Anda di halaman 1dari 55

PEMENUHAN GIZI PADA IBU HAMIL DAN

ANCAMAN STUNTING

ADNI.AR,SKM,MPH
Kasie.Kesga dan Gizi Masyarakat
SISTEMATIKA

Masalah Gizi pada Balita dan Ibu Hamil

Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Anthropometri Ibu Hamil

Proses Terjadinya Gangguan Gizi Usia Dini

Akibat Stunting

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Ibu Hamil


MASALAH GIZI PADA BALITA DAN IBU HAMIL

3
TREND STATUS GIZI BALITA DI INDONESIA
(PEMANTAUAN STATUS GIZI 2014-2016)

Hasil

Masih menjadi
MASALAH
GIZI
MASYARAKAT

• 514 kab/kota
2017 • N: 162.922

Ket: merupakan batasan masalah menurut WHO 2010

MENGAPA MASALAH GIZI STILL STAGNAN?


 APAKAH SALAH SASARAN??
 APAKAH PROGRAM TIDAK TEPAT??
TIDAK
EVIDENCE
Sumber: Pemantauan Status Gizi Tahun 2016-2017

5
PROSES TERJADINYA GANGGUAN GIZI USIA DINI

6
BUKTI EMPIRIS (1)
Ra¨ikko¨nen melakukan penelitian terhadap hampir tiga ribu (3000) anak tentang
KEMAMPUAN KOGNITIF: HASILNYA menemukan bahwa keterlambatan
pertumbuhan pada masa kanak-kanak berhubungan dengan rendahnya
kemampuan verbal, visuo-spatial dan berhitung saat usia 20 tahun
KENAPA SEMUA ITU BISA TERJADI

•SUPLAI MAKANAN JANIN,


JANIN sangat tergantung pada suplai makanan dari ibu,
ibu baik
makanan yang dikonsumsi, maupun yang berasal dari simpanan didalam tubuh ibu
•Pada keadaan konsumsi ibu tidak mencukupi kebutuhan janin, maka ibu akan
memobilisasi zat gizi dari simpanan didalam tubuhnya,
tubuhnya dan sistem didalam tubuh
ibu akan melakukan adaptasi untuk memprioritaskan pemenuhan kebutuhan
janinnya.
•BILA IBU tetap tidak bisa memenuhi kebutuhan gizi janin, maka JANIN akan
melakukan adaptasi untuk mengatasi situasi tersebut
7
BUKTI EMPIRIS (2)
• SIFAT JANIN YANG PLASTIS selama periode pertumbuhan dan perkembangannya, memudahkannya menyesuaikan
diri terhadap lingkungannya. Hal ini disebut sebagai developmental plasticity

• Bila lingkungan KEKURANGAN GIZI BERLANGSUNG LAMA,


LAMA maka JANIN akan melakukan penyesuaian melalui
PERUBAHAN STRUKTUR, FUNGSI FISIOLOGIS DAN METABOLISME didalam tubuhnya.

• PERMANEN INILAH BERPENGARUH JANGKA PANJANG MASA KEHIDUPAN SELANJUTNYA:


SELANJUTNYA
• Pertumbuhan linier, yaitu tinggi badan;
badan
• Otak mempengaruhi fungsi kognitif yg kurang optimal;
optimal
• Fungsi organ lainnya sehingga meningkatkan r isiko terjadinya berbagai penyakit khronis atau tidak menular (PTM)
• Ini yang disebut:
disebut FETAL PROGRAMMING HYPOTHESIS yaitu: JANIN PADA MASA PERKEMBANGANNYA
SESUNGGUHNYA TELAH MELAKUKAN PEMROGRAMAN TERHADAP STATUS KESEHATANNYA PADA USIA
SELANJUTNYA.
SELANJUTNYA

• SAYANGNYA TIDAK DAPAT KEMBALI LAGI WALAUPUN LINGKUNGAN GIZINYA SUDAH DIPERBAIKI
8
“CRITICAL WINDOWS”
• Pengaruh lingkungan gizi thd perkembangan janin sangat dipengaruhi oleh WAKTU ATAU KAPAN
KEKURANGAN GIZI tersebut terjadi didalam proses perkembangan janin.

• Setiap organ tubuh mempunyai fase kritis pertumbuhan yang berbeda,


berbeda yang disebut “critical
windows”, yaitu masa didalam perkembangan janin dimana terjadi diferensiasi dan proliferasi sel
paling cepat.

• sehingga pada masa ini janin sangat sensitif terhadap ketersediaan gizi yang sub-optimal, dan
akibatnya akan berdampak jangka Panjang.

• Pada saat janin tidak mendapatkan asupan gizi yang dibutuhkannya maka terjadi mekanisme
trade-off antara satu bagian tubuh dengan bagian tubuh yang lainnya.

• Sehingga organ-organ penting mendapatkan prioritas untuk berkembang secara optimal, misalnya
OTAK
9
Otak Setelah Lahir: Masih Mengalami Perkembangan
Fungsi, menurun rata-rata setelah usia 2-3 tahun
• 0-2 thn: puncak
perkembangan fungsi
melihat, mendengar,
Myelinasi mulai berbahasa, & fungsi
menurun sejak -2 kognitif yg lbh tinggi
bulan sp 5-10 thn

Pembentukan
sistem syaraf
•-3 bln sp 15-18 thn:
sinaptogenesis
•setelah usia >2-3 thn,
fungsi kognitif yg lebih
tinggi ,turun

Thompson, R. A., & Nelson, C. A. (2001). Developmental scienceHPK_KAB


DODDY_1000 and SAMBAS_15 AGUSTUS 2016 10
the media: Early brain development. American Psychologist, 56(1), 5-
Peran Gen
• Kesehatan dan Penyakit merupakan hasil interaksi antara gen,
gen paparan thd faktor risiko lingkungan,
lingkungan
kondisi gizi,
gizi metabolik dan hormonal selama periode kritis pada usia dini. Sebagai contoh:
contoh maternal
overweight, diabetes gestasional, dan pemberian makan berlebihan kepada neonatal akan
meningkatkan risiko terjadinya disposisi epigenetic thd Obesitas, Diabetes, metabolic syndrome dan
penyakit ikutannnya yaitu P’ pembuluh darah jantung, yg didapat saat periode perinatal.

• Pertumbuhan janin memang dipengaruhi oleh faktor gen, namun tampaknya faktor lingkungan didalam
kandungan jauh lebih besar pengaruhnya

• Diperkirakan 62% variasi berat badan lahir merupakan hasil faktor lingkungan, sedangkan sisanya adalah
pengaruh gen bayi dan gen yang dibawa oleh ibunya dari neneknya

• Bahkan dinyatakan bahwa DAMPAK SALAH GIZI PADA MASA DINI KEHAMILAN tersebut bersifat trans-
generasi (dari nenek ke cucu),
cucu) bukan lagi bersifat antar-generasi (dari ibu ke anak).

Plagemann, A, T. Harder and JW Dudenhausen. The Diabetic Pregnancy, Macrosomia, and Perinatal Nutritional
Programming. In: Barker, DJOP, RL Bergmann, PL Ogra. The Window of Opportunity: Pre-pregnancy to 24 Months of Age .
Nestle Nutrition Workshop Series Pediatric Program, vol. 61. 2008. 11
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL

12
TRIMESTER I
Hiperplasi/ multiplikasi TRIMESTER II Hiperplasi & TRIMESTER III Hipertrofi
sel Hipertrofi (pembesaran sel) (pembesaran sel)

Mikronutrien: Besi, asam Mikronutrien: Kalori


folat Besi, asam folat, calcium dan vit D untuk Mikronutrien:
pertumbuhan tulanng; dan makanan
Protein kaya omega 3 fatty acids, yg penting
Besi, asam folat, Vitamin K,
untuk perkembangan otak
penting untuk persalinan dan
menyusui
Protein
Protein
Kalori

Zat Gizi Kebutuhan harian tambahan untuk Bumil


Protein 60 mg
Calcium 1200 mg
Folat (folic acid) 15 mg
Besi 30 mg
Populasi Total
Diagram Konseptual
Hubungan Defisiensi Besi
Defisiensi Besi dan Anemia pada
Populasi Hipotetis.

