Anda di halaman 1dari 163

KEBIJAKAN JABATAN FUNGSIONAL

KESEHATAN

Disampaikan oleh :
drg. Ni Ketut Widyaningsih, MKM

Kepala Sub Bidang Pengembangan Jabatan Fungsional


Kesehatan I

Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan


Badan PPSDM Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI
1 PENDAHULUAN

SISTEMATIKA 2 FORMASI

PENYAJIAN 3 INPASSING

4 UJI KOMPETENSI JABFUNGKES

2
Kompetensi dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN

Pasal 68 ayat (1) dan (2)


• PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu pada Instansi Pemerintah.
• Pengangkatan PNS dalam jabatan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan
berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang dibutuhkan
oleh jabatan dengan kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang dimiliki oleh pegawai.

Pasal 69 ayat (1)


• Pengembangan karier PNS dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan
kebutuhan Instansi Pemerintah

Pasal 72 ayat (1)


• Promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi, kualifikasi, dan
persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan, penilaian atas prestasi kerja, kepemimpinan, kerja sama,
kreativitas, dan pertimbangan dari tim penilai kinerja PNS pada Instansi Pemerintah, tanpa
membedakan jender, suku, agama, ras, dan golongan
Mengapa UU 5 Tahun 2014

Jabfung Jabatan JA
Penting? Fungsional
Kesehatan JFT

30
JFK
Jabatan
ASN

PNS & PPPK


JPT
Karena...... Memiliki Masa Pengabdian
relatif lebih lama
Jenjang madya s/d berusia
60 tahun Jenjang utama s/d
berusia 65 tahun
15
Memiliki Kelas
Jabatan yang relatif
5 baik dari Kelas 5 s/d
Kelas 15

Dapat diangkat menjadi Pejabat


Aministrasi bahkan menjadi Pejabat
Pimpinan Tinggi (untuk jabfung
jenjang madya dan jenjang utama)
Regulasi Jabfung Kesehatan
NO NAMA JAFUNG PERMENPAN SKB PERMENKES SYARAT PENDIDIKAN
(JUKLAK) (JUKNIS)
Saat ini revisi

1 ADMINKES 42/2000 251/2001 19/2002 S1 KES -


2 APOTEKER 07/2008 1113/2008 377/2009 APOTEKER -
Sebagian besar 3 ASST.APOTEKER 08/2008 1114/2008 376/2009 D-III FAR -
sudah tidak update
dan perlu 4 BIDAN 01/2008 1110/2008 551/2009 D-I/D-III/S1 DIII/S1
disesuaikan dengan 5 DOKTER 139/2003 1738/2003 - DOKTER -
Peraturan
Perundang- 6 DOKTER GIGI 141/2003 1740/2003 - DRG -
Undangan yang
7 DOKDIKNIS 17/2008 1201/2009 - DR.SPES -
terbaru dan
perkembangan IPTEK 8 ENTOMOLOG 18/2000 396/2001 1201/2004 D-I/D-III/S1 DIII/S1
9 EPIDEMIOLOG 17/2000 395/2001 1200/2004 D-I/-/D-IV/S1 D-IV/S1
10 FISIKAWAN MED 12/2008 1111/2008 262/2009 S1 FISMED -
11 FISIOTERAPIS 04/2004 209/2004 640/2005 D-III FIS -
12 NUTRISIONIS 23/2001 894/2001 1306/2001 D-III/S1 GIZI -
13 OKUPASI TERAPI 123/2005 101/2006 991/2006 D-III OKUP -
14 ORTOTIS PROSTETIK 122/2005 100//2006 993/2006 D-III -
9
Regulasi Jabfung Kesehatan
SYARAT PENDIDIKAN
SKB PERMENKE
NO NAMA JAFUNG PERMENPAN
(JUKLAK) S (JUKNIS) Saat ini revisi

15 PKM 58/2000 1811/2000 66/2001 D-III/S-1 -


16 PEREKAM MEDIS 30/2013 48/22/2014 47/2015 D-III/S-1 -
17 PERAWAT 25/2014 5/6/2015 - D-III/Ners DIII/Ners
18 PERAWAT GIGI 23/2014 4/5/2015 - D-III/DIV DIII/DIV
Sebagian besar
sudah tidak update 19 PRANATA LABKES 08/2006 611/2006 413/2007 SLA-S1 DIII/S1
dan perlu 20 PSIKOLOG KLINS 11/2008 1112/2008 613/2010 S1 -
disesuaikan dengan
21 RADIOGRAFER 29/2013 47/21/2014 52/2015 D-III/S1 -
Peraturan
Perundang- 22 REFRAKSIONIS 47/2005 1368/2005 994/2006 D-III -
Undangan yang REFRAK
terbaru dan 23 SANITARIAN 10/2006 18/2001 153/2006 D1-S1 DIII
perkembangan IPTEK 24 TEKNISI ELEKT 28/2013 46/23/2014 51/2015 D-III/S1 -
25 TEKNISI GIGI 06/2007 1148/2007 365/2008 D-III TG -
26 TEKNISI TRANFSI 05/2007 1147/2007 364/2008 D-1 TD DIII
27 TERAPIS WICARA 48/2005 1367/2005 992/2006 D-III TW -
28 PEMBIMBING KESJA 13/2013 (47/2013) 50/18 -2013 62/2014 D-IV-S1 -
29 ASISTEN PENATA ANESTESI 10/2017 3/2018 - DIII -
30 PENATA ANESTESI 11/2017 3/2018 - D-IV/S1 -

1010
INSTANSI PEMBINA JABFUNG DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
(PMK No.60 THN 2016) 1. Menyusun naskah
akademik dan matriks
butir kegiatan;
1. Menyusun & melaksanakan 2. Mensosialisasikan
kebijakan teknis jabfungkes; jabfungkes;
2. Memonev pengembangan Puskat 3. Melakukan pembinaan;
jabfungkes;
3. Mengoordinasikan hasil
Mutu 4. memfasilitasi ukom;
5. Memutakhirkan data
binwas jabfungkes; jabfungkes;
6. Memonev Jabatan
Fungsional yang menjadi
binaannya;
Unit Unit
1. Merencanakan kebutuhan pelatihan dan
pengembangan program pelatihan Pelatih Kemenkes pembi
2.
Jabfungkes;
Mengkoordinasikan program pelatihan -an na
jabfungkes; 1. Usul formasi CASN;
3. Menyusun kurikulum dan modul 2. Usul & Tetapkan ASN dalam
pelatihan jabfungkes; Jabfungkes;
4. Melakukan akreditasi& sertifikasi
pelatihan jabfungkes; 3. Susun usul mutasi
5. Monitoring pelatihan jabfungkes; Unit Jabfungkes;
6. Evaluasi pelaksanaan pelatihan dan
pasca pelatihan yang diselenggarakan
kepega 4. Susun usulan jenis dan
oleh BBPK, BPK dan unit Eselon I wai-an jumlah kebutuhan
jabfungkes
5. Sharing data.
Unit Pembina Jabatan Fungsional Kesehatan
No Unit Pembina No Jabatan Fungsional
1 Pusat Analisis Determinan Kesehatan, Sekretariat Jenderal 1 Administrator Kesehatan

2 Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat 2 Apoteker


Kesehatan 3 Asisten Apoteker
3 Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan, Ditjen Yankes 4 Dokter
5 Dokter Gigi
6 Dokter Pendidik Klinis
7 Fisioterapis
8 Okupasi Terapis
9 Ortotis Prostetis
10 Perawat
11 Perawat Gigi
12 Perekam Medis
13 Teknisi Gigi
14 Refraksionis Optisien
15 Terapis Wicara
16 Penata Anestesi
17 Asisten penata Anestesi
4 Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer, Ditjen Yankes 18 Bidan
19 Teknisi Transfusi Darah
5 Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Ditjen Yankes 20 Fisikawan Medis
21 Pranata Labkes
22 Radiografer
23 Teknisi Elektromedis
Unit Pembina Jabatan Fungsional Kesehatan
No Unit Pembina No Jabatan Fungsional

Direktorat Pencegahan & Pengendalian Penyakit Tular Vektor & Zoonotik,


6 24 Entomolog Kesehatan
Ditjen P2P

Direktorat Pencegahan & Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa & NAPZA,


7 25 Psikolog Klinis
Ditjen P2P

8 Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, Ditjen P2P 26 Epidemiolog Kesehatan

9 Direktorat Kesehatan Lingkungan, Ditjen Kesmas 27 Sanitarian

10 Direktorat Gizi Masyarakat, Ditjen Kesmas 28 Nutrisionis

11 Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, Ditjen Kesmas 29 Pembimbing Kesehatan Kerja

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Ditjen


12 30 Penyuluh Kesehatan Masyarakat
Kesmas
JUMLAH PEJABAT FUNGSIONAL
KESEHATAN DI INDONESIA

1 Dokter Pendidik Klinis 2.077 15 Dokter Gigi 6.961


2 Asisten Apoteker 12.262 16 Sanitarian 11.413
3 Nutrisionis 11.489 17 Pranata Laboratorium Kesehatan 13.167
4 Perawat 161.212 18 Entomolog Kesehatan 130
5 Okupasi Terapis 132 19 Perekam Medis 3.338
6 Fisikawan Medis 86 20 Fisioterapis 2.423
7 Perawat Gigi 10.439 21 Dokter 24.131
8 Penyuluh Kesehatan Masyarakat 4.503 22 Bidan 78.872
9 Refraksionis Optisien 392 23 Epidemiolog Kesehatan 1.774
10 Administrator Kesehatan 1.688 24 Terapis Wicara 94
11 Radiografer 2.933 25 Ortosis Prostetis 32
12 Apoteker 4.199 26 Teknisi Transfusi Darah 146
13 Teknisi elektromedis 1.391 27 Teknisi Gigi 112
14 Psikolog Klinis 160 28 Pembimbing Kesehatan Kerja 214
29 Penata Anestesi 0
TOTAL : 355.770 (per 4 April 2019)
30 Asisten Penata Anestesi 0
Tugas Instansi Pembina
(Pasal 99 PP 11 tahun 2017)
1 Menyusun pedoman formasi JF 10 Menganalisis kebutuhan pelatihan fungsional di
bidang tugas JF;
2 Menyusun Standar Kompetensi JF 11 Melakukan sosialisasi petunjuk pelaksanaan dan
petunjuk teknis JF
3 Menyusun juklak dan juknis 12 Mengembangkan sistem informasi JF

4 Menyusun standar kualitas hasil kerja dan 13 Memfasilitasi pelaksanaan tugas pokok
pedoman penilaian KHK

5 Menyusun pedoman penulisan karya tulis/karya 14 Memfasilitasi pembentukan organisasi profesi


ilmiah yg inovatif

6 Menyusun kurikulum pelatihan 15 Memfasilitasi penyusunan & penetapan kode etik


profesi & kode perilaku

7 Menyelenggarakan pelatihan 16 Melakukan akreditasi pelatihan fungsional

8 Membina penyelenggaraan pelatihan fungsional 17 Melakukan panev penerapan JF di seluruh Instansi


pada lembaga pelatihan Pemerintah Pengguna; dan

9 Menyelenggarakan uji kompetensi 18 Melakukan koordinasi dengan instansi pengguna


jabfung
Bagan Pengelolaan Jabatan Fungsional Kesehatan Panev
Pengembangan
Perencanaan Pengangkatan Puncak Karir Mutasi /
Pengembangan Promosi/
Promosi/
Kompetensi Kenaikan
KenaikanJenjang/
Jenjang/
Perpindahan
PerpindahanJabatan/
Jabatan/
Pengembangan
2 Penugasan Khusus
Kompetensi
Pendidikan (Tubel) dan /
Inpassing/ Pelatihan (bimtek, e-
Promosi/ Pengembangan Karir
Ukom learning, pelatihan jarak
Perpindahan jauh, magang)
Jabatan Uji
Kompetensi Kualifikasi
PNS (JFU/JFT/JA) Bekerja PAK  SKP
Penilaian
Satker Formasi Kinerja
Formasi
1

Latsar Pengangkatan
Ukom Pertama
CPNS Tunjangan
Berhenti Alih
Satker Formasi
Sistem Informasi
PERENCANAAN
UU 5 Tahun 2014
PENGANGKATAN
MEKANISME PENGANGKATAN
FORMASI
Bertugas sebelum dan masih Bertugas setelah terbit Sebelumnya
bertugas pada saat terbit Permenpan Permenpan dan sesuai formasi Struktural/Jabfung
CPNS lain

Pengangkaan Alih Promosi


Inpassing Insert Your Image
Pertama Jabatan

PAK

Kenaikan Jabfung Min. 1


SK tahun dalam Jabatan
Jabfung
PELANTIKAN DAN
PENGAMBILAN
SUMPAH JABATAN
Min. 2 tahun dalam Pangkat SK
terakhir Kenaikan
Pangkat
Pengembangan Karir
Jabatan Fungsional
Kesehatan
KEWAJIBAN
PEJABAT FUNGSIONAL KESEHATAN

Melaksanakan
KEWAJIBAN
Mencatat dan
tugas pokok menginventarisir

KEWAJIBAN PEJABAT
FUNGSIONAL
Mengumpulkan bukti fisik hasil
pelaksanaan kegiatan MENGIKUTI
pelayanan/pekerjaan sehari-hari KETENTUAN
sebagai dasar untuk LAINNYA !
pengumpulan angka kredit

Tugas lain yang


diperintahkan oleh
atasan
PENGEMBANGAN KARIER
JABATAN FUNGSIONAL
Kualifikasi < D III atau > D IV/S1
(rekrutmen,tubel atau ibel)

Pengembangan
Kompetensi dan

Uji Kompetensi Formasi


Pemenuhan
Angka Kredit
SKP
PP 30 Tahun 2019 tentang Pinilaian Kinerja
Pegawai Negeri Sipil

Pasal 11 ayat
Pasal 20 & 21 Pasal 19
Penyusunan SKP Jabatan Fungional
1dan 2
Pasal 35
PENGEMBANGAN
Kompetensi
Kompetensi ASN yang dibutuhkan (UU No. 5/2014 & UU
23/2014)
1. Kompetensi 2. Kompetensi Teknis,
manajerial, diukur dari tingkat dan
diukur dari spesialisasi pendidikan,
tingkat pelatihan teknis fungsional,
pendidikan, dan pengalaman bekerja
pelatihan secara teknis.
Sosio-
Manajerial
Teknis
struktural Pemerintahan
atau Kultural 3. Kompetensi Sosial Kultural,
manajemen, diukur dari pengalaman
dan kerja berkaitan dengan
pengalaman masyarakat majemuk dalam
kepemimpina hal agama, suku, dan budaya
sehingga memiliki wawasan
n.
kebangsaan.
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
1.Diklat 2.Seminar

4.Penataran
3.Kursus 5.Praktik
Kerja 6.Pertukaran PNS
dan Swasta

INSTANSI PEMERINTAH WAJIB MENYUSUN RENCANA PENGEMBANGAN KOMPETENSI


& TERTUANG DALAM RENCANA KERJA ANGGARAN TAHUNAN INSTANSI
LEVEL KOMPETENSI
REQUIRED COMPETENCY LEVEL (RCL)

LEVEL 1

• Awareness/Being Develop (Paham/Dalam Pengembangan)

LEVEL 2

• Basic (Dasar)

LEVEL 3

• Intermediate (Menengah)

LEVEL
4
• Advance (Mumpuni)

LEVEL 5

• Expert (Ahli)
29
Level 1
Awareness/being developed
Paham/Dalam Pengembangan ,
Kriteria:
1. mengindikasikan kemampuan melaksanakan tugas/ pekerjaan teknis
sederhana dengan proses dan aturan yang jelas, memerlukan pengawasan
langsung/bantuan dari orang lain.
2. mengindikasikan penguasan pengetahuan dan keterampilan yang tidak
memerlukan pelatihan khusus.
3. mengindikasikan memiliki pemahaman dasar tentang prinsip-prinsip teori
dan praktek, namun masih memerlukan pengawasan langsung dan/atau
bantuan pihak lain.
4. mengindikasikan kemampuan bertanggungjawab atas pekerjaan sendiri.

30
Level 2
Basic / Dasar
kriteria :
1. mengindikasikan kemampuan melakukan kegiatan/ tugas teknis dengan
alat, prosedur dan metode kerja yang sudah baku.
2. mengindikasikan pemahaman tentang prinsip-prinsip teori dan praktek,
dalam pelaksanaan tugas tanpa bantuan dan/atau pengawasan
langsung.
3. mengindikasikan penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang
memerlukan pelatihan tingkat dasar.
4. mengindikasikan kemampuan untuk bertanggungjawab atas pekerjaan
sendiri dan dapat diberi tangungjawab membantu pekerjaan orang lain
untuk tugas teknis yang sederhana.

31
Level 3
Intermediate/Menengah
kriteria:
1. mengindikasikan kemampuan melakukan tugas teknis yang lebih spesifik
dengan menganalisis informasi secara terbatas dan pilihan metode untuk
menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam tugasnya.
2. mengindikasikan pemahaman tentang prinsip-prinsip teori dan praktek tanpa
bantuan dan/atau pengawasan langsung, dengan kecepatan yang tepat
penyelesaian pekerjaan yang lebih cepat.
3. mengindikasikan kepercayaan diri dan kemampuan dan menunjukkan
kelancaran dan ketangkasan dalam praktek pelaksanaan pekerjaan teknis.
4. mengindikasikan penguasan pengetahuan dan keterampilan yang memerlukan
pelatihan tingkat menengah.
5. mengindikasikan kemampuan bertanggungjawab atas pekerjaan sendiri dan
dapat diberi tangungjawab atas pekerjaan kelompok/tim.

32
Level 4
Advance/Mumpuni
kriteria:
1. mengindikasikan kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan/iptek,
konsep/teori dan praktek mampu mendapat pengakuan ditingkat instansi.
2. mengindikasikan kemampuan menghasilkan perbaikan dan pembaharuan
teknis, metode kerja.
3. Mengindikasikan kemampuan beradaptasi dengan berbagai situasi,
peningkatan kompleksitas dan resiko serta kemampuan memecahkan
permasalahan teknis yang timbul dalam pekerjaan.
4. mengindikasikan kemampuan mengembangkan dan menerapkan
pendekatan mono disipliner/satu bidang keilmuan dan kemampuan
melakukan uji kompetensi serta memiliki kemampuan pengajaran serta
menjadi rujukan atau mentor tingkat instansi.
5. mengindikasikan penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang
memerlukan pelatihan lanjutan

33
Level 5
Expert/Ahli
kriteria:
1. mengindikasikan kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan/iptek,
konsep/teori mampu mendapat pengakuan nasional atau internasional.
2. mengindikasikan kemampuan menghasilkan karya kreatif, original dan
teruji.
3. menunjukkan inisiatif dan kemampuan beradaptasi dengan situasi masalah
khusus, dan dapat memimpin orang lain dalam melakukan kegiatan teknis.
4. mengindikasikan kemampuan mampu mengkoordinasikan, memimpin dan
menilai orang lain, kemampuan melakukan uji kompetensi, dan kemampuan
menjadi pembimbing/mentor.
5. mengindikasikan kemampuan mengembangkan dan menerapkan
pendekatan inter, multi disipliner.
6. mengindikasikan penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang menjadi
rujukan atau mentor tingkat nasional atau internasional.
34
Strategi Peningkatan Profesionalisme dan
Kompetensi JFK
Pengembangan Kompetensi
PASAL 70 UU 5/2014

DIKLAT, SEMINAR,
KURSUS,
PENATARAN

PNS TUKAR DASAR


PENGANGKATAN
SWASTA JABATAN DAN
(1 TAHUN) PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN
KARIER
KOMPETENSI

PRAKTEK
KERJA PUSAT & TERTUANG
DAERAH (1 DALAM RKT
TAHUN)
INSTANSI PEMERINTAH YANG SUDAH MENYUSUN RENCANA PENGEMBANGAN
KOMPETENSI
Contoh RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO

36
FORMASI dan INPASSING JABATAN
FUNGSIONAL KESEHATAN
LATAR BELAKANG

PASAL 56 UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014


TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA menyatakan :

1. Setiap Instansi Pemerintah Wajib menyusun kebutuhan jumlah


dan jenis jabatan PNS berdasarkan analisis jabatan dan
analisis beban kerja;
2. Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun yang diperinci per 1 (satu) tahun
berdasarkan prioritas kebutuhan;
3. Berdasarkan penyusunan kebutuhan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), menteri menetapkan kebutuhan jumlah dan jenis
jabatan PNS secara nasional.
a h u n 20 17
PP 11 T
Penyusunan Kebutuhan

Pasal 5
1) Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis Jabatan PNS
berdasarkan analisis Jabatan dan analisis beban kerja.
2) Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis Jabatan PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan
prioritas kebutuhan
3) Penyusunan kebutuhan PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendukung
pencapaian tujuan Instansi Pemerintah
4) Penyusunan kebutuhan PNS untuk jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diatur berdasarkan rencana strategis Instansi Pemerintah
5) Dalam rangka penyusunan kebutuhan PNS sebagaimana dimaksud pada ayat 4
mempertimbangkan dinamika/perkembangan organisasi Kementerian/Lembaga
Aspek Dalam
Perhitungan Formasi
Aspek pokok sebagai dasar perhitungan
kebutuhan Formasi. Besaran beban kerja
BEBAN diperoleh berdasarkan jumlah target
KERJA / kerja yang ditetapkan oleh satuan kerja
VOLUME untuk masing-masing jabatan fungsional
KERJA
kesehatan.

WPK dilakukan melalui


pengamatan / wawancara dg
STANDAR
beberapa pegawai satker yg
WAKTU
berbeda namum memiliki WAKTU
PENYELESAIA
tupoksi serta produk (hasil N BUTIR KERJA
kerja ) yang homogen, serta KEGIATAN
menggunakan besaran AK
utk masing-masing butir
kegiatan sesuai PermenPAN
JFK masing-masing Waktu kerja adalah waktu kerja
efektif yang digunakan untuk bekerja
yang terdiri dari Hari Kerja Efektif &
Jam Kerja Efektif
PENYUSUNAN FORMASI
PRINSIP PENYUSUNAN FORMASI
Formasi pada satuan organisasi disusun berdasarkan analisis
kebutuhan jabatan dengan menghitung rasio keseimbangan
anbtara beban kerja dengan jumlah jabatan fungsional
kesehatan yang dibutuhkan

Formasi harus disusun berdasarkan peta jabatan di


masing-masing organisasi

Komposisi jumlah pejabat fungsional tidak berubah


selama beban kerja organisasi tidak berubah

Setiap perpindahan dalam posisi jabatan fungsional


kesehatan, baik karena adanya mutasi, promosi atau
kenaikan jenjang jabatan sesuai dengan formasi yang
tersedia
BEBERAPA CONTOH ALUR/SOP SEBAGAI LANGKAH
AWAL PERHITUNGAN FORMASI JABATAN
FUNGSIONAL KESEHATAN
CONTOH KEBUTUHAN JABFUNG DI POLI OBGYN

11
KASIR
2
ADMINISTRASII
PASIEN 1 SATPAM
12
REKAM
MEDIS

3 BIDAN
4 DOKTER OBGYN
13
Laundry/l
inen

14

CSSD

15
9 ASISTEN APOTEKES
SANITARIAN

5 DOKTER GIGI 6 7 8 10
AHLI GIZI PSIKOLOG APOTEKER PRANATALABKES
Pelayanan Rumah Sakit Kelas D Medik dasar, medik gigi mulut,
kesehatan ibu & anakn, dan KB

Pelayanan penyakit dalam,


kesehatan anak, bedah dan/atau
- Pelayanan IGD
- Pelayanan Medik Umum obstetri dan ginekologi
- Pelayanan Medik Spesialis Dasar
- Pelayanan Medik Spesialis Penunjang
Pelayanan radiologi dan
laboratorium
- Pengelolaan sediaan farmasi,
Pelayanan Medik alkes & BMHP
- Farmasi klinik
Pelayanan Kefarmasian
- Asuhan Keperawatan & Kebidanan
Pelayanan Keperawatan & Kebidanan
Pelayanan Bank Darah, Perawatan Intensif semua
Pelayanan Penunjang Klinik gol umur & jenis penyakit, Gizi, Sterilisasi Instrumen
& Rekam Medik
Pelayanan Penunjang Nonklinik Laundry/Linen, Jasa/boga, teknik & pemeliharaan fasilitas,
pengelolaan limbah gudang, ambulans, Sistem Informasi,
Pelayanan Rawat Inap Pemulasaraan jenazah, sistem penanggulangan kebakaran, ,
pengelolaan gas medik, & pengelolaan air bersih

Dilengkapi dengan fasilitas : jumlah tempat tidur kls III paling sedikit 30% dari
seluruh tempat tidur di RS Pemerintah, dan paling sedikit 20% dari seluruh tempat
tidur di RS Swasta, Jumlah Tenpat tidur perawatan intensif sebanyak 5% dari
seluruh tempat tidur di RS Pemerintah & Swasta
IKUTI LANGKAH 1 SAMPAI 9
SECARA BERURUTAN
9 Tata Cara Penyusunan Formasi

1 2 Inventarisas
i nilai angka
3 Menentukan
Inventarisa Waktu
kredit untuk
si Tugas Penyelesaian
Pokok butir-butir Butir Kegiatan
kegiatan (WPK)

4 Menentuka
n voume
5 Menghitung
6 Menjumlahkan
seluruh waktu
penyelesaian
beban kerja waktu
penyelesaian volume
pada tahun kegiatan
yang di volume (Wpv)
masing-masing dalam 1 (satu)
hitung
kegiatan : tahun (∑Wpv)
Wpv = Wpk x V

7 8 PENENTUAN JUMLAH
9
Perhitungan Jumlah FORMASI Menghitung Lowongan
Formasi ≥ 0,50 = 1 (satu) Formasi Formasi dihitung untuk
Jabatan Fungsional < 0,50 = tidak dapat ditetapkan jangka waktu 5 tahun:
Untuk Formasi untuk jenis dan jenjang LFJFK = TFJFK – (JFK +
JFKM – JFKN – JFKB)
Setiap Jenjang Jabatan jabatan fungsional Kesehatan
Fungsional Kesehatan
9. MENGHITUNG LOWONGAN FORMASI DIHITUNG UNTUK
JANGKA WAKTU 5 TAHUN

LFJFK = TFJFK – (JFK + JFKM – JFKN – JFKB)


Keterangan :

• LFJFK adalah Lowongan Formasi yang dihitung dalam jenjang jabatan tertentu yang dapat diisi dalam satu
tahun yang dihitung;
• TFJFK adalah Total Formasi yang dihitung menurut jenis dan jenjang jabatan tertentu yang diperlukan
pada tahun yang dihitung;
• JFK adalah jabatan fungsional kesehatan menurut jenis dan jenjang jabatan yang ad pada saat tahun yang
dihitung;
• JFKM adalah jabatan fungsional kesehatan menurut jenis dan jenjang jabatan yang akan masuk ke
jenjang dan jenis jabatan fungsional kesehatan pada saat tahun yang dihitung;
• JFKN adalah jabatan fungsional kesehatan menurut jenis dan jenjang jabatan yang akan naik ke jenjang
jabatan berikutnya pada saat tahun yang dihitung;
• JFKB adalah jabatan fungsional kesehatan menurut jenis dan jenjang jabatan yang akan berhenti (karena
pindah, pension, dll) pada saat tahun yang dihitung.
CONTOH FASILITASI PENYUSUNAN
FORMASI JABATAN FUNGSIONAL
KESEHATAN
RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan
CONTOH DRAFT PETA JABATAN 1 UNIT
PELAYANAN KESEHATAN (RAWAT JALAN) RS
SLAMET MARTODIRDJO PAMEKASAN

B = Bezzeting (Kondisi saat ini)


K = Kebutuhan Organisasi
+/- = Selisih
K
LKK
iLL
ki i
kk
INPASSING JABATAN FUNGSIONAL
KESEHATAN
Semula Menjadi
semula menjadi

Diundangkan,
Diundangkan,
29 Agustus 2017
5 Agustus 2019
PENYESUAIAN/INPASSING
Jabatan Fungsional Kesehatan

DITUJUKAN BAGI:

11 PNS yang telah dan/atau masih menjalankan tugas di bidang Jabatan Fungsional yang akan
diduduki berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang

22 Pejabat Pimpinan Tinggi, Administrator dan Pengawas yang memiliki kesesuaian atau
keterkaitan antara bidang tugas jabatan dengan Jabatan Fungsional yang akan diduduki

PNS yang masih menjalankan tugas jabatan sesuai dengan formasi Jabatan Fungsional dan
33 telah mendapatkan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi

PNS yang dibebaskan sementara dari jabatannya, karena dalam jangka waktu 5 (lima)

44 tahun sejak diangkat dalam jabatan/pangkat terakhir tidak dapatmemenuhi angka kredit
untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi
PERMENKES NOMOR 23 TAHUN 2019
Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Fungsional Kesehatan Melalui
Penyesuaian/Inpassinng
Metode Ukom Inpassing
Permenkes Nomor 23 Tahun 2019 Tim Penguji Ukom Inpassing

Masa Ujikom
Komponen & Dokumen
Akreditasi Ukom

Kekhususan JF PA & APA

Kebutuhan dan Peta Jabatan


Akreditasi Ujikom Inpassing

Dokumen Hasil Pelaksanaan Ukom


Tim Penguji Ukom Inpassing
Permenkes Nomor 23 Tahun 2019
Rekomendasi

Kualifikasi Pendidikan

Tugas Instansi Pemerintah


PERSYARATAN UMUM INPASSING

KETERAMPILA
N

Memiliki pengalaman dalam


Berijazah paling rendah SLTA atau Mengikuti dan lulus Uji Kompetensi
Pangkat paling rendah sesuai pelaksanaan tugas di bidang
sederajat/D-I (Diploma Satu) /D-II Inpassing di bidang Jabatan
dengan persyaratan kepangkatan Jabatan Fungsional kesehatan yang
(Diploma Dua)/ D-III (Diploma Fungsional kesehatan yang akan
dari jabatan yang akan diduduki akan diduduki paling sedikit 2 (dua)
Tiga) atau setara diduduki
tahun

Bagi jabatan fungsional asisten


Usia paling tinggi 56 (lima puluh penata anestesi juga harus
Nilai prestasi kerja paling sedikit enam) tahun pada saat
bernilai baik dalam 2 (dua) tahun pengangkatan dalam memiliki Surat Tanda Registrasi
terakhir Perawat Anestesi atau Penata
Jabatan Fungsional
Anestesi (STRPA)
KEAHLIAN
Berijazah paling rendah S-1 (Strata Satu)/
D-IV (Diploma Empat)/ S-2 (Strata Dua) atau yang Nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik
sederajat dalam 2 (dua) tahun terakhir

Pangkat paling rendah sesuai dengan Usia paling tinggi:


persyaratan kepangkatan dari jabatan yang akan  56 (lima puluh enam) tahun bagi yang
diduduki akan diangkat dalam Jabatan Fungsional
jenjang Ahli Pertama dan Ahli Muda; dan
PERSYARATA  58 (lima puluh delapan) tahun bagi yang
N akan diangkat dalam Jabatan Fungsional
Memiliki pengalaman dalam pelaksanaan UMUM jenjang Ahli Madya
tugas di bidang Jabatan Fungsional
kesehatan yang akan diduduki paling sedikit 2
(dua) tahun

Mengikuti dan lulus Uji Kompetensi Inpassing di Bagi jabatan fungsional penata anestesi
bidang Jabatan Fungsional kesehatan harus memiliki Surat Tanda Registrasi
yang akan diduduki Perawat Anestesi atau Penata Anestesi
(STRPA)
SELEKSI ADMINISTRASI
 FC ijazah pendidikan kesehatan sesuai dengan persyaratan kualifikasi pendidikan dari Jabatan
Fungsional kesehatan yang akan diduduki yang dilegalisir PyB;
 FC Surat Keputusan (SK) CPNS yang dilegalisir oleh PyB;
 FC Surat Keputusan (SK) Pengangkatan PNS yang dilegalisir oleh PyB;
 FC Surat Keputusan (SK) kenaikan pangkat terakhir yang dilegalisir oleh PyB;
 Surat Perintah Melaksanakan Tugas (SPMT) di bidang Jabatan Fungsional kesehatan yang akan
diduduki yang ditandatangani oleh pimpinan unit kerja;
 Surat rekomendasi pimpinan yang berisi pernyataan dari atasan langsung dan/atau pimpinan unit
kerja/instansi yang menyatakan bahwa:
 masih dan telah menjalankan tugas di bidang Jabatan Fungsional kesehatan yang akan
diduduki;
 tidak sedang menjalani/dijatuhi hukuman disiplin sedang atau berat pada masa
Penyesuaian/Inpassing
 tidak sedang menjalani proses Penyesuaian/Inpassing Jabatan Fungsional tertentu
 Surat pernyataan bersedia diangkat dalam Jabatan Fungsional kesehatan, tidak rangkap jabatan
dalam Jabatan Fungsional lainnya, bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pelayanan
kesehatan
 FC nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 2 tahun terakhir yang dilegalisir oleh PyB;
 Daftar riwayat hidup
 FC Surat Keputusan (SK) pembebasan sementara dari Jabatan Fungsional sebelumnya bagi calon
Pejabat Fungsional kesehatan yang pernah menduduki Jabatan Fungsional yang sesuai dengan JF
yang akan diduduki atau JF lainnya
 Bagi Jabatan Fungsional Asisten Penata Anestesi dan Penata Anestesi harus melampirkan Surat
Tanda Registrasi Perawat Anestesi atau Penata Anestesi (STRPA).
PEMERINGKATAN DALAM PENETAPAN KELULUSAN
SELEKSI ADMINISTRASI

masa kerja dalam Jabatan Fungsional


yang akan diduduki paling panjang
sampai paling pendek

hal lain yang diatur dan menjadi


kebijakan di Instansi Pemerintah
seperti prestasi kerja, penghargaan,
dan lain-lain

usia paling tua sampai paling muda.


pangkat dan golongan ruang paling
tinggi sampai paling rendah
AKREDITASI UJI KOMPETENSI INPASSING
Akreditasi dilakukan oleh
Instansi Pembina melalui Pusat
yang membidangi
Pengembangan Jabatan
Fungsional Kesehatan.

Diberikan kewenangan kepada

AKREDITASI
Unit Pembina Jabatan Akreditasi penyelenggara Uji
Fungsional Kesehatan dalam Kompetensi Inpassing dilakukan
melaksanakan akreditasi Uji terhadap penyelenggara Uji
Kompetensi Inpassing Kompetensi Inpassing, Tim
berdasarkan Jabatan Fungsional Penguji, dan materi uji.
Kesehatan binaannya.

Mengirimkan dokumen pendukung Akreditasi


kepada Instansidokumen
Mengirimkan Pembinapendukung
yang terdiriAkreditasi
dari
Instansi Pembina memberikan
MEKANISME Dokumen
kepada penetapan
Instansi Pembina kebutuhan
yang terdiri dari Akreditasi Uji Kompetensi
Instansi Pembina memberikan
AKREDITASI
MEKANISME Penyesuaian/Inpassing,
Dokumen penetapansurat kebutuhan
permohonan
Inpassing
Akreditasi Uji Kompetensi
AKREDITASI akreditasi, SK tim pelaksana,surat
Penyesuaian/Inpassing, SK tim penguji,
permohonan
Inpassing
akreditasi, dan instrumen
SK tim uji. SK tim penguji,
pelaksana,
dan instrumen uji.
UJI KOMPETENSI INPASSING

01
Peserta Uji Kompetensi Inpassing adalah PNS

02
yang telah dinyatakan lulus seleksi administrasi
Penyesuaian/Inpassing yang diselenggarakan di Instansi
Pemerintah
Uji Kompetensi Inpassing dapat diselenggara

03
kan oleh Instansi Pemerintah yang telah
terakreditasi.

Persyaratan penyelenggaraan Uji Kompetensi


Inpassing meliputi:

 Dipimpin oleh paling rendah Pejabat


Pimpinan Tinggi Pratama atau yang setara
04
Penyelenggaraan Uji Kompetensi Inpassing
 Memiliki Tim Penguji dilaksanakan paling lambat 6 (enam) bulan
 Memiliki calon peserta Uji Kompetensi sebelum masa Penyesuaian/Inpassing berakhir
Inpassing
TIM PENGUJI Tim Penguji berjumlah paling sedikit 3
(tiga) orang, berasal dari :
Membentuk Tim Penguji Tim Penguji ditetapkan 1. Pejabat Fungsional yang memiliki
sesuai dengan jenis dan dengan Surat Keputusan jenjang jabatan paling rendah setingkat
jenjang jabatan calon (SK) pimpinan unit kerja
calon Pejabat Fungsional yang akan
Pejabat Fungsional paling rendah Pejabat
Pimpinan Tinggi Pratama
diuji
kesehatan yang 2. pejabat struktural/atasan
pada satuan kerja yang
mengikuti Uji langsung/pimpinan unit kerja
bersangkutan.
Kompetensi Inpassing.
3. pengelola kepegawaian unit kerja dan
atau unsur Pejabat Pembina
Kepegawaian Instansi Pemerintah
TUGAS TIM PENGUJI

01 02 03
Membuat rencana penilaian. Menyiapkan perangkat Memeriksa dan memvalidasi
penilaian (instrumen uji). dokumen.

Meminta data atau dokumen


Menetapkan kelulusan uji
04 05 06
Melakukan penilaian uji tambahan kepada peserta
kompetensi. maupun pihak yang terkait kompetensi.
bila diperlukan.

Dalam hal tidak terdapat penguji dari kategori

Tim Penguji UKOM Inpassing = Tim Penguji


keahlian maka dapat ditunjuk penguji yang
UKOM Kenaikan Jenjang memiliki kompetensi sesuai atau yang
(6 Jafung). berkaitan dengan Jabatan Fungsional yang akan
diuji dengan syarat pangkat/golongan
minimal sama dengan yang akan diuji.

Uji Kompetensi Inpassing tidak dapat


Dalam hal tidak terdapat penguji dari kategori dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah yang
keterampilan maka dapat ditunjuk dari bersangkutan, maka dapat dilakukan pada
penguji kategori keahlian dengan syarat Instansi Pemerintah lainnya atau di uji
pangkat dan golongan minimal sama. oleh Tim Penguji yang dibentuk oleh Instansi
Pembina dengan syarat sudah terakreditasi.
ALUR PELAKSANAAN INPASSING
 Rekomendasi
Rekomendasi Hasil Uji
Hasil UKOM  Penetapan Kebutuhan
 FC SERKOM
Instansi Kepegawaian

mengirimkan
Pembina SATKER

 BAP
 Rekapitulasi SERKOM
 Dok Penetapan Kebutuhan
SK INPASSING

SATKER
 Membuat BAP SK
Jabfung Baru
 Menerbitkan
SERKOM

REKAPITULASI
SK INPASSING
 Seleksi
SATKER
Administrasi
Dokumen Penetapan  Ukom Inpassing
Kebutuhan dari
KemenPAN
 Surat Keterangan SATKER
Akreditasi
Dok Pendukung
SATKER Instansi
Akreditasi
Pembina Instansi
Pembina
PETA INPASSING JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN
REKAPITULASI USULAN INPASSING
JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN
Update Agustus 2019

JENIS JABATAN FUNGSIONAL


3,500 3,203 3,111
3,000
2,500 TOTAL : 13.309
2,000
1,500 1,225
919
1,000
523 425
500 294 318 315 327 203 251 170 397 213 268 207 150 99 83
60 29 36 17 10 120 59 60 1 7
-
r i t r r i i i r i i
kte nis Gig wa erja Kes ke linis dis sen rian pis Kes afe dis Kes Gig an ium Kes dis ien Gig ara rap tetik ke rah tes tes
o ik a te e ti ra r e id r e is ic te a s s
D kd ter er s K tor po gi K n M ie nita ote tor iog rom ogi wat B rato ogi M pt nisi i W i Te ros po i D ne ne
o k P Ke tra A lo a D a i o d t ol a l m O s P A s A A
D Do
b i ni s k o aw nis S Fis rom Ra lek mi er a bo mo eka ksi Tek rap pa tik en sfu ta ta
L to r a a
m i i k io
Ps Fis tris /P
E de P
a En Pe efr
a Te Oku rto sist ran en en
P e A dm h p i t O T P P
N
u
u lu E
ana R A n
k s .
s
ny Pr Te A
P e
REKAPITULASI DATA USULAN INPASSING
JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN
JUMLAH JUMLAH PESERTA
NAMA INSTANSI
INSTANSI YANG DIUSULKAN
KESIMPULAN :
1. Jumlah Institusi yang mengusulkan
Dinkes Provinsi 19 393 Inpassing Jabatan Fungsional
Dinkes Kab/Kota 26 337 Kesehatan sebanyak 92 instansi dari
seluruh instansi pengguna se-
BKD/BKPSDM 6 59 Indonesia

K/Lembaga 26 11.254 2. Jumlah peserta yang akan di


inpassing sejak 2017 sampai 2019
UPT Vertikal
15 1.266 sebanyak 13.309
Kemenkes
Total 92 13.309

Data : Per Agustus 2019


CONTOH DATA REKAPITULASI
PEMBERIAN REKOMENDASI
USULAN FORMASI INPASSING
JABFUNGKES
PUSAT ANALISIS DETERMINAN
KESEHATAN

REKAPITULASI DATA
INPASSING JABATAN
FUNGSIONAL
ADMINISTRATOR
KESEHATAN DIDAERAH
TOTAL SATKER = 59
INSTANSI DENGAN JUMLAH
USULAN 559 ORANG REKAPITULASI DATA
INPASSING JABATAN
FUNGSIONAL
ADMINISTRATOR
KESEHATAN DI
KANTOR PUSAT
TOTAL SATKER = 16
INSTANSI DENGAN
JUMLAH USULAN
SEBANYAK 218 ORANG
BEBERAPA PERMASALAHAN PELAKSANAAN
INPASSING
Usulan Inpassing dari BKPSDM
Lampung Timur

Rekomendasi usulan formasi dapat dikeluarkan oleh Kemkes


apabila instansi pengusul melampirkan perhitungan formasi
berdasarkan PMK 43 tahun 2017

Jawaban terhadap usulan


Inpassing
Kemenkes sudah mengajukan permohonan
perpanjangan masa Inpassing PA dan APA
ke KemenPAN
Surat dari RSUD Prof.DR.H.ALOEI SABOE
tentang permohonan perpanjangan
Inpassing
PERBERDAAN INPASSING
DENGAN
ALIH JABATAN
INPASSING ALIH JABATAN

Pangkat, Golongan, Jenjang sama dengan sebelumnya Pangkat, Golongan sama, Jenjang jabatan ditetapkan jumlah
AK yang ditetapkan oleh pejabat yang berwewenang
menetapkan AK

Berasal bukan dari Pejabat Fungsional/Jabfung


Berasal dari Jabatan Lain

Memperoleh Angka Kredit berdasarkan kualifikasi


Pendidikan, Golongan Ruang, dan Masa Kepangkatan
Jumlah Angka Kredit ditetapkan oleh pejabat yang
berwewenang menetapkan Angka Kredit
DRAFT SURAT EDARAN
INPASSING JABATAN
FUNGSIONAL KESEHATAN
PERATURAN UNDUH PENYUSUNAN FORMASI
TERKAIT NO NAMA JAFUNG LINK TERKAIT NO NAMA JAFUNG LINK TERKAIT

No Peraturan Link Terkait 1 ADMINKES http://bit.ly/2DOH5Tp 15 PKM http://bit.ly/2V0yAus

16 PEREKAM MEDIS http://bit.ly/2Wsb1ft


2 APOTEKER http://bit.ly/2Lrzh08
1 Undang-Undang 5 Tahun 2014 http://bit.ly/2JnkoJJ
tentang Aparatur Sipil Negara 17 PERAWAT http://bit.ly/2V0yEKI
3 ASS. APOTEKER http://bit.ly/2VgTPgx
18 PERAWAT GIGI http://bit.ly/300bnMF
4 BIDAN http://bit.ly/2H5z1Qm
2 Peraturan Pemerintah Nomor 11 http://bit.ly/2VlfPXG 19 PRANATA LABKS http://bit.ly/2LqGopE
Tahun 2017 tentang Manajeman 5 DOKTER http://bit.ly/2vQ1541
PNS 20 PSIKOLOG KLINS http://bit.ly/2Jkocvf

6 DOKTER GIGI http://bit.ly/2JllmGA 21 RADIOGRAFER http://bit.ly/2V8nrHP


3 Peraturan Menteri Kesehatan http://bit.ly/2DOPDt
Nomor 60 Tahun 2016 tentang t 7 DOKDIKNIS http://bit.ly/2H1IIhG 22 REFRAKSIONIS http://bit.ly/2V4N1xt
Pembinaan Jabatan Fungsional
dan Jabatan Fungsional 23 SANITARIAN http://bit.ly/2Lt14gR
Nonkesehatan di Lingkungan 8 ENTOMOLOG http://bit.ly/2vJaHxo
Kementerian Kesehatan 24 TEKNISI ELEKT http://bit.ly/2Lu3g7N
9 EPIDEMIOLOG http://bit.ly/2UZIbla
25 TEKNISI GIGI http://bit.ly/2DOKgdN
4 Peraturan Menteri Kesehatan http://bit.ly/2IZXND 10 FISIKAWAN MED http://bit.ly/2Lo2NUx
Nomor 43 Tahun 2017 tentang 26 TEKNISI TRANFSI http://bit.ly/2J3bSAe
C
Penyusunan Jabatan Fungsional 11 FISIOTERAPIS http://bit.ly/2V6zANw
Kesehatan 27 TERAPIS WICARA http://bit.ly/2H3HT92

5 Peraturan Menteri 12 NUTRISIONIS http://bit.ly/2vInhwQ 28 PEMBIMBING http://bit.ly/2ZZth21


http://bit.ly/PMK23T KESJA
Pendayagunaan Aparatur Negara AHUN2019
dan Reformasi Birokrasi Nomor 23 13 OKUPASI TERAPI http://bit.ly/2H2ZOM4 29 ASISTEN PENATA http://bit.ly/2POh6At
Tahun 2019 tentang ANESTESI
Pengangkatan PNS dalam 14 ORTOTIS PROS http://bit.ly/2POSmbg
Jabatan Fungsional melaui 30 PENATA ANESTESI http://bit.ly/2POWhEY
Penyesuian/Inpassing
77
UNDUH TEMPLATE/FORMAT
NO Formulir Link
1 BAP seleksi administrasi http://bit.ly/BAPAdministrasi

2 BAP UKOM Inpassing http://bit.ly/BAPUkom


3 Rekap Serkom Inpassing http://bit.ly/RekapSerkom
4 Rekomendasi Pimpinan Unit Kerja http://bit.ly/RekomendasiPUK

5 Surat Pernyataan Kesediaan http://bit.ly/SuratPenyataan

6 Daftar Riwayat Hidup http://bit.ly/DaftarRiwayahHidup

7 Penilaian Uji Portofolio http://bit.ly/UjiPortofolio


8 Sertifikat UKOM http://bit.ly/SertifikatLulus
9 Rekapitulasi Pelaksanaan Inpassing http://bit.ly/RekapPelaksanaan

10 Monev Inpassing http://bit.ly/MOnitoring


11 Angka Kredit Kumulatif http://bit.ly/TabelAK
12 SK pengangkatan dalam Jabfung http://bit.ly/SKinpassing
PERAN SATKER DALAM PROSES INPASSING
1 Melakukan perhitungan kebutuhan formasi

2 Setelah menyusun formasi dan mendapatkan penetapan dari KemenPAN-RB :

a Membentuk Tim Pelaksana dan Tim Penguji

b Mengirimkan dokumen pendukung pelaksanaan ukom inpassing yang akan diakreditasi oleh Instansi Pembina

c Melaksanakan seleksi administrasi

d Melaksanakan Uji Kompetensi Inpassing

e Membuat BAP seleksi administrasi dan BAP ukom inpassing

f Menerbitkan sertifikat ukom inpassing

3 Mengirimkan dokumen pelaksanaan tahapan inpassing ke Puskat Mutu untuk mendapatkan rekomendasi hasil pelaksanaan
ukom inpassing

4 Mengirimkan dokumen inpassing ke Biro Kepegawaian Kemenkes


Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan
Latar Belakang
PermenPAN no.
UU ASN 28/2013
PermenPAN Nomor 5 tahun 2014 (T. Elektromedis)
no. 25/2014
(Perawat) Pengembangan karier Pegawai
. PermenPAN
Negeri Sipil dilakukan
PermenPAN berdasarkan kualifikasi, no.29/2013
no. 23/2014 kompetensi, penilaian kinerja, (Radiografer)
(Perawat Gigi) dan kebutuhan Instansi
Pemerintah.
PermenPAN
no.30/2013 (Perekam
PermenPAN Medis)
no. 47/2013 untuk meningkatkan
(13/2013) kompetensi dan
Pembimbing profesionalisme yang
Kesja akan naik jenjang jabatan
Pembentukan Panitia Pelaksana Uji
Bidang Perencanaan Bidang Sistem Informasi
•Membuat Perencanaan • Pemegang akun sebagai penyelenggara uji
•Melakukan identifikasi calon peserta dan tim • Melakukan updating data
penguji • Memverifikasi data calon peserta uji
•Perencanaan anggaran • Mengirimkan proposal penyelenggaraan uji
• Mengirimkan BAP
•Perencanaan pengujian &
• Menerima nomor sertifikat
•Perencanaan pembinaan
Sekretariat
Bidang Pembinaan & Pengawasan • Mengumpulkan berkas portofolio
• Melakukan monev perencanaan, pelaksanaan, • Melakukan persiapan alat & bahan
pelaporan, • Menjadwalkan pelaksanaan uji
• Melakukan monev tim penguji • Menginformasikan pelaksanaan uji
• Pembinaan dan pengawasan kasus • Pengaturan jadwal, sarana
• Memberikan rekomendasi dan masukan
• Melakukan dokumentasi
• Memberikan masukan terhadap pemberian
• Mencetak serifikat uji
sanksi
Materi dan Metode Uji

Bandingkan dengan PP 11 tahun 2017


Penilaian Portofolio

Penilian portofolio terdiri dari dua


komponen 1
2 20%
80%
Sertifikat
Pelatihan Unsur
Pelayanan
Karya atau /Asuhan
Penghargaan Pengembanga
yang retevan n Profesi
bidang atau
kesehatan
Komponen Tambahan Komponen Utama
Komponen Portofolio
KOMPONEN UTAMA + Komponen
Tambahan
Bukti Pelayanan/asuhan Penilaian komponen
pelayanan/asuhan ini mengacu dari butir kegiatan jabatan
fungsional dengan kriteria:
a.75% - 80% komponen pelayanan/asuhan berasal dari
kompetensi pada jenjang yang sedang dipangkunya dan
b.20% - 25% komponen pelayanan/asuhan berasal dari
kompetensi yang akan dipangkunya
KOMPONEN TAMBAHAN
Karya Pengembangan
Pelatihan Penghargaan
Profesi
• Yang pernah diikuti oleh pejabat Apabila pejabat Penghargaan yang
fungsional dalam rangka
1 fungsional kesehatan relevan bidang
pengembangan dan/atau mempunyai karya tulis kesehatan
peningkatan kompetensi selama
melaksanakan tugas yankes di
yang berupa artikel Dokter Teladan
seluruh instansi atau fasyankes. yang dimuat pada
jurnal ilmiah dan atau Bidan Teladan
• Bukti fisik berupa sertifikat atau
piagam asli yang dikeluarkan oleh tulisan ilmiah popular Nutrisionis Teladan
lembaga penyelenggara yang sah. yang dimuat pada
• Dilengkapi laporan singkat yang
majalah, tabloid, koran,
3 news letter, bulletin, Yang tidak termasuk:
meliputi : tujuan diklat, materi diklat
dan manfaat diklat untuk perbaikan Istri Teladan
pelayanan kesehatan. Suami Teladan
KOMPETENSI TIM PENGUJI
Plan  Assessment / Merencanakan Penilaian
1.Memastikan bukti apa yang dibutuhkan
2.Mempertimbangkan jenis metode penilaian
3.Memutuskan penyesuaian yang layak
4.Memilih metoda uji
5.Menentukan sumber daya yang dibutuhkan
6.Memutuskan kapan dan dimana penilaian dilakukan
7.Mendiskusikan dan mengkonfirmasikan penilaian dengan peserta
dan tempat kerja/fasilitas pelayanan kesehatan
KOMPETENSI TIM PENGUJI
Conduct  Assessment / Melaksanakan Penilaian
1.Mengatur pelaksanaan penilaian
2.Mempersiapkan calon peserta
3.Merencanakan dan mempersiapkan proses pengumpulan bukti
4.Mengumpulkan bukti dan membuat keputusan penilaian
5.Memberikan umpan balik penilaian
6.Mencatat dan melaporkan hasil penilaian
7.Menghadapi peserta yang belum kompeten/lulus dan konflik
8.Berpartisipasi dalam proses penilaian ulang
KOMPETENSI TIM PENGUJI

Review  Assessment / Meninjau Ulang Penilaian


1.Me–review prosedur penilaian
2.Memeriksa konsistensi keputusan penilaian
Memiliki Kompetensi profesi dan pengalaman di bidang profesinya
1.Memiliki Kompetensi pada standar yang akan dinilai
2.Memiliki pengetahuan tentang praktik profesi yang berlaku
3.Memiliki pengetahuan yang memadai mengenai bidang profesi
SERTIFIKAT
Yang menerima sertifikat :
• Memenuhi syarat penguji (memiliki SK sebagai tim
penguji, seorang pejabat fungsional dll),
• presensi kehadiran sesuai ketentuan (90%),
• hasil pretest dan post test baik
• Hasil penilaian output soal uji baik
• dan syarat lainnya yang ditentukan penyelenggara
Mekanisme Penyelenggara Uji
Memberikan peningkatan pengetahuan
6 dan kemampuan bagi peserta yg sdh
dua kali tdk lulus uji
1
Memverifikasi online Merencanakan
data calon peserta uji Menunjuk dan
berdasarkan dokumen dan
7 mengalokasikan 5
5
menetapkan
tim penguji
anggaran biaya 1
4 Mengeluarkan
4
Menetapkan
calon peserta uji sertifikat uji
Mempersiapkan
tempat uji 8 1
Identifikasi
pejabat 3 3 Membuat BAP uji kompetensi
dan meminta nomor sertfikat ke
fungsional puskatmutu
kesehatan yg
Menyiapkan
akan naik jenjang
9 peralatan, 1 Menyelenggarakan uji
2 Melakukan Mapping
pejabat fungsional kes
sarana &
prasarana uji
2
1
Mendapatkan surat rekomendasi
penyelenggaraan uji & user id &
1 1 password akun penyelenggara &
1 Melakukan verifikasi data
0
tim penguji
pejabat fungsionall
Membuat &
menyampaikan proposal
penyelenggaraan uji ke
Puskatmutu
Mekanisme Tim Penguji
6
 Memberi Menetapkan Menyiapkan
1
Membuat
metode penilaian
konsultasi rencana 7 perangkat
kepada calon
peserta uji
penilaian 5 penilaian 5 Melakukan pemutakhiran
instrumen uji
 Menetapkan
metode uji 4 Berkoordinasi dengan
instansi penyelenggara
 Memberikan untuk persiapan
kartu ujian
3
peralatan, sarana & 8 1 Melakukan pencatatan dan
pelaporan kepada ketua
prasarana
4 penyelenggara uji

Memeriksa dan 9 Melaksanakan


1 Ketua tim penguji
2 memvalidasi data pengujian 3 menandatangi sertifikat uji
dokumen administratif
calon peserta uji
1
Memiliki SK sebagai tim 10 2 Memberikan feedback hasil penilaian
1 penguji
11
Melakukan penilaian
Memutuskan hasil uji
Mekanisme Peserta Uji
1 Peningkatan
5
Mendaftar uji
Mencetak Menyiapkan 1 pengetahuan dan
kemampuan
kompetensi Tidak Lulus
online bukti berkas
portofolio
pendaftaran
6
Mendapatkan
4 Lulus sertifikat bila
1 lulus
Uji ulang ke dua
0
Mengajukan 7 a.
3 permohonan ke Konsultasi Tidak Lulus
pimpinan instansi dengan tim
pengguna penguji
b. Diberikan
kartu ujian oleh Mendapatkan
Lulus
tim penguji sertifikat bila
2 Mempersiapkan lulus
berkas
administrasi
Pelaksanaan uji 9 Uji ulang pertama
8
1 Melakukan updating
Tidak Lulus

online jabfung

Lulus
Penyelenggaraan Uji Kompetensi
Jabatan Fungsional Kesehatan

Tahun 2019
Tahun 2018 340 Instansi :
3 Kementerian/Lembaga
320 Instansi :
 7 KRemS UenPTteriVaner/LtikaemlbKagema enkes  28 RS UPT
VertikalKemenkes
33 Dinas Kesehatan
 30
an Provinsi Provinsi
 34 Dinas Kesehat
atan Kab/kota 276 Dinas Kesehatan
 249 Dinas Keseh
Kab/Kota
 Total 17.597 Peserta Uji
 Total 20.759 Peserta Uji

Update data 23 Agustus 2019


97 Total Peserta Uji :
17.597
Peta Persebaran Penyelenggaraan Ukom

Sudah
Ukom

Belum
Ukom
Peta Persebaran Instansi Penyelenggara yang
menyelenggarakan dengan Aplikasi E-Ukom
◦ KEBIJAKAN UJI KOMPETENSI JABATAN
FUNGSIONAL KESEHATAN
Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan saat ini dan rencana s.d 2021
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 tahun 2017 untuk Pengaturan penyelenggaraan uji kompetensi bagi pejabat fungsional kesehatan Perawat,
Perawat Gigi, Perekam Medis, Radiografer, Teknisi Elektromedis dan Pembimbing Kesehatan Kerja sebagai syarat unyuk krnaikan jenjang jabatan
fungsional

• Adanya Kebiajakan
penyelenggaraan ukom
• Implementasi untuk semua jabfung
Kebijakan dan untuk semua
• 34 Provinsi mampu
melaksanakan ukom 2019 metode pengangkatan
• Dasar hukum
• 19.600 Jabfungkes ikut pelaksanaan akreditasi
2017 dan lulus ukom • Pemantapan pelaksanaan
penyelenggara ukom 2021
kenaikan jenjang di Kabupaten/Kota • Terlaksananya akreditasi
• Revisi PMK 18/2017
ukom di instansi pusat
Adanya Regulasi sebagai penyesuaian PP 11 Penyelenggara
Permenkes 18 2018 dalam rangka peningkatan
dan tingkat Provinsi
an ukom
• Penyelenggaran Ukom
tahun 2017 kualitas dan cakupan jabfungkes
dengan E-Ukom
peserta uji sudah
• Ujicoba akreditasi terlaksana
penyelenggaran ukom
jabfungkes
2020 dengan baik
dengan
kualitas yang
Aturan dalan PP 11 baik
tahun 2017 pasal 99
JUNE PROJECT- PROFESSIONE KEYNOTE TEPMLATE 2015 www.june.com
Pengaturan dalam PMK 18/2017 tentang Pengaturan dalam Revisi PMK 18/2017
penyelenggaraan ukom jabfungkes
Untuk beberapa metode pengangkatan meliputi
Untuk kenaikan jenjang jabatan saja
1 pengangkatan, pertama, kenaikan jenjang jabatan, alih
1
kategori, perpindahan jabatan, promosi dan penyesuaian

Untuk enam jabatan fungsional


2 Untuk 30 jenis jabatan fungsional kesehatan
(Perawat, Perawat Gigi, Perekam
2 Medis, Radiografer, Teknisi
Elektormedis dan Pembimbing Kesja)
Adanya Akreditasi sebagai syarat sebagai instansi
3 penyelenggara uji
Adanya rekomendasi
3 penyelenggaraan uji sebagai syarat
instansi penyelenggara uji
Materi uji dan metode uji dikembangkan dalam
4 beberapa metode pengangkatan
4 Materi uji yang wajib portofolio

Pengaturan unit pembina dan Pengaturan unit pembina sesuai kondisi saat ini dan
5 kewenangan Dinkes Provinsi terhadap kab/kota nya
5 kewenangan Dinkes Provinsi
Serta ketentuan lainnya Serta ketentuan lainnya

Semula Menjadi

Penyesuaian terhadap PP 11 tahun 2017 ttng Manajemen PNS dan ketentuan


JUNE PROJECT- PROFESSIONE KEYNOTE TEPMLATE 2015
lainnya
www.june.com
Penilaian Angka Kredit dan Jenjang JF dalam
Permenpan 13 Tahun 2019
Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Jabatan Fungsional PNS
PermenPAN 13 Tahun 2019
Pejabat yang Mengusulkan Angka Kredit Pejabat yang Menetapkan Angka Kredit

Tim Penilai Angka Kredit


Permenpan
13/2019
Kategori dan Jenjang JF Penetapan Jenjang Jabatan JF

Pasal 8
Target angka kredit yang harus dicapai untuk masing-masing jenjang
JF setiap tahun
Keahlian Keterampilan
PASAL 44

AHLI PERTAMA PEMULA


› Paling sedikit 12,5 Angka Kredit
› Paling sedikit 10 Angka Kredit (belum tersedia › Paling sedikit 3,75 Angka Kredit
lowongan) › Paling sedikit 3 Angka Kredit (belum tersedia
lowongan)
AHLI MUDA
› Paling sedikit 25 Angka Kredit TERAMPIL
› Paling sedikit 20 Angka Kredit ( belum tersedia › Paling sedikit 5Angka Kredit
lowongan) › Paling sedikit 4 Angka Kredit (belum tersedia
AHLI MADYA lowongan)
› Paling sedikit 37,5 Angka Kredit
› Paling sedikit 30 Angka Kredit ( belum tersedia MAHIR
lowongan)
› Paling sedikit 12,5 Angka Kredit
› Paling sedikit 20 Angka Kredit (pangkat tertinggi)
› Paling sedikit 10 Angka Kredit (belum tersedia
lowongan)
AHLI UTAMA PENYELIA
› Paling sedikit 50 Angka Kredit › Paling sedikit 25 Angka Kredit
› Paling sedikit 25 (pangkat tertinggi) › Paling sedikit 10 (pangkat tertinggi)
PASAL 45
DIKECUALIKAN dalam hal:
a. Belum tersedia lowongan jenjang jabatan lebih tinggi
b. Memiliki pangkat tertinggi pada jenjang JF tertinggi
Jenjang Ahli Utama

108
Berdasarkan Permenpan 13 Tahun 2019,
Kenaikan jenjang madya ke jenjang utama
harus tersedia formasi, mengikuti dan lulus
ukom JF, kinerja baik dalam 2 th terakhir,
wajib memiliki AK 12 untuk kegiatan
pengembangan profesi

Utama Ditetapkan
Presiden

Madya
AK yang dipersyaratkan untuk kenaikan jenjang JF

12 AK untuk
naik jenjang
dari AHLI
MADYA
AHLI UTAMA
6 AK untuk
naik jenjang
dari AHLI
MUDA AHLI
MADYA
4 AK untuk
Paling tinggi 20% naik jenjang
dari Angka dari MAHIR 
Kredit yang PENYELIA
dipersyaratkan
u/ kenaikan
pangkat
Kenaikan Pangkat

AK yang dipersyaratkan
Saat ini PMK 18
Tentang
Penyelenggaraan Uji
Kompetensi Jabatan
Fungsional
Kesehatan sedang
dalam proses REVISI
STRUKTUR ORGANISASI
BIDANG PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN
Optimalkan
Sisfo
Jabfungkes

113
SEHAT ADALAH HARTAKU,
YANG HARUS KU JAGA DAN
KU PELIHARA

Terima Kasih
Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
http://anakbersinar.com/assets/images/public/media/0b66834782d41ad790238af210e6470f.jpg
Tugas PPK Pejabat Pembina Kepegawaian disebut 47 kali dalam UU 5 Tahun
2014
UU 5 Tahun 2014
Pengertian PPK disebut 195 kali dalam PP 11 Tahun 2017

Menteri di
kementerian

Pimpinan lembaga
di lembaga
Presiden pemerintahan non
kementrian PNS
UU 5/2014 Pasal 53 : menetapkan
menetapkan
Sekjen di
 Presiden selaku pemegang sekreariat lembaga pengangkatan,
pengangkatan,
pemindahan, ASN
kekuasaan tertinggi negara dan pemindahan,
lembaga non dan
pembinaan ASN dapat struktural dan
mendelegasikan pemberhentian
pemberhentian PPPK
kewenangan menetapkan Gubernur di
pengangkatan, pemindahan, provinsi
dan pemberhentian pejabat
selain pejabat pimpinan Bupati/walikota
tinggi utama dan madya, di
dan pejabat fungsional kabupaten/kota
keahlian utama kepada:
PPK
PyB (Pejabat yang Berwenang )

PP 11

Tahun PNS2017
Memetakan JFT, JA, JF dan merencanakan
penempatan sesuai dengan kualifikasi,

Pengertian UU 5 Tahun 2014


kompetensi, penilaian kinerja, kebutuhan instansi
(Pasal 181)
 Pelaksanaan pengembangan karir tingkat instansi
(Pasal 183)
 Melakukan pemantauan dan evaluasi
pengembangan karir di tingkat instansi (Pasal 186)
 Membentuk tim penilai (Pasal 201)
 Melakukan penyusunan kebutuhan dan rencana
pengembangan kompetensi instansi (Pasal 207)
 Memberikan penghargaasn setelah mendapat
pertimbangan tim penilai kinerja PNS atas usul
pimpinan unit kerja Pasal 236)

 ]
Pejabat yang Berwenang disebut 23 kali dalam UU 5 Tahun
Tugas PyB 2014
PyB disebut 47 kali dalam PP 11 Tahun 2017

Pembinaan Manajemen ASN


PyB di UU 5/2014 Pasal 54 :
kementerian
Pendelegasian
 menjalankan fungsi Manajemen ASN di
Instansi Pemerintah berdasarkan
Presiden PyB di lembaga Sistem Merit dan berkonsultasi dengan
pemerintahan
UU 5/2014 non kementrian Pejabat Pembina Kepegawaian di PNS

Pasal 54 : instansi masing-masing.


PyB di sekretariat
 Presiden lembaga negara
Pembinaan ASN
 memberikan
Manajemen rekomendasi
ASN usulan
dapat dan lembaga non
mendelegasi struktural kepada Pejabat Pembina Kepegawaian
kan di instansi masing-masing. PPPK
PyB di
kewenangan sekretaris  mengusulkan pengangkatan,
pembinaan daerah provinsi
pemindahan, dan pemberhentian
Manajemen
ASN kepada: PyB di Pejabat Administrasi dan Pejabat
sekretaris Fungsional kepada Pejabat Pembina
kabupaten/kota Kepegawaian di instansi
masingmasing.
PyB
BERSAMA KITA BISA

INDO
NESIA

YES! WE CAN!
Seberapa
banyak Meringankan penderitaan sesama dan
kita
bangkit memperpanjang usianya….....
setelah
terjatuh…
Masih banyak satuan kerja di daerah yang belum
melaksanakan inpassing
SOLUSI:
PETA INPASSING
SDM Tim Penguji di Daerah masih kurang untuk jenjang tertentu
SOLUSI:
DRAFT REVISI PMK 42 tahun 2017
• Dalam hal tidak terdapat tim penguji dari unsur
Pejabat Fungsional keterampilan/keahlian
Maka dapat ditunjuk penguji yang memiliki
pangkat/golongan paling rendah setara dengan yang
akan diuji
• Apabila ukom inpassing tidak dapat dilaksanakan
oleh instansi pemerintah yang bersangkutan
pelaksanan ukom inpassing dapat dilakukan:
a. Pada Instansi Pemerintah yang telah terakreditasi,
atau
b. Diuji oleh tim penguji yang dibentuk oleh Instansi
Pembina yang telah terakreditasi
Ketentuan terkait peserta uji kompetensi minimal 5 orang per jenjang jabatan

DRAFT REVISI PMK 42 tahun 2017


SOLUSI: tidak ada batas minimal untuk peserta Ukom
Belum ada Juknis (materi uji kompetensi inpassing dari Unit Pembina)

SOLUSI:
DRAFT REVISI PMK 42 tahun 2017
Apabila materi uji belum ditentkan oleh Unit Pembina ,
Tim Penguji dapat memilih butir kegiatan unsur utama
paling sedikit 5 butir unsur utama dengan target paling sedikit 3
dokumen Untuk masing masing butir kegiatan
Usulan rekomendasi formasi inpassing belum disertai dengan perhitungan
analisis jabatan dan analisis beban kerja

SOLUSI:

Menyusun analisi jabatan dan analisi beban kerja sesuai dengan


Peraturan Menteri KesehatanNomor 43 tahun 2017
tentang Pedoman Penyusunan Formasi
Jabatan Fungsional Kesehatan
SUBSTANSI PERUBAHAN PMK 42

Perpanjangan Akreditasi
Waktu Penyelenggaraan
Inpassing Ukom Inpassing

Rekomendasi
Jumlah Peserta Ukom
Hasil Ukom Inpassing
Persyaratan Pengangkatan Kedalam Jabatan Fungsional Kesehatan
N NAMA JAFUNG PERMENPAN SYARAT PENDIDIKAN PERMENKES (JUKNIS)
O
NO NAMA JAFUNG PERMENPAN
Keterampilan SYARAT PENDIDIKAN
Keahlian PERMENKES
(JUKNIS)
1 ADMINKES 42/2000 - S1/D IV Bidang Administrasi Kesehatan 19/2002 Sd Permenpan
No NO NAMANAMA JAFUNG
JAFUNG PERMENPAN
PERMENPAN SYARAT
Syarat
atau Sarjana/
PENDIDIKAN
DIV Pendidikan
Kesehatan\
PERMENKES
SKB PERMENK NO
SYARAT NAMA PERMENPAN
PENDIDIKAN
(JUKNIS) JAFUN
(JUKLAK) ES G
Keterampilan Keahlian (JUKNIS) Keterampilan Keahlian
2 APOTEKER 07/2008 - APOTEKER 377/2009 Sd Permenpan
3 ASISTEN APOTEKER
9 08/2008
EPIDEMIOLOG ASISTEN
17/2000APOTEKER Serendah-rendahnya Setingkat- Serendah-rendahnya 376/2009
S-1/DIV bidang Palingrendah
1200/2004SM Farmasi /
16 PEREKAM MEDIS 30/2013 SLTA/D-IPaling
sesuai rendah
klasifikasi
D3yang Paling
Kesehatan
rendah sesuai dengan
48/22/2014 Sekolah Asisten
kualifikasi47/2015 PalingApoteker/
rendah dan Paling
ditentukanRekam
atau D-IIIMedis
bidang lain S1/D4 Rekam yang ditentukan setinggi-inggiya D3 Farmasi atau
D3
D3 jurusan
Rekam
Farmasi RS
rendah S-
20 PSIKOLOG yang berhubungan dengan
NO KLINS
NAMA JAFUNG PERMENPA 11/2008
Medis
SYARAT PENDIDIKAN - Paling rendah
PERMEN 1112/200 613/201
Medis informsi
NO 1/D4SdJAFUNG
NAMA Permenpan
rekam
epidemologi
N yang ditetpakan oleh S1KES
Psikologi 8 0
4 BIDAN 01/2008 Paling rendah Sekolah Bidan/ Paling rendah S1/D IV Kebidanan
menkes 551/2009 dan sertifikat
Kesehatan medis
D-I Kebidanan (JUKNIS) informasi
profesi psikolog
10 FISIKAWAN 139/2003
MED 27 TERAPIS WICARA
12/2008 48/2005 Serendah rendahnya D3/ Paling rendah S1 - FISMED1367/2005 dengan 992/2006
262/2009 D-III TW kesehatan
Sd
5 DOKTER - DOKTER -
Akademi Terapi Wicara peminatan permenpan
6 DOKTER GIGI 17 PERAWAT141/2003 - 25/2014 D3 keperawatan DRG Paling rendah Ners 5/6/2015
- psikolog- klinis
11 FISIOTERAPIS 28 PEMBIMBING
04/2004 13/2013
D-III/Akademi Fisioterapi - Paling rendah Paling rendah
S-1/D-IV Fisioterapi50/18 62/2014
640/2005 S1/D4 di Bidang
7 DOKDIKNIS 21 17/2008 23 KESJA SANITARIAN - (47/2013) Paling 10/2006
rendah DR.SPES paling S1/D4 -
di Bidang
Paling rendah -2013
18/2001 153/200 Sdkesehatan
Permenpan
rendah D1 S1/D4 kesehatanbidang 6 kerja/hyperkes
12
8 ENTOMOLOG 18 PERAWAT
NUTRISIONIS 18/2000GIGI Serendah-rendahnya
23/2001 23/2014 Paling rendah D3S1/ D4
Serendah-rendahnya
D-I Serendah-rendahnya D-III GIZI DIVkeperawatan
Serendah-rendahnya
bidang kerja/hyperkes
jurusan 4/5/2015
S-1/D-IV
1201/2004
kesehatan Gizi - 1306/2001 Atau S2
sesuai dengan kualifikasi keperawatan
biologi, Kedokteran Hewan dan Gigi
kesehatan lingkungan atau Kesehatan dan
yang ditentukan atau diploma Kesehatan, atau S1/DIV bidanglingkungan
lain S1/D4 teknik Keselamatan
13 OKUPASI TERAPI LABKS III123/2005
19 PRANATA 08/2006
bidang lain yang Paling
Paling
yang rendah
rendah
berhubungan Paling rendah lingkungkan
dengan entomologi 611/2006 413/2007 991/2006 Sd. PermenPAN Kerja atau
berhubungan dengan D-III OKUP
kesehatan
SLTA/ yang ditetapkan oleh
sekolah Menkes
S1/D4 sesuai kedokteran kerja
14 ORTOTIS PROS 24 entomologi kesehatan
TEKNISI
122/2005
yang
ELEKT
Paling
setingkata28/2013
sesuai
rendah D-III/Akademi ortotik
kualifikasi
Paling yg Paling rendah 46/23/2014 993/2006
51/2015 SdSdPermenpan
ditetapkan
29 ASISTEN oleh MenKes
PENATA 10/2017 kualifikasi Paling
yg rendah ditentukan
D3rendah D3 S1/D4 - teknik 3/2018 -
ANESTESI prostetik
keperawatan anestesi/ permenpan
ditentukan teknik elektromedik
15 PKM 58/2000 Serendah-rendahnya kepenataan
D-III sesuai anestesi
elektromed
Serendah-rendahnya 66/2001
30 PENATA klasifikasi yang ditentukan-
11/2017 ik Paling rendah
Sajana/Diploma IV Kesehatan
D4 di 3/2018 -
ANESTESI Bidang
Juknis PKM 25 TEKNISI GIGI
66/2001 Serendah-rendahnya 06/2007
SLTA/D-I Paling -
Serendah-rendahnya 1148/2007 365/200
keperawatan
sesuai klasifikasi yang ditentukan rendah D3
Sarjana/Diploma IV sesuai 8
anestesiologi/
sesuai
klasifikasi yang ditentukan
penata Anesesi
dengan
kualifikasi
126 yg
Hal yang perlu diperhatikan (Formasi)
1. Dalam rangka pencapaian visi dan misi, apakah masing-masing Satker sudah melaksanakan
perhitungan formasi dan menyusun peta jabatan?
2. Apakah formasi sudah memperhitungkan beban kerja, tugas pokok dan fungsi Satker serta
memperhitungkan jenjang karier PNS ?
3. Apakah Formasi PNS yg ada saat ini sudah dapat memenuhi tupoksi untuk mencapai visi-misi dari
masing-masing Satker? Inpassing
4. Apakah PNS yang melaksanakan tupoksi untuk mencapai visi-misi dari masing-masing Satker
sudah diangkat ke dalam jabatan fungsional ?
5. Apakah pejabat fungsional kesehatan yang sudah ada sudah memenuhi kualifikasi dan
kompetensi?
6. Apakah peningkatan kualifikasi melalui tubel/ibel sudah dilaksanakan?
7. Apakah pengembangan kompetensi melalui diklat/sejenisnya sudah dilaksanakan?
8. Apakah pejabat fungsional kesehatan yang sudah ada sudah bekerja optimal dan dinilai kinerjanya
secara optimal ?
Hal yang perlu diperhatikan (Inpassing)

Apakah PNS yang melaksanakan tupoksi untuk mencapai visi-misi dari


masing-masing Satker sudah diangkat ke dalam jabatan fungsional ?

1. Apakah sudah mengusulkan formasi inpassing Jabatan Fungsional Kesehatan?


2. Apakah sudah membentuk tim pelaksana dan tim penguji ukom inpassing?
3. Apakah sudah mendapatkan rekomendasi dari unit Pembina?
4. Apakah sudah menyelenggarakan Ukom Inpassing?
5. Apakah sudah menerbitkan Sertifikat Ukom Inpassing?
Infographic Style
Nawacita ke 5
Pembanguna “meningkatkan
n Kesehatan kualitas hidup
manusia Indonesia”

SMART ASN RPJMN IV


RPJMN Pemerintahan
(2020-
III 1. Wawasan Global Kelas Dunia
2025)
2. IT & Bahasa
3. Networking
Tinggi ASN Human Capital

ASN yang ideal dan kompetitif di era


globalisasi dan era revolusi
industri 4.0
JUMLAH PEJABAT FUNGSIONAL
KESEHATAN DI INDONESIA
15 Dokter Gigi 6.961
1 Dokter Pendidik Klinis 2.077
2 Asisten Apoteker 12.262 16 Sanitarian 11.413

3 Nutrisionis 11.489 17 Pranata Laboratorium Kesehatan 13.167

4 Perawat 161.212 18 Entomolog Kesehatan 130

5 Okupasi Terapis 132 19 Perekam Medis 3.338


6 Fisikawan Medis 86 20 Fisioterapis 2.423

7 Perawat Gigi 10.439 21 Dokter 24.131

8 Penyuluh Kesehatan Masyarakat 4.503 22 Bidan 78.872


23 Epidemiolog Kesehatan 1.774
24 Terapis Wicara 94
9 Refraksionis Optisien 392
25 Ortosis Prostetis 32
10 Administrator Kesehatan 1.688
26 Teknisi Transfusi Darah 146
11 Radiografer 2.933
27 Teknisi Gigi 112
12 Apoteker 4.199
28 Pembimbing Kesehatan Kerja 214
13 Teknisi elektromedis 1.391
29 Penata Anestesi 0
14 Psikolog Klinis 160
TOTAL : 355.770 (per 4 April 2019) 30 Asisten Penata Anestesi 0
Membangun Sistem Merit ASN Menyesuaikan arah
pembangunan nasional
Mengapresiasi
PP 11/2017 Manajemen PNS
• Aligning Anjab & ABK thd
secara layak Renstra K/L/D, serta Audit
• Sistem pensiun & JHT Kepegawaian
• Sistem kompensasi • Supervisi oleh JPT Madya dan
Pratama
Menuju ASN Mendapatkan talenta
yang dinamis terbaik
• Talent Mapping,
Succession & Career 6P • Rekrutmen berbasis
jabatan (diversifikasi tes)
Planning & sertifikasi TKD
• Rotasi nasional (perekat • Orientasi & engagement
NKRI) utk setiap penugasan
pada jabatan baru
Meningkatkan kinerja
berkelanjutan Mengurangi kesenjangan
kompetensi
• Performance dialogue KEBIJAKAN &
• Merit & performance based PROSES • Training Need Analysis (TNA)
incentives • Diklat, Coaching & Mentoring
SISTEM & INFRASTRUKTUR
berbasis
BUDAYA KERJA & KEPEMIMPINAN
POLA KARIR PEGAWAI ASN
JABATAN UTAMA
PIMPINAN POSISI PPPK
TINGGI MADYA

PRATAMA

PNS KARIER
ADMINISTRATOR KEAHLIAN
JABATAN JABATAN FUNGSIONAL PPPK
ADMINISTRASI PENGAWAS
KETRAMPILAN

PELAKSANA
PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KOMPETENSI
TERINTEGRASI DAN CORPORATE UNIVERSITY
Peraturan LAN No 10 tahun 2018 tentang Pengembangan
Kompetensi bagi PNS
Mengatur prosedur perencanaan,
pelaksanan dan evaluasi
pengembangan kompetensi PNS tiap Mendorong kebijakan Corporate University
instansi pemerintah ASN sebagai learning solution.

