ANCAMAN STUNTING
ADNI.AR,SKM,MPH
Kasie.Kesga dan Gizi Masyarakat
SISTEMATIKA
Akibat Stunting
3
TREND STATUS GIZI BALITA DI INDONESIA
(PEMANTAUAN STATUS GIZI 2014-2016)
Hasil
Masih menjadi
MASALAH
GIZI
MASYARAKAT
• 514 kab/kota
2017 • N: 162.922
5
PROSES TERJADINYA GANGGUAN GIZI USIA DINI
6
BUKTI EMPIRIS (1)
Ra¨ikko¨nen melakukan penelitian terhadap hampir tiga ribu (3000) anak tentang
KEMAMPUAN KOGNITIF: HASILNYA menemukan bahwa keterlambatan
pertumbuhan pada masa kanak-kanak berhubungan dengan rendahnya
kemampuan verbal, visuo-spatial dan berhitung saat usia 20 tahun
KENAPA SEMUA ITU BISA TERJADI
• SAYANGNYA TIDAK DAPAT KEMBALI LAGI WALAUPUN LINGKUNGAN GIZINYA SUDAH DIPERBAIKI
8
“CRITICAL WINDOWS”
• Pengaruh lingkungan gizi thd perkembangan janin sangat dipengaruhi oleh WAKTU ATAU KAPAN
KEKURANGAN GIZI tersebut terjadi didalam proses perkembangan janin.
• sehingga pada masa ini janin sangat sensitif terhadap ketersediaan gizi yang sub-optimal, dan
akibatnya akan berdampak jangka Panjang.
• Pada saat janin tidak mendapatkan asupan gizi yang dibutuhkannya maka terjadi mekanisme
trade-off antara satu bagian tubuh dengan bagian tubuh yang lainnya.
• Sehingga organ-organ penting mendapatkan prioritas untuk berkembang secara optimal, misalnya
OTAK
9
Otak Setelah Lahir: Masih Mengalami Perkembangan
Fungsi, menurun rata-rata setelah usia 2-3 tahun
• 0-2 thn: puncak
perkembangan fungsi
melihat, mendengar,
Myelinasi mulai berbahasa, & fungsi
menurun sejak -2 kognitif yg lbh tinggi
bulan sp 5-10 thn
Pembentukan
sistem syaraf
•-3 bln sp 15-18 thn:
sinaptogenesis
•setelah usia >2-3 thn,
fungsi kognitif yg lebih
tinggi ,turun
• Pertumbuhan janin memang dipengaruhi oleh faktor gen, namun tampaknya faktor lingkungan didalam
kandungan jauh lebih besar pengaruhnya
• Diperkirakan 62% variasi berat badan lahir merupakan hasil faktor lingkungan, sedangkan sisanya adalah
pengaruh gen bayi dan gen yang dibawa oleh ibunya dari neneknya
• Bahkan dinyatakan bahwa DAMPAK SALAH GIZI PADA MASA DINI KEHAMILAN tersebut bersifat trans-
generasi (dari nenek ke cucu),
cucu) bukan lagi bersifat antar-generasi (dari ibu ke anak).
Plagemann, A, T. Harder and JW Dudenhausen. The Diabetic Pregnancy, Macrosomia, and Perinatal Nutritional
Programming. In: Barker, DJOP, RL Bergmann, PL Ogra. The Window of Opportunity: Pre-pregnancy to 24 Months of Age .
Nestle Nutrition Workshop Series Pediatric Program, vol. 61. 2008. 11
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL
12
TRIMESTER I
Hiperplasi/ multiplikasi TRIMESTER II Hiperplasi & TRIMESTER III Hipertrofi
sel Hipertrofi (pembesaran sel) (pembesaran sel)
Anemia
• Pertumbuhan janin sangat tergantung dari
ketersediaan zat gizi dan oksigen
19
Komponen Kenaikan Berat Badan Selama Hamil
Janin 3.23
Produk konsepsi Plasenta 0.64
Cairan amnion 1.44
Air 6.0
Cairan plasma 1.2*
Perubahan berat badan ibu terkait kehamilan
Cairan ekstraseluler 2.2*
Cairan intraseluler 2.6
Protein tubuh 1.5
Total 12.5
Keterangan : * langsung terbuang pada saat kelahiran
Sumber : Isabelllae Leitch, Commonwealth Bureau of Animal Nutrition,
Bucksburn, Berdeenshire (2007)
20
Kenaikan BB selama Hamil Berdasarkan
IMT Pra-hamil
IMT pra-hamil Kenaikan BB total Laju Kenaikan BB Pada Trimester II
selama kehamilan (kg) dan Trimester III
(Rentang rerata kg/minggu)
Gizi Kurang/KEK (<18.5) 12.71 - 18.16 0.45
(0.45 – 0.59)
Normal (18.5-24.9) 11.35 - 15.89 0.45
(0.36 – 0.45)
Kelebihan BB (25.0-29.9) 6.81 - 11.35 0.27
(0.23 – 0.32)
Obes (≥ 30.0) 4.99 - 9.08 0.23
(0.18 – 0.27)
21
Mengukur Lingkar Lengan Atas (LiLA)
• Dengan IMT akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan normal, kurus atau gemuk.
Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada
bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.
• Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4
Normal 18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0 24
Untuk usia kehamilan Trimester I
Kebutuhan Energi Sesuai Aktivitas
Kebutuhan Energi sesuai aktivitas
Target BB (kkal/ kg BB)
Santai Sedang Berat
Naik 25 30 35
Tetap 20 25 30
Sumber: Escott-stump S, 6th Ed. Nutrition and Diagnosis-Related Care. 2008
25
26
Usia kehamilan Trimester II dan III :
Kebutuhan Energi Sesuai Aktivitas
Kebutuhan Energi sesuai aktivitas
Target BB (kkal/ kg BB)
Santai Sedang Berat
Naik 25 30 35
Tetap 20 25 30
Sumber: Escott-stump S, 6th Ed. Nutrition and Diagnosis-Related Care. 2008
Contoh :
Seorang Ibu Hamil dengan data sebagai berikut:
1) Identifikasi: Usia 23 thn, Umur kehamilan: 14 mg (Tri - II )
2) Antropometri: LiLA 22 cm. Tinggi badan 142 cm
Status gizi: bumil KEK (IMT < 18,5 kg/m2 dan LILA < 23,5 cm)
Bumil Risti (TB < 145 cm)
27
3) Perhitungan kebutuhan gizi:
BB Ideal pra hamil = (TB cm – 100) - 10 % (TB - 100) = 54 kg
Aktivitas sehari-hari sedang (Ibu RT ), Kehamilan trimester II
Perhitungan Kebutuhan Energi :
Kebutuhan Energi/hari bumil sesuai target BB (naik) dan aktivitas
(sedang)
= (BBI x kebutuhan energi sesuai target BB & aktivitas)
= (54 x 30 kkal) = 1620 kkal
Kebutuhan Energi/hari ibu hamil :
= Kebutuhan energi biasa + tambahan energi trimester II
= 1620 + 500 kkal
= 2120 kkal
28
AKIBAT STUNTING
29
MASALAH STUNTING DI INDONESIA
30
DEFINISI STUNTING
• Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan
gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
• Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal
setelah anak lahir, tetapi stunting baru nampak setelah anak berusia 2 tahun.
• Balita pendek (stunted) dan sangat pendek (severely stunted) adalah balita
dengan panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U) menurut umurnya
dibandingkan dengan standar baku WHO-MGRS (Multicentre Growth Reference
Study) 2006
nilai z-scorenya kurang dari -2SD (stunted) dan kurang dari – 3SD (severely
stunted) (Kepmenkes 1995/MENKES/SK/XII/2010).
STUNTING SULIT DIKENALI 105 cm 125 cm 100 cm
BARU DIKETAHUI SETELAH USIA 2 TAHUN
(DAN ITU SUDAH TERLAMBAT)…PERMANEN
DAMPAK STUNTING
PADA PERKEMBANGAN OTAK
Normal Stunting
8 minggu
8 minggu
pertama
pertama
sejak
sejak
pembuaha
pembuaha
n
n Perkembang
Perkembang
terjadi
terjadi an penting
an penting
sebagian
sebagian
pembentuk
pembentuk organ
organ
an semua
an semua Perkembangan
Perkembangan berlanjut
berlanjut
cikal bakal
cikal bakal penting sebagian
penting sebagian sampai 22
sampai
organ
organ organ berlanjut
organ berlanjut tahun
tahun
sampai akhir
sampai akhir pertama
pertama
tubuh
tubuh kehidupan
kehamilan
kehamilan kehidupan
Stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit,
menurunkan produktifitas dan kemudian menghambat pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan
64 Indonesia
*Asesmen yang dilakukan pada tahun 2012 oleh OECD PISA (Organisation for Economic Co-operation and
Development - Programme for International Student Assessment), suatu organisasi global bergengsi, terhadap
Sumber: diolah dari laporan World Bank Investing in
kompetensi 510.000 pelajar usia 15 tahun dari 65 negara, termasuk Indonesia, dalam bidang membaca,
Early Years brief, 2016
matematika, dan science.
DAMPAK STUNTING BAGI KELUARGA DAN
NEGARA
Penyebab Multi
Dimensi
DAMPAK BAGI
KELUARGA BALITA STUNTING
(TB/U) MENGHAMBA
1.GAGAL TUMBUH – Pendek
(TB/U), Kurus (BB/U) T
2.GAGAL KEMBANG – Pembangunan
Gangguan Kognitif, lambat dan Peluang
menyerap pengetahuan, Menjadi
lemah di matematika;
Riskesdas 2013
NEGARA
Stunting (pendek dan deficit
kognitif) 37,2 (9 Juta) MAJU
3.GANGGUAN PSG 2017 29,6
METABOLISME TUBUH –
Masalah Kesehatan
potensi untuk terkena (di atas ambang batas
penyakti tidak menular 20%)
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) IBU HAMIL
38
PRINSIP PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) :
1. PMT PENYULUHAN : memberikan edukasi kepada
kelompok sasaran untuk menyajikan dan mengkonsumsi
makanan yang beragam berimbang seuai kelompok usia.
2. PMT PEMULIHAN : memberikan asupan gizi yang
sesuai untuk memulihkan kondisi persoalan gizi pada
kelompok sasaran yang mengalami permasalahan
gizi(gizi kurang)
Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil terintegrasi dengan pelayanan Antenatal Care (ANC) 1
Pada kehamilan trimester I diberikan 2 keping per hari hingga ibu hamil tidak lagi berada dalam kategori KEK
sesuai dengan pemeriksaan LiLA 2
Pada kehamilan trimester I I dan III diberikan 3 keping per hari hingga ibu hamil tidak lagi berada dalam
kategori KEK sesuai dengan pemeriksaan LiLA 3
Pemantauan pertambahan berat badan setiap bulan sesuai standar kenaikan berat badan ibu hamil 4
Apabila berat badan sudah sesuai standar kenaikan berat badan selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga
sesuai gizi seimbang 5
PERSENTASE BALITA STUNTING PERKAB/KOTA (PSG) TAHUN 2015-2017
PERSENTASE BALITA WASTING PERKAB/KOTA (PSG)
TAHUN 2015-2017
PERSENTASE BALITA UNDERWEIGHT PERKAB/KOTA TAHUN 2015-2017
PRESENTASE DATA GIZI KABUPATEN MOROWALI
TAHUN 2017-2019
JUMLAH BALITA STUNTING DI KABUPATEN MOROWALI
TAHUN 2019
47
PERSENTASE BALITA GIZI KURANG BB/U (UnderWeight)
MENURUT PSG 2017 Per KAB/KOTA PROV.SUL-TENG
PERSENTASE BALITA STUNTING TB/U
MENURUT PSG 2017 KAB/KOTA PROV.SUL-TENG
PERSENTASE BALITA KURUS BB/TB (Wasting)
MENURUT PSG 2017 Per KAB/KOTA PROV.SUL-TENG
PERSENTASE BALITA GEMUK BB/TB
MENURUT PSG 2017 Per KAB/KOTA PROV.SUL-TENG
IBU HAMIL KEKURANGAN ENERGI KRONIK
(KEK) YANG MENDAPAT PMT
52
PERSENTASE IBU HAMIL DAN REMAJA PUTRI YANG
MENDAPAT TABLET TAMBAH DARAH (TTD) KABUPATEN
MOROWALI
53
PRESENTASE BAYI BARU LAHIR YANG DI IMD DAN
BAYI ASI ESKLUSIF
54
OUTPUT