Alan Adu
Ermelinda Sri Rejeki
Revista Taklal
Yuliana Kolo
Pengertian Leukimia
Leukemia merupakan penyakit akibat terjadinya
proliferasi (pertumbuhan sel imatur) sel leukosit yang
abnormal dan ganas, serta sering disertai adanya
leukosit dengan jumlah yang berlebihan, yang dapat
menyebabkan terjadinya anemia trombositopenia.
(Hidayat, 2006).
Leukimia dibagi menjadi :
1. Leukemia Mielositik Akut (LMA)
2. Leukemia Limfositik Akut (LLA)
3. Leukemia Limfositik Kronis (LLK)
4. Leukemia Mielositik Kronis (LMK)
Epidemiologi
Secara epidemiologi, Leukemia Akut merupakan 30-
40% dari keganasan pada anak, puncak kejadian pada
usia 2-5 tahun, angka kejadian anak di bawah usia 15
tahun rata-rata 4-4,5/100.000 anak pertahun.
Penyakit ini paling banyak di jumpai di antara semua
penyakit keganasan pada anak. Di negara berkembang
83% ALL, 17% AML, ditemukan pada anak kulit
putih dibandingkan kulit hitam . Sembilan puluh tujuh
persen adalah Leukemia Akut (82% LLA dan 18%
LMA) dan 3% LMK.
Etiologi
Terjadinya leukemia banyak hal yang mempengaruhi
diantaranya
1.Faktor Eksogen
2. Faktor Endogen
Tanda dan gejala
Tanda dan gejala awal leukemia dapat termasuk demam, anemia, perdarahan,
kelemahan, nyeri tulang atau sendi dengan atau tanpa pembengkakan. Purpura
merupakan hal yang umum serta hepar dan lienmembesar. Jika terdapat infiltrasi
kedalam susunan saraf pusat dapat ditemukan tanda meningitis. Cairan serebrospinal
mengandung protein yang meningkatkan dan glukosa yang menurun. Tampaknya
juga terdapat beberapa hubungan antara leukemia dan sindrom down (mongolisme) :
1) Pucat
2) Malaise
3) Keletihan(letargi)
4) Perdarahan gusi
5) Mudah memar
6) Nyeri abdomen yang tidak jelas
7). Nyeri tulang pada anak.
Seringkali ditandai pada anak yang sudah dapat berdiri dan berjalan, tiba-tiba tidak
mau melakukannya lagi, anak lebih nyaman untuk digendong.
8) Berat badan turun
10) Muntah, Sakit kepala (pusing)
13). Pembesaran testis dengan konsistensi keras
PATOFISIOLOGI
Leukemia adalah jenis gangguan pada systemhemapoetik yang fatal dan terkait
dengan sumsum tulang dan pembuluh limfe ditandai dengan tidak terkendalinya
proliferasi dari leukosit. Jumlah besar dari sel pertama-tama menggumpal pada
tempat asalnya (granulosit dalam sumsum tulang, limfosit di dalam limfenode)
dan menyebar ke organ hematopoetik dan berlanjut keorgan yang lebih besar
sehingga mengakibatkan hematomegali dan splenomegali. Limfosit
imaturberproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringaperifer serta mengganggu
perkembangan sel normal. Akibatnya, hematopoesisnormal terhambat,
mengakibatkan penurunan jumlah leukosit, eritrosit, dan trobosit. Eritrosit dan
trombosit jumlahnya dapat rendah atau tinggi tetapi selalu terdapat sel imatur.
Proliferasi dari satu jenis sel sering mengganggu produksi normal sel
hematopoetik lainnya dan mengarah ke pembelahan sel yang cepat dan sitopenia
atau penurunan jumlah. Pembelahan dari sel darah putih meningkatkan
kemungkinan terjadinya infeksi karena penurunan imun. Trombositopeni
mengakibatkan perdarahan yang dinyatakan oleh ptekie dan ekimosis atau
perdarahan dalam kulit, epistaksis atau perdarahan hidung, hematoma dalam
membrane mukosa, serta perdarahan saluran cerna dan saluran kemih. Tulang
mungkin sakit dan lunak yang disebabkan oleh infark tulang.
Pemeriksaan penunjang
1. Hitung darah lengkap :
Hemoglobin : dapat kurang dari 10 g/ 100 ml.
Jumlah trombosit : mungkin sangat rendah (kurang dari 50.000/mm ).
Sel Darah Putih : mungkin lebih dari 50.000 /cm dengan peningkatan sel
darah putih imatur (mungkin menyimpang kekiri). Mungkin ada sel blast
leukemia.
2 .Pemeriksaan sel darah tepi :
Biasanya menunjukkan anemia dan trobositopenia, tetapi juga dapat
menunjukkan leucopenia, leukositosis tergantung pada jumlah sel yang beredar.
3. Asam urat serum / urine : mungkin meningkat
4. Biopsi sumsum tulang : Sel darah merah abnormal biasanya lebih dari 50%
atau lebih dari sel darah putih pada sumsum tulang. Sering 60% - 90% dari sel
blast, dengan prekusor eritrosit, sel matur, dan megakariositismenurun.
6. Biopsi nodus limfa : Pemeriksaan ini akan memperlihatkan proliferasi sel
leukemia dan sel yang berasal dari jaringan limfa akan terdesak seperti limfosit
normal dan granulosit.
Tata laksana
1. Kemoterapi
2. Penanganan suportif
3. Transplamtasi stem sel hematopoetik
Konsep Asuhan Keperawatan Leukimia
A. Pengkajian Fokus
1. Demografi
a. Usia : Lebih sering terjadi pada anak yang berusia 2-5 tahun.
Jenis leukemia ( limfositikmyeloid akut ).lebih sering di
temukan pada anak umur 15th.
b. Ras : Lebih banyak terkena pada anak kulit putih
c. Lingkungan : Banyak polutan
d. Jenis kelamin : sering menyerang kaum laki-laki.
B. Data fokus
1. Aktivitas
Gejala : Kelelahan, malaise, kelemahan, ketidakmampuan untuk
melakukan aktivitas biasanya.
Tanda : Kelelahan otot, peningkatan kebutuhan tidur, somnolen.
2. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi
Tanda : Takikardi, membran mukosa pucat, dan tanda perdarahan
serebral.
3. Eliminasi
Gejala : Diare, nyeri tekan perianal, darah merah terang pada tisu,feses
hitam, darah pada urin, penurunan haluaranurin
4 Integritas ego
Gejala : Perasaan tak berdaya / tidak ada harapan.
Tanda : Depresi, menarik diri, ansietas, takut, marah, mudah terangsang,
perubahan alam perasaan.
6. Nutrisi dan cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, anoreksia, muntah, penurunan berat
badan, faringitis disfagia.
Tanda : Distensi abdominal, penurunan bunyi usus, splenomegali,
hepatomegali, ikterik, hipertrofi gusi (infiltrasi gusi mengindikasikan
leukemia monositik.
7. Neuro sensori
Gejala : Penurunan koordinasi, perubahan alam perasaan, kacau, kurang
konsentrasi, kebas, kesemutan.
Tanda : Otot mudah terangsang, aktivitas kejang.
8. Nyeri atau kenyamanaan
Gejala : Nyeri abdomen, sakit kepala, nyeri tulang atau sendi, nyeri
tekan eksternal, kram otot.
Tanda : Perilaku berhati-hati / distraksi, gelisah, focus pada diri sendiri.
9. Pernafasaan
Gejala : Nafas pendek dengan kerja minimal
Tanda : Dispnue, takhipnea, batuk, ronkhi.
10 Keamanan
Gejala : Riwayat saat ini / dahulu, jatuh, gangguan penglihatan,
perdarahan spontan tak terkontrol dengan trauma minimal.
Tanda : Demam, infeksi, kemerahan, purpura, perdarahan gusi
epistaksis, pembesaran nodullimfe (sehubungan dengan invasi jaringan).