Mengatur koordinasi perencaaan


pengembangan kompetensi PNS secara CORPU ASN : metode pembelajaran yang
nasional memadukan pendekatan klasikal dan non
klasikal di tempat kerja untuk mengelola PNS
bertalenta yang mendukung proses transformasi
budaya organisasi dan pencapaian strategi
Mengatur pemenuhan kebutuhan organisasi.
pengembangan kompetensi PNS melalui jalur
klasikal dan non klasikal
DESIGN HOLDING
CORPU ASN
LEVEL INSTANSIONAL VISI MISI DAN STRATEGI
INSTANSI
LEARNING SYSTEM
TARGET
AUDIENCE DELIVERY METHODS GOVERNANCE
CONTENT • Chief of Learning
• Jpt (Madya Dan • Pengembangan • In Class Officers
Pratama) Kompetensi • E Learning (Sekjen/Sekda/Sestama)
Manajerial dan • OJT • Dekan (Jpt Madya Lini)
• Administratsi Sosial Kultural • Secondment • Mentor/Coach (Pj
(Admintrator, Struktural, Fungsional
• Project Based
Pengawas, dan Pakar Int &Eks)
• Pengembangan Learning
pelaksana) • Pengajar, (Pj
Kompetensi Teknis • Exec Assignment
• Jab Fungsional • Magang Struktural, Fungsional
dan Pakar Int &Eks
• Etc
LEARNING INFRASTRUCTURE
• INFORMATION TECHNOLOGY
• CAREER AND COMPETENCY
• KNOWLEDGE MANAGEMENT
DEVELOPMENT PLAN
• LEARNING COMMUNITY
• TALENT MANAGEMENT
NETWORK
• PERFORMANCE MANAGEMENT
PENGUATAN JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN

Penambahan Jumlah
Jabatan Fungsional
STRATEGI
PENGUATAN Penetapan Pola Karir
JABATAN Jabatan Fungsional
FUNGSIONAL
KESEHATAN Peningkatan Kemampuan
Jabatan Fungsioal
Peningkatan Tunjangan
Jabatan Fungsional
Juklak dan Juknis
Pedoman Menyelenggaraka Menyusun
Formasi n Pelatihan kurikulum
pelatihan
Melakukan akreditasi
pelatihan fungsional
Standar
Kompetensi

Standar KHK dan


Pedoman karya Pedoman Analisis Kebutuhan Membina
tulis/ilmiah Penilaian KHK pelatihan fungsional penyelenggaraan
inovatif pelatihan di lembaga
pelatihan
TUGAS INSTANSI PEMBINA

Menyelenggarakan Uji Mengembangkan


Kompetensi Sistem Informasi Sosialisasi Juklak dan
Juknis
Memfasilitasi
Memfasilitasi penyusunan&pen
pelaksanaan tugas etapan kode etik Panev penerapan
pokok profesi& kode JF seluruh
perilaku instansi pengguna
Memfasilitasi Koordinasi dengan
pembentukan OP
instansi pengguna
Sejalan dengan
Pelaksanaan tata kelola
Manajemen ASN pemerintahan yang baik

ASN HUMAN
CAPITAL

Sejalan dengan tata


kelola pemerintahan
yang baik
SMART ASN

KOMPETENSI KOMPETENSI
DAN KUALIFIKASI DAN KUALIFIKASI
JABATAN CALON PEJABAT
Seleksi PNS
Penyusunan & Penetapan Kebutuhan
PNS
» Analisis jabatan & Analisis beban kerja Seleksi
per tahun untuk jangka waktu 5 tahun Adminis-trasi

Pengadaan PNS
» Perencanaan
» Pengumuman lowongan
» Pelamaran
» Seleksi
» Pengumuman hasil seleksi
» Masa percobaan
» Pengangkatan menjadi
PNS
JABATAN APARATUR SIPIL NEGARA
a. Jabatan Pimpinan tinggi Utama (Ka. LPNK)
JABATAN a. b.Jabatan Pimpinan
Jabatan tinggi
Pimpinan Utama
tinggi (Ka. (Sekjen,
Madya LPNK) Sekjen LNS, Sestama, Staf Ahli Menteri,
JABATAN b. Jabatan Pimpinan
Setda Prov) tinggi Madya (Sekjen, Sekjen LNS, Sestama, Staf Ahli Menteri,
PIMPINAN TINGGI c.Setda Prov) Pimpinan Tinggi Pratama (Direktur, Karo, Asdep, Setditjen, Set. Itjen,
Jabatan
PIMPINAN TINGGI c. Jabatan
Kapus,Pimpinan
Inspektur,Tinggi Pratama
Set.DPR, (Direktur,
Ka.Balai, Karo, Asdep,
Setda Kab/Kota dan jabSetditjen,
lain yang Set.
Kapus, Inspektur, Set.DPR, Ka.Balai, Setda Kab/Kota dan jab lain yang setara
Itjen,
setara

a. Jabatan Administrator (memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan public


a. Jabatan
serta Administrator (memimpin
adm. Pemerintahan pelaksanaan seluruh kegiatan public
& pembangunan);
JABATAN b.serta adm. Pemerintahan
Jabatan & pembangunan);pelaksanaan
Pengawas (mengendalikan kegiatan yang
JABATAN b. Jabatan Pengawas (mengendalikan
pelaksana); pelaksanaan kegiatan yang
ADMINISTRASI dilakukan oleh pejabat
ADMINISTRASI c.dilakukan
Jabatanoleh
c. Jabatan
pejabat(melaksanakan
Pelaksana
Pelaksanadan
pemerintahan
pelaksana); kegiatan pelayanan public serta adm
(melaksanakan
pembangunan)kegiatan pelayanan public serta adm
pemerintahan dan pembangunan)

Keahlian :
Keterampilan :
JABATAN a. Ahli Utama
a. Penyelia
JABATAN b. Ahli Madya
FUNGSIONAL c. Ahli Muda
b. Mahir
FUNGSIONAL d. Ahli Pertama
c. Terampil
Pelayanan Rumah Sakit Kelas A & B
Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan
Anak, Bedah, Obstetri & Ginekologi)

Pelayanan Anestesiologi, radiologi,


- Pelayanan IGD patologi klinik, patologi anatomi, &
- Pelayanan Medik Spesialis Dasar Rehabilitasi medik
- Pelayanan Medik Spesialis Penunjang
- Pelayanan Medik Spesialis Lain Pelayanan mata, THT, syaraf, Jantung &
- Pelayanan Medik Subspesialis Pembuluh Darah, Kulit & Kelamin,
- Pelayanan Medik Spesialis Gigi & Mulut Kedokteran Jiwa, Paru, Orthopedi, Urologi,
Bedah Syaraf, Beda Plastik & Kedokteran
Pelayanan Medik - Pengelolaan sediaan farmasi,
Forensik
alkes & BMHP
Pelayanan Bedah Mulut,
- Farmasi klinik Konservasi/Endodonsi, & Orthodonti
Pelayanan Kefarmasian
- Asuhan Keperawatan & Kebidanan
Pelayanan Keperawatan & Kebidanan
Pelayanan Bank Darah, Perawatan Intensif semua
Pelayanan Penunjang Klinik gol umur & jenis penyakit, Gizi, Sterilisasi Instrumen
& Rekam Medik
Pelayanan Penunjang Nonklinik Laundry/Linen, Jasa/boga, teknik & pemeliharaan fasilitas,
pengelolaan limbah gudang, ambulans, Sistem Informasi,
Pelayanan Rawat Inap Pemulasaraan jenazah, sistem penanggulangan kebakaran, ,
pengelolaan gas medik, & pengelolaan air bersih

Dilengkapi dengan fasilitas : jumlah tempat tidur kls III paling sedikit 30% dari
seluruh tempat tidur di RS Pemerintah, dan paling sedikit 20% dari seluruh tempat
tidur di RS Swasta, Jumlah Tenpat tidur perawatan intensif sebanyak 5% dari
seluruh tempat tidur di RS Pemerintah & Swasta
Pelayanan Rumah Sakit Kelas C
Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan
Anak, Bedah, Obstetri & Ginekologi)

Pelayanan Anestesiologi, radiologi,


- Pelayanan IGD patologi klinik, patologi anatomi, &
- Pelayanan Medik Spesialis Dasar Rehabilitasi medik
- Pelayanan Medik Spesialis Penunjang
- Pelayanan Medik Spesialis Lain
- Pelayanan Medik Subspesialis
- Pelayanan Medik Spesialis Gigi & Mulut

Pelayanan Medik - Pengelolaan sediaan farmasi,


alkes & BMHP
- Farmasi klinik
Pelayanan Kefarmasian
- Asuhan Keperawatan & Kebidanan
Pelayanan Keperawatan & Kebidanan
Pelayanan Bank Darah, Perawatan Intensif semua
Pelayanan Penunjang Klinik gol umur & jenis penyakit, Gizi, Sterilisasi Instrumen
& Rekam Medik
Pelayanan Penunjang Nonklinik Laundry/Linen, Jasa/boga, teknik & pemeliharaan fasilitas,
pengelolaan limbah gudang, ambulans, Sistem Informasi,
Pelayanan Rawat Inap Pemulasaraan jenazah, sistem penanggulangan kebakaran, ,
pengelolaan gas medik, & pengelolaan air bersih

Dilengkapi dengan fasilitas : jumlah tempat tidur kls III paling sedikit 30% dari
seluruh tempat tidur di RS Pemerintah, dan paling sedikit 20% dari seluruh tempat
tidur di RS Swasta, Jumlah Tenpat tidur perawatan intensif sebanyak 5% dari
seluruh tempat tidur di RS Pemerintah & Swasta
ALUR PASIEN POLI UMUM

JFPranata
Labkes

Laboratorium

JF Dokter Spesialis
Administrasi JF Perawat
Pasien dengan JF
Menuju Poli Umum
Perekam Medis
batuk berdarah Pelayanan Poli dr.Sp
kesehatan JF Dokter
JF Perawat

JF Jabatan Fungsional
Radiografer
Kesehatan yang harus
tersedia :
Poli Rontgen

1. Perekam Medis
Poli farmasi 2. Dokter
JF Apoteker 3. Dokter Spesialis
Asisten Apoteker 4. Perawat
5. Pranata Laboratorium
Kesehatan
JF Dokter 6. Perekam Medis
PASIEN PULANG Poli Rawat Inap JF Perawat 7. Apoteker
8. Asisten Apoteker
Contoh Tugas Pokok Bidan Penyelia
di Instalasi Rawat Inap
Dst....

Melaksanakan tugas
jaga/shift di Rumah Sakit
Melaksanakan
asuhan kebidanan pada pasien
kasus patologis kegaatdaruratan
kebidanan

BIDAN
Melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan
pada pasien kasus patologis
kegaatdaruratan kebidanan

Persiapan alat dan pasien pada


kasus patologis kegawatdaruratan Melaksanakan dokumentasi pada
asuhan kebidanan pada pasien
kasus patologis kegaatdaruratan
kebidanan
1. INVENTARISASI TUGAS POKOK
PermenPAN No 1 Tahun 2008
2. MENGINVENTARISASI NILAI ANGKA KREDIT UNTUK MASING-MASING
BUTIR KEGIATAN

PermenPAN No 1 Tahun 2008


3. MENENTUKAN WAKTU PENYELESAIAN BUTIR KEGIATAN (WPK)

Menentukan waktu penyelesaian butir Bagi jabatan fungsional kesehatan


kegiatan (Wpk) perawat, asisten penata anastesi,
penata anastesi, teknisi gigi dan
Wpk = Akb perawat gigi, penentuan waktu penyelesaian
  butir kegiatan (Wpk) dengan menggunakan
Kt standar norma waktu yang telah ditetapkan
unit pembina dan organisasi profesinya.

Keterangan:
Wpk : Waktu penyelesaian butir kegiatan dalam 1 tahun
Akb : Angka Kredit Butir Kegiatan masing- masing dalam 1 tahun
Kt : Konstanta PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 43
TAHUN 2017
TENTANG PENYUSUNAN FORMASI JABATAN
4. MENENTUKAN VOLUME/BEBAN KERJA PADA TAHUN YANG DIHITUNG

Besaran volume/beban kerja ditentukan berdasarkan Cara Penentuan Volume :


target yang ditetapkan oleh unit/satuan kerja dalam 1 1. Rekapitulasi Dokumen
(satu) tahun yang harus diselesaikan oleh masing-masing 2. Estimasi
jabatan fungsional kesehatan sesuai dengan jenis dan 3. Gestimasi
jenjang jabatannya.

Tidak diisi apabila butir


kegiatan tidak dilakukan

Diisi berdasarkan banyaknya


kegiatan yang dilakukan
dalam satu tahun
5. MENGHITUNG WAKTU PENYELESAIAN VOLUME
MASING-MASING KEGIATAN (WPV)

6. MENJUMLAHKAN SELURUH WAKTU PENYELESAIAN


X
= VOLUME KEGIATAN DALAM 1 (SATU) TAHUN (∑WPV)

Wpv = Wpk x V
Keterangan:
Wpv : Waktu penyelesaian Volume kegiatan dalam 1 tahun
Wpk : Waktu penyelesaian butir kegiatan dalam 1 tahun
V : Volume masing-masing kegiatan dalam 1 (satu) tahun
7. PERHITUNGAN JUMLAH FORMASI JABATAN
FUNGSIONAL UNTUK SETIAP JENJANG JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN

Untuk jabatan fungsional kesehatan


Epidemiologi, Entomolog, Penyuluh
Kesehatan masyarakat, Bidan dan
Sanitarian, pada satuan kerja yang berada di wilayah kategori
terpencil, terluar dan perbatasan kepulauan, dimana butir
kegiatannya dilakukan ke lapangan/masya
rakat, hasil penghitungan formasi yang
telah didapat, dikalikan kembali dengan 150%.

Formasi JF = ∑Wpv
1250 8. PENENTUAN JUMLAH FORMASI
≥ 0,50 = 1 (satu) Formasi
DTPK = Formasi JF X 150% < 0,50 = tidak dapat ditetapkan formasi
untuk jenis dan jenjang jabatan
Keterangan:
fungsional Kesehatan
Formasi JF : Jumlah jabatan fungsional kesehatan yang diperlukan menurut jenis dan jenjang
∑Wpv : Jumlah waktu penyelesaian volume kefiatan dalam 1 tahun
1250 : Standar jam kerja efektif dalam 1 tahun
PEMENUHAN
LOWONGAN
FORMASI
FORMASI
Bertugas sebelum dan masih
bertugas pada saat terbit Bertugas setelah terbit Permenpan Sebelumnya Stuktural/
fungsional yang lain
Permenpan dan sesuai formasi CPNS

PENGANGKATAN
INPASSING ALIH JABATAN PROMOSI
PERTAMA

PAK

Pemenuhan Lowongan Formasi JFK bisa dengan Kenaikan Jafung min. 1 tahun
pemberian Tugas Belajar kepada Calon SK JABFUNG dalam jabatan
Pejabat Fungsional Kesehatan

Min. 2 tahun dalam


SK KENAIKAN PANGKAT
jabatan
Pelantikan dan
Pengambilan Su mpah
Mengusulkan
(selain jenjang Menetapkan
utama)

Pengangkatan
PyB Pertama/ Inpassing/ PPK SK selain
Promosi/ Perpindahan jenjang Utama
Jabatan

Delegasi (selain jenjang ahli madya)

Menetapkan

Mengusulkan Pengangkatan
(jenjang utama) Pertama/ Inpassing/ Presiden SK Jenjang
PPK Promosi/ Utama
Perpindahan Jabatan

Delegasi (selain jenjang ahli utama)


Permasalahan Pelaksanaan Uji Kompetensi Jabfungkes

Proses persiapan pelaksanaan


Uji kompetensi
Belum ada belum
anggaran sesuai
untuk
jadwal yangbelum
ditetapkan
penyelenggaraan
Tim penguji pernahuji mengikuti
kompetensi
pelatihan
Sebagian sebagai
peserta ujiTim Penguji
tidak Uji
dapat mendaftar
Kompetensi Jabatan
secara online, Fungsional
sudah masuk di sistem E-
Peserta
Ukom tidak uji
Kesehatan
tapi bisa yang
lanjut kekurang
tahap
Peserta ujiberikutnya
belum terbiasa menyusun berkas
berkompeten
portofolio seperti standar yang
Belum semua peserta memahami
dipersyaratkan
persyaratan
Belum semuaadministrasi uji
penguji mengikuti
kompetensi
pelatihan penilaian uji kompetensi
Permasalahan Pelaksanaan Uji Kompetensi Jabfungkes

Banyak peserta ujian tidak


mengetahui tentangmasih
Penyelenggara pengisian
kesulitan
LogBook
dalam memproses tahap
pengelompokan
Peserta uji peserta
belum serta
memahami
Masih banyak
memverifikasi peserta
secara uji yang belum
online
metode
mengerti
penilaian uji
Pesertacara input data untuk
uji kompetensi kurangproses
memahami
pendaftaran
setiap e-ukomyang di uji
butir kegiatan
Keterbatasan Tim Penguji dan pengetahuan
Format dalam
penilaian
hal penilainnya
portofolio belum dapat
dipahami
Peserta oleh Tim Penguji
Uji Kompetensi masih ada yang
belum memahami tentang Ukom Jabfung
dengan Ukom Profesi
Permasalahan Pelaksanaan Uji Kompetensi Jabfungkes

Sistem aplikasi belum sepenuhnya lancar,


masih banyak peserta
Pengaturan jumlahyang
kelasmasih
yang belum
diperlukan
paham teknologi/
dikarenakan aplikasimeminta
tim penguji
Kurangnya koordinasi antara panitia dan tim penguji
disediakan ruangan
berimbas untukpeserta
pada kesiapan masing-masing
dalam menghadapi uji
kompetensi yang
penguji
Tim tidak terarahkan
terpisah
Penilai UKOM masihsehingga
terdapatpada saatdalam
kendala
pelaksanaan ujian masih banyak peserta
menerjemahkan/memahami yang
materi belum
ujian kompetensi
memahami poin-poin yang akan diujikan
portofolio karena belum pernah ada sosialisasi terkait
Jarak antara pelaksanaan Uji
definisi operasional materi uji tersebut
Kompetensi dan keluarnya
Belum bisa membedakan Nomor
Ukom
sertifikat
Profesiyang terlalu
dengan Ukomlama
Jabfung
Akreditasi Penyelenggaraan Uji Kompetensi jabatan fungsional kesehatan
Bertujuan :
a. Terselenggaranya uji kompetensi jabatan fungsional kesehatan untuk ?
kenaikan jenjang jabatan sesuai standar Apa Tim Pengakreditasi
b. Memberikan penjaminan kualitas penyelenggaraan uji kompetensi
c. Terstandarnya akreditasi penyelenggara uji kompetensi jabatan
fungsional kesehatan.
• Tim Asessor
si ?
1. Instansi Penyelenggara Uji Dia
kre
dita • Tim Penilai
ng
yang diakreditasi
Siap
a ya • Sekretariat
• Instansi pemerintah pengguna jabatan fungsional kesehatan yang sekurang Kewenangan
kurangnya dipimpin oleh pejabat pimpinan tinggi pratama;
a. memberikan dan mencabut akreditasi terhadap Instansi uji;
• instansi atau unit organisasi yang mempunyai sebagian tugas, fungsi dan/atau
b. melakukan pendelegasian tugas penilaian dan visitasi akreditasi
wewenang dalam merencanakan dan menyelenggarakan uji kompetensi jabatan
kepada unit Pembina jabatan fungsional bidang kesehatan apabila :
fungsional kesehatan a) unit Pembina yang dinilai mampu dalam hal sumber daya
UNIT YANG MELAKUKAN untuk melaksanakan akreditasi,
AKREDITASI DAN b) Pernah melaksanakan uji, dan nilai akreditasi dengan
kategori A
KEWENANGANNYA c. Memberikan pendelagasian tugas visitasi kepada asesor tingkat
• melakukan akreditasi;
provinsi
• melakukan re - akreditasi;
Tugas Pelaksana Akreditasi • melakukan koordinasi dengan Instansi
Pembina atau unit Pembina dalam proses
JUNE PROJECT- PROFESSIONE KEYNOTE TEPMLATE 2015 akreditasi; www.june.com
Tim Pengakreditasi

Ti Ti
Berkedudukan di Pusat yang S m Berkedudukan di Pusat yang membidangin
m
membidangi Jabfungkes Berkedudukan di Pusat dan Tingkat Provinsi Jabfungkes
Tugasnya
• Memberikan bantuan administratif e A
• Asesor adalah Aparatur Sipil Negara dan /
atau Praktisi yang memiliki kompetensi untuk
• Penilai adalah Aparatur Sipil Negara (ASN)
dan/atau praktisi yang diberi tugas memutuskan
hasil penilaian akreditasi instansi berdasarkan
• Menyediakan berbagai
informasi dan laporan akreditasi
data,
kr
menilai kapasitas instansi penyelenggara uji,
s
tim penguji dan materi uji dan memberikan
penilaian serta rekomendasi hasil penilaian

rekomendasi dari asesor
P
Persyaratan Penilai adalah Memiliki kompetensi
• Membuat kesepakatan jadwal dalam menilai standar, unsur, sub unsur dan


visitasi
Melakukan verifikasi kelengkapan et
• Tugas Asesor :
e
a. Mengumpulkan data terkait unsur, sub unsur
dan komponen akreditasi melalui visitasi

komponen akreditasi instansi
Tugasnya e
a. Memutuskan hasil akhir penilaian akreditasi dan
dokumen
• Melakukan
akreditasi
penghitungan
a nilai
b. Meneliti dan meverifikasi data terkait unsur,
sub unsur dan komponen akreditasi; s
c. Menilai data terkait unsur, sub unsur dan
menyampaikan laporan akreditasi kepada
pimpinan unit pengakreditasi;
b. Mempelajari dan menganalisis hasil
ni
• penghitungan nilai akreditasi dan rekomendasi
Menyerahkan hasil penghitungan
nilai akreditasi dan rekomendasi ri
hasil penilaian asesor ke tim penilai;
komponen akreditasi;
o
d. Menyusun laporan hasil penilaian akreditasi,
dan rekomendasi akreditasi;
asesor;
c. Menetapkan nilai akreditasi instansi danla
membuat rekomendasi hasil akhir penilaian;
• Memilih ketua dan asesor untuk
melakukan visitasi at e. Menyampaikan laporan
r i
d. Menyampaikan laporan hasil akhir penilaian
akreditasi instansi kepada ketua tim akreditasi
Alur penyelenggaraan akreditasi oleh Mekanisme penyelenggaraan
instansi yang akan diakreditasi akreditasi unit pengakreditasi uji

JUNE PROJECT- PROFESSIONE KEYNOTE TEPMLATE 2015 www.june.com


Tugas Pelaksana Akreditasi
• melakukan akreditasi;
• melakukan re - akreditasi;
• melakukan koordinasi dengan Instansi Pembina
atau unit Pembina dalam proses akreditasi;
UNIT YANG
MELAKUKAN Tim Pengakreditasi
AKREDITASI DAN • Tim Asessor
KEWENANGANNYA • Tim Penilai
• Sekretariat

Kewenangan
a. memberikan dan mencabut akreditasi terhadap
Instansi uji;
b. melakukan pendelegasian tugas penilaian dan
visitasi akreditasi kepada unit Pembina jabatan
fungsional bidang kesehatan apabila :
a) unit Pembina yang dinilai mampu dalam hal
sumber daya untuk melaksanakan
akreditasi,
b) Pernah melaksanakan uji, dan nilai akreditasi
Alur Penyelenggaraan Akreditasi Oleh
Instansi Yang Akan Diakreditasi
UNSUR DAN SUB UNSUR AKREDITASI
Unsur Akreditasi

1. Penyelenggara Uji
Sub unsur
Setiap sub unsur terdiri dari :
a. Analisis Kebutuhan dan Perencanaan Kebutuhan
b. Sub unsur Tim Pelaksana uji
a. A. Standar
c. Sub Unsur Fasilitas Pelaksanaan Uji b. B. Kriteria
d. Sub Unsur Penjaminan Mutu c. C. Pokok Pikiran, dan
d. D. Elemen
2. Tim Penguji
Sub unsur Kualifikasi Tim Penguji

3. Materi Uji
Sub Unsur Materi Uji Portofolio
Penilaian Dan Penetapan Akreditasi

• Tim penilai ditetapkan oleh unit pengakreditasi


• Anggota Tim Penilai terdiri dari ASN dan Praktisi yang memiliki
Penilai kompetensi dalam menilai unsur, sub unsur dan komponen akreditasi
• Susunan tim penilai adalah ganjil paling sedikit berjumlah 3 (tiga) orang

• Akreditasi instansi penyelenggara uji dilakukan berdasarkan hasil penilaian secara kumulatif
• Masing – masing unsur akreditasi memiliki nilai paling rendah 70,00
• Instansi penyelenggara uji yang nilai total akreditasinya 70,00 atau lebih dinyatakan layak, dibawah 70,00 dinyatakan tidak layak

Penetapan • Nilai kelayakan akreditasi




Kategori A ; nilai >90
Kategori B ; nilai 80-90
• Kategori C : nilai 70 -79
• Tidak terakreditasi < 70

Masa Berlaku •

Masa berlaku sertifikat akreditasi instansi penyelenggara uji :
Kategori A adalah 5 (lima) tahun;
• Kategori B adalah 3 (tiga) tahun;
Sertifikat • Kategori C adalah 2 (dua) tahun

Anda mungkin juga menyukai