Anda di halaman 1dari 72

TUGAS MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING

“ FILM TAARE ZAMEEN PAR”

Disusun oleh :

NAMA : GRACE SARIRA

NIM : 217 118 418

KELAS : E8

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. 1
ABSTRAK .................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 3
A. Latar Belakang Masalah Dalam Film ................................................ 4
B. Rumusan Masalah Film ..................................................................... 5
C. Tujuan Film ....................................................................................... 5
D. Manfaat Film ..................................................................................... 5
BAB II .......................................................................................................... 6
Analisis isi konten film secara keseluruhan .................................................. 7-11

BAB III ........................................................................................................ 12

Teori BK dari BAB 1-5 yang berkaitan dengan film .................................... 13-44

BAB IV.......................................................................................................... 45
Analisis Film menggunakan teori BK yang terkait mulai dari bab 1-bab 5 .. 46-67
BAB V ........................................................................................................... 68
A. Kesimpulan ........................................................................................ 68
B. Saran ................................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 70
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikannikmat-Nya
sehingga kita dapat terus menuntut ilmu sampai sekarang ini dan penulis dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah dengan judul film “TAARE ZAMEEN
PAR”.Saya pun berterimakasih kepada semua pihak yang membantu saya dalam
menyelesaikan tugas makalah ini.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah yaitu Bimbingan
dan Konseling. Dalam makalah ini membahas tentang film dengan judul “TAARE
ZAMEEN PAR”.

Penulis berharap, makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca mengenai film “TAARE ZAMEEN PAR”.

Oleh karena itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari Dosen maupun pembaca untuk perbaikan di waktu berikutnya. Terima kasih

Makale, 17 Mei 2020

Penulis

1
ABSTRAK

Film selalu membentuk dan mempengaruhi masyarakat berdasarkan muatan pesan


dibaliknyaseperti dalam Film Taare Zameen Par yangmenceritakan tentang bagaimana
menciptakan suatu metode pembelajaran yang mampu menarik dan menginspirasi peserta
didiknya. Film Taare Zameen Par menunjukan adanya upaya membangun karakter percaya
diri siswa berkebutuhan khusus.Upaya yang dilakukan oleh pak Nikumbh untuk membantu
Ishaan membaca dan menulis dengan memberikan pelatihan-pelatihan seperti, Ishaan
diajarkan menulis huruf di atas pasir, menulis huruf di atas kulit (sebagai indra peraba),
bermain warna dengan contoh bentuk huruf, membentuk beberapa karakter dengan
playdoo, menggambar angka besar di papan kotak-kotak, meronce, memberikan rekaman
suara yang sesuai dengan tulisan yang di berikan kepada Ishaan, agar ia dapat belajar
membaca denganmengikuti nada suara dan melihat tulisan. Film Taare Zameen Par tidak
hanya dapat digunakan sebagai media pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan namun juga bisa digunakan refrensi guru sebagai upaya membangun
karakter percaya diri pada siswa berkebutuhan khusus maupun siswa yang tidak
berkebutuhan khusus.
Kata kunci: Membangun Karakter Percaya Diri Siswa Berkebutuhan Khusus

2
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah Dalam Film

Bersekolah merupakan pengalaman pembentuk perkembangan anak yang utama,


yang mempengaruhi setiap aspek perkembangan anak.Di sekolah anak-anak mendapatkan
ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi sosial, mengembangkan tubuh dan
pikirannya dan menyiapkan kehidupan masa dewasa.Masuk sekolah menandai kemajuan
perkembangan anak.Semakin anak merasa lebih baik mengenal keterampilan akademisnya,
anak semakin cenderung terlibat di kelas.Semakin keras anak bekerja di kelas, semakin
berkembang rasa percaya dirinya.Pendidikan harus membantu orang agar seseorang secara
tahu dan mau bertindak sebagai manusia dan bukan hanya secara intriktif saja. Jadi
pendidikan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Film
memiliki berbagai peran, selain sebagai sarana hiburan, film juga sebagai media
pembelajaran.Pengaruh film memiliki dua dimensi yaitu positif dan negatif.Film dapat
mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan muatan pesan di dalamnya.Kritik-
kritik yang muncul didasarkan bahwa film adalah potret dari masyarakat dimana film itu
berada.Namun sebuah film terkadang menimbulkan pro dan kontra. Pro dan kontra pesan
film menyangkut berbagai hal atara lain: pesan moral, pesan mistik, kekerasan dan lain-
lain.

Salah satu film yang digemari oleh orang Indonesia adalah film india, salah satu
film india yang mengandung muatan pendidikan adalah film Taare Zameen Par.
Sebagaimana film india pada umumnya, film ini juga disertai beberapa lagu untuk
memperkuat alur ceritanya. Film ini mengandung pesan moral yang berkenan dengan upaya
membangun kembali karakter percaya diri siswa berkebutuhan khusus.Contoh nilai-nilai

3
positif dalam film yang harus dilakukan oleh pendidik seperti yang dilakukan pak Nikumbh
dalam mengajar dia membuat anak senang dulu kemudian dia menyanyi, menari, dan
bermain seruling, sehingga anak ikut menari dan bernyanyi .Sehingga anak lebih
bersemangat dalam belajarnya.

Film yang berdurasi 2 jam 42 menit lewat 33 detik tersebut menceritakan tentang
seorang anak kelas 3 SD yang berusia 9 tahun bernama Ishaan Awasthi, dia tidak mampu
membaca menulis seperti anak-anak pada umumnya.Dia sering dihukum oleh gurunya dan
tidak naik kelas karena nilai buruk pada semua mata pelajaran, selain itu sifatnya yang
emosional kerap menimbulkan masalah dilingkungan sekitarnya. Ayahnya yang sudah
tidak tahan akhirnya mengirim dia ke sekolah asrama,disinilah ihsaan mulai ketakutan dan
sedih. Film ini bercerita mengenai seorang anak yang bernama Ishaan Awasthi.Ishaan
adalah seorang anak disleksia, disleksia adalah gangguan belajar, dimana anak tidak
mampu membedakan huruf-huruf, angka dan tidak mampu memperkirakan jarak.Hal ini
mengakibatkan seorang anak tidak mampu membaca dan menulis kerena kebingungan saat
melihat huruf.Hal ini mengakibatkan Ishaan diangap sebagai anak yang bodoh oleh guru-
gurunya di sekolah.Hingga akhirnya Ishaan pindah di sekolah asrama, semenjak itu Ishaan
berubah menjadi anak yang pemurung dan Ishaan kehilanggan kepercayaan
dirinya.Semuanya berubah hingga ada seorang guru baru mengajar.Sang guru mencari tahu
keadaan yang sedang dialami oleh Ishaan, dan perlahan guru baru tersebut mampu
membangun kembali kepercayaan diri Ishaan sehingga bisa menjadi anak yang aktif dan
pintar.

Film ini juga menggambarkan bahwa pendidikan bukanlah sesuatu yang boleh
dipaksakan kepada peserta didik, tapi lebih kepada proses untuk mengembangkan dan
mengarahkan peserta didik dengan bakat yang telah dimilikinya.

4
B.Rumusan Masalah Film

1. Bagaimana upaya membanggun karakter percaya diri siswa berkebutuhan khusus


pada film Taare Zameen Par?
2. Apa sajakah hambatan dalam upaya membangun karakter percaya diri siswa
berkebutuhan khusus pada film Taare Zameen Par?
3. Bagaiman upaya mengatasi hambatan dalam membangun karakter percaya diri
siswa berkebutuhan khusus pada Taare Zameen Par?

D.Tujuan Film

1. Untuk mengetahui upaya dalam membangun karakter percaya diri siswa


berkebutuhan khusus pada Film Taare Zameen Par.
2. Untuk mengetahui hambatan dalam upaya membangun karakter percaya diri siswa
berkebutuhan khusus pada film Taare Zameen Par.
3. Untuk mengetahui upaya mengatasi hambatan dalam membangun karakter percaya
diri siswa berkebutuhan khusus pada Taare Zameen Par.

E.Manfaat Film

1. Mengajarkan kepada kita bahwa anak tidak hanya butuh pendidikan saja,
2. Kita bisa mengetahui bahwa anak juga butuh perhatian dan kasih sayang dari kedua
orang tuanya,
3. Memberiakn pemahaman kepada kita bahwa perkembangan anak tidak boleh hanya
pada urusan akademik tetapi dalam hal bakat juga harus dikembangkan,
4. Kita bisa mengetahui bahwa setiap anak itu diciptakan berbeda-beda dan memiliki
keunikan tersendiri,
5. Kita bisa mengetahui bahwa cara belajar anak sendiri tidak bisa dipaksakan dengan
satu aturan saja.

5
BAB II

Analisis Isi Film Secara Keseluruhan

Taare Zameen Par merupakan film yang dirilis pada 21 Desember, 2007. Menurut
saya film ini sangat bagus dan inspiratif sekali, secara umum film ini menggambarkan
wajah pendidikan kepada kita khususnya di Indonesia, yang mana setiap orang tua
menginginkan anaknya cerdas dan sukses, namun terkadang kekurangan orang tua adalah
ketidakmampuan dalam memahami keadaan anak, tidak mengetahui keinginan dan
kebutuhan jiwa anak, mungkin karena beberapa sebab sibuk dengan urusan pekerjaan atau
sebab-sebab lain.Setiap anak itu berbeda, masing-masing memiliki karakteristik dan potensi
yang berbeda beda pula. Setiap anak memiliki cara mereka sendiri dalam memahami suatu
hal, dalam menyerap informasi dan juga dalam mendapatkan suatu ilmu. Dan tugas seorang
guru untuk membimbing mereka, mengarahkan mereka, dan memberikan layanan
pendidikan sesuai dengan kebutuhannya.Begitu juga dengan anak berkebutuhan khusus
“disleksia” mereka memiliki kesulitan belajar membaca, tapi banyak dari mereka yang
memiliki potensi luar biasa salah satunya dalam bidang seni. Inilah yang ingin digambarkan
dalam film “ Taare Zameen Par”.
Nama tokoh utama dalam film tersebut adalah Ishaan Awasthi ,anak berusia 8 tahun,
dia merupakan siswa kelas 3 SD. Ishaan adalah seorang anak disleksia, disleksia adalah
gangguan belajar, dimana anak tidak mampu membedakan huruf-huruf, angka dan tidak
mampu memperkirakan jarak. Hal ini mengakibatkan seorang anak tidak mampu membaca
dan menuliss kerena kebingungan saat melihat huruf.Dia sering dihukum oleh gurunya dan
tidak naik kelas karena nilai buruk pada semua mata pelajaran, selain itu sifatnya yang
emosional kerap menimbulkan masalah dilingkungan sekitarnya.Hal ini mengakibatkan
Ishaan diangap sebagai anak yang bodoh oleh guru-gurunya di sekolah.Hingga suatu hari
sang kepala sekolah memanggil orang tua Ishaan untuk memindahkan Ishaan ke sekolah

6
lain. Ayahnya yang sudah tidak tahan akhirnya mengirim dia ke sekolah asrama semenjak
itu Ishaan berubah menjadi anak yang pemurung dan Ishaan kehilanggan kepercayaan
dirinya,disinilah ihsaan mulai ketakutan dan sedih. Dia merasa dibuang dan tidak
diperdulikan lagi oleh kedua orang tuanya, hari-hari disekolah yang baru dia jalani dengan
rasa takut dan sedih. Disekolah yang baru ihsaan semakin tertekan dalam menjalani
belajar,ihsaan tetap tidak bisa apa-apa dan menjadi bahan tertawaan teman-temannnya
Guru menjadi sumber ilmu utama, buku adalah sumber bacaan utama, dan meniru ucapan
guru adalah kewajiban utama. guru mengkondisikan siswa-siswanya. Jawaban yang tidak
samadengan guru adalah salah. Gambar yang tidak sama dengan guru berarti hukuman.
Ishaan menjadi semakin depresi hingga seorang guru Seni akhirnya datang dan mencoba
merubah suasana disekolah itu yang terkenal kedipilinannya. Seketika suasan dikelas
menjadi ceria, anak-anak benyanyi,menari dan tertawa.
Namun kedatangan guru itu tidak semata-mata merubah suasana hati ihsaan.Ihsaan
hanya diam saja saat menerima pelajaran dari guru tersebut. Guru seni itu bernama Ram
Shankar Nikumbh,ia mengetahui bahwa ada anak didiknya yang mengalami masalah, dan
dia mulai mencari tahu keadaan yang sedang dialami oleh Ishaan. Setelah mengamati
semua hasl tulisan ishaan, sang guru tersebut mengetahui bahwa ishaan memiliki penyakit
dyslexia. Penyakit itu bukan seperti kebanyakan penyakit lainnya.Penderitanya tidak
mampu membedakan huruf, melaksanakan perintah yang didengar secara berurutan.Sang
guru memikirkn keadaan ishaan yang semakin terpuruk dan dia pun memutuskan untuk
memberi pelajaran khusus kepada ishaan.Iamelatih Ishaan sedikit demi sedikit dengan cara
melatih membaca, menulis, melukis dan belajar menghitung dengan cara naik turun tangga.
Di kelas nikumbh bercerita bahwa ada orang-orang pintar seperti Albert Eintein juga tidak
mampu membaca dan menulis, nikumbh berusaha untuk membangkitkan semangat belajar
ishaan agar dia tidak merasa bahwa dirinya paling bodoh di dunia. Ishaan akhirnya sadar
dan memiliki semangat untuk belajar, dia rajin mengikuti pelajaran yang khususnya yang
diberi oleh guru seni tersebut. Perlahan-lahan dengan keseriusan sang guru tersebut ihsaan

7
mulai menunjukkan perkembangan dan mampu dalam membaca dan menulis, dan perlahan
guru baru tersebut mampu membangun kembali kepercaya diri Ishaan.Dengan pendekatan
pembelajaran yang menyenangkan, sang guru ini berhasil mengajarkan baca tulis kepada
Ishaan melalui cara yang sangat kreatif, sesuai dengan bakat alami Ishaan, yaitu
menggambar.
Nikumbh mempunyai ide untuk mengadakan perlombaan menggambar di sekolah
yang dapat diikuti oleh guru-guru dan murid , ide tersebut disetujui oleh kepala sekolah.
Nikumbh tahu kalau Ishaan pandai dalam melukis oleh karena itu dia mengadakan
lomba.Lomba sangat meriah dan ramai, murid-murid dan para guru juga dating .semua
bersuka cita mengikuti lomba tersebut. Nikumbh menunggu kedatangan murid kesayangan
yaitu Ishaan, tapi Ishaan belum juga datang.Dia langsung memberi kertas gambar kepada
Ishaan saat Ishaan sudah datang, Nikumbh juga mulai melukis sambil melihat Ishaan yang
melukis dibawah pohon. Acara lomba akhirnya selesai, juri seni lukis juga menilai hasil
lukisan dan akhirnya lukisan Ishaan lah yang memenangkan lomba itu dan mendapat piala,
ia bahkan mengalahkan lukisan dari guru Nikumbh. Lukisan Ishaan juga dimuat dalam
buku tahunan sekolah. Tak hanya itu Ishaan mampu melalui ujian dengan nilai yang
sempurna, ,keluarganya tidak menyangka terhadap apa yang di raih Ishaan dan mengetahui
hal tersebut orang tua Ishaan merasa bangga dan sangat senang kepada Ishaan dan akhirnya
semua berakhir bahagia.
Film tersebut mengandung pesan moral yang berkenaan dengan upaya membangun
kembali karakter percaya diri siswa berkebutuhan khusus dimana Ishaan bukan lah anak
yang tidak normal, tetapi anak yang memiliki kebutuhan khusus, artinya dia memerlukan
perlakuan dan sesuatu yang khusus dalam belajarnya, dia membutuhkan perhatian,
pengertian dan kasih sayang dari orang-orang dikehidupannya, Akibat hal tersebut maka
dampaknya dia menjadi malas belajar dan suka membolos, sebab tidak ada yang
memahami keadaan dia, maka hal itu menjadi pelariannya untuk menghadapi perasaannya,
yang tidak di mengerti orang lain. Seolah-olah di mata orang lain dia anak yang bodoh dan

8
pemalas. Padahal jika kita perhatikan dia mempunyai imajinasi yang sangat tinggi dan
memiliki kemampuan dalam melihat dunia yang tidak di miliki orang lain, hal ini bisa kita
lihat dari hasil lukisannya yang begitu mempunyai nilai seni yang tinggi.
Kesulitan ini dapat di atasi dengan bimbingan dan kasih sayang baik orang tua,
guru-guru, dan orang-orang di sekitarnya.Namun sayang dalam film itu orang tua Ishaan
tidak mengerti keadaannya, ibunya cukup perhatian namun belum mampu memahami
kondisi sebenanya yang di alami Ishaan, di sisi lain guru-guru Ishaan beranggapan bahwa
Ishaan adalah anak idiot, bodoh, pemalas dan keterbelakangn mental.Sehingga mereka
semua tidak suka dengan perilaku Ishaan. Dalam film tersebut menunjukkan upaya
membangun karakter percaya diri siswa berkebutuhan khusus yang terkandung pada film
Taare Zameen Par, seperti dialog dan adegan antar tokoh atau pemain.

 Upaya DalamMembangun Karakter Percaya Diri Siswa Berkebutuhan Khusus


Pada Film Taare Zameen Par

Upaya membangun karakter percaya diri siswa berkebutuhan khusus pada film
Taaere Zameen Par mendiskripsikan beberapa indikator meliputi: Mampu membuat
keputusan dengan cepat, berani menjawab pertanyaan, berani berprestai, tidak putus asa,
tidak canggung dalam bertindak. Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan adegan yang
menunjukan indikator percaya diri sebagai berikut:

1. Adegan yang menunjukan indikator mampu membuat keputusan dengan cepat


digambarkan saat Ishaan dengan cepat menjawab pertanyaan dari pak Nikumbh.
2. Adegan yang menunjukan indikator berani menjawab pertanyaan digamabarkan saat
Ishaan menjawab pertanyaan pak Nikumbh di depan kelas.
3. Adegan yang menunjukan indikator berprestasi di depan kelas digambarkan saat
Ishaan membuat pesawat dari bahan bekas dan mendapat pujian dari pak Nikumbh
dan teman-temannya.

9
4. Adegan yang menunjukan indikator tidak putus asa digambarkan saat Ishaan tidak
menyerah saat belajar membaca dan menulis.
5. Adegan yang menujukan indikator tidak cangung dalam bertindak digambarkan saat
Ishaan datang ke acara pekan seni di sekolah dan menjadipemenangnya.

 Hambatan Dalam Membangun Karakter Percaya Diri Siswa Berkebutuhan


Khusus Pada Film Taare Zameen Par

Hambatan upaya membangun karakter percaya diri siswa berkebutuhan khusus pada
film Taaere Zameen Par antara lain sebagai berikut:

1. Hambatan dari pihak keluarga yaitu, anggapan orang tua Ishaan bahwa ia
merupakan anak yang nakal dan tidak bisa diatur. Anggapan tersebut karena ketidak
orang tua mengenai apa yang terjadi pada Ishaan yang merupakan anak dengan
penyakit disleksia, yang tergolong kedalam anak berkebutuhan khusus dan
memerlukan pendidikan khusus. Anggapan orang tua Ishaan tersebut yang
mengakibatkan ia semakin kehilangan karakter percaya dirinya.
2. Hambatan dari sekolah yaitu, lingkungan pendidikan di mana Ishaan sekolah
menggap Ishaan sebagai anak yang nakal, tidak bisa diatur dan anak yang bodoh,
karena pihak sekolah tidak mengetahui dan tidak mencari tahu apa yang sedang
dialami oleh peserta didiknya/Ishaan.

 Mengatasi Hambatan Dalam Membangun Karakter Percaya Diri Siswa


Berkebutuhan Khusus Pada Taare Zameen Par

Upaya mengatasi hamabatan dalam upaya membangun karakter percaya diri siswa
berkebutuhan khusus pada film Taaere Zameen Par, antara lain sebagai berikut:

10
1. Pak Nikumbh menemui orang tua Ishaan dan memberitahu bahwa Ishaan
merupakan anak dengan penyakit disleksia, anak pengidap penyakit tersebut tidak
bisa membedakan angga dan huruf, ini yang menyebabkan Ishaan tidak bisa
membaca maupun menulis dengan benar.
2. Pak Nikumbh menemui kepala sekolah dan menceritakan kondisi Ishaan. Pak
Nikumbh meminta kepala sekolah untuk tidak mengirim Ishaan ke sekoalah luar
biasa dan pak Nikumbh meminta izin kepala sekolah untuk mengajari Ishaan dua
atau tiga jam dalam seminggu di luar jam sekolah.

11
BAB III

TEORI BK BAB I- BAB V

 PERANAN GURU SEBAGAI PEMBIMBING


Guru mempunyai peranan dan kedudukan instrument kunci keseluruhan proses
pendidikan terutama dalam pendidikan terutama dalam pendidikan formal bahkan dalam
keseluruhan pembangunan masyarakat pada umunya. Rochman dalam Sutirna mengatakan
bahwa guru mempunyai peranan dan kedudukan kunci di dalam proses pendidikan
terutama dalam pendidikan formal bahkan pembangunan masyarakat pada umunya.
Sehubungan dengan kualifikasi dan guru tersebut, Rohman dalam Sutira Sehubungan
dengan kualifikasi dan guru tersebut, Rohman dalam Sutira mengemukakan tiga pokok
tugas guru yaitu :

1) Tugas profesional, yaitu yang berkenan dengan profesionalnya. Tugas ini mencakup
mendidik ( mengembangkan pribadi siswa), mengajar (mengembangkan intelektual
keterampilan siswa) dan mengelola ketertiban sebagai penunjang ketahanan sekolah
2) Tugas manusiawi (human responsibility), yaitu tugas sebagai manusia. Dalam hal
ini guru bertugas mewujudkan dirinya untu ditempatkan dalam kegaiatan
kemanusiaan dan sesuai dengan martabat manusia.
3) Tugas kemasyarakatan (civic mission), yaitu tugas sebagai anggota masyarakat dan
warga Negara yang baik sesuai dengan kaidah – kaidah yang terdapat dalam
Pancasila dan UUD 1945 seta GBHN. Sebagai derector of learning, guru sekaligus
berperan sebagai pembimbing dalam proses belajar siswanya. Yang harus dilakukan
guru ialah :
 Mengenal dan memahami setiap siswa, baik secara individu maupun
kelompok

12
 Memberikan informasi – informasi yang diperlukan dalam proses belajar.
 Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar
sesuai dengan karakteristik pribadinya.
 Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah – masalah pribadai yang
dihadapinya.
 Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan.

Dari uraian di atas, dijelaskan pentingnya guru mata pelajaran memahami tentang
layanan bimbingan dan konseling bukan berate guru mata pelajaran merebut tugas BK,
melainkan dia berperan dalam proses pembelajaran mata pelajaran yang diampunya.

Pelaksanaan BK dilakukan dengan empat cara tertentu. Menurut Noah H. Kersey,


keempat kunci tersebut ialah :

Pertama, kerelaan,di mana banyak peserta didik yang membutuhkan konseling, baik
datang dari sendiri maupun disengaja dipanggil.Namun hal itu tidak ada manfaatnya,
kecuali peserta didik secara rela ingin melakukan perubahan dalam hidup mereka.Kerelaan
itu harus ada pada diri konselor. Kerelaan memberi dan menerima konseling berate
seperempat jalan menuju sukses telah selesai.

Kedua, motivasi di mna beberapa peserta didik dituntut dan berkemauan kuat membuat
perubahan dalam hidup sekaligus memiliki atau energi untuk benar – benar melakukannya.
Konselor pun harus memiliki motivasi kuat untuk membangun kemauan peserta didik dari
persoalan akademik dan sosialnya, khusus bagi mereka yang telah sampai pada titik kritis
yang terdalam, ketika seseorang memiliki kemauan baik dalam meningkatkan dan motivasi
diri untuk melakukannya, mereka telah mencapai setengah dari apa yang diperlukan untuk
berhasil dalam proses konseling.

13
Ketiga, komitmen dalam hal ini pepatah lama mengatakan bahwa : sang pendiam tidak
pernah juara dan sang juara tidak berhenti. Kata lainnya adalah semua orang tidak akan
pernah berakhir. Sayangnya, kebanyakan orang cenderung tidak sabar dengan proses
pertumbuhan pribadi. Banyak orang justru menginginkan hal – hal yang bisa dicapai
sekarang tidak memiliki kematangan menderita menunda kesenangan.Mereka
mengungkapkan hal – hal yang mendesak sehingga tidak pernah tabah menghadapi
kesulitan.

