Anda di halaman 1dari 15

Pembimbing : Dr.

Nunki Febriastuti,
INKONTINEN Sp.OG

SIA ALVI Disusun Oleh :


Wynda Muljono
Nama : Ny. N
Usia : 70 tahun
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
IDENTITAS Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa
Alamat : Tanjung Priok
KU :
Perempuan 70 tahun BAB tidak terkendali sejak 1 bulan SMRS

RPS :
Perempuan usia 70 tahun datang diantar oleh anak perempuannya
ke RS karena buang air besar (BAB) tidak terkendali sejak 1 bulan
SMRS. Pasien tidak sadar bila BAB, dan sering BAB di tempat tidur
sejak satu minggu terakhir. Frekunensi BAB 1x hari, konsistensi
lunak, tidak terdapat darah. Sebelumnya pasien sulit BAB, namun
saat ingin BAB pasien bisa ke toilet sendiri. Pasien tidak merasa nyeri
saat BAB. BAK tidak terdapat keluhan. Dalam melakukan aktifitas
sehari-hari perlu dibantu orang lain. Pasien belum mengonsumsi
obat. Pasien jarang mengonsumsi buah dan sayur. Nafsu makan
menurun sejak 1 bulan dan terdapat penurunan BB.
RPD :
DM (-), stroke (-), hipertensi (-), penyakit ginjal (-), penyakit
pencernaan (-), trauma (-), demensia (-)

Riwayat Kehamilan :
G1P1 saat usia 30 tahun, lahir pervaginam
Sudah tidak haid sejak 15 tahun yang lalu

RPK :
DM (-), HT (-), penyakit jantung, ginjal, pencernaan (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : TSS Abdomen :
Kesadaran : CM - I : massa (-), lesi (-)
Tekanan Darah : 110/70mmHg - P : nyeri tekan (-)
Nadi : 80 x/m
- P : timpani
Napas : 20 x/m
- A : bising usus dbn
Suhu : 36,5 Co

Ginekologi :
Kepala : dalam batas normal
Leher : dalam batas normal - Inspeksi : dbn

Thorax : paru dan jantung dbn - Inspekulo : tidak dilakukan


Ekstremitas : edema (-), nyeri (-) - RT : feses (+), cokelat, konsistensi
lunak, darah (-), lendir (-)
RESUME
Perempuan 70 tahun dengan keluhan BAB tidak dapat
terkendali, pasien sudah 1 minggu sering buang air di
tempat tidur. Sebelumnya pasien sulit BAB, namun bisa ke
toilet bila ingin BAB. Tidak memiliki riwayat penyakit
dahulu. Hasil pemeriksaan rectal touche didapatkan adanya
feses konsistensi lunak, warna cokelat, tidak ada darah dan
tidak ada lendir. Dari anamnesis dan PF, pasien didiagnosis
dengan inkontinensia alvi akibat konstipasi.
DEFEKA
SI
INKONTINENSIA ALVI
Keadaan dimana terdapat perubahan kebiasaan defekasi
yang normal yang dikarakteristikkan dengan pasase feses
yang tidak disadari
Lebih jarang didibandingkan inkontinensia urin
Defekasi  proses fisiologik yang melibatkan koordinasi
sistem saraf, respon refleks, kontraksi otot polos, kesadaran
cukup serta kemampuan mencapai tempat buang air besar
Perubahan-perubahan akibat proses menua dapat
mencetuskan terjadinya inkontinensia, tetapi inkontinensia
alvi bukan merupakan sesuatu yang normal pada lanjut usia
 Feses yang cair atau belum berbentuk
MANIFEST  Feses keluar yang sudah berbentuk
ASI Sekali atau dua kali sehari dipakaian
KLINIK atau tempat tidur
 Konstipasi
ETIOLOG  Simtomatik
I  Neurologik
 Hilang refleks anal
PATOFISIOLOGI
1. Beberapa lansia mengalami ketidaknyamanan akibat motilitas
gastrointestinal yang melambat.
2. Peristaltik di esophagus kurang efisien pada lansia.
3. Sfingter gastroesofagus gagal berelaksasi, mengakibatkan
pengosongan esophagus terlambat perasaan penuh, nyeri ulu
hati, dan gangguan pencernaan.
4. Motalitas gaster juga menurun, akibatnya terjadi keterlambatan
pengosongan isi lambung.
5. Absorsi nutrient di usus halus nampaknya juga berkurang dengan
bertambahnya usia namun masih tetap adekuat.
6. Impaksi feses secara akut dan hilangnya kontraksi otot polos pada
sfingter mengakibatkan inkontinensia alvi.
o Kolonoskopi
PEMERIKS
AAN o Foto dengan barium enema
PENUNJAN o Pemeriksaan glukosa (GDS, GDP, HbA1C)
G o CT Scan
TATALAKSANA
NUTRISI
SUPORTIF
Pemberian Loperamid dosis kecil (2x2mg) yang akan memperlambat
transit di kolon dan menambah tekanan di saluran anal
Jika tidak memiliki riwayat pembedahan anorectal, dapat diterapi
dengan Routine Bathroom Time 30 – 40 menit setiap sesudah makan
(melatih reflex gastrocholic)
Apabila tidak teratasi dengan terapi diatas maka dapat dilanjutkan
terapi pembedahan kolostomi
PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad functionam : bonam
Ad sanationam : bonam

KOMPLIKASI
PSIKOSOSIAL
Click icon to add picture

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai