LABIO/ PALATO SKISIS

(CLEFT LIP AND CLEFT

PALATE)

By Sri Mulyanti
Definisi
a. Labio skisis/ bibir sumbing
Merupakan kongenital anomali yang disebabkan oleh
gagalnya prosesus nasal median dan maksilaris menyatu
selama periode perkembangan

b. Palato skisis/ palatum yang terbelah

Fisura /celah garis tengah pada palatum yang terjadi
karena kegagalan dua sisi untuk menyatu selama
perkembangan embrio
Etiologi
 Kegagalan fase embrio penyebabnya belum
diketahui

 Faktor herediter

 Dapat dikaitkan dengan abnormal kromosom,

mutasi gen, dan teratogen (agen atau faktor
yang menimbulkan cacat pada masa embrio)
Komplikasi.

 Gangguan bicara dan pendengaran

 Terjadinya otitis media
 Aspirasi
 Distress pernafasan
 Risiko infeksi pernafasan
 Pertumbuhan dan perkembangan terlambat.
Labio Skisis/ bibir sumbing
 Distorsi pada hidung
 Tampak sebagian atau keduanya
 Adanya celah pada bibir

Palato skisis / palatum terbelah

 Tampak ada celah pada tekak (uvula), palato
lunak dan keras atau foramen incisive.
 Adanya rongga pada hidung.
 Distorsi hidung
 Teraba ada celah atau terbukanya langit-langit
saat diperiksa dengan jari
 Kesukaran dalam menghisap atau makan
Pemeriksaan Diagnostik

 Foto rontgen
 Pemeriksaan fisik
 MRI untuk evaluasi abnormal
Penatalaksanaan Terapeutik

Tergantung pada beratnya kecacatan

 Prioritas pertama pada teknik pemberian nutrisi yang
adekuat
 Mencegah komplikasi
 Fasilitasi pertumbuhan dan perkembangan
 Pembedahan pada labio biasanya dilakukan pada usia
1 sampai 3 bulan. Memungkinkan pola mengisap lebih
normal dan kedekatan dg orang tua
 Pada kasus CP Sebelum pembedahan, usia beberapa
minggu dapat dipasang prothesis intraoral atau
ekstraoral untuk mencegah kolaps maxilaris,
merangsang pertumbuhan tulang, dan membantu
dalam perkembangan bicara dan makan

 Pembedahan pada palato dilakukan pada waktu

6 bulan dan 18 bulan ada juga antara
6 bulan dan 2 tahun.

 Awal fasilitasi penutupan adalah untuk

perkembangan bicara . Perbaikan CP dapat
memerlukan beberapa tahap pembedahan
 Penatalaksanaan Perawatan
Pengkajian

 Inspeksi tampak kecacatan pada bibir, palatum, gusi saat lahir

( tergantung lokasi dan jenis cacat )
 Kemampuan menghisap, menelan, dan bernafas terganggu/
tidak bisa
 Proses bonding ada hambatan/ tidak
 Palpasi dengan menggunakan jari teraba ada celah
 Bayi/ anak mudah tersedak saat minum/ makan
 Meningkatnya kejadian otitis media
 Riwayat keluarga dengan kecacatan yang sama
 Px diagnostic USG dapat mendeteksi bibir sumbing sebelum
bayi lahir
Masalah Keperawatan

 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh atau tidak efektif dalam menetek ASI
 Resiko aspirasi
 Risiko infeksi
 Kurangnya pengetahuan keluarga
 Nyeri
 Tidak efektif bersihan jalan nafas
 Risiko tinggi trauma pembedahan
 Perubahan proses keluarga
Tujuan

 Nutrisi yang adekuat dapat dipertahankan yang

sesuai dg kondisi anak

 Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi

sebelum dan setelah operasi

 OT dan bayi dapat menyesuaikan diri secara sosial

dan emosional

 Orang tua dapat memahami dan dapat

mendemonstrasikan metode pemberian makan
pada anak, pengobatan setelah pembedahan dan
harapan perawatan sebelum dan sesudah operasi
 Tujuan ( Con’t )
 Rasa nyaman anak dapat dipertahankan
 Tidak ditemukan komplikasi sistem pernafasan
 Anak tidak memperlihatkan kerusakan pada
kulit
 Orang tua sering melakukan bonding dengan
anak
 Tidak terjadi trauma pada sisi operasi/ sisi
operasi tidak rusak

Perawatan pra operatif

 Menguatkan penjelasan dokter ttg prosedur
pembedahan
 Memberikan perawatan mulut untuk mencegah
infeksi
 Perawatan Pra Operatif
Bila sumbingnya parah dan atau juga terdapat pada palatum
upayakan jalan nafas tetap terbuka dengan jalan :

- Saat pemberian minum posisi bayi Fowler / digendong dalam posisi

tegak arahkan dot menjauh dari celah dan mengarah kesamping dan
belakang mulut

- Lakukan pengisapan untuk mengeluarkan lendir atau susu yang

menghalangi jalan nafas

- Saat pemberian minum sering disendawakan karena

kecenderungannya menelan udara

- Berikan minum dengan sendok secara hati – hati atau

menggunakan dot yang sangat lunak/ dot khusus

- Pada bayi dengan sumbing pada langit – langit dokter akan

memasang protese menutupi palatum yang terbuka untuk menjaga
terhadap regurgitasi dan membantu anak belajar bicara sampai
operasi korektif dapat dilakukan
Implementasi Post operatif

•Kaji kepatenan jalan nafas, tanda- tanda vital, obs.

Udem dan distres pernafasan
•Gunakan tenda oksigen jika ada indikasi utk

meminimalkan udem,mengecerkan sekresi, dan

meminimalkan distres
•Atur posisi anak CL terlentang, duduk di kursi bayi

atau bersandar pada satu sisi untuk mencegah cedera

pd area operasi,
•anak dg CP posisi tengkurep

•Bersihkan area operasi, beri salep sesuai advis

•Pantau tanda-tanda infeksi & cegah infeksi

Lanjutan...
•Gunakan restrain siku k/p, ganti setiap 2 jam utk perawatan
kulit dan latihan rentang gerak
•Beri makan bayi dg pipet plastik yg lunak / karet, atau dot
seperti puting yg lunak, utk anak diet bertahap mulai cairan
jernih, tdk boleh menggunakan sedotan atau benda yang
tajam
•Usahakan anak tidak meletakan lidahnya pada area operasi/
jahitan
•Meningkatkan rasa nyaman/ mengurangi rasa nyeri
Implementasi Post operatif, lanjutan...

 Mempertahankan nutrisi adekuat dan mencegah

aspirasi dan obstruksi jalan nafas
 Mempersiapkan orang tua untuk menerima keadaan
bayi / anak dan perawatan di rumah
 Mempertahankan kepatenan pada jalan nafas
 Tidak mengalami trauma pada sisi operasi /
mempertahakan keutuhan kulit
 Meningkatkan bonding orang tua-anak, dan
partisipasi dalam perawatan
Perencanaan Pemulangan
Ajarkan
 cara pemb. makanan/minuman pada anak
 tindakan untuk mencegah infeksi
 cara mencegah aspirasi saat pemberian
minuman/ makanan
 cara melakukan resusitasi jantung paru bila
ada bahaya terutama palato skisis yang
berisiko aspirasi atau distres pernafasan
 Cara melakukan rangsangan bicara
 cara merawat gigi dan mulut
 Cara pembersihan dan prosedur restrain
selama jahitan belum dilepas