DISUSUN OLEH :
D E W I WA H Y U N I N G T YA S P 2 7 2 2 0 0 2 0 2 4 0
E L I N D A M I F TA H U R R P 2 7 2 2 0 0 2 0 2 4 4
F I T R I M U LYA S A R I P27220020249
H A N Y S U RYA N I P27220020250
M A I S Y E N U R A I S YA H P 2 7 2 2 0 0 2 0 2 5 4
S A R I A P R I L I YA N A S P27220020271
SRI HARINI P27220020272
YENI NUR F P27220020279
Y O G A R I Z K I YA N T O P27220020280
Y U L I N O V I TA S A R I P27220020281
BAB I
Latar Belakang
Hospitalisasi pada anak pra sekolah akan menimbulkan ketidaknyaman, anak pra sekolah akan merasa kehilangan
berkaitan dengan keterbatasan fisik, kehilangan rutinitas, ketergantungan, takut cidera dan nyeri pada tubuh. Perpisahan
dalam halini akan mempengaruhi anak yang mengganggap haltersebut sebagai perasaan ditinggalkan. Hospitalisasi ini
mengakibatkan ansietas perpisahan pada anak (Muscary, 2009).
Perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan yang selama 24 jam mendampingi pasien harus memberikan
kontribusi dalam perannya sebagai perawatan terutama membanu anak dan keluarga unuk meperoleh pengalaman positif
selama hospitalisasi.
Family Center Care menekankan pentingnya keterlibatan keluarga dalam memberikan perawatan pada anak di rumah
sakit (Hidayat, 2008). Oleh karena itu perawat harus memiliki pengetahuan dan kompetensi yang cukup dalam
pelaksanaan Family Center Care sehingga asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik
Rumusan Masalah
Menggambarkan hasil intervensi pada keluarga untuk kesejahteraan anak usia dini
Metode Jurnal Utama
Studi dimasukkan dalam tinjauan pelingkupan ini hanya jika diterbitkan dalam bahasa Inggris dari 1 Januari 2000 hingga
31 Desember 2015 inklusif. Tanggal mulai tinjauan diambil dari tahun 2000 ketika AS secara resmi mengakui perawatan
yang berpusat pada pasien sebagai standar perawatan kesehatan. Publikasi juga dimasukkan hanya jika studi memenuhi
masing-masing dari empat kriteria berikut:
Peserta adalah anak-anak Pribumi Australia, Kanada, Selandia Baru atau Amerika Serikat yang berusia dari konsepsi
hingga lima tahun yang menerima pengasuhan yang berpusat pada keluarga. Seorang anak dianggap Pribumi jika
mereka diidentifikasi oleh keluarga sebagai Pribumi (salah satu orangtua mungkin bukan Pribumi); ' Asli ' didefinisikan
menggunakan definisi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang identifikasi diri dan penerimaan oleh komunitas sebagai
anggota
Mengevaluasi atau menggambarkan intervensi yang berpusat pada keluarga atau berteori model perawatan kesehatan
yang berpusat pada keluarga. Kami menggunakan Nixon ' s definisi perawatan kesehatan yang berpusat pada keluarga
Intervensi mendapat skor lebih besar dari 26/52 poin (50%) dibandingkan skala tervalidasi untuk keluarga-sentredness.
Skala tersebut menggabungkan 13 kriteria, dikelompokkan dalam tiga konsep
Hasil Jurnal Utama
Intervensi yang berpusat pada keluarga menghasilkan hasil dari peningkatan kesejahteraan anak usia dini Pribumi, dan
kesehatan orang tua / pengasuh, serta kepuasan konsumen dan peningkatan akses ke layanan umum. 18 studi
dievaluasi atau dijelaskan yang dibutuhkan kondisi untuk menerapkan perawatan yang berpusat pada keluarga
menjadi ketersediaan penyelenggaran program yang kompeten dan penuh kasih, fleksibilitas akses, kontinuitas dan
integrasi perawatan kesehatan dan perawatan yang mendukung budaya. Strateginya beragam dan termasuk
mendukung perilaku keluarga dan perawatan diri, meningkatkan pengetahuan ibu, memperkuat hubungan dengan
klinik, membangun tenaga kerja Pribumi, mempromosikan keterkaitan budaya atau komunitas, dan mengadvokasi
faktor penentu sosial kesehatan. Namun, basis bukti untuk intervensi yang berpusat pada keluarga oleh layanan
kesehatan primer berada dalam tahap awal pengembangan, dengan sedikit studi evaluasi dampak yang tersedia.