Keempat, keyakinan, dalam hal ini merupakan titik final dan langkah yang paling kritis
dalam menciptakan keberhasilan. Jika mereka tidak percaya diri atas apa yang mereka
lakukan, menjadi hampir tidak mungkin menyelesaikan setiap persoalan atau tugas, dengan
kata lain, semakin seseorang percaya diri pada sesuatu, semakin ia meningkatkan
kesempatan untuk sukses.

 BIMBINGAN PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSIONAL


Seperti yang diketahui bahwa, salah satu tugas guru adalah untuk membantu
proses perkembangan emosional peserta didik, bimbingan kepada peserta didik untuk
mengembangkan kecerdasan emosional bermanfaat dalam hal – hal seperti berkut ini:

1) Peserta didik memiliki daya adaptabilitas tinggi, tanpa harus berstandar ganda atau
berpura – pura.
2) Peserta didik memiliki toleransi terhadap aneka perilaku teman – temannya, guru,
dan masyarakat.
3) Peserta didik memiliki toleransi terhadap aneka kekecewaan
4) Peserta didik mampu mengungkapkan kemarahannya tanpa wujud sebagai
pertengkaran.
5) Peserta didik memiliki kemampuan menahan diri atau “ menunda nafsu amarah”
sehingga tidak menjadi agresif.

14
6) Peserta didik mempunyai perasaan positif terhadap diri sendiri, orang tua, keluarga,
masyarakat di sekelilingnya.
7) Peserta didik mempunyai pandangan positif terhadap guru dan komunitas sekolah.
8) Peserta didik mampu meningkatkan hubungan pribadi dengan individu lain tau
teman – temannya.
Guru memang berperan penting dalam pengembangan kecerdasan emosional peserta
didik. Tentu saja kecerdasan emosi itu tumbuh dan harus dipupuk sejak kecil.Karenanya,
orang tua memiliki peranan penting dalam membina kecerdasan emosional anak –
anaknya.Beberapa prinsip yang harus diterapkan oleh orang tua dan guru dalam
mengembangakan kecerdasan emosional anak disajikan sebagai berikut.

a. Membina hubungan persahabatan yang baik dan harmonis.


b. Bekerja dalam harmonis yang berlangsung secara harmonis.
c. Memcapai prestasi yang tinggi sesuai dengan regulasi yang ada atau bersikap
jujur.
d. Berempati tinggi dan toleran terhadap perilaku anak – anak.
e. Kemampuan untuk memecahkan atau menghilangkan masalah antara pribadi
atau kearifan dalam mengatasi konflik.
f. Memotivasi diri menghadapi saat- saat sulit dan genting.
g. Menghadapi situasi yang sulit dengan percaya kepada diri sendiri dan menjalin
keakraban.

 NUANSA PBM BERBASIS BIMBINGAN DAN KONSELING


Agar proses belajar mengajar bermakna, guru perlu memperhatikan hal – hal
berikut.

1) Perlakuan terhadap siswa sebagai individu yang memiliki potensi untuk


berkembang serta mampu mengarahkan dirinya sendiri untuk mandiri.

15
2) Sikap positif dan wajar terhadap siswa.
3) Perlakuan terhadap siswa secara hangat, ramah, rendah hati, dan menyenangkan.
4) Penghargaan terhadap martabat siswa sebagai individu.
5) Penerimaan siswa apa adanya.
6) Perlakuan siswa secara terbuka.
7) Kepekaan terhadap perasaan yang dinyatakan oleh siswa dan membantu menyadari
perasaan itu.
8) Kesadaran bahwa tujuan mengajar bukan terbata pada penguasaan siswa terhadap
bahan pengajaran (materi) saja, melainkan menyangkut seluruh perkembangan
siswa menjadi individu yang lebih dewasa.
9) Penyesuaian diri terhadap keadaan khusus.
Perlakuan guru di atas, merupakan salah satu unsure yang dapat memengaruhi
kegiatan PBM. Keberhasilan siswa akan kurang jika nuansa perlakuan terhadap siswa di
atas diabaikan oleh seorang guru dalam perannya sebagai pembimbing.

 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

Perkembangan (development) merupakan pola perubahan yang dimulai sejak


pertumbuhan yang berlanjut sepanjang rentang hidup.Anak memiliki suatu ciri khas, yaitu
selalu bertumbuh dan berkembang sejak konsepsi hingga berakhirnya masa remaja,
sedangkan perkembangan ialah bertambahnya kemampuan struktur atau fungsi tubuh yang
lebih kompleks, yang bersifat kualitatif, dimana pengukurannya lebih sulit dari pada
pengukuran pertumbuhan.

Pertumbuhan dan perkembangan secara fisik berupa perubahan ukuran besar


kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan organ tubuh. Perkembangan
intelektual anak dapat dilihat dari kemampuan anak secara simbolik maupun abstrak.,
seperti berbicara, bermain, berhitung, membaca dan lainnya. Pertumbuhan dan
perkembangan emosional anak dapat dilihat dari perilaku sosial dilingkungan anak.

16
Faktor-faktor pendukung pertumbuhan dan perkembangan manusia. Sejak awal
tahun 1980-an semakin diakui pengaruh keturunan (genetik) terhadap perbedaan individu.

 Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih
panjang, dan prosesnya terjadi sejak manusia belum lahir hingga ia dewasa. Pertumbuhan
fisik manusia setelah lahir merupakan kelanjutan pertumbuhan sebelum lahir. Proses
pertumbuhan fisik manusia berlangsung sampai masa dewasa, selama tahun pertama dalam
pertumbuhannya, ukuran panjang badannya akan bertambah sekitar sepertiga dari panjang
badan semula dan berat badannya akan bertambah menjadi sekitar tiga kalinya. Sejak lahir
hingga dengan umur 25 tahun, perbandingan ukuran badan manusia dari pertumbuhan yang
kurang proporsional pada awal terbentuknya manusia sampai dengan proporsi yang ideal
sampai dewasa.

 Kecerdasan

Kecerdasan atau daya piker, berkembang sejalan dngan pertumbuhan saraf otak.
Oleh karena seorang manusia akan juga mengalami perkembangan kemampuan berfikirnya.
Susilowindradini mengemukakan bahwa kecerdasan itu diwariskan
(diturunkan).Perkembangan lebih lanjut tentang perkembangan kecerdasan yang
ditunjukkan pada perilaku yakni tindakan menolak dan memilih sesuatu.

 Temperamen

Rasa dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khususs yang dimiliki oleh
manusia, dalam hidup atau dalam proses pertumbuhan dan perkembangan manusia, banyak
hal yang dibutuhkannya. Kebutuhan setiap orang dapat dibedakan menjadi dua kelompok
besar, yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Temperamen adalah gaya perilaku
karakteristik individu dalam merespons, ahli-ahli perkembangan sangat tertarik mengenai

17
temperamen bayi. Sebagian bayi sangat aktif menggerak-gerakkab tangan, kaki dan
mulutnya dengan keras.Emosi merupakan gejalah perasaan disertai dengan perubahan atau
perilaku fisik, seperti marah yang ditunjukkan dengan teriakan suara keras, atau tingkah
laku yang lainnya. Begitu pula sebaliknya seorang yang gembira akan melonjak-lonjak
sambil tertawa lebar dan sebaliknya.

 Sosial

Sejalan dengan pertumbuhan fisiknya, bayi yang telah menjadi anak dan seterusnya
menjadi dewasa akan mengenal lingkungan yang luas dan mengenal banyak manusia.
Perkenalan dengan orang lain, dimulai dengan mengenal ibunya, kemudia mengenal
ayahnya, dan mengenal saudara-saudaranya dan akhirnya mengenal manusia di luar
keluarganya. Selanjutnya manusia yang dikenalnya semakin banyak dan amat heterogen,
namun pada umumnya setiap anak akan lebih tertarik pada teman sebayanya.

 Bahasa

Fungsi bahasa adalah untuk komunikasi.Setiap orang senantiasa berkomunikasi


dengan dunia sekitarnya. Pengertian bahasa sebagai alat komunikasi daapat diartikan tanda,
gerak dan suara untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain. Bicara adalah bahasa
suara dan bahasa lisan.

