Anda di halaman 1dari 16

Teknik S.W.O.P.

A
(Strength, Weakness, Opportunity, Problem,
Action)
RIKA DEWI MASITHOH
YULI YANTINI
M
HAFIDZ FATTURAHMAN PRAMADIA
MUHAMMAD NU HASAN
E
M
Oleh VILDYA KOMALA ROW
TRIASTUTI ANGGRA DEWI
B
Kelompok 2 ALMIRA LUTFIAH
KASIH RUSTIANI
E
WAHYUNING DWI DRAHA
R
BENEDICTA ORIDESTA WAU
S
DAFTAR ISI . . .

Apa itu Teknik S.W.O.P.A ?


01

Tujuan Penggunaan Teknik


02 S.W.O.P.A ?

Penggunaan Matriks
03 S.W.O.P.A ?

Contoh AplikasiF Teknik


04 S.W.O.P.A ?
Apa itu Teknik S.W.O.P.A ?

Teknik S.W.O.P.A adalah


selah satu teknik yang digunakan
untuk melakukan perancangan
strategi yang bermanfaat
mengevaluasi kekuatan,
kelemahan, peluang, masalah dan
tindakan.
S.W.0.P.A
ACTION
Berisi poin mengenai
PROBLEM tindakan atau langkah
OPPORTUNITY Berisi poin-poin masalah yang dapat dilakukan
yang memungkinkan untuk mengatasi
WEAKNESS Berisi pon-poin tentang dapat menghambat masalah dengan melihat
STRENGTH peluang eksternal sebuah program atau realitas dan tujuan
Berisi point-poin Berisi poin tentang yang dapat diakses kebijakan yang ketercapaian
tentang kekuatan yang kelemahan dari suatu atau mendukung dijalankan
ada pada suatu program yang dapat keberhasilan sebuah
program, hal ini dapat dilihat dari minimnya program
dilihat dari minimnya alternatif kebijakan
dampak yang yang ditawarkan
ditimbulkan, adanya
dukugan terhaap
program, minimnya
beban anggaran yang
digunakan
Tujuan Penggunaan S.W.O.P.A
2. 4.
Mengetahui Mengetahui
berbagai berbagai bentuk
kelemahan yang masalah yang
dapat menghambat mungkin timbul
pelaksanaan dalam pencapaian
program atau tujuan program
kebijakan atau kebijakan

1 3 5.
Untuk lebih mudah Mengetahui segala Menyiapkan
dalam memahami bentuk peluang berbagai bentuk
kekuatan yang ada yang dapat tindakan yang
dalam penggunaan dimanfaatkan dapat dilakukan
program atau dalam menjalankan dalam mencapai
kebijakan program atau tujuan dari program
kebijakan atau kebijakan
Matriks S.W.O.P.A

Kategori Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4

Strength ( Kekuatan )

Weakness (Kelemahan ) )

Opportunity ( Peluang )

Problem ( Permasalahan )

Action (Tindakan )
Contoh Kebjakan Sosial
Analisis S.W.O.P.A terhadap Pengembangan Kebijakan Duplikasi Pariwisata

Aplikatif
Untuk Meningkatkan Ekonomi Masyrakat Rembang

• Kabupaten Rembang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang
terletak di pesisir pantai utara. Lokasinya yang berada di bibir pantai utara memiliki
potensi untuk dilakukan pengembangan daerah wisata pantai untuk mendukung
peninkatan ekonomi masyarakat lokal.
• Pembukaan area wisata bahari di Kabupaten Rembang telah dilaukan dibeberapa titik,
namun yang mencapai kemajuan secara signifikan hanya terjadi pada dua titik yaitu di
wista pantai Karang Jahe dan Kebun Mangrove Rembang.
• Upaya duplikasi kampung wisata bahari di beberapa titik lain juga dilakukan oleh
pemerintah setempat, namun nyatanya masih kurang mendapat respon yang baik dari
wisatawan.
• Kunjungan wisata imasih terfokus pada dua titik lokasi tersebut sehingga titik lain
masih belum dapat beroperasi secara optimal, hal ini menyebabkan beberapa tempat
wisata yang baru dirintis akhirnya mengalami kerusakan sarana akibat tidak ada biaya
operasional untuk melakukan perawatan.
• Berdasarkan permasalahan tersebut, program duplikasi pengembangan pariwisata
untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di Kota Rembang perlu dilakukan analisi
secara mendalam dengan menggunakan teknik analisis S.W.O.P.A untuk mengetahui
bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang, permasalahan dan tindakan yang dapat
memperbaiki program tersebut.
ALTERNATIF PEMBUKAAN LOKASI WISATA

Matriks
KATEGORI
Lokasi A Lokasi B
(Pantai Wates) (Pantai Kaliori)

S.W.O.P.A Strength
(Kekuatan)
1. Wilayah strategis di pesisir pantai
2. Masyarakat mau terlibat dalam pemberdayaan
3. Dukungan dari aparat desa Wates
1. Wilayah strategis di pesisir pantai
2. Sudah ada upaya pembukaan wisata oleh
masyarakat setempat
3. Dukungan dari aparat desa Kaliori

1. Lokasinya jauh dari pusat kota


1. Masyarakat belum begtu sadar akan
Weakness 2. Akses jalan menuju pantai mengalami
pentingnya kebersihan untuk daerah wisata
kerusakan
(Kelemahan) 2. Akses jalan menuju beberapa pantai rusak
3. Sarana Prasarana masih minim
3. Belum ada sarana penunjang seperti toilet
umum

1. Lokasi dekat dengan pantai Karang Jahe yang


1. Adanya dukungan Pemda Rembang dalam
Opportunity sudah lebih dikenal masyarakat sehingga
pengembangan eko wisata
promosinya lebih mudah
(Peluang) 2. Adanya dukungan Pemda Rembang dalam
2. Terdapat ukmk yang dapat dilibatkan dari
masyarakat desa di sekitarnya
pengembangan daerah eko wisata

1. Pemerintah desa stempat belum memiliki


1. Belum ada alokasi dana khusus untuk anggaran pengembangan wisata
Problem optimalisasi pengembangan wisata 2. Pemda Rembang belum dapat mengalokasikan
(Masalah) 2. Minat dari masyarakat Rembang masih minim
untuk berkunjung ke pantai Wates
dana untuk pembangunan
3. Lokasi pantai yang jauh dari pusat kota
sehingga minat masyarakat luar masih minim.

1. Membuka pantai wates untuk pariwisata


2. Warga bergotong royong membangun sarana 1. Ada upaya dari aparat desa Kaliori untuk
Action atau fasilitas pendukung seperti toilet dan kamar mengajukan proposal kepada Pemda Rembang
(Tindakan) mandi
3. Mengajukan pembiayaan pembangunan
2. Telah berhasil membentuk organisasi
kepemudaan untuk mengelola okasi tersebut
kepada pemerintah setempat
Analisis SWOPA SDM Kesejahteraan Sosial di
Bencana.

BENCANA ALAM, diharapkan dapat memberikan masukan bagi Kementerian


Sosial dalam mensikapi berbagai dinamika SDM Kesejahteraan Sosial. Dengan
demikian SDM Kesejahteraan Sosial menjadi asset dan bagian strategis
penyelenggaraan kesejahteraan sosial dalam penanganan kasus kejadian bencana
alam.

Hasil analisis SWOPA (Strengthness, Weakness, Oppoutunities, Problems and


Action) dijabarkan sebagai berikut :
Kekuatan Kelemahan
• Regulasi dan Manajemen SDM Kessos • Banyak SDM pekerja
Dalam Penanggulangan Bencana sosial yang bukan dari
• Sistem dan Pranata Sosial Dalam background pekerja sosial
Penanggulangan Bencana atau sejenisnya.
• Standar dan Kompetensi SDM Kessos • Lemahnya peraturan
Dalam Penanggulangan Bencana tentang profesi pekerja
• Mensinergikan jaringan kerja tim sosial
penanggulangan bencana tingkat pusat
hingga tingkat akar rumput / kelurahan
dan desa
• Sejalan dengan regulasi penanggulangan
bencana yang dikeluarkan pemerintah
pusat
• Peningkatan Standardisasi
penanggulangan bencana Terwujudnya
Kualitas SDM Kessos dalam
penanggulangan bencana
Peluang • Tersedianya regulasi bidang
• Mengedepankan pendekatan ber-basis penanggulangan bencana seperti : UU 24
pemberdayaan sosial berdasar-kan prinsip Tahun 20107 tentang Penggulangan Bencana
pembelajaran, kemandirian dan keberlanjutan. dan UU Nomor 11 tahun 2009 tentang
• Memperkuat peran dan fungsi institusi sosial Kesejahteraan Sosial
dan kelompokkelompok masyarakat serta • Tersedianya regulasi bidang
perseorangan untuk berperan dalam upaya penanggulangan bencana seperti : UU 24
penanggulangan bencana. Tahun 20107 tentang Penggulangan Bencana
• SDM Pekerja Sosial, Tenaga Kessos, Penyuluh dan UU Nomor 11 tahun 2009 tentang
Sosial dan Relawan tersedia banyak Kesejahteraan Sosial
• Kementerian Sosial telah merekruit, membina • Tersedianya regulasi bidang
dan mengembangkan SDM Kesejahteraan penanggulangan bencana seperti : UU 24
Sosial Kapasitas dan kompetensi managerial Tahun 20107 tentang Penggulangan Bencana
aparat dan institusi sosial daerah dalam dan UU Nomor 11 tahun 2009 tentang
penyelenggaraan program penanggulangan Kesejahteraan Sosial.
kemiskinan yang efektif, inovatif, efisien dan • Memperjelas peran dan fungsi Kementerian
akuntabel masih terbatas Sosial dalam upaya pemberdayaan
• Basis data dan potensi daerah cukup tersedia masyarakat dan penanggulangan bencana
• Membutuhkan waktu yang relatif lama • Mewujudkan sistem penanggulangan
• Menjamin mutu upaya penanggulangan bencana yang lebih profesional.
bencana • Daerah mempunyai kewenangan untuk
• Belum lembaga sertifikasi kesejahteraan sosial mengeluarkan berbagai regulasi yang
• Biaya cukup besar diperlukan para pemangku kepentingan di
daerah dalam upaya penanggulangan
bencana.
Masalah
• Dinamika SDK Kesejahteraan Sosial

Aksi
• Kelembagaan sosial (pemerintah, masyarakat dan dunia usaha) untuk
mewujudkan layanan sosial dasar yang adil dan merata bagi masyarakat
secara cepat, tepat, profesional dan akuntabel.
• Proses komunikasi, informasi, edu-kasi, dan advokasi antar pelaku dalam
upaya penanggulangan bencana masih sangat terbatas. Penyusunan
Pedoman Manajemen SDM Kessos Dalam Penanggulangan Bencana
• Pembentukan kelompok kelom-pok masyarakat sebagai modal sosial
berpeluang membuka dan mengembangkan program-program penguatan
modal social dalam penanggulangan bencana.
• Belum ada “grand design” daerah yang bisa menunjukkan arah dan peran
masingmasing lembaga dalam penang-gulangan bencana. Revitalisasi Desa
Ketahanan Sosial Dalam Penanggulangan Bencana
Berdasarkan dasar pemikiran, implikasi kebijakan dan analisia SWOPA
tersebut di atas, alternatif kebijakan yang diusulkan adalah sebagai berikut :

• Alternatif Kebijakan I yaitu ” PENYUSUNAN PEDOMAN MANAJEMEN


SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM
PENANGGULANGAN BENCANA” merupakan Prioritas Pertama
rekomendasi kebijakan yang dapat usulkan berdasarkan hasil analisa
hubungan kelembagaan.
• Alternatif 2 diusulkan sebagai rekomendasi terkait dengan unit operasional
Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial.
• Alternatif 3 diusulkan sebagai rekomendasi terkait dengan unit operasional
Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial.
• Rekomendasi ini berdasarkan analisa SWOPA merupakan prioritas pertama dari
tiga priroitas yang disusulkan dalam rekomendasi kebijakan
• Cakupan rekomendasi ini meliputi;
• (i) perlu disusun dilakukan inventarisasi permasalahan dan potensi
institusiinstitusi sosial dan SDM Kesejahteraan Sosial di daerah sebagai
dokumen dasar penyusunan Pedoman Manajemen SDM Kesejahteraan
Sosial Dalam Penanggulangan Bencana,
• (ii) perlunya dilakukan kajian khusus yang lebih mendalam tentang
kebutuhan, masalah, dan potensi SDM Kesejaheraan Sosial dalam
penanggulangan bencana baik di pusat maupun didaerah,
• (iii) perlu disusun grand desain pendayagunaan SDM Kesejahteraan Sosial
di lingkungan Kementerian Sosial sebagai blue print bagi upaya
penyusunan Pedoman Manajemen SDM Kesejahteraan Sosial Dalam
Penanggulangan Bencana,
• (iv) perlu disusun Peraturan Menteri Sosial tentang Pendayagunaan SDM
Kesejahteraan Sosial Dalam Penanggulangan Bencana, yang mencakup
ketentuan umum dan ketentuan pelaksanaan program yang mengandung 5
komponen program, yaitu; konsep, strategi, sistem komunikasi dan
informasi, supervisi, dan monitoring evaluasi. Kata Kunci: SDM,
Pembangunan Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial, Human Resource,
Human Capital, Asset, Integratif, Strategis.
Jalan-Jalan Ke Bandung Naik Bis
Perginya Seorang Diri
Karena Materi S.W.O.P.A Sudah Habis
Kami Pamit Undur Diri

by Rika Dewi
M

Anda mungkin juga menyukai