Pengelolaan Agroekosistem SAWAH
Pengelolaan Agroekosistem SAWAH
AGROEKOSISTEM LAHAN
SAWAH
Bahan kajian MK. Manajemen Agroekosistem FPUB Juli 2011
Diabstraksikan oleh
Prof Dr Ir Soemarno MS
Dosen Jur Tanah FPUB
SAWAH
Sawah adalah lahan usaha pertanian yang secara fisik permukaan
BIDANG OLAHNYA rata, dibatasi oleh pematang, serta dapat
ditanami padi, palawija atau tanaman budidaya lainnya.
SRI
( SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION)
Suatu cara budidaya tanaman padi yang efesien
dengan proses manajemen sistem perakaran yang
berbasis pada pengelolaan air, tanah, dan tanaman
Caranya :
1. Siapkan ember atau panci atau wadah lain beriisi air
2. Masukan garam aduk-aduk sampai larut,
3. Masukan telur ayam mentah kedalam larutan garam
tersebut, bila telur masih tenggelam maka perlu
penambahan garam.
4. Pemberian garam dianggap cukup apabila telur sudah
mengapung.
5. Masukan benih yang sudah disiapkan kedalam larutan
tersebut.
6. Benih yang tenggelam yang digunakan sebagai benih
yang akan ditanam.
PERENDAMAN DAN PEMERAMAN BENIH
1. Campurkan Tanah
dan kompos 1 : 1
2. Masukan campuran
tanah dan kompos ke
dalam baki atau pipiti
yang dilapisi daun
pisang
3. Taburkan benih ke
dalam nampan
4. Tutup dengan jerami
atau kompos Persemaian padi dengan Menggunakan Pupuk
HOSC sebagai pupuk Semai , menunjukkan
pertumbuhan yang bagus dan perkembangan akar
yang sempurna pada usia 9 hari, dan pada usia 13
hari benih padi
CARA PENANAMAN BENIH
Tanam benih berusia muda antara 3 - 10 hari (maksimal berdaun 2),
usahakan di bawah 8 hari setelah semai.
Tanam hanya 1 (satu) benih per lubang dengan jarak tanam 30x30 cm atau
35x35 cm
Petak sawah tidak selalu tergenang, kondisi air hanya ‘macak-macak’ (1-2
cm) dan pada periode tertentu harus dikeringkan sampai retak
(intermittent irrigation)
Penyiangan dilakukan lebih awal pada 10 hst diulang 3 s/d 4 kali dengan
interval waktu setiap 10 hari ( mengunkan tenaga manusia/lalandak )
KETERBATASAN SRI
Lahan sawah
digarap untuk
menanam padi.
Musim tanam padi
dalam setahun bisa
dilakukan 3 kali
tanam, hal ini
dikarenakan
pasokan air yang
cukup untuk area
pesawahan.
HUBUNGAN AIR-TANAH-TANAMAN
PEMBUATAN & PEMELIHARAAN PESEMAIAN
Cara pengolahan
sawah hampir tak
berubah dari abad ke
abad. Peralatan yang
dipakai hampir sama
dengan peralatan yang
dipakai nenek moyang
mereka.
Ada beberapa proses
pengolahan sawah,
seperti menyemai,
membajak, meratakan
dan menanam.
PENYIANGAN TANAMAN PADI MUDA
Apa tujuan
penyiangan
tanaman padi
sawah ini?
PENGELOLAAN AIR PADA TANAH SAWAH
Teknik pengelolaan air lahan sawah yang diuraikan dalam bab ini
selain didasarkan pada kebutuhan air untuk tanaman (baik padi
maupun palawija) juga didasarkan pada sistem pengelolaan
lahan sawah.
Hidrologi lahan sawah
Pengetahuan tentang hidrologi lahan sawah sangat
diperlukan dalam merancang strategi pengelolaan air.
Karakteristik hidrologi lahan sawah sangat ditentukan oleh
kondisi biofisik lahan.
Hidrologi sawah beririgasi berbeda dengan sawah tadah
hujan maupun sawah rawa. Oleh karena itu strategi
pengelolaan air pada lahan sawah beririgasi akan berbeda
dengan pada lahan sawah tadah hujan maupun sawah
rawa.
Karakteristik hidrologi lahan sawah
Di sini diperlukan
tenaga kerja secara
perorangan yang
banyak sekali.
Untuk penggunaan air yang efisien, irigasi tetes [3] merupakan salah
satu alternatif. Misal sistem irigasi tetes adalah pada tanaman cabai.
SISTEM
TANAH-AIR-
TANAMAN
PADI
SAWAH
TRANSPOR AIR:
Tanah – Tanaman - Atmosfir
Air bergerak dari tanah, melalui akar, batang, daun,
memasuki atmosfer
Laju aliran air ini merupakan fungsi
F (selisih potensial, resistensi)
pF (-) 0 1 2 3 4.2
Potential is +
Potential = -
Potential = 0
Potential = +
Depth (cm)
20
-40 subsoil
-60
-120
-140
ground water table
Water potential in the flooded rice soil
When a paddy rice field falls dry, the soil water potential
becomes negative and decreases
2
Field 0.30 0.48
capacity 1
(pF = 2)
0
Saturation 0.46 0.56
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
(pF = 0) Content (cmcontent
Soil water 3
water (cm
cm cm
-33
soil)
-3
)
Tanah liat mampu menyimpan banyak air, tetapi dengan
tegangan yang tinggi, sehingga akar tanaman sulit
menyerapnya
Stem
Root
Siang hari yang cerah dan panas => menarik dengan kuat air
dari tubuh tanaman
Tanah liat yang kering mengikat kuat air (Air tanah sulit
diserap akartanaman)
Dampak KEKERINGAN
• Reduksi transpirasi
• Reduksi photosynthesis
• Reduksi luas daun
• Daun menggulung
• Percepatan kematian daun
• Gabah hampa
Reduksi transpirasi sbg fungsi tegangan lengas
tanah (IR72)
leaf (Tact/Tpot)
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1 10 100 1000 10000
Spikelet sterility
Less grains
Less yield
Mempercepat kematian daun
Drought-induced leaf death factor factor (-)
1.20
1.00
0.80
0.60
0.40
0.20
0.00
1 10 100 1000 10000
1 Leaf death
Leaf photosynthesis,
0.8 transpiration photosynthesis
Leaf rolling,
0.6 Spikelet sterility
0.2
0
1 10 100 1000 10000
Reduced leaf
photosynthesis,
transpiration
Pola Tanam
Pada areal beririgasi, lahan dapat
ditanami padi 3 x setahun, tetapi pada
sawah tadah hujan harus dilakukan
pergiliran tanaman dengan palawija.
Pergiliran tanaman ini juga dilakukan
pada lahan beririgasi, biasanya
setelah satu tahun menanam padi.
Untuk meningkatkan produktivitas
lahan, seringkali dilakukan tumpang
sari dengan tanaman semusim
lainnya, misalnya padi gogo
dengan jagung atau padi gogo di
antara ubi kayu dan kacang tanah.
Pada pertanaman padi sawah,
tanaman tumpang sari ditanam
di pematang sawah, biasanya berupa
kacang-kacangan.