 Bakat khusus

Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki oleh seorang
individu yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan, kemampuan itu dapat
berkembang dengan baik.Didalam devenisi bakat yang dikemukakkan Guilfold dalam
sumadi bakat mencakup tiga dimensi, yaitu dimensi perseptual, dimensi psikomotor, dan
dimendi intelektual. Seseorang yang memiliki bakat akan lebih cepat dapat diamati, sebab
kemampuan yang dimiliki akan berkembang dengan pesat dan menonjol. Bakat khusus

18
merupakan salah satu kemampuan untuk bidang tertentu seperti dalam bidang seni,
olahraga, ataupun keterampilan.

 Sikap, nilai dan norma


Boom dalam W.S Winkel mengemukakkan, bahwa tujuan akhir dari proses belajar
kelompok menjadi tiga sasaran, yaitu penguasaan pengetahuan (kognitif) penguasaan nilai
dan sikap (efektif), dan penguasaan psikomotorik. Semakin bertumbuh dan berkembang
fisik dan psikis manusia, manusia mulai dikenalkan terhadap nilai-nilai yang bileh dan hal-
hal yang tidak boleh, yang harus dilakukan dan yang dilarang.

 PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK

Al-Ghazali r.a. dalam bukunya yang berjudul lhyaulumuddin telah menyebutkan bahwa
perlu diketahui jalan untuk melatih anak-anak termasuk urusan yang paling penting dan
harus mendapat proiritas yang lebih dari yang lainnya. Anak merupakan amanat ditangan
kedua orang tuanya dan kalbunya yang masih bersih merupakan permata yang sangat
berharga. Jika ia dibiasakan untuk melakukan kebaikan (dalam lingkungan rumah tangga
dan lingkungan sosial), niscaya dia akan tumbuh menjadi baik dan menjadi orang bahagia
didunia dan akhirat. Sebaliknya jika dibiasakan dengan keburukan ( dalam lingkungan
rumah tangga dan lingkungan sosial), serta ditelantarkan, niscaya anak akan menjadi
individu yang celaka dan berdampak sangat buruk bagi perkembangan, baik fisik, mental
maupun spiritual sang anak. Orang tua berkewajiban memelihara anak-anaknya dengan
cara mendidik, menanamkan budi pekerti yang baik, mengajarinya akhlak-akhlak yang
mulia melalui keteladanan dari orang tuanya, dan juga berusaha memenuhi kebutuhan anak,
baik lahir maupun bati secara proporsional sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kondisi anak.

Manusia berinteraksi satu dengan yang lain melalui komunikasi dalam bentuk bahasa.
Komunikasi tersebut terjadi, baik secara verbal maupun nonverbal, yaitu sengan tulisan

19
bacaan, dan tanda atau symbol. Bagaimana manusia bisa menggunakan bahasa sebagai cara
berkomunikasi selalu menjadi pertanyaan yang menarik untuk dibahas, sehingga
memunculkan banyak teori tentang pemerolehan bahasa.

Bahasa adalah simbolisasi, yakni suatu ide atau pemikiran yang dikomunikasikan oleh
pengirim pesan dan diterimah oleh penerima pesan melalui kode-kode tertentu baik verbal
maupun nonverbal.Bahasa bisa diekspresikan melalui berbicara yang mengacuh pada
symbol verbal.Selain itu, bahasa juga bisa diekspresikan melalui tulisan, tanda gestural, dan
musik.Bahasa juga dapat mencakup aspek komunikasi seperti gestikulasi, gestural atau
pantomime.Gestikulasi adalah ekspresi gerakan tangan dan lengan untuk menekankan
makna wicara. Pantomime adalah sebuah cara komunikasi yang mengubah komunikasi
verbal dengan aksi yang mencakup beberapa gestural (ekspresi gerakan yang menggunakan
setiap tubuh) dengan makna yang berbeda-beda.

 PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN


BAHASA ANAK

Secara mentali, pemerolehan bahasa dimulai sejak bayi berada dalam kandungan.Sang ibu
bisa mengajak bayi berkomunikasi tentang hal yang positif. Kontak batin antara ibu dan
janin akan tercipta dengan baik bila kondisi psikis ibu dalam keadaan stabil. Keharmonisan
yang terjalin lewat komunikasi bisa memengaruhi kejiwaan anak. Orang tua bisa mengajak
anak bercerita tentang kebesaran sang pencipta dan alam ciptaan-Nya: mengenalkan kicau
burung, kokok ayam, rintik hujan, desir angina, memperdengarkan kalam ilahi atau
membaca kisah-kisah bijak.

W.S. Winkel menjelaskan bahwa selama bulan-bulan pertama pascalahir atau sebelum
seorang anak mempelajari kata-kata yang cukup untuk digunakan sebagai sarana
berkomunikasi, anak secara kreatif, terlebih dahulu akan menggunakan empat bentuk

20
komunikasi prabicara (prespeech). Keempat prabicara itu adalah tangisan, ocehan,
meraban, isyarat dan ungkapan emosional.

Keterampilan menyimak akan berdampak pada keterampilan berbicara. Stimulus orang


tua yang berupa data dimakan bagi anak bisa direspons dengan metode ulang ucap, metode
ini akan menunjukkan daya serap anak terhadap cerita atau ujaran orang tua. Pada tahapan
ini, orang tua sebaiknya mengubah posisi dari posisi pencerita menjadi pendengar yang
baik.Biarkan anak bercerita dengan lugas menurut pemahamannya. Ini bisa membantu anak
dalam proses bicara. Orang tua jangan menuntut anak untuk bercerita sesuai dengan gaya
penceritaan orang tua.

 Prinsip- Prinsip Belajar

Dalam proses pengajaran, unsur belajar memegang peranan yang vital, bahwa
mengajarar adalah proses pembimbing kegiatan belajar, adalah proses pembimbingan
kegiatan belajar murid. Oleh karena itu sangat penting bagi setiap guru memahami sebaik-
baiknya proses belajar murid agar guru dapat memberikan bimbinagan dan pembelajaran
yang serasi bagi murid.

Namun dengan melihat kenyataan dilapangan terlihat bahwa setiap siswa SD secara
tidak langsung belajar melalui penglihatan, pengalaman, dan proses berfikir untuk
mengubah perilaku.

Berikut pengertian belajar menurut pakar yaitu sebagai berikut:

1. Menurut Edwar Water

Belajar adalah perubahan atau tingkah laku akibat pengalaman dan latihan, menurut
edwar walter belajar matematika memerluhkan latihan-latihan yang berulang kali.
Ungkapan guru SD harus memupuk anak agar mau melatih diri belajar matematika, bukan

21
mengkritik anak dengan komentar negatif. Anak akan menjadi cemas,bahkan ketakutan
belajar matematika.

2. Clifford T. Morgan

Menurut morgan belajar merupakan perubahan tingkah laku karena hasil


pengalaman, sehingga memungkinkan seseorang menghadapi situasi selanjutnya dengan
cara yang berbeda- beda. Belajar sambilbermain akan mengubah perilaku dari seorang
anak.

3. WoodWord

Pakar ini mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan yang relatif


permanen akibat interaksi lingkungan para guru disekolah dasar bersama keluarga
hendaknya memberi sugesti positif agar siswa SD berbesar diri dalam membangun
kepercayaan saat mempelajari simbol- simbol matematika atau dalam proses belajar
mengajar.

4. Crow dan Crow

Menurut crow dan Crow belajar adalah suatu perubahan dalam diri individu karena
kebiasaan, pengetahuan, dan sikap.tersebut berdampak positif untuk memperluas wawasan,
pengetahuan dan sikap perilaku anak SD.

5. Menurut Pakar- Pakar Yang Lain

Belajar merupakan proses memiliki pengetahuan, dari yang tidak tahu menjadi
tahu, dari yang tidak tahu menjadi bisa. Selain itu belajar merupakan perubahan secara fisik
mau pun motorik.Belajar juga merupakan aspek-aspek rohani.

Didalam belajar terdapat tiga ranah yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan,
ketiga ranah ini yakni:

22
1) Ranah kognitif (cognitif domain)
2) Ranah efektif (affectife domain)
3) Ranah psikomotor (psycomotor domain)
Guru perluh melatih ketiga ranah belajar tersebut agar semua aspek yang ada pada diri
siswa dapat berkembang dengan baik dengan tetap memperhatikan prinsp- prinsp belajar
seperti berikut:

 Tujuan yang terarah


 Motivasi yang kuat
 Bimbingan untuk mengetahui hambatan
 Bimbingan cara belajar dengan pemahama
 Interaksi yang positif dan dinamis antara individu dan lingkungan
 Teknik-teknik belajar
 Diskusi dan pemecahan masalah
 Mampu menerapkan apa yang telah dipelajari dalam kegiatan sehari-hari.
Anak SD pergi kesekolah bukan karena paksaan melainkan karena kebutuhan oleh
karena itu guru dan orang tua hendaknya tidak memaksa anak kesekolah namun
mengarahkan anak bahwa belajar adalah suatu kebutuhan.serta membangun motivasi pada
diri anak bahwa belajar di sekolah berarti mempersiapkan diri untuk masa depan.

Proses belajar memerlukan teknik yang bervariasi latihan, dikusi dan ulang dapat
memperkaya anak dalam belajar serta dapat mengurangi kesalahan anak dalambelajar.

Anak SD yang mengalami kesalahan dalam belajar disebabkan karena hal-hal di


bawah ini:

 Belajar tanpa ada tujuan yang jelas


 Belajar tanpah rencana, hanya insidential
 Hanya menghapal tanpah memahami

23
 Tidak dikaitkan dengan pengalaman
 Tidak dikaitkan dengan teknik-teknik bervariasi
 Tidak dikaitkan dengan pengelolaan waktubelajar
 Tidak menggunakan alat bantu yang utuh atau referens

 PANDANGAN PAKAR PSIKOLOG TENTANG BELAJAR

Secara garis besar ada tiga psikolog yang membahas tentang belajar yaitu:

1) Aliran Psikologi Behavioristik


Menurut aliran ini hasil belajar mampu mengubah perilaku anak. Belajar
dapat dilakukan apa bila proses belajar anak tersebut berhasil dimana anak di beri
reward misalnya hadiah, pujian, namun bagi siswa yang belum berhasil diberi
pengutan negatif dan psitif atau bentuk verbal
2) Aliran Psiskologi Humanistik
Aliran ini menekankan pada imajinatif siswa sebagai sebagai pribadi yang
diberi kebebasan untuk memotivasi diri dalam belajar atau tidak ada paksaan untuk
belajar.

3)Aliran Psikologi Kognitif

Aliran ini berpandangan bahwa anak akan belajar mandiri secara aktif,
apabila menerima rangsangan dari luar dirinya. Stimulus yang telah diterima
reseptor rangsangan tersebut akan diterima dan diorganisasikan untuk disimpan
dimemori jangkah panjang. Contohnya anak SD dapat menyebutkan kembali
tanggal kemerdekaan republik indonesia setelah itu iya pelajari iya pun menyimpan
tanggal tersebut dalam ingatan jangka panjang. Apa bilatanggal tidak diingat berarti
proses penyimpanan stimulus tidak tersimpan dengan baik.

24
Cara untuk meningkatkan motifasi belajar siswa SD antara lain sebagai berikut:

 Memaduhkan motif- motif kuat yang sudah ada melalui kegiatan bermain atau ber-
eksperimen
 Memperjelas yang akan dicapai
 Merumuskan tujuan- tujuan sementara
 Merangsang pencapaian kegiatan
 Membuat situasi persaingan diantara murid- murid
 Membuat persaingan dengan diri sendiri
 Memberikan hasil kerja yang ingin dicapai
 Memberikan contoh-contoh yang positif
Setelah mempelajari cara-cara membangkitkan motivasi belajar, berikut adalah paparan
tentang beberapa hukum belajar:

 Hukum Kesamaan
 Hukum Penuh Makna
 Hukum Keterdekatan
 Hukum Keterpaduan
 Hukum Kontinuitas
Hukum ini perluh diaplikasikan dalam proses belajar mengajar agar mempermudah anak
mengenal kembali proses pembelajaran berlangsung.

 KESULITAN DAN KEGAGALAN BELAJAR

Hal tentang kesulitan dan kegagalan serta permasalahan dalam belajar ditinjau dari
segi akademis, gangguan simbolik, dan gangguan nonsimbolik, serta langkah awal sebagai
bahan penyelesaian masalah belajar anak usia sekolah dasar

25
Ada tiga kesulitan belajar yang seringkali dalam perkembangan anak antara lain
sebagai berikut:

1. Kesulitan Belajar Akademis


Kesulitan belajar akademis siswa sekolah dasar sering dinamakan CALISTUNG
( membaca, menulis,berhitung) sebagai berikut:
1) Kesulitan membaca dapat disebabkan karena gangguan pertumbuhan psiskologi dan
juga hambatan dedaktik, metodik, atau pun ketidak mampuan membaca karena
gagap. Gangguan dalam kemampuan embaca disebut Alfasia, sedangkan ketidak
mampuannya dalam membaca karena gangguan fungsi saraf disebut Disleksia.
2) Kesulitan menulis dapat disebabkan kemampuan psikomotor dimana ketidak
mampuan motorik atau kurang terlatih dalam ecoding atau menjadikan lambang
atau huruf tertentu. Tulisan anak SD yang sulit atau buruk akibat gangguan saraf
disebut Disgraphia, sedangkan gerakan yang berlebihan disebut hiperkenesis.
3) Kesulitan berhitung anak SD berkaitan dengan penerapan anak konsep – konsep
kuantitatif terutama dalam konteks penjumlahan, pengurangan, dan perkalian.
Kesulitan untuk mengerjakan bilangan pada saat berhitung disebut Discalculia.
2. Kesulitan Belajar yang Lain

Dapat disebabkan karena gangguan simbolik antara lain gangguan pengamatan


(visual resptive), gangguan gerak gerik ( motoraphasia) siswa seperti ini sul unuk dapat
memahami suatu opjek yang normal.

3. Gangguan Non-Simbolik

Gangguan non simbolik adalah ketidak mampuan anak melihat isi pembelajaran
karena ia mengalami kesulitan untuk mengenal kembali apa yang telah di pelajari pada
pelajaran sebelumnya. Ketidak mampuan pengamatan akan menimbulkan gangguan keliru
karena iya tidak mampu memanipulasi benda walaupun indera motornya normal.

26
Langkah awal yang perluh dilakukan adalah berbicara dengan kepala sekolah
kemudian melakukan pengamatan yang cermat dan mendalam, buatlah cummulative
records (Anecdotal Records) setelah memperoleh informasi dan memahami permasalahan
anak tersebut, carilah penyuluhan atau referal untuk membuat program-program therapy
atau treatment.

 PERMASALAHAN BELAJAR DITINJAU DARI ASPEK SOSISAL


EMOSIONAL

Dalam permasalahan social emosional anak berbeda-beda,ada anak yang dalam


belajar tidak mau diam dimana anak seperti ini di sebut anak hiperaktif, ada lagi anak yang
cenderung bosan yang di sbeut sebagai distractibility child, serta anak yang cenderung
pendiam di kelas, pasif, dan suka menyendiri. Hal ini biasa di sbeut poor self concept, dan
juga ada anak yang cepat bereaksi setiap ada pertanyaan dari guru hal ini biasa di sebut
imajinasi.Di kelas ada pula anak yang suka merusak benda-benda yang ada di sekitarnya,
anak ini biasa di sebut trouble maker, serta anak yang cepat tersinggung dan tempramen di
sebut tipe behavior.Ada pula anak yang mengeluarkan kata-kata kasar dan tidak sopan
yang biasa disebut distruptive behavior dan juga anak yang sangat tergantung terhadap
orang lain disekitarnya atau pun orang tuanya anak ini biasa disebut denpendency
child.Ada pula anak yang mempunyai sosial ekonomi rendah sehingga merasa dirinya
bodoh dan enggan mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru karena ia merasa bahwa
dirinya tidak mampu. Anak ini biasa disebut with drawl.Ada pula anak- anak yang tidak
memiliki kemampuan mental yang setara dengan anak-anak yang sebaya.

Anak seperti ini sulit untuk menganalisis, menangkap, isi mata pembelajaran dan
mengaplikasikan apa yang di pelajari anak ini disebut learning disability.Selanjutnya anak
yang mempunyai cacat bawaan baik kerusakan fisik mau pun saraf.Dimana anak ini
cenderung sulit belajar secara normal seperti anak- anak sebayanya, anak seperti ini

27
membutuhkan penanganan para ahli atau lembaga-lembaga khusus seperi anak yang
menderita austin sectrum /ASD.Anak ini dikelompokkan dalam kelompok learning
disolder. Selain itu ada pulaanak yang mempunyai potensi intektual diatas rata-rata, namun
prestasi akademiknya di kelas sangat rendah. Anak seperti ini sering menyepelehkan tugas-
tugas yang di berikan, PR, sering dilupakan.Anak seperti ini biasa disebut anak
underachiver.

Ada pula anak yang memiliki semangaat belajar yang tingggi dalam hal apa pun
misalnya iya tidak mudah menerima kritikan dari siapa pun termasuk gurunya, tidak mau
menerima kegagalan yang biasa disebut overachiver atau pun anak yang sulit dan
membutuhkan waktu yang lama dalam merespon dan mengerjakan tugasny yang biasa
disebut slow leaner serta dikelas juga sering dijumpai anak yang tidak peka dan peduli
terhadap lingkungannya. Anak ini kurang tanggap dalam membaca ekspresi dan sulit
bergaul dengan teman- temannya yang ada di kelas.Anak ini biasa di sebut social
interseption child.Masalah- masalah emsional seperti inilah yang terjadi dalam proses
belajar mengajar yang dialami oleh siswa yang berbeda beda sehingga orang tua dan guru
harus bekerja sama dalam membanguan karakter yang ada pada anak teruama dari orang
tua yang merupakan tempat pertama terbentuknya karakter dari siswa dimana bila karakter
yang diberikan oleh orang tua terhadap anak baik maka karakter yang di bawah
dalamlingkungan sekita atau juga disekolah adalah karakter yang baik.

Karakter yang terdapat pada diri siswa itu harus juga di bantu oleh guru di sekolah
terutama dalammengontrol emosi pada siswa agar tidak menggangu proses belajar
mengajar melalui berbagai cara misalnya dengan kata- kata verbal atau pun yang lainnya
demi kebaikan perkembangan emosional siswa.Aspek belajar siswa dapat ditnjau dari segi
emosianal dimana anak terkadang ada yang nakal dan keras kapala sehingga orang tua
terkadang juga merasa kewalahan dalam membina anak sendiri dirumah. Dalam
perkembangan emosiaonal anak kita sebagai orang dewasa yang ada disekitar mereka harus

28
bekerja sama baik sebagai keluarga, guru mau pun lingkungan sekirar anak atau
masyarakat. Dalam membimbing siswa kita juga harus memperhatikan perkembangan-
perkembangan yang terjadi pada diri siswa agar sebagai orang tua dan guru juga dapat
membimbing siswa atau anak denganbaik agar anak merasakankenyaman atau pada saat di
rumah, dan pihak keluarga pun harus bekerja sama dalam mengembangkan karkter
emosianal pada diri siswa aga dapat berkembang dan teerkontrol dengan baik sesuai dengan
usia dari setaiap anak.

 PENGERTIAN SEKOLAH DASAR

Sekolah dasar adalah bagian terpadu dari system pendidikan nasional yang
berlangsung selama 6 tahun di SD dan selama 3 tahun disekolah lanjutan tingkat pertama
(SLTP). Pada usia 6 tahun, anak memasuki jenjang pendidikan formal, dengan tanpa
melalui pendidikan prasekolah (taman kanak-kanak). Perencanaan program bimbingan
karier ditekankan pada upaya bimbingan belajar tentang cara belajar,memahami dunia kerja
dan mengembangkan kemampuan untuk membuat perencanaan serta mengambil
keputusan. Perencanaan bimbingan ditunjukkan pada penyiapan siswa untuk melanjutkan
kependidikan mengah atau memasuki lapangan kerja.

Terdapat enam aspek yang berkaitan dengan program bimbingan di sekolah dasar
yakni:

a. Sebagai penjabaran dari tujuan pendidikan nasional sebagaimana teruraikan dalam


UUSPN Nomor 2 tahun 1989, Pasal 4, dalam PP Nomor 28 tahun 1990 tentang
pendidikan dasar, berkenaan dengan tujuan institusional. Ditetapkan bahwa:
“pendidikan dasar memberikan bekal kemampuan dasar siswa untuk
mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga- warga

29
dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan
mengah;
b. Kebutuhan pada anak sekolah,terutama berkisar pada kebutuhan mendapatkan kasih
sayang dan perhatian, menerima pengakuan terhadap dorongan untuk memajukan
perkembangan kognitifnya, serta memperoleh pengakuan dari teman sebayanya.
Tugas- tugas perkembangan yang dihadapi oleh siswa antara lain: mengatur
beraneka kegiatan belajarnya dengan bersikap tanggung jawab, bertingkah laku
dengan dengan dengan cara yang dapat diterima oleh keluarga serta teman- teman
sebaya.
c. Pola dasar bimbingan dipegang ialah pola generalis. Ini berarti bahwa semua tenaga
pendidikan lazimnya terdapat dijenjang pendidikan dasar dilibatkan, walaupun
mungkin tersisa satu atau dua tenaga professional bimbingan.
d. Komponen bimbingan yang diprioritaskan ialah pengumpulan data, pemberian
informasi, dan konsultasi, pengumpulan data meliputi beberapa hal pokok seperti
keampuan belajar siswa dan latar belakang keluarga. Pemberian informasi meliputi
perkenalan dengan sejumlah bidang pekerjaan yang relevan untuk siswa- siswa di
daerah tertentu, pengetahuan tentang cara bergaul yang baik dan beberapa patokan
dasar untuk menjaga kesehatan mental. Dua hal yang terakhir dapat disajikan
kepada orang tua siswa dan oleh tenaga bimbingan profesional kepada guru- guru
yang membutuhkan. Konseling dipegang oleh seorang ahli bimbingan profesional.
e. Bentuk bimbingan yang kerap digunakan ialah bimbingan kelompok. Sifat
bimbingan yang mencolok ialah sifat perseverative dan preventif, sehingga siswa
dapat memiliki taraf kesehatan mental yang wajar. Sifat korektif akan muncul bila
terjadi kasus penyimpangan dari laju perkembangan normal yang biasa berkaitan
erat dengan situasi keluarga. Kasus yang demikian harus ditangani oleh ahli dalam
bidang psikologi anak dan psikiater anak. Ragam bimbingan yang mendapatkan

30
urutan pertama iyalah ragam pribadi-sosial, sedangkan ragam akademik dan jabatan
mendapat urutan yang kedua dan ketiga,
f. Tenaga yang memegang peranan kunci ialah guru kelas,ynag mengumpulkan data
tentang siswa dan menyisipkan banyak materi informasi dalam pengajaran. Namun
kadang- kadang diadakan bimbingan khusus, misalnya sosiodrama dan diskusi
kelompok. Koordinasi seluruh kegiatan bimbingan dapat dipegang oleh kepala
sekolah. Namun lebih baik kalau diangkat tenaga bimbingan profesional yang
bertugas sebagai koordinator. Koordinator ini adalah seorang tenaga generalisasi,
dalam arti memberikan beberapa layanan bimbingan baik yang digunakan sendiri
mau pun yang direncanakan untuk diselenggarakan oleh guru-guru kelas. Untuk
kelas lebih tinggi tenaga profesional itu dapat bertindak sebagai konseler yang
menyelenggarakan wawasan konseling.
Untuk kelas rendah dan anak yang mengalami hambatan dalam komunikasi verbal
sebaiknya tersedia seorang ahli dalam psikologi anak (psikologi sekolah) yang mampu
menyelenggarakan wawancara melalui aneka bentuk komunikasi nonverbal. Orang ini
biasanya bukan anggota staff di sekolah tertentu melainknan tenaga yang mendatangai
beberapa sekolah di wilayah tertentu secara bergilir dan menangani kasus- kasus yang tidak
dapat ditangani sekolah sendiri. Tenaga ini disebut konsultan ahli, yang kerja sama dengan
seorang psikiater anak dilembaga psikiater.

Program bimbingan disekolah dasar hanya akan efisien dan efektif bila terdapat
kerja sama yang erat antara kepala sekolah, para guru kelas, koordinator, dan konsultan dan
sebagainya.

 KARAKTERISTIK SISWA SEKOLAH DASAR

Masa usia sekolah dasar secara kronologis, siswa sekolah dasar pada umumnya
berusia 6 sampai 13 tahun atau sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara

31
seksual. Pada masa ini anak anak mulai keluar dari lingkungan pertama yaitu keluarga dan
memulai memasuki lingkungan kedua yaitu sekolah.Karena itu permulaan masa kanak-
kanak sering ditandai dengan masuknya mereka ke kelassatu sekolah dasar.

Seorang ahli mengatakan bahwa masa sekolah harus diartikan bahwa anak periode
ini sudah menampakkan kepekaan untuk belajar.Hal ini sesuai dengan sifat ingin tahu dari
anak dengan makin meluasnya daerah eksplorasi. Dalam satu permulaan periode
persekolahan ini ialah sikap anak terhadap lingkungan, keluarga, yang tidak egosentris,
objektif dan empiris. Jadi telah ada sikapintektualitas.Inilah sebabnya periode ini disebut
masa intektual ayau masa keserasian bersekolah.Pada masa keserasian bersekolah ini secara
relatif anak- anak lebih mudah didik dari pada sebelunya.

Dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional terdapat dua tujuan umum


pendidikan seolah dasar yaitu: mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota,
srta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah,.Ada pun tujuan
khusus pendidikan di sekolah dasar yaitu memberikan bekal dan persiapan kepada murid
untuk menlanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi tujuan pendidikan ini
merupakan ciri khas atau karakteristik muridsekolah dasar, selain tujuan yang merupakan
kekhususan adalah peserta didik.

Sebagai pengajar disekolah tentu sudah maklum bahwa isi kurikulum sekolah dasar
merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan dasar
dalam rangka membekali dan mempersiapkan upaya pencapaian tujuan pendidikan
nasional.

1. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar


Beberapa sifat khas anak pada usia ini :
a. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan
pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah

32
b. Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan permainan
yang tradisional
c. Ada kecenderungan memuji sendiri.
d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain jika hal itu
dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain.
e. Kalau tidak menyelesaikan sesuatu soal,maka soal itu dianggap tidak
penting.
f. Pada masa ini terutama usia 6-8 tahun anak menghendaki nilai angka
rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas
diberi nilai baik atau buruk.

2. Masa kelas tinggi sekolah dasar


Beberapa sifat khas anak pada masa ini adalah sbb:
a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
b. Amat realistik, ingintahu, dan ingin belajar.
c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata
pelajaran khusus, yang oleh para ahli ditafsirkan sebagai mulai
menonjolnya faktor-faktor
d. Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang
dewasa lainnya.
e. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya
untuk dapat bermain bersama- sama, didalam permainan ini biasanya
anak tidak lagi terikat pada aturan permainan tradisiaonal tetapi mereka
membuat mainan sendiri.

Melihat sirfat- sifat khas anak seperti dikemukakan diatas maka memang beralasan
pada saat anak berusia antara 7 sampai 12 tahun dimasukkan oleh para ahli kedalam tahap
perkembangan intektual. Dalam tahap ini perkembangan intektual anak dimulai ketika anak

33
sudah dapat berfikir atau mencapai hubungan antara kesan secara logis serta membuat
keputusan tentang apa yang dihubung-hubungkannya secara logis .perkembangan
intelektual anak sudah dapat menerima pendidikan dan pengajaran. Pada perkembangan
intektual ini meliputi masa siap bersekolah dan masa anak bersekolah yaitu 7 sampai 12
tahun.Meskipun begitu jauh sebelumperkembangan intektualnya perkembangan ingatan
anak sudah berlangsung yaitu pada umur 2 sampai 3 tahun. Dalam tahap ini fungsi ingatan
anak mulai berkembang.Berkembangnya ingatan anak ini disebabkan oleh fungsi
pengamatan yang sudah mampu menerima kesan- kesan dan dengan dibantu oleh
perhatiannya mampu mengadakan kecaman terhadap kesan-kesan yang
diterimanya.Disamping itu kesadaran anak telah mampu menampung hasil pengamatan
anak.Maka keberhasilan bersekolah inidiakhiri dengan suatu masa yang biasa disebut
pueral.

Menurut Nasution dkk.Mengemukakan bahwa sifat sifat khas anak masa pueral itu
dapat ini berlangsung belum ada ketentuan yang jelas.Bahkan masa pueral sepertinya
bersamaan dengan masa para remaja.Secara umum dapat dikatakan bahwa masa pueral
terjadi pada akhir masa sekolah dasar.

 PERILAKU SOSIAL DAN PENGELOMPOKAN SISWA SEKOLAH


DASAR
Perilaku sosial merupakan pola perilaku yang relatif menetap yang di perlihatkan
indidu dalam intraksinya dengan orang lain. Perilaku sosial individu merupakan aksi bagi
timbulnya perilaku sosial pada orang lain atau muncul sebagai reaksi terhadap perilaku
sosial terhadap orang lain. Dengan demikian perilaku sesial individi pada situasi tertentu
berbeda dengan situasisosial lainnya. Pernyataan ini diperkuat oleh Jhonson dalam
Ngalinum bahwa perilaku individu dalam suatu kelompok tertentu memiliki perbedaan
perilakunya dengan kelompok lain. Perilaku individu dalam kelompok berbeda dengan

34
perilakunya disaat iya berada sendirian.Selanjutnya Krech dalam Ngalium mengemukakan
bahwa dengan pengaruh pembawaan dan pembawaan dan pengalamn pribadinya setiap
individu dan mengembangkan sifat- sifat reaksi interpersonalnya menurut cara- cara yang
berbeda-beda.
Pada usia sekolah dasar disebut dengan usia berkelompok, karena masa ini ditandai
dengan meningkatnya minat anak anak terhadap aktivitas teman- teman, meningkatnya
keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota suatu kelompok dan merasa tidak puas
bila tidak bersama dengan teman- temannya. Karena melalui kelampok itulah anak- anak
akan memperoleh kegembiraan dan kepuasan dari bermain yang mereka lakukan atau pun
sebagian tugas- tugas perkembangan dapat di penuhinya.Sejalan dengan meningkatnya
minat untuk berkelompok Erickson dalam Ngalium mengemukakan bahwa salah satu
kesadaran utama yang harus dipenuhi anak sekolah dasar, yaitu mencapai kesadran akan
kerajinan dan kegagalan dan mencapi kesadaran dan kegagalan dalam menemukan dan
mencapai yang bermanfaat secara pribadi, maka dia akan cenderung untuk tidak merasakan
adanya kemampuan sebagai seorang dewasa kelak dan tahap atau fase
perkembanganselanjutnya akan terpengaruh secara tidak menguntungkan.

 BEBERAPA JENIS MASALAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Secara unuversal diakui bahwa setiap individu memiliki suatu masalah, beberapa
rintangan yang muncul di seklah dasar pada umumnya disebabkan oleh karakteristik anak
itu sendiri. Saat yang belum matang anak memasuki usia sekolah, keterampilan akademis
tang belum merata semua mata pelajaran dan bidang studi kemampuan sosial yang kurang
berkembang, penyesuaian diri yang negatif, dan harapan-harapan orang tua, kelompok dan
lembaga pendidikan itu sendiri terlalu tinggi tidak realistis. Secara terperinci
pernmasalahan yang dihadapi anak-anak sekolah dasar dikemukakan G.T. dalam Ngalimun
sebagai berikut :

35
1. Masalah Pribadi

Permasalahan pribadi anak- anak usia dini sekolah dasar terutama berkenan
dengan kemampuan intektual, kondisi fisik, kesehatan kebiasaan- kebiasan lainnya. Dikelas
satu atau kelas dua tidak jarang ditemukan anak yang semestinya brlajar pada sekolah luar
biasa tetapi mereka tetap disertakan dan disejajarkan dengan siswa yang memiliki
kemampuan normal.Kejadian ini muncul sebagai akibat ketidak mampuan guru dalam
mengindetifikasi kemampuan mereka secara dini. Dimana anak- anak yang memiliki
kelemahan intektual tergolong ringan, baru diketahui setelah menginjak kelas-kelas yang
lebih tinggi, munculnya perilaku malas-malas datang kesekolah, bahkan sering
mengakibatkan bertambahnya individual yang dilakukan oleh pihak sekolah yang
didasarkan atas kemampuan intektual anak.

2.Masalah Penyesuaian Sosial