Selain itu, ada sedikit penjelasan dalam studi yang tersedia tentang bagaimana keluarga terlibat dan diposisikan dalam
intervensi yang berpusat pada keluarga, ' kesehatan, peran ayah dalam perawatan yang berpusat pada keluarga dan
biaya untuk menyediakan perawatan yang berpusat pada keluarga. Tinjauan pelingkupan ini menginformasikan
pengembangan protokol tinjauan Cochrane, yang akan memberikan pembaruan rutin dari bukti yang tersedia seiring
perkembangannya.
Pembahasan
Penelitian yang dilakukan oleh Hadi, Munir, dan Siam (2020) yang berjudul Efektifitas Penerapan
Metode Familily-Centered Care terhadap Pasien Anak dengan Stress Hospitalisasi menyebutkan bahwa
dari responden yang berjumlah 35 keluarga pasien yang diberikan penerapan metode family-centered
care menunjukkan bahwa ada pengaruh penerapan metode Family- Centered Careterhadap pasien anak
dengan stress hospitalisasi di Puskesmas Prajekan Bondowoso.
Didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyaningrum dan Purwati (2019) yang berjudul
Intervensi Supportive Educative System Berbasis Family Centered Care terhadap Dukungan Keluarga
dalam Merawat Anak dengan Leukemia di RSUD Kabupaten Tangerang yang menyebutkan bahwa
terdapat pengaruh dukungan keluarga sebelum dan sesudah diberikan supportive care educative system
berbasis family centered care pada anak dengan leukemia yang mengalami kecemasan dikarenakan
penerapan family centered care mengajarkan pada orang tua untuk membuat jadwal kegiatan anak
selama dirawat sehingga anak mampu lebih cepat pulih dan orang tua semakin kooperatif ketika
dukungan emosional yang diberikan kepada orang tua selama anak mereka dirumah sakit.
Rekomendasi
Penerapan Family Centered Care dalam bidang keperawatan harus lebih ditingkatkan tidak
hanya secara lisan namun perawat juga dapat mendampingi dan mempraktikkan langsung
bersama keluarga selama proses asuhan perawatan sehingga terjadi proses asuhan keperawatan
yang tertintegrasi.
Kesimpulan
Tumbuh kembang anak sangat berpengaruh pada kreatifitas anak yang terus berjalan sesuai tingkat usianya,
hal ini harus diperhatikan oleh perawat khususnya bagi anak-anak yang dirawat inap. Menjadi perhatian perawat
karena takutnya anak yang mengalami rawat inap akan menjadi bosan dan tidak mau dirawat. Oleh karena itu
Family Center care sangat baik jika dapat diaplikasikan di Indonesia dan distandarkan seperti Negara-negara
lainnya.
Penerapan family centered care dalam perwatan melibatkan semua aspek kebijakan, fasilitas dan perawat
menjadi satu kesatuan sinergi dalam perwatan anak. Proses perubahan dalam perubahan dalam perawatan
anak melibatkan semua perawatan anak melibatkan semua aktivitas perawatan aktivitas perawatan dari
prosedur dari prosedur penerimaan pasien, meminimalkan penerimaan pasien, meminimalkan kecemasan
perpisah kecemasan perpisahan, meminimalkan kehilanganan, meminimalkan kehilangan kontrol,
meminimalkan injuri dan nyeri, kaji pengalam posotof terkait dengan hospitalisasi. Perawat dalam melaksanakan
family centered care akan menunjukkan kinerja yang lebih baik dikarenakan adanya iklim dan susana kerja yang
baik dengan adanya diskusi pengambilan keputusan bersama dalam perawatan dan komunikasi.
Saran
Agar petugas kesehatan pada khusunya lebih berkreatifitas dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada anak-anak agar lebih bersabar dan perhatian kepada anak-anak sehingga
anak-anak tidak bosan selama rawat di rumah sakit.
Penerapan family center care dalam bidang keperawatan harus lebih ditingkatkan tidak hanya
secara lisan namun perawat juga dapat mendampingi dan mempraktikkan langsung bersama
keluarga selama proses asuhan perawatan sehingga terjadi proses asuhan keperawatan yang
tertintegrasi.
Perawat meningkatkan komunikasi dan membina hubungan saling percaya dengan keluarga
pasien, dimana untuk pasien anak semua keputusan lebih banyak dari orang tua atau keluarga.
TERIMAKASIH