Manajemen Kasus Dr. Yulisna, SP - KK
Manajemen Kasus Dr. Yulisna, SP - KK
KASUS
Pembimbing: Co-Assistant:
02/19/2021 2
• Riwayat penyakit sekarang Pasien datang ke poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD
Abdul Muluk dengan keluhan lesi kemerahan disertai rasa
perih pada ketiak kanan sejak 1 minggu yang lalu.
• Keluhan utama : lesi kemerahan
Keluhan juga disertai rasa gatal terutama saaat pasien
disertai rasa perih pada ketiak
berkeringat.
kanan sejak 1 minggu yang lalu
Lesi awalnya berupa lepuh, jumlahnya sedikit, kecil-kecil,
berwarna merah, dan terasa gatal sehingga pasien
• Keluhan tambahan : rasa gatal
menggaruknya. Setelah itu, lepuh menjadi lebih banyak,
dan perih terutama saat
tersebar, dan terasa perih pada daerah bekas garukan .
berkeringat
Keluhan bertambah saat pasien berkeringat dan pasien
belum menggunakan apapun untuk mengurangi keluhan.
Riwayat penyakit dahulu : Riwayat pribadi:
Pasien pernah mengalami keluhan serupa Pasien bekerja pada ruangan ber-AC dengan
pada lebih dari 3 bulan yang lalu pada aktivitas fisik ringan-sedang. Pasien bekerja
ketiak sebelah kiri. Pasien berobat pada Sp. dari pukul 08.00-14.00 dan menggunakan
KK dan diberikan bedak daktarin dan obat pakaian sempit, dengan bahan yang kasar dan
minum warna putih kecil 1x1 sehari. Saat tidak menyerap keringat.
itu keluhan membaik.
Status
Generalis Inguinal
Leher
Pembersaran KGB (-),
Pembesaran KGB (-) lesi tidak JVP : dalam batas normal
tampak
Ekstremitas
Abdomen
Datar, tidak tampak perbesaran
CRT<2 s. Edema -/- Nyeri tekan (-)
Fisik
02/19/2021 6
Status Dermatologis
Pada regio axila dekstra terdapat plak kemerahan ukuran plakat difus dengan
skuama halus dikelilingi krusta koleret multiple ukuran milier sirkumskirp diskret-
konfluens dan terdapat lesi satelit berupa vesikel multiple milier korimbiformis
7
DIAGNOSA BANDING
• Impetigo vesikobulosa
• Kandiasis intertrigenosa
• Impetigo krustosa
• Eritasma
DIAGNOSA KERJA
• Impetigo vesikobulosa
dd kandidiasis
intertriginosa
TATA LAKSANA
- Cream racikan:
Impetigo
adalah pioderma
superfisialis
(terbatas pada
epidermis)
Impetigo Impetigo
neonatorum
bulosa
Impetigo krustosa
Gejala klinis
• Sinonim • Tidak disertai gejala umum
impetigo kontangiosa, impetigo • Hanya pada anak
vulgaris, impetigo Tillbury Fox. • Predileksi : di wajah, yakni sekitar
lubang hidung dan mulut
• Etiologi • Kelainan kulit : eritema dan vesikel
yang cepat memecah, sehingga terlihat
Streptococcus B hemolyticus krusta tebal berwarna kuning seperti
madu. Jika dilepaskan tampak erosi di
bawahnya. Sering krusta menyebar ke
perifer dan sembuh dibagian tengah.
Tatalaksana medikamentosa : Konseling dan edukasi :
• Jika krusta banyak, dilepas dengan • menjaga kebersihan kulit dengan
mencuci dengan H2O2 dalam air, lalu mandi memakai sabun 2 kali sehari
diberi salep antibiotic seperti • menjaga kebersihan lingkungan
kloramfenikol 2% dan teramisin 3%.
• mencegah kontak langsung
• Jika lesi banyak dan disertai gejala maupun tidak langsung dengan
konstitusi (demam, dll), berikan penderita
antibiotic sistemik, misalnya penisilin,
kloksasilin, atau sefalosporin.
Kriteria rujukan
Jika terdapat tanda-tanda komplikasi
Glomerulonefritis yang ditandai dengan
tekanan darah tinggi, bengkak pada
wajah atau tubuh, dan air seni
berwarna merah. Gejala timbul 10 hari
setelah impetigo pertama kali
muncul,namun dapat juga timbul 1-5
minggu kemudian.
Parleche (Kelitis
angular atau
kandidal keilosis) Kandidosis Kutis dan
Reaksi Id
selaput lender genital
d. Diaper rash
Lesi berawal dari daerah perineal meluas ke perineum dan lipat inguinal
berupa eritema cerah
4. Kandidiosis kongenital
Lesi khas berupa vesikel atau pustule dengan dasar eritematous pada
wajah, dada yang meluas generalisata.
5. Kandidiosis mukokutan kronik
Sindrom klinis berupa infeksi candida superfisial pada kuku, kulit,
orofaring yang bersifat kronis dan resisten pada pengobatan
6. Reaksi Id(Kandidid)
Reaksi alergi terhadap jamur
Berupa vesikel eritematosa yang bergerombol terdapat pada lateral jari
dan telapak tangan
7. Penunjang diagnosis
1. Pemeriksaan Langsung
Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH
20% atau dengan pewarnaan gram, terlihat sel ragi, blastospora, atau
hifa semu.
2. Pemeriksaan Biakan
Bahan dimasukkan ke agar dektrosa glukosa sabouraud, dapat pula agar
ini dibubuhi antibiotic (kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan
bakteri. Pembenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari suhu 37C,
koloni tumbuh setelah 2-5 hari, berupa koloni mukoid putih.
8. Diagnosis Banding
Kandidiosis kutis lokalisata dengan :
a. Eritrasma : lesi dilipatan, lesi lebih merah, batas tegas, kering, tidak
ada satelit, pemeriksaan dengan lampu wood positif
b. Dermatitis intertriginosa
c. Dermatofitosis (Tinea) dll
Kandidiosis kuku dengan tinea unguium
Kandidiosis vulvovaginitis antara lain dengan :
d. Trikomonas vaginalis
e. Gonore akut
9. Tatalaksana
Pengobatan bergantung pada spesies penyebab, sensitifitas terhadap obat antijamur, lokasi
infeksi, penyakit yang mendasari, dan status imun pasien.
1. Hindari atau hilangkan factor pencetus dan predisposisi
2. Topikal :
a. Selaput lender
- Larutan ungu gentian ½%-1% untuk selaput lender, 1-2% untuk kulit, dioleskan sehari 2x
selama 3 hari.
- Nistatin : krim, suspense (kelainan kulit dan mukokutan)
- Kandidiasis vaginalis : kotrimazol 500 mg prvaginam dosis tunggal, sistemik bila perlu
diberikan ketokonazol 1x200 mg atau itrakonazol 2x200mg dosis tuggal atau flukonazol
150 mg dosis tunggal
b. Kelainan kulit
- Grup azol : Mikonazol 2% (krim/bedak), Klotrimazol 1% (bedak, larutan, krim), Tiokonazol,
bufonazol, isokonazol, Sikloproksolamin 1% (larutan,krim), antimikotik lain spectrum luas
3. Sistemik :
Diberikan untuk berbagai kelainan antara lain kasus refrakter, candida
diseminata, dan kandidosis mukokutan kronik.
Flukonazol adalah lini pertama untuk pasien non-neutropenik, dengan
kandidemia atau kandidiosis invasive (dosis 100-400 mg/hari)
Pilihan lain adalah itrakomazol dengan dosis harian 200mg/hari atau
dosis denyut.
Pemeriksaan dengan pengecatan Gram
Cara kerja:
• jika vesikel/bula atau pustul belum Hasil pemeriksaan :
pecah, dilakukan insisi sedikit pada • staphylococcus : bulat, biru ungu,
atap lesi, selanjutnya cairan diambil bergerombol seperti anggur
dengan scalpel secara halus/pelan • stretococcus : bulat, biru ungu,
• Ulkus / cairan tersebut diambil berderet
dengan lidi kapas lalu oleskan ke • gonococcus : biji kopi
gelas obyek berpasangan, merah (gram
• lakukan pengecatan dengan larutan negatif)
Gram A, B, C dan D
PeMeriksaan KOH (jamur)
untuk mengetahui elemen jamur seperti spora, hifa atau pseudohifa
Sampel : kerokan kulit, rambut (dicabut), kerokan kuku atau apusan dari discar pada
dinding vagina
Cara kerja:
• Letakkan pada objek glas yang sudah
• Persiapkan alat dan bahan.
ditetesi KOH, tutup dengan
Larutkan KOH dalam aquades,
coverslip. Panaskan dengan cara
kemudian tambahkan gliserol dan
melewatkan dengan api 2-3 kali.
tinta parker.
• Apabila spesimen telah tampak
• Tentuka daerah lesi yang akan
jernih periksa dibawah mikroskop.
diambil spesimen (kerokan lesi)
• Bila hasilnya kurang jelas bisa
• Siapkan gelas objek steril.
ditetesi tinta parker sehingga
Teteskan KOH 10%.
memberi warna dasar biru-
• Lakukan pengambilan kerokan
kehitaman, sedangkan jamur tetap
kulit dengan scapel pada daerah
jernih.
lesi kulit
INTERPRETASI