(Sumber: Ray Yip. Iron


Nutritional Status Defined.
Anemia In: Filer IJ, ed. Dietary Iron:
birth to two years. New York,
Defisiensi
Raven Press, 1989:19-36).
Besi

Anemia
• Pertumbuhan janin sangat tergantung dari
ketersediaan zat gizi dan oksigen

• Pada keadaan dimana keduanya tidak


mencukupi, maka janin menurunkan rate
pertumbuhannya, utamanya pembelahan sel,
baik secara langsung maupun melalui
penurunan konsentrasi hormone, terutama
hormone pertumbuhan dan insulin

• Hal ini sangat penting untuk organ-organ yang


pertumbuhannya terjadi pada saat yang
bersamaan dengan kekurangan gizi dan oksigen
tsb
KEBUTUHAN ZAT GIZI(sesuai AKG 2013)
ENERGI PROTEIN

 Kebutuhan energi meningkat, untuk:  Kebutuhan protein lebih banyak selama


 Pemeliharaan kesehatan ibu kehamilan
 Pertumbuhan janin
 Pembentukan plasenta, pembuluh darah, dan  Protein diperlukan untuk pertumbuhan jaringan
jaringan yang baru pada janin
 Selain itu, tambahan kalori dibutuhkan sebagai
tenaga untuk proses metabolisme jaringan baru,  Ibu hamil KEK membutuhkan tambahan protein:
persiapan persalinan dan menyusui 12-15 gram/hari, diutamakan sumber protein
dari ikan terutama ikan laut
Pada ibu hamil normal diperlukan tambahan energi:
 80 kkal/hari pada Trimester I
 300 kkal/hari pada Trimester II dan III

Ibu hamil KEK memerlukan tambahan energi


sebesar 500 kalori/hari
KEBUTUHAN ZAT GIZI (sesuai AKG 2013)

Vit. B Vit. C Vit. A


Manfaat: Manfaat: Manfaat:
Vit B2, B3 dan B6 Antioksidan,  Meningkatan fungsi
Melindungi jaringan dari penglihatan,
 Proses metabolisme kerusakan  Imunitas
 Membuat DNA dan sel darah Membentuk kolagen  Pertumbuhan dan
merah Menghantarkan sinyal kimia di perkembangan embrio.
 Metabolisme asam amino otak. Kekurangan vitamin A dapat
Membantu penyerapan zat besi mengakibatkan kelahiran
Kebutuhan bumil KEK: dalam tubuh. prematur dan BBLR.
o B2 : 0,3 mg/hari
o B3 : 4 mg/ hari Kebutuhan Vitamin C untuk bumil  Kebutuhan Vitamin A
o B6 : 0,4 mg/hari KEK : 85 mg/hari untuk bumil KEK : 300-350
mcg/hari
KEBUTUHAN ZAT GIZI
FOLAT ZAT BESI KALSIUM
o As Folat merupakan vitamin B  Manfaat: memproduksi  Manfaat:
berperan dalam perkembangan hemoglobin, yang berperan  Menguatkan tulang & gigi.
embrio. membawa oksigen ke jaringan  Membantu pembuluh
o As Folat: tubuh. darah berkontraksi &
 Mencegah neural tube defect  Kebutuhan zat besi ber+ berdilatasi.
(cacat pada otak dan tulang sekitar 2 x lipat pd saat  Mengantarkan sinyal
belakang). kehamilan. saraf, kontraksi otot
 Kekurangan folat ,  Sekresi hormon.
menyebabkan:  Kekurangan zat besi:
 prematur,  Mudah lelah dan rentan  Kebutuhan bumil
 BBLR, dan infeksi. KEK : 1000 mg/hari
 Gangguan pertumbuhan  Risiko prematur & bayi dg
janin BBLR

o Kebutuhan bumil KEK: 600 mcg  Kebutuhan bumil KEK : 27


folat/hari mg/hari
ANTROPOMETRI IBU HAMIL

19
Komponen Kenaikan Berat Badan Selama Hamil

Deskripsi Komponen Berat (kg)

