Kelompok 3 Teori Psikoanalisis
Kelompok 3 Teori Psikoanalisis
memperbaiki diri,
membantu konseli menyajikan objek yang
mengembangkan lebih berpotensi ideal, dan
besar ego-control mengekspresikan empati
selama kegagalan konseling
yang optimal.
Teknik
Teori
Psikoanali
sis
Asosiasi Bebas
• Asosiasi Bebas adalah suatu metode
pemanggilan kembali pengalaman-
pengalaman masa lalu dan pelepasan
emosi- emosi yang berkaitan pada masa
lalu, yang dikenal dengan istilah katarsis.
1)
Konseling psikoanalisa 3)
merupakan Terlalu
penyembuhan yang meminimalkan
lebih bersifat rasionalitas.
psikologis dengan
cara-cara fisik.
2) 4)
Adanya Terapi ini
penyesuaian memiliki dasar
antara teori dan teori yang kuat.
teknik.
Kelemahan Teori Psikoanalisis
1 2 3 Day 4
Dianggap tidak Masa lalu Waktu Perlu dilakukan
memilki individu sangat prosesnya lama dengan
pendekatan mempengaruhi
konselor yang
terampil
CONTOH PENGAPLIKASIAN TEORI
PSIKOANALISIS PADA USIA DEWASA AWAL
• Identifikasi Kasus • Prognosis
Jo merupakan mahasiswa jurusan teknik elektro Rencana yang akan diberikan yaitu menemukan
semester 4, ia berusia 20 tahun. Jo sering kemampuan konseli untuk memahami diri
merasa cemas berlebih jika ia harus berbicara di bahwa konseli mampu berbicara di depan
depan umum. Jo seorang yang baik tetapi ia umum dan meningkatkan percaya diri konseli
memiliki beban moral karena ia adalah anak dengan teknik konseling asosiasi bebas.
seorang ustad. Jo merasa sering merasa cemas
jika melakukan suatu kesalahan. Jo sering
dimarahi orangtuanya karena didikannya
otoriter.
CONTOH PENGAPLIKASIAN TEORI
PSIKOANALISIS PADA USIA DEWASA MADYA
Identifikasi Kasus
Ibu Dina merupakan pekerja tenaga medis yang berusia 45 tahun. Saat di rumah, ia cukup perhatian
kepada anaknya, seperti menyiapkan makanan yang beragam setiap hari untuk anak-anaknya sebelum
berangkat kerja dan setiap hari ia meninggalkan uang jajan yang nominalnya cukup besar bagi anak-
anaknya yang masih SMP. Walaupun begitu, Ibu Dina seringkali memperlakukan anak-anaknya dengan
kurang baik, terlebih saat dia pulang kerja dan saat dia mendapat pekerjaan di akhir pekannya. Ibu Dina
tidak hanya sering melakukan kekerasan secara verbal, tetapi ia juga beberapa kali menyerang fisik anak-
anaknya. Saat menemui anaknya yang sedang bermain ponsel ataupun tidur di waktu belajarnya, hal itu
membuat Ibu Dina memarahi serta kadang memukuli anaknya. Sampai pada suatu saat terjadi suatu
konflik yang besar hingga membuat anak Ibu Dina sakit hati dan menangis. Setelah itu, Ibu Dina mulai
menyadari perilakunya dan merasa bingung mengenai apa yang harus ia lakukan kepada anaknya.
CONTOH PENGAPLIKASIAN TEORI
PSIKOANALISIS PADA USIA DEWASA MADYA
Prognosis
Ibu Wati adalah seorang lansia berumur 70 tahun. Saat ini, beliau
tinggal di sebuah yayasan/panti jompo. Beliau menetap di panti sudah
sekitar 3 tahun lamanya. Alasan beliau tinggal disana karena sudah
ditinggalkan oleh suami dan anak-anaknya tidak ada seorangpun yang
mau mengurus dikarenakan sudah sibuk dengan kehidupan mereka
masing-masing dengan keluarganya. Ibu Wati dianggap menjadi beban
bagi anak-anaknya karena sudah tidak berdaya lagi, bahkan untuk
berjalan saja harus menggunakan kursi roda.
CONTOH PENGAPLIKASIAN TEORI
PSIKOANALISIS PADA USIA DEWASA AKHIR
Setiap pagi, Ibu Wati melakukan rutinitas seperti senam pagi, berjemur, jalan-jalan di sekitaran panti, dan
lain sebagainya. Setelah melakukan rutinitas tersebut, pada malam harinya jadwal Ibu Wati adalah makan
malam. Pada saat makan malam, terkadang Ibu Wati tiba-tiba teringat pengalaman masa lalu bersama suami
dan anak-anaknya, dimana ketika makan malam adalah suatu momen yang sangat bahagia karena bisa
berkumpul dengan suami dan anak-anaknya yang sudah berkegiatan seharian di luar rumah. Setelah
mengingat momen itu, seketika beliau berhenti makan lalu menangis histeris tidak ada hentinya sehingga
harus segera diberi obat penenang. Perilaku Ibu Wati tersebut disebabkan karena pada saat masa kecilnya
beliau sudah hidup sebatang kara sehingga apapun yang Ibu Wati rasakan selalu dipendam sendiri dan
melampiaskannya dengan cara menangis sehingga semakin berjalannya waktu, kebiasaan buruk beliau
tersebut semakin menjadi-jadi sampai beliau menangis histreris karena tidak bisa mengontrol emosi. Ibu
Wati menyadari bahwa perbuatannya itu tidak baik dan beliau ingin lebih dapat memahami,
mengendalikan, dan mengontrol emosinya dengan baik. Untuk itu, beliau memerlukan konselor untuk
membantu menyelesaikan permasalahan yang dialaminya.
CONTOH PENGAPLIKASIAN TEORI
PSIKOANALISIS PADA USIA DEWASA AKHIR
• Prognosis
Proses konseling terdiri atas lima tahap, yaitu; 1) Pengantaran; merupakan tahap pertama dalam
melakukan hubungan konseling yang diawali dengan teknik penstrukturan dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh klien. 2) Penjajakan; merupakan proses mendalami mencari faktor
penyebab 3) Penafsiran; konselor menyimpulkan masalah yang dialami oleh klien yang diawali
dengan teknik penyimpulan pembicaraan 4) Pembinaan; tahap pemberiaan solusi atau
penyelesaian
THANKYOU
ANY QUESTION?