Anda di halaman 1dari 5

CONTEXTUAL

LEARNING
Danny Adam Kurniawan 18040284051
Jepry Oktavianto 18040284058
HAKIKAT
 Pembelajaran kontekstual merupakan proses pembelajaran yang dalam
penerapannya di kelas, yaitu peran guru adalah sebagai penyusun strategi
pembelajaran bagi siswa. Jadi dalam hal ini guru mengaitkan antara materi yang
akan diajarkan dengan kondisi kelas dan berusaha untuk mengkondisikan siswa
menyusun hubungan antara pengetahuan dengan penerapan dalam kehidupan sehari
– hari. Jadi kegiatan pembelajaran akan cenderung berporos pada siswa dalam
menemukan dan menyusun pengetahuan yang diperoleh.
ALASAN MEMODIFIKASI
 Dari hasil pengamatan yang dilakukan mengenai kontekstual learning ini adalah
adanya kesenjangan antara siswa yang lebih cerdas dengan siswa yang kurang
cerdas. Oleh karena itu kami melakukan modifikasi pembelajaran ini supaya
mengatasi permasalahan dari kesenjangan tersebut agar lebih merata.
SINTAK INOVASI CONTEXTUAL LEARNING
 Modeling, pengutaraan kompetensi, tujuan, bimbingan, dan motivasi
 Inquiry, yaitu melakukan identifikasi, analisa, observasi, dan menyusun
hipotesa
 Questioning, mengarahkan siswa untuk bertanya dan mengeksplorasi materi
yang dipelajari
 Learning community, mengarahkan siswa untuk bekerja sama dalam
melakukan observasi dan penelitian (kelompok belajar ditentukan oleh
guru dengan menempatkan siswa yang leadership dalam setiap
kelompok secara merata) hal ini bertujuan agar lebih memupuk
kepercayaan diri dalam melakukan proses pembelajaran
 Konstruktivisme, membuat tesis – sintesis mengenai teori dan pemahaman
materi yang sedang dipelajari
 Refleksi, siswa di ajak untuk mereview materi yang telah dibahas pada sesi
pertemuan
 Authentic assessment, proses evaluasi pembelajaran dari awal hingga akhir
secara objektif (dalam hal ini siswa juga berperan aktif dalam proses
evaluasi, siswa memberikan tanggapan, pesan dan kesan terhadap
proses pembelajaran)
 Tujuan dari penempatan siswa yang memiliki jiwa leadership/aktif dalam setiap pembelajaran
adalah untuk mengatasi kendala seperti kelompok yang pasif karena diisi oleh anak – anak
yang kurang mampu menangkap materi/anak – anak pemalas, dan lain sebagainya. Siswa yang
berjiwa leadership/aktif juga akan lebih mampu memotivasi rekan – rekannya dibandingkan
siswa yang hanya pandai dalam pembelajaran. Sehingga diharapkan dalam proses
pembelajaran bisa memunculkan kompetisi yang mendorong setiap siswa untuk berpikir.

Anda mungkin juga menyukai