Janin 3.23
Produk konsepsi Plasenta 0.64
Cairan amnion 1.44
Air 6.0
Cairan plasma 1.2*
Perubahan berat badan ibu terkait kehamilan
Cairan ekstraseluler 2.2*
Cairan intraseluler 2.6
Protein tubuh 1.5
Total 12.5
Keterangan : * langsung terbuang pada saat kelahiran
Sumber : Isabelllae Leitch, Commonwealth Bureau of Animal Nutrition,
Bucksburn, Berdeenshire (2007)

20
Kenaikan BB selama Hamil Berdasarkan
IMT Pra-hamil
IMT pra-hamil Kenaikan BB total Laju Kenaikan BB Pada Trimester II
selama kehamilan (kg) dan Trimester III
(Rentang rerata kg/minggu)
Gizi Kurang/KEK (<18.5) 12.71 - 18.16 0.45
(0.45 – 0.59)
Normal (18.5-24.9) 11.35 - 15.89 0.45
(0.36 – 0.45)
Kelebihan BB (25.0-29.9) 6.81 - 11.35 0.27
(0.23 – 0.32)
Obes (≥ 30.0) 4.99 - 9.08 0.23
(0.18 – 0.27)

21
Mengukur Lingkar Lengan Atas (LiLA)

• Sasaran pengukuran LiLA adalah Wanita Usia Subur


(WUS) umur 15-45 tahun dan ibu hamil.
• Alat: pita LiLA sepanjang 36 cm dengan ketelitian 0,1
cm.
• Berdiri dengan tegak tetapi rileks, tidak memegang
apapun serta otot lengan tidak tegang.
• Jika seorang lebih banyak beraktivitas dengan tangan
kanan maka yang diukur lengan kiri, dan sebaliknya.
• Lingkarkan pita LiLA sesuai tanda pulpen di sekeliling lengan
responden sesuai tanda (di pertengahan antara pangkal bahu
dan siku).
• Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA.
• Pita ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau
longgar.
• Baca angka yang ditunjukkan oleh tanda panah pada pita LiLA
(ke arah angka yang lebih besar).
IMT SEBAGAI ALAT PEMANTAU BERAT BADAN

• Dengan IMT akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan normal, kurus atau gemuk.
Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada
bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.
• Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:

Berat Badan (Kg)


IMT = -------------------------------------------------------
Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)

  Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4
Normal   18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0 24
Untuk usia kehamilan Trimester I
Kebutuhan Energi Sesuai Aktivitas
Kebutuhan Energi sesuai aktivitas
Target BB (kkal/ kg BB)
Santai Sedang Berat
Naik 25 30 35
Tetap 20 25 30
Sumber: Escott-stump S, 6th Ed. Nutrition and Diagnosis-Related Care. 2008

25
26
Usia kehamilan Trimester II dan III :
Kebutuhan Energi Sesuai Aktivitas
Kebutuhan Energi sesuai aktivitas
Target BB (kkal/ kg BB)
Santai Sedang Berat
Naik 25 30 35
Tetap 20 25 30
Sumber: Escott-stump S, 6th Ed. Nutrition and Diagnosis-Related Care. 2008

Contoh :
Seorang Ibu Hamil dengan data sebagai berikut:
1) Identifikasi: Usia 23 thn, Umur kehamilan: 14 mg (Tri - II )
2) Antropometri: LiLA 22 cm. Tinggi badan 142 cm
  Status gizi: bumil KEK (IMT < 18,5 kg/m2 dan LILA < 23,5 cm)
Bumil Risti (TB < 145 cm)
27
3) Perhitungan kebutuhan gizi:
BB Ideal pra hamil = (TB cm – 100) - 10 % (TB - 100) = 54 kg
Aktivitas sehari-hari sedang (Ibu RT ), Kehamilan trimester II
 Perhitungan Kebutuhan Energi :
Kebutuhan Energi/hari bumil sesuai target BB (naik) dan aktivitas
(sedang)
= (BBI x kebutuhan energi sesuai target BB & aktivitas)
= (54 x 30 kkal) = 1620 kkal
 
Kebutuhan Energi/hari ibu hamil :
= Kebutuhan energi biasa + tambahan energi trimester II
= 1620 + 500 kkal
= 2120 kkal
28
AKIBAT STUNTING

29
MASALAH STUNTING DI INDONESIA

BALITA STUNTING (TB/U)

Masih menjadi masalah gizi


masyarakat karena di atas
batasan WHO (>20%)

RISKESDAS 2013  37,2


PSG 2017  29,6

30
DEFINISI STUNTING

• Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan
gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
• Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal
setelah anak lahir, tetapi stunting baru nampak setelah anak berusia 2 tahun.
• Balita pendek (stunted) dan sangat pendek (severely stunted) adalah balita
dengan panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U) menurut umurnya
dibandingkan dengan standar baku WHO-MGRS (Multicentre Growth Reference
Study) 2006
nilai z-scorenya kurang dari -2SD (stunted) dan kurang dari – 3SD (severely
stunted) (Kepmenkes 1995/MENKES/SK/XII/2010).
STUNTING SULIT DIKENALI 105 cm 125 cm 100 cm
BARU DIKETAHUI SETELAH USIA 2 TAHUN
(DAN ITU SUDAH TERLAMBAT)…PERMANEN

Usia 2 tahun Usia 4 tahun


2 bulan 4 bulan

7 thn 7 thn 4 thn


Stunting:
•Dilihat berdasarkan Panjang Badan per Umur (PB/U)
atau Tinggi Badan per Umur (TB/U).
•Nilai Z-score <-2,0
32
GANGGUAN GIZI PADA MASA JANIN DAN ANAK USIA DINI

DAMPAK STUNTING
PADA PERKEMBANGAN OTAK
Normal Stunting

Sel Otak Normal Sel Otak Rusak


Dengan Cabang-Cabang Cabang yang
Panjang Terbatas/Terputus
Abnormal, Cabang terlihat
Pendek

Source: Cordero E et al, 1993

Sumber : Modifikasi dari Rajagopalan, S, Nutrition and challenges


in the next decade, Food and Bulletin vol 24 no.3, 2003
Jendela
Kritis
Perkem-
bangan
Janin

8 minggu
8 minggu
pertama
pertama
sejak
sejak
pembuaha
pembuaha
n
n Perkembang
Perkembang
terjadi
terjadi an penting
an penting
sebagian
sebagian
pembentuk
pembentuk organ
organ
an semua
an semua Perkembangan
Perkembangan berlanjut
berlanjut
cikal bakal
cikal bakal penting sebagian
penting sebagian sampai 22
sampai
organ
organ organ berlanjut
organ berlanjut tahun
tahun
sampai akhir
sampai akhir pertama
pertama
tubuh
tubuh kehidupan
kehamilan
kehamilan kehidupan
Stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit,
menurunkan produktifitas dan kemudian menghambat pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan

Pengalaman dan bukti Internasional menunjukkan bahwa stunting….


Sel Otak pada Anak Normal dan Stunted

Menghambat Pertumbuhan Ekonomi dan Produktivitas Pasar kerja

Hilangnya 11% GDP


Mengurangi pendapatan pekerja
dewasa hingga 20%

2 Singapura Tingkat ‘Kecerdasan’ Anak Indonesia


di urutan 64 terendah dari 65 negara*
17 Vietnam Memperburuk kesenjangan/inequality
50 Thailand Mengurangi 10% dari Kemiskinan
total pendapatan seumur hidup antar-generasi
52 Malaysia

64 Indonesia

*Asesmen yang dilakukan pada tahun 2012 oleh OECD PISA (Organisation for Economic Co-operation and
Development - Programme for International Student Assessment), suatu organisasi global bergengsi, terhadap
Sumber: diolah dari laporan World Bank Investing in
kompetensi 510.000 pelajar usia 15 tahun dari 65 negara, termasuk Indonesia, dalam bidang membaca,
Early Years brief, 2016
matematika, dan science.
DAMPAK STUNTING BAGI KELUARGA DAN
NEGARA
Penyebab Multi
Dimensi
DAMPAK BAGI
KELUARGA BALITA STUNTING
(TB/U) MENGHAMBA
1.GAGAL TUMBUH – Pendek
(TB/U), Kurus (BB/U) T
2.GAGAL KEMBANG – Pembangunan
Gangguan Kognitif, lambat dan Peluang
menyerap pengetahuan, Menjadi
lemah di matematika;
Riskesdas 2013 
NEGARA
Stunting (pendek dan deficit
kognitif) 37,2 (9 Juta) MAJU
3.GANGGUAN PSG 2017  29,6
METABOLISME TUBUH –
Masalah Kesehatan
potensi untuk terkena (di atas ambang batas
penyakti tidak menular 20%)
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) IBU HAMIL

