Anda di halaman 1dari 6

HALAMAN 1 Mata Kuliah : KMB II Nama :Lia Ayu Puspitasari Tingkat/Semester : II/IV Tempat Praktek :

Disetujui
JUDUL Clinical Instructure Clinical Teacher
LAPORAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
PENDAHULUAN
DENGAN TEORITIS (PSORIASIS)
…………………………………………. ………………………………..
.

TEORITIS (PSORIASIS)
Psoriasis adalah penyakit kulit kronik dan meradang yang diidentifikasikan sejak tahun 1841 namun kemunculannya telah diketahui beberapa abad
sebelumnya. Psoriasis ditandai oleh percepatan pertukaran sel-sel epidermis sehingga terjadi proliferasi abnormal epidermis dan dermis. Kulit menunjukka
kemerahan, disertai plak bersisik yang gembung yang dapat menutupi permukaan tubuh. Psoriasis sangat dipengaruhi oleh faktor genetis dan prevalensinya
beragam berdasarkan suku dan orang kaukasia lebih sering terkena dibandingkan orang Afrika pedalaman. Kualitas hidup pasien yang menderita penyakit ini,
baik dalam derajat moderat atau berat menunjukka gangguan yang ekstream. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa tingkat kualitas
hidup penderita menurun pada pasien emfisema dan gagal jantung. Psoriasis biasanya dialami oleh individu berusia sekitar 20 tahunan namun bisa juga lebih
muda. (Corwin Elizabeth J. 2009)
Psoriasis adalah penyakit inflamasi kulit kronik yang umum dijumpai, bersifat rekuren dan melibatkan beberapa faktor misalnya; genetic, sistem
imunitas, lingkungan serta hormona. Psoriasis ditandai dengan plak eritematosa yang terbatas tegas dengan skuma berlapis berwarna keputihan. Penyakit ini
umumnya mengenai daerah ekstensor ekstremitas terutama siku dan lutut, kulit kepala, lumbosakral, bokong dan genetalia. (Corwin Elizabeth J. 2009)
Psoriasis atau papulasquamosa merupakan gangguan kulit yang ditandai oleh percepatan pertukaran sel-sel epidermis sehingga terjadi proliferasi
abnormal epidermis dan dermis, seperti plaque, bercak, atau bersisik.( Puspasari Schlastica F.A. 2018)
HALAMAN 2
PATHWAY

Dora, 2017 https://www.scribd.com/document/342566510/Pathway-Psoriasis (diakses pada 5 maret 2021)

HALAMAN 3
MODEL KONSEP ASKEP MENURUT : 1. MODUL KMB II KEMENTRIAN KESEHATAN RI , 2. TIM POKJA SDKI, SLKI, SIKI DPP PPNI. 2019

