Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

MITRAL STENOSIS

Oleh : Matius Herwanto

PEMBIMBING
Dr. Gratiani E. H. Reppi, Sp.JP
Identitas Pasien

 Nama : Ny. R.W


 Umur : 55 tahun
 Alamat : Tandengan
 Pekerjaan : Swasta
 Agama : Kristen
 Suku : Minahasa
 Status : Menikah
 Tanggal masuk : 23 Mei 2019 Jam 20.50
Anamnesis
(autoanamnesis)
 KU : Sesak Nafas
 RPS :
 Sesak Nafas hilang timbul, memberat dalam 1 hari
SMRS,
 Pasien tidur dengan 2 bantal
 Nyeri dada kanan dirasakan jika sesak sudah memberat.
 Tidak ada mual muntah.
 Tidak ada demam.
 Tidak ada batuk.
 Tidak ada bengkak di tangan dan kaki.
Anamnesis
 RPD: Penyakit jantung dengan diagnosis sebelumnya
Mitral Stenosis Severe
 Keluarga : (-)
 Riwayat Kebiasaan : Riwayat merokok disangkal,
Minum alkohol disangkal, pasien tidak sering minum
kopi, Olahraga jarang, aktivitas bersih-bersih rumah dan
halaman rumah hampir setiap hari.
PEMERIKSAAN FISIK

KU : sedang, Kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6),


status gizi kesan baik.
 Tensi : 140/100 mmHg
 Nadi : 65 x / menit, reguler, kuat angkat, isi cukup
 Pernafasan : 28 x /menit
 Suhu : 36,5 oC
 BB : 61 kg
 TB : 157 cm
 IMT : 24.7 (Pre Obese)
 Kulit : Turgor baik, ikterik (-), sianosis (-).
 Kepala : Bentuk mesocephal, luka (-), rambut tidak mudah
dicabut, keriput (+), kelainan mimik wajah /bells palsy (-).
 Mata : Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-).
 THT : Dalam batas normal
 Leher : JVP tidak meningkat, trakea ditengah, pembesaran
tiroid (-), pembesaran KGB (-),
Thoraks : simetris, pernapasan abdominotorakal, retraksi (-).

 Cor : I : ictus cordis tidak tampak


P: ictus cordis tidak kuat angkat
P : batas kiri atas: SIC II Linea Para Sternalis Sinistra
batas kanan atas : SIC II Linea Sternalis Dextra
batas kiri bawah : SIC V Linea midclavicula sinistra
batas kanan bawah : SIC IV Linea Sternalis Dextra
A: S1S2 tunggal, irama gallop (-), murmur (+) Mid Diastolik Gr.I/VI
 Pulmo :
I : pergerakan dada ka=ki
P : stem fremitus ka=ki
P : sonor/sonor
A : Sp vesikular ka=ki,
 Abdomen
 Inspeksi : perut tampak mendatar, tidak ada pembesaran
hepar dan lien
 Palpasi : Supel, Nyeri tekan (-) Hepar membesar 2cm
bawah arcus costae
 Perkusi : timpani
 Auskultasi : bising usus (+) normal
Ektremitas
Akral hangat, edema (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 EKG

ST elevasi lead II,III,aVF


HR 60x/m
Kesimpulan: STEMI inferior, sinus bradikardi
 Hematologi
 Hb : 11.9 g/dl Elektrolit
 Hematokrit: 35.2 %  Na : 143 mEq/L
 Eritrosit : 3.91 juta/cmm  K : 3,3 mEq/L
 Leukosit : 4.110 sel/cmm  Cl : 109 mEq/L
 Trombosit: 161.000 mg/dl

 Kimia Darah
 GDS : 148 mg/dL  Hemostasis
 SGOT : 24 U/L  Waktu Perdarahan (BT)
 Ureum : 23 mg/dL : 1’00”
 Kreatinin : 0.8 mg/dL  Waktu Pembekuan (CT ) :
11’35”
DIAGNOSIS

Chronic Heart Failure ec.


Valvular Heart Disease (Mitral
Stenosis)

Atrial Fibrilasi
PENATALAKSANAAN

Nonfarmakologi
 Posisi semifowler
 Tirah baring
 Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakitnya

Farmakologi
 Tanggal 23/5/19, Jam 20.35 WITA
 Furosemid Inj. 1-0-0 IV
 Lanzoprazole 30mg 0-0-1 IV
 Warfarin 2mg 0-0-1 Oral
 Simvastatin 20mg 0-0-1 Oral
 Spironolactone 25mg 1-0-0 Oral
 Candesartan 16mg 0-0-1 Oral
 Rawat Ruang Biasa
FOLLOW UP

Tgl Subjective (S) Objective (O) Assesme Planning (P)


nt (A)
24/5/19 Sesak Nafas Ku: Sakit Sedang/ CHFec Furosemid Inj. 1-0-0 IV
Jam 08.00 Menurun GCS E4V5M6 VHD Lanzoprazole 30mg 0-0-1
Td: 140/80 mm/Hg (Mitral IV
N: 98 x/mnt Stenosis Warfarin 2mg 0-0-1
RR : 20x/mnt Severe) Simvastatin 20mg 0-0-1
S:36,5◦C   Spironolactone 25mg 1-
Fisik: Atrial 0-0
Cor: murmur Mid Fibrilasi Candesartan 16mg 0-0-1 
Diastolik Gr. 1/6 ,
paru: rh(-/-), wh Hipokal
(-/-) emi
Abd : Hepar 2cm Ringan
BAC
Ext: edema (-)
Hasil Lab :
Kalium 3.3
25/5/19 Sesak Nafas Ku: Sakit CHFec Furosemid Inj. 1-0-0 IV
Jam Menurun Sedang/ GCS VHD Lanzoprazole 30mg 0-0-1
08.00 E4V5M6 (Mitral IV
Td: 120/80 Stenosis Warfarin 2mg 0-0-1
mm/Hg Severe) Simvastatin 20mg 0-0-1
N: 94 x/mnt Spironolactone 25mg 1-0-
RR : 20x/mnt Atrial 0
S:36,5◦C Fibrilasi Candesartan 16mg 0-0-1
Fisik:  
Cor: murmur
Mid Diastolik Gr.
1/6 , paru: rh(-/-),
wh (-/-)
Abd : Hepar 2cm
BAC
Ext: edema (-)
26/5/19 Sesak Nafas Ku: Baik/ GCS CHFec Furosemid Inj. 1-0-0 IV
Jam 08.00 (-) E4V5M6 VHD Lanzoprazole 30mg 0-0-1
Td: 110/80 (Mitral IV
mm/Hg Stenosis Warfarin 2mg 0-0-1
N: 90 x/mnt Severe) Simvastatin 20mg 0-0-1
RR : 20x/mnt Spironolactone 25mg 1-0-
S:36,5◦C Atrial 0
Fisik: Fibrilasi Candesartan 16mg 0-0-1
Cor: murmur  
Mid Diastolik Gr.
1/6 , paru: rh(-/-),
wh (-/-)
Abd : Hepar 2cm
BAC
Ext: edema (-)
27/5/19 Sesak Nafas Ku: Baik/ GCS CHFec Furosemid Inj. 1-0-0 IV
Jam 08.00 (-) E4V5M6 VHD Lanzoprazole 30mg 0-0-1
Td: 110/70 (Mitral IV
mm/Hg Stenosis Warfarin 2mg 0-0-1
N: 82 x/mnt Severe) Simvastatin 20mg 0-0-1
RR : 20x/mnt   Spironolactone 25mg 1-0-
S:36,5◦C La Sec 0
Fisik:   Candesartan 16mg 0-0-1
Cor: murmur
Mid Diastolik Gr.
1/6 , paru: rh(-/-),
wh (-/-)
Abd : Hepar 2cm
BAC
Ext: edema (-)
27/5/19 Sesak Nafas Ku: Baik/ GCS CHFec Furosemid Inj. 1-0-0 IV
Jam 08.00 (-) E4V5M6 VHD Lanzoprazole 30mg 0-0-1
Td: 120/70 (Mitral IV
mm/Hg Stenosis Warfarin 2mg 0-0-1
N: 80 x/mnt Severe) Simvastatin 20mg 0-0-1
RR : 20x/mnt   Spironolactone 25mg 1-0-
S:36,5◦C La Sec 0
Fisik:   Candesartan 16mg 0-0-1
Cor: murmur
Mid Diastolik Gr.
1/6 , paru: rh(-/-),
wh (-/-)
Abd : Hepar 2cm
BAC
Ext: edema (-)
28/5/19 Sesak Nafas Ku: Baik/ GCS CHFec Furosemid Inj. 1-0-0 IV
Jam 08.00 (-) E4V5M6 VHD Lanzoprazole 30mg 0-0-1
Td: 110/70 (Mitral IV
mm/Hg Stenosis Warfarin 2mg 0-0-1
N: 82 x/mnt Severe) Simvastatin 20mg 0-0-1
RR : 20x/mnt   Spironolactone 25mg 1-0-
S:36,5◦C La Sec 0
Fisik:   Candesartan 16mg 0-0-1
Cor: murmur Rawat Jalan
Mid Diastolik Gr.
1/6 , paru: rh(-/-),
wh (-/-)
Abd : Hepar 2cm
BAC
Ext: edema (-)
PEMBAHASAN
ANAMNESIS
TEORI KASUS
Pada awal penyakit, pasien  Sesak Nafas hilang
mungkin asimtomatik. Namun,
kondisi yang meningkatkan timbul, memberat
curah jantung akan dalam 1 hari SMRS,
meningkatkan gradien katup  Pasien tidur dengan 2
mitral dan tekanan atrium kiri
yang menyebabkan dispnea, dan bantal
dapat memfasilitasi diagnosis  Nyeri dada kanan
dini stenosis mitral. Selain itu,
aliran balik vena ditambah posisi dirasakan jika sesak
terlentang bisa menghasilkan sudah memberat.
ortopnea dan dispnea nokturnal
paroksismal pada pasien stenosis
mitral kelas sedang.
PEMERIKSAAN FISIK
 TEORI  Pada pasien terdapat
Stenosis katup mitral dapat menyebabkan
dilatasi dan perubahan atrium kiri.
murmur mid diastolik dan
Perubahan ini menjadi predisposisi pasien atrial fibrilasi pada EKG
mengalami palpitasi dan fibrilasi atrium,
tekanan vena jugularis yang meningkat
akibat gagal jantung kanan. Opening snap
terdengar sebagai akibat gerakan katup
mitral ke ventrikel kiri yang tiba-tiba
berhenti. Opening snap terjadi akibat
tekanan atrium kiri yang disertai dengan
penurunan tekanan ventrikel kiri pada
diastolik awal. Opening snap terdengar
(frekuensi tinggi) di apex, dengan
menggunakan diafragma stetoskop
PEMERIKSAAN FISIK
 TEORI  Pada pasien terdapat
Stenosis katup mitral dapat menyebabkan
dilatasi dan perubahan atrium kiri.
murmur mid diastolik
Perubahan ini menjadi predisposisi pasien
mengalami palpitasi dan fibrilasi atrium,
tekanan vena jugularis yang meningkat
akibat gagal jantung kanan. Opening snap
terdengar sebagai akibat gerakan katup
mitral ke ventrikel kiri yang tiba-tiba
berhenti. Opening snap terjadi akibat
tekanan atrium kiri yang disertai dengan
penurunan tekanan ventrikel kiri pada
diastolik awal. Opening snap terdengar
(frekuensi tinggi) di apex, dengan
menggunakan diafragma stetoskop
Half Speed

Half Speed
EKG
 Stenosis katup mitral  Terdapat Atrial Fibrilasi
dapat menyebabkan pada EKG pasien
dilatasi dan perubahan
atrium kiri. Perubahan
ini menjadi predisposisi
pasien mengalami
palpitasi dan fibrilasi
atrium,
TATALAKSANA
 Stenosis mitral merupakan Obat yang diberikan pada
kelainan mekanis, oleh pasien ini adalah
karena itu obat-obatan Furosemid Inj. 1-0-0 IV
hanya bersifat suportif Lanzoprazole 30mg 0-0-1
atau simtomatis terhadap IV
gangguan fungsional
Simvastatin 20mg 0-0-1
jantung, atau pencegahan
terhadap infeksi Spironolactone 25mg 1-0-0
Candesartan 16mg 0-0-1
TERAPI REPERFUSI
 TEORI  KASUS
 Fibrilasi atrium pada stenosis
mitral muncul akibat
 Obat yang
hemodinamik yang bermakna
akibat hilangnya kontribusi atrium diberikan pada
terhadap pengisian ventrikel serta
frekuensi ventrikel yang cepat.
pasien ini adalah
 Antikoagulan warfarin sebaiknya Warfarin 2mg 0-0-1
digunakan pada stenosis mitral
dengan fibrilasi atrium atau irama
sinus dengan kecenderungan
pembentukan trombus untuk
mencegah fenomena
tromboemboli.
Prognosis
 Prognosis pada pasien ini termasuk kurang baik karena
apabila timbul atrium fibrilasi prognosisnya kurang baik
(25% angka harapan hidup 10 tahun) dibandingkan pada
kelompok irama sinus (46% angka harapan hidup 10
tahun). Hal ini dikarenakan angka resiko terjadinya emboli
arterial secara bermakna meningkat pada atrium fibrilasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai