Anda di halaman 1dari 15

KEGIATAN TERSTRUKTUR

Program Pendidikan Profesi


Bedside teaching (BST)
BST merupakan inti dari pembelajaran di
kepaniteraan klinik atau clinical teaching yang
ideal untuk mendemonstrasikan teknik
pemerikasaan fisik, interview dan
pengembangan interpersonal skills. Selain itu
BST juga menunjukkan interaksi antara
pembimbing, mahasiswa dan pasien serta
merupakan role model dari preceptor.
Komponen BST
• Kegiatan BST terdiri atas pemeriksaan pasien dan diskusi (tutorial klinik). Langkah-langkah yang dilakukan
adalah :

• Penentuan kasus klinik


• Kasus yang akan dijadikan bahan BST terutama adalah kasus yang ada di ruang perawatan, sehingga dapat
dilakukan pemeriksaan berkelanjutan (follow-up). Pemilihan kasus disepakati antara Preceptor dan ko-
Ners.

• Pemeriksaan pasien
– Dilakukan di depan Preceptor: anamnesis dan pemeriksaan fisik
– Umpan balik oleh Preceptor (dibatasi pada anamnesis dan pemeriksaan fisik saja). Umpan balik ini
dapat ditunda  diskusi

• Diskusi I (Analog dengan langkah 1-5 PBL)


– Dilakukan secara mandiri (dapat juga bersama Preceptor)
– Membahas analisis kasus kolom 1-5 (mungkin + umpan balik pemeriksaan)

• Belajar mandiri (analog dengan langkah 6 PBL)


– Penelusuran teori,
– EBN (cukup ambil kesimpulannya, pembahasannya dalam Clinical/Community Scientific Session/CSS)
– SPM
•  
• Diskusi II (analog dengan langkah 7 PBL)
– Bersama Preceptor
– Membahas analisis kasus kolom 6 dan 7
Pelaksanaan BST
Bedside teaching dapat dilaksanakan baik di
bangsal, poli, IGD, dll dengan bimbingan
dokter spesialis atau pembimbing klinik atau
preceptor dengan menggunakan form yang
ada, di mana dalam satu kelompok mahasiswa
diberi tugas satu atau dua mahasiswa sebagai
presenter dan yang lain sebagai audience atau
peserta
Case Analisis (Sebagai Tahapan dalam
Tutorial)
Problem Hypothesis Mechanism More info Don’t Know Learning Problem
issues Solving

1. … a. … Decision
2. … b. … Making:
3. … c. … Diagnosis:
a...
4. … b...
5. dst c...

Intervension
a...
b...
c...
Pengertian komponen isian analisis 
Tahapan dalam melaksanakan Bedside teaching :
1. One or two students clerk the patient on their
own and present the findings to their group in
absence of a preceptor.
2. Group discuss the problem and do
self / group study to find out information
related to learning issues.
3. Students meet their preceptor and make formal
presentation and go through learning issues
 Step One 

• One or two
students clerk the
patient on their
own and present
the findings to
their group in
absence of a
preceptor
 Step Two 

• Group discuss the


problem and do
self / group study to
find out information
related to learning
issues
 Step Three 

• Students meet their


preceptor and make
formal presentation
and go through
learning issues.

Preceptor, who is an expert clinician, will act as a facilitator and


teacher, as and when appropriate
Kompetensi BST yang akan dinilai
1. Kemampuan wawancara medis (medical
interviewing skill)
2. Kemampuan pemeriksaan fisik (physical
examination skill)
3. Keputusan klinis ( clinical judgment )
4. Kemampuan konseling (counselling skill) dan
Kualitas humanistik/profesionalisme ( humanistic
qualities/professionalism )
5. Kompetensi klinis keseluruhan ( overall clinical
competence )
Case Analysis :
FINAL
OBJECTIVES

Problem Hypothesis Mechanism More Don’t Learning Problem


info know issues solving

Anak 9 th 1. Ineffective pathophysiology Laborato Fe - Clinical Ineffective


Anemia tissue ry test metabolis Hematology tissue
(pucat, perfussion of m, HB (Anemia) perfussion r.t
lemas, 2. Activity haemato synthesis inadequate
konjungtiva intolerance logy blood volume
anemis, 3. Imbalace
splenomega nutrition Planning:
li
-Maintain of
adequate tissue
perfussion
Case report session (CRS)
Kegiatan pembelajaran ini merupakan diskusi tentang pasien yang
sudah pernah dilakukan dalam bedside teaching sebelumnya
atau menggunakan kasus-kasus yang spesifik disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran dan merupakan kegiatan ilmiah
berupa laporan kasus.
Yang harus dinilai:
1. Kemampuan untuk memaparkan kasus secara singkat dan
ringkas.
2. Kemampuan untuk mengidentifikasi dan mendiskusikan hal-hal
yang penting berkaitan dengan masalah yang diderita pasien.
3. Kemampuan menghubungkan, memanfaatakan dan
mengintegrasikan ilmu dasar untuk menerangkan secara
menyeluruh mengenai permasalahan pasien.
4. Kemampuan untuk membedakan antara kondisi penyebab dan
akibat dari permasalahan pasien.
5. Kinerja siswa: sistematik penyajian; kemampuan berkomunikasi
dan sikap.
Pelaksanaan
Presentasi kasus dilakukan di ruang diskusi atau ruang
pertemuan di mana mahasiswa secara individual atau
kelompok mempresentasikan kasus-kasus yang dinilai
menarik dan penting dari bedsite teaching. Sama
dengan bedside teaching diharapkan pembimbing
klinik atau preceptor menilai sesuai form yang ada di
mana dalam satu kelompok mahasiswa diberi tugas
salah satu sebagai presenter dan yang lain sebagai
audience atau peserta.
CASE REPORT SESSION
Tanggal : ……………………………. Waktu : ………………………………
Kasus : …………………………………………………………………………

NIRPP/ Nilai Akhir


No Nama Mahasiswa 1 2 3 4 5
NIM (rata-rata no 1-5)

Yang harus dinilai:


1. Kemampuan untuk memaparkan kasus secara singkat dan ringkas.
2. Kemampuan untuk mengidentifikasi dan mendiskusikan hal-hal yang penting berkaitan dengan masalah yang diderita pasien.
3. Kemampuan menghubungkan, memanfaatakan dan mengintegrasikan ilmu dasar untuk menerangkan secara menyeluruh mengenai
permasalahan pasien.
4. Kemampuan untuk membedakan antara kondisi penyebab dan akibat dari permasalahan pasien.
5. Kinerja siswa: sistematik penyajian; kemampuan berkomunikasi dan sikap.

Nilai Akhir
No Nama Mahasiswa NIRPP/ NIM 1 2
(rata-rata no 1-2)2
1
2
3
Yang harus dinilai:
1. Partisipasi (keikut aktifan) dalam diskusi dan kinerja siswa: sikap dan kemampuan berkomunikasi.
2. Kemampuan untuk memaparkan secara verbal pengetahuan mereka pada saat presentasi ( mengidentifikasi dan mendiskusikan
permasalahan yang terkait)
Skala: 55 – 59 60 – 64 65 – 69 70 – 74 > 75
C BC B AB A
Preceptor

Anda mungkin juga menyukai