungan antar komponen

perusahaan atau aktivitas ekonomi. Sifat persaudaraan dalam akuntansi juga

menimbulkan rasa saling memiliki antar seluruh komponen perekonomian, baik

dari segi lingkungan perusahaan maupun segi aktivitas perekonomian nasional.

Melalui semangat persaudaraan, maka dengan sendirinya kesejahteraan bangsa

dan negara dalam bidang perekonomian dapat terwujud.

Dengan demikian, definisi akuntansi berdasarkan sila Persatuan Indonesia

adalah proses menciptakan persaudaraan dalam kaitannya dengan kegiatan

aktivitas keuangan.
4. Definisi akuntansi berdasarkan Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan

Sila Keempat Pancasila menekankan bahwa rakyat harus menjadi tujuan utama.

Demikian juga dengan akuntansi yang tidak boleh dibuat dengan tujuan

mengistimewakan kelas tertentu. Akuntansi harus dibuat dengan berorientasikan

kesejahteraan bersama.

Akuntansi tidak bisa hanya dibuat demi tujuan kepentingan bisnis semata tanpa

memedulikan nasib dan kepentingan rakyat sebagai salah satu unsur terbentuknya

suatu negara. Dengan pengertian lain, akuntansi tidak boleh hanya memfokuskan

diri pada perusahaan besar semata, namun juga bekonsentrasi pada usaha kecil dan

menengah yang sesuai dengan paradigma Pancasila (Ludigdo 2012).


Definisi akuntansi berdasarkan Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan

Konsep kerakyatan yang diusung dalam sila keempat Pancasila

menyertakan musyawarah sebagai suatu bentuk kebersamaan. Berbeda

dengan konsep akuntansi modern yang menggunakan pertimbangan angka

(kuantitatif) sebagai dasar dalam pengambilan keputusan, musyawarah

merupakan jalan utama yang harus ditempuh, baik dalam hal pengambilan

keputusan ekonomi perusahaan maupun dalam hal pembuatan standar

akuntansi. Masing-masing pihak yang memiliki keterkaitan dalam

akuntansi, baik secara langsung maupun tidak langsung tentunya harus

dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan tersebut.


Definisi akuntansi berdasarkan Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan

Pengambilan keputusan yang berpatokan pada angka semata berubah

menjadi suatu bentuk pengambilan keputusan yang mengutamakan

kebersamaan. Semua pihak yang dilibatkan dalam pengambilan keputusan

akuntansi, baik dalam hal jalannya kegiatan perekonomian suatu perusahaan

maupun proses pembuatan suatu standar akuntansi menahan egonya masing-

masing untuk bersama-sama membangun suatu kerangka baru yang

digunakan untuk tujuan kesejahteraan bersama. Tanpa adanya rasa menahan

kepentingan diri tersebut, tidaklah mungkin suatu keputusan yang

berdasarkan kepada nilai-nilai bersama dapat terwujud.


Definisi akuntansi berdasarkan Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa definisi akuntansi


berdasarkan sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan adalah proses mengangkat derajat rakyat
dalam segi aktivitas keuangan.
5. Definisi akuntansi berdasarkan Sila Keadilan Sosial bagi seluruh
Rakyat Indonesia

Akuntansi berkeadilan dapat dipandang sebagai sebuah keseimbangan


hubungan aktivitas keuangan antara manusia dengan Tuhan dan sesama.
Demikian pula halnya dengan akuntansi, yang juga harus mencakup nilai
Ketuhanan dan kemanusiaan. Terlebih pada penjelasan definisi berdasarkan
sila pertama dan kedua, terdapat nilai Ketuhanan dan kemanusiaan yang sama-
sama harus diwujudkan dalam sistem akuntansi. Adapun mewujudkan
akuntansi yang berkeadilan bagi Tuhan dan sesama merupakan sebuah
keharusan demi terciptanya masyarakat Indonesia yang sejahtera. Akuntansi
tidak bisa hanya memokuskan diri kepada manusia atau Tuhan semata.
Definisi akuntansi berdasarkan Sila Keadilan Sosial bagi seluruh
Rakyat Indonesia

Akuntansi berkeadilan pada hakekatnya merupakan perwujudan utama dalam

sistem ekonomi Pancasila. Disadari atau tidak, dengan menerapkan sudut pandang

berkeadilan dalam paradigma akuntansi, maka secara langsung ataupun tidak

langsung kita diarahkan untuk berorientasi kepada pemerataan kesejahteraan

masyarakat. Hal ini tidak lepas dari fungsi keadilan sebagai suatu sarana untuk

menjaga stabilitas kehidupan perekonomian masyarakat (Gunadi 1981:142).

Sedangkan Latif (2012:597-598) berpendapat bahwa orientasi ekonomi yang

berpatokan kepada semangat keadilan sosial merupakan visi dan misi bagi

kesejahteraan Indonesia.
Definisi akuntansi berdasarkan Sila Keadilan Sosial bagi seluruh
Rakyat Indonesia

Adapun Swasono (2013) menekankan sila keadilan sosial sebagai suatu


tuntutan rakyat untuk membangun suatu perekonomian berdasarkan nilai-nilai
kemanusiaan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa definisi akuntansi


berdasarkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah proses
menyeimbangkan kebutuhan jasmani dan rohani manusia dalam hal aktivitas
keuangan untuk membangun perekonomian berkerakyatan.
Definisi akuntansi berdasarkan perspektif Pancasila

Setelah melakukan dekonstruksi definisi akuntansi terhadap masing-masing sila, maka


penulis dapat menyimpulkan masing-masing definisi dalam tabel berikut ini:

Sila Dekonstruksi Definisi Akuntansi

I Proses mempertanggungjawabkan aktivitas keuangan kepada Tuhan

II Proses memanusiakan manusia melalui suatu aktivitas keuangan

III Proses menciptakan persaudaraan dalam kaitannya dengan kegiatan aktivitas


keuangan

IV Proses mengangkat derajat rakyat dalam segi aktivitas keuangan

V Proses menyeimbangkan kebutuhan jasmani dan rohani manusia dalam hal


aktivitas keuangan untuk membangun perekonomian berkerakyatan
Perwujudan Definisi Akuntansi

Dalam kaitannya dengan proses menciptakan semangat persaudaraan,


pengembangan akuntansi dapat diarahkan dalam wujud falsafah koperasi. Melihat
falsafah dari koperasi sebagai badan usaha, semangat persaudaraan merupakan hal
yang tidak mustahil untuk diterapkan dalam konsep akuntansi. Melalui koperasi,
masyarakat Indonesia belajar untuk semakin menahan rasa egoisme dalam dirinya.
Rasa egoisme tersebut kemudian diubah menjadi semangat persaudaraan melalui
asas kekeluargaan yang menjadi landasan utama dalam koperasi di Indonesia. Jika
falsafah koperasi ini terus dikembangkan dalam membangun konsep akuntansi,
maka bukanlah hal yang tidak mungkin jika akuntansi dapat mempersatukan
masyarakat Indonesia yang penuh dengan keberagaman.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian terhadap masing-masing sila, dapat


diperoleh suatu kesimpulan bahwa definisi akuntansi dalam perspektif
Pancasila adalah pertanggungjawaban manusia kepada Tuhan melalui
pemanusiaan manusia, semangat persaudaraan, pengangkatan derajat
rakyat, serta penyeimbangan kebutuhan jasmani dan rohani manusia
dalam hal aktivitas keuangan. Akuntansi dalam perspektif Pancasila
tidak hanya menekankan kepada unsur materi semata, namun juga
memerhatikan unsurunsur non materi. Penerapan dari akuntansi ini jika
dimaknai secara penuh adalah terciptanya suatu paradigma akuntansi
yang tidak hanya memusatkan pikiran kepada kepentingan diri, namun
juga memerhatikan kepentingan Tuhan dan sesama.
DAFTAR PUSTAKA

Sitorus, J. H. E. (2015). Membawa pancasila dalam suatu definisi

akuntansi. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 6(2), 254-271.


SEKIAN

TERIMAKASIH

Wassalamu’alaikum

Anda mungkin juga menyukai