PENGKAJIAN DIAGNOSA PERENCANAAN EVALUASI


KEPERAWATAN (KRITERIA
KEBERHASILAN)
1. Pengumpulan Data 1. Kerusakan Tissue integrity: skin and mucouss S : Pasien mengatakan
integritas kulit
a. Identitas membranes kondisi membaik dan
b/d perubahan
1) Identitas Klien: Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, imunitas Kriteria hasil: nyeri berkurang
Pendidikan, Pekerjaan, Tanggal Masuk Rumah Sakit, 1. Area terbebas dari infeksi lanjut
dan lain-lain yang di anggap perlu. 2. Kulit bersih, kering, lembab O:
2) Identitas Penanggung Jawab: Nama, Umur, Pendidikan, Intervensi  Skala Nyeri
Pekerjaan, Hubungan dengan Klien, Alamat. 1. Kaji keadaan kulit berkurang
b. Keluhan Utama 2. Kaji keadaan umum dan  TD : 120/80
Kulit mengelupas dan kemerahan pada seluruh observasi TTV mmHg, RR : 16-20
permukaantubu (berisik) 3. Kaji perubahan warna kulit x/menit, nadi : 60-
c. Riwayat Penyakit Sekarang 4. Pertahankan agar darah yang 100x/menit, S
Klien mengatakan semenjak ke rumah saudara yang berada terinfeksi tetap bersih dan kering
di daratan tinggi, kulitnyamenjadi mengelupas dan 5. Kolaborasi dengan dokter dalam A : Masalah teratasi
bersisik. pemberian obat-obatan
d. Riwayat Penyakit Sekarang P : Intervensi dihentikan
2. Gangguan 1. Body image S:
Klien belum pernah mengalami penyakit yang sama
gambaran diri b/d 2. Self esteem  Pasien mengatakan
sebelumnya.
perubahan Kriteria hasil: kondisi umumnya
e. Riwayat Penyakit Keluarga
penampilan 1. Klien menyatakan peningkatan membaik
Ibu klien mengidap psoriasis juga saat umur yang sama.
kenyamanan psikologis dan  Pasien dapat
2. Pola Fungsi Kesehatan
fisiologis Mengidentifikasi
a. Pola Persepsi Kesehatan
2. Dapat menjelaskan pola koping respon kopingnya
1) Adanya riwayat infeksi sebelumnya.
yang efektif dan tidak efektif  Pasien mengatakan
2) Pengobatan sebelumnya tidak berhasil. 3. Mengidentifikasi respon mampu melakukan
3) Riwayat mengonsumsi obat-obatan tertentu, misalnya kopingnya sendiri aktivitas ringan
vitamin dan jamu. Intervensi secara mandiri
4) Adakah konsultasi rutin ke Dokter. 1. Kaji ulang perubahan biologis
5) Hygiene personal yang kurang sehat, tinggal berdesak- dan fisiologis O:
desakan. 2. Gunakan sentuhan sebagai  Kekuatan otot
b. Pola Nutrisi Metabolik toleransi pasien meningkat
1) Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, watu makan, 3. Dukung jenis koping yang  TD : 120/80
beberapa kali sehari makan. disukai ketika mekanisme mmHg, RR : 16-20
2) Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu: berminyak, adaptif digunakan x/menit, nadi : 60-
pedas. 4. Anjurkan untuk 100x/menit
3) Jenis makanan yang disukai. mengekspresikan perasaannya
4) Nafsu makan menurun. 5. Anjurkan untuk menggunakan A : Masalah teratasi
5) Muntah-muntah. mekanisme koping yang normal
6) Penurunan berat badan. 6. Anjurkan klien untuk mencari P : Intervensi dihentikan
7) Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah, stressor dan menghadapi rasa
benjolan. takut
8) Perubahan warna kulit, terdapat bercak-bercak, gatal-
3. Ansietas b/d Kriteria hasil: S:
gatal, rasa terbakar atau perih.
c. Pola Eliminasi
perubahan status 1. Klien tampak rileks  Pasien
kesehatan 2. Klien mendemonstrasikan/ mengatakan
1) Sering berkeringat.
sekunder menunjukkan kemampuan kondisinya
2) Tanyakan pola berkemih dan bowel.
mengatasi masalah dan membaik dan
d. Pola Aktivitas dan Latihan
menggunakan sumber-sumber mampu
1) Pemenuhan sehari-hari terganggu.
secara efektif melakukan
2) Kelemahan umum, malaise.
3. Tanda-tanda vital normal perawatan diri
3) Toleransi terhadap aktivitas rendah.
4. Klien melaporkan ansietas mandiri sesuai
4) Mudah berkeringat saat melkukan aktivitas ringan. berkurang sampai tingkat dapat kemampuannya
5) perubahan pola napas saat melakukan aktivitas. diatasi
e. Pola Tidur dan Istirahat Intervensi O:
1) Kesulitan tidur pada maam hari karena stress. 1. Kaji tingkat ansietas dan  Pasien terlihat
2) Mimpi buruk. diskusikan penyebab mampu mengatasi
f. Pola Persepsi Kognitif 2. Kaji ulang keadaan umum klien masalah dan
1) Perubahan dalam konsentrasi dan daya ingat. dan TTV menggunakan
2) Pengetahuan akan penyakitnya. 3. Berikan waktu klien untuk sumber-sumber
g. Pola Persepsi dan Konsep Diri mengungkapkan masalahnya secara efektif
1) Perasaan tidak percaya diri atau minder. dan dorong ekspresi yang bebas
2) Perasaan terisolir. misalnya marah, takut, ragu
h. Pola Hubungan dengan Sesama 4. Jelaskan semua prosedur dan A : Masalah teratasi
1) Hidup sendiri atau berkeluarga. pengobatan
2) Frekusnsi interaksi berkurang. 5. Diskusikan perilaku koping P : Intervensi dihentikan
3) Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran. alternatif dan teknik pemecahan
i. Pola Reproduksi Seksualitas masalah
1) Gangguan pemenuhan kebutuhan biologis dengan
4. Gangguan konsep Kriteria hasil: S:
pasangan.
2) Pengguanaan obat KB mempengaruhi hormon.
diri b/d krisis 1. Dapat berinteraksi seperti biasa  Pasien
percaya diri 2. Rasa percaya diri timbul mengatakan
j. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress
kembali kondisinya
1) Emosi tidak stabil.
Intervensi membaik
2) Ansietas, takut akan penyakitnya.
1. Kaji perubahan perilaku klien
3) Disorientasi, gelisah.
seperti menutup diri, malu O :
k. Pola Sistem Kepercayaan
berhadapan dengan orang lain  Lingkungan
1) Perubahan dalam diri klien dalam melakukan ibadah.
2. Bersikap realistis dan positif pasien terasa
2) Agama yang dianut.
selama pengobatan nyaman
3. Pemeriksaan Fisik 3. Beri harapan dan parameter
Saat inpeksi pada beberapa tempat lesi ditemukan situasi individu A : Masalah teratasi
adanya perubahan struktur kulit. Tampak adanya macula dan 4. Berikan penguatan positif
papil eritematosa jika terkumpul akan membentuk lesi yang terhadap kemampuan P : Intervensi dihentikan
lebar pada daerah predileksi, dapat ditemukan ruang dan 5. Dorong interaksi keluarga
keropeng/skuama yang berlapis-lapis seperti lili atau mika
berwarna putih perak berbentuk bulat atau lonjong. Pada
palpasi teraba skuama yang kasar, tebal, dan berlapis-lapis.
4. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan histipatologi untuk menentukan kepastian
diagnosis dari psoriasis dapat ditemukan:
a. Pemanjangan dan pembesaran papil dermis.
b. Penipisan sampai hilangnya stratum granulosum.
c. Peningkatan mitosis pada stratum basalis.
d. Edema dermis disertai infiltrasi limfosit dan monosit.

Sumber Pustaka :

Dora, 2017 https://www.scribd.com/document/342566510/Pathway-Psoriasis (diakses pada 5 maret 2021)

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Anda mungkin juga menyukai