Diagnosa keperawatan
Nyeri Kronik berhubungan dengan Agen Infiltrasi tumor
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
faktor biologi
Resiko Infeksi berhubungan dengan Pertahanan Sekunder
Inadekuat (penurunan Hb).
Resiko Kurang Volume Cairan berhubungan dengan
Kehilangan Berlebihan (muntah, perdarahan, diare),
penurunan pemasukan cairan (mual, anoreksia).
INTERVENSI
Pengertian Limfoma
Limfoma maligna (kanker kelenjar getah bening)
merupakan bentuk keganasan dari sistem limfatik yaitu
sel-sel limforetikular seperti sel B, sel T dan histiosis
sehingga muncul istilah limfoma maligna (maligna =
ganas).
Etiologi LM
Untuk mendeteksi limfoma harus dilakukan biopsi dari kelenjar getah bening yang terkena dan
juga untuk menemukan adanya sel Reed-Sternberg. Untuk mendeteksi Limfoma memerlukan
pemeriksaan seperti sinar-X, CT scan, PET scan, biopsi sumsum tulang dan pemeriksaan
darah. Biopsi atau penentuan stadium adalah cara mendapatkan contoh jaringan untuk
membantu dokter mendiagnosis Limfoma. Ada beberapa jenis biopsy untuk mendeteksi
limfoma maligna yaitu :
1. Biopsi kelenjar getah bening, jaringan diambil dari kelenjar getah bening yang
membesar.
2. Biopsi aspirasi jarum-halus, jaringan diambil dari kelenjar getah bening dengan
jarum suntik. Ini kadang-kadang dilakukan untuk memantau respon terhadap
pengobatan.
3. Biopsi sumsum tulang di mana sumsum tulang diambil dari tulang panggul untuk
melihat apakah Limfoma telah melibatkan sumsum tulang.
konsep Askep Limfoma
1. Pengkajian
a. Pengkajian identitas klien
1. Pasien (diisi lengkap) : nama, jenis kelamin, umur,
status perkawinan, agama, pekerjaan, alamat, tanggal
masuk rumah sakit.
2. Penanggung jawab ( diisi lengkap): (nama, jenis
kelamin, umur, status perkawinan, agama, pekerjaan,
alamat)
b. Pengkajian riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh sering mengalami kelelahan dan kecemasan, mengeluh nyeri
telan, klien kehilangan nafsu makan, suhu badan klien tinggi (demam),
kesulitan saat bernafas , penurunan berat badan, keringat di malam hari yang
terlalu banyak, nyeri telan pada daerah lymphoma.
Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat hypertensi dan diabetes mellitus perlu dikaji dan riwayat pernah
masuk rumah sakit dan penyakit yg pernah di derita oleh pasien, pernah
mengalami diare, klien memiliki riwayat infeksi ( abnormalitas imunitas
selluler pencetus untuk infeksi virus herpes sistemik, TB, toksoplasmosis atau
infeksi bacterial)
Riwayat kesehatan kelurga
Terdapat riwayat pada keluarga dengan penyakit vaskuler : HT, penyakit
metabolic : DM atau penyakit lain yang pernah di derita oleh keluarga pasien.
c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada daerah leher, ketiak dan
pangkal paha
Pada lymphoma secara fisik dapat timbul benjolan
yang kenyal tidak terasa nyeri, mudah di gerakan
( pada leher, ketiak, atau pangkal paha)
Inspeksi, tampak warna kencing campur darah,
pembesaran suprapubic bila tumor sudah besar
Palpasi, teraba tumor suprapubic, pemeriksaan
bimanual teraba tumor pada dasar buli-buli dengan
bantuan general anestesi baik waktu VT atau RT.
Diagnosa
Nyeri b.d agen cedera biologi
Hyperthermia b.d tidak efektifnya termoregulasi
sekunder terhadap inflamasi
Ketidakseimbangan nutrisi ; kurang dari kebutuhan
tubuh b.d mual, muntah
Kurang pengetahuan b.d kurang terpajan informasi
Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif b.d
pembesaran nodus medinal / edema jalan nafas.
Intertvensi
EVIDENCE BASED PRACTICE NURSING