38
PRINSIP PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) :
1. PMT PENYULUHAN : memberikan edukasi kepada
kelompok sasaran untuk menyajikan dan mengkonsumsi
makanan yang beragam berimbang seuai kelompok usia.
2. PMT PEMULIHAN : memberikan asupan gizi yang
sesuai untuk memulihkan kondisi persoalan gizi pada
kelompok sasaran yang mengalami permasalahan
gizi(gizi kurang)

Dilakukan oleh TENAGA KESEHATAN dan atau


MASYARAKAT yang berpengetahuan baik tentang gizi 39
SUMBER BAHAN MAKANAN UNTUK PEMBERIAN MAKANAN
TAMBAHAN :
1. MAKANAN LOKAL : bahan makanan yang tersedia di
sekitar kelompok sasaran yang beragam baik sumber
KARBOHIDRAT, PROTEIN, LEMAK, MINERAL dan atau
zat GIZI MIKRO lainnya
2. MAKANAN PABRIKAN : bahan makanan yang
sengaja dibuat untuk sasaran tertentu dengan
mempertimbangkan aspek kebutuhan disamping
keamanan dan penerimaan oleh kelompok sasaran 40
Pemberian Makanan Tambahan Ibu Hamil
Kurang Energi Kronis (KEK)
Ketentuan Pemberian PMT Ibu Hamil

Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil terintegrasi dengan pelayanan Antenatal Care (ANC) 1
Pada kehamilan trimester I diberikan 2 keping per hari hingga ibu hamil tidak lagi berada dalam kategori KEK
sesuai dengan pemeriksaan LiLA 2
Pada kehamilan trimester I I dan III diberikan 3 keping per hari hingga ibu hamil tidak lagi berada dalam
kategori KEK sesuai dengan pemeriksaan LiLA 3
Pemantauan pertambahan berat badan setiap bulan sesuai standar kenaikan berat badan ibu hamil 4
Apabila berat badan sudah sesuai standar kenaikan berat badan selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga
sesuai gizi seimbang 5
PERSENTASE BALITA STUNTING PERKAB/KOTA (PSG) TAHUN 2015-2017
PERSENTASE BALITA WASTING PERKAB/KOTA (PSG)
TAHUN 2015-2017
PERSENTASE BALITA UNDERWEIGHT PERKAB/KOTA TAHUN 2015-2017
PRESENTASE DATA GIZI KABUPATEN MOROWALI
TAHUN 2017-2019
JUMLAH BALITA STUNTING DI KABUPATEN MOROWALI
TAHUN 2019

47
PERSENTASE BALITA GIZI KURANG BB/U (UnderWeight)
MENURUT PSG 2017 Per KAB/KOTA PROV.SUL-TENG
PERSENTASE BALITA STUNTING TB/U
MENURUT PSG 2017 KAB/KOTA PROV.SUL-TENG
PERSENTASE BALITA KURUS BB/TB (Wasting)
MENURUT PSG 2017 Per KAB/KOTA PROV.SUL-TENG
PERSENTASE BALITA GEMUK BB/TB
MENURUT PSG 2017 Per KAB/KOTA PROV.SUL-TENG
IBU HAMIL KEKURANGAN ENERGI KRONIK
(KEK) YANG MENDAPAT PMT

52
PERSENTASE IBU HAMIL DAN REMAJA PUTRI YANG
MENDAPAT TABLET TAMBAH DARAH (TTD) KABUPATEN
MOROWALI

53
PRESENTASE BAYI BARU LAHIR YANG DI IMD DAN
BAYI ASI ESKLUSIF

54
OUTPUT

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PEMBINAAN GIZI:


Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang
mendapat makanan tambahan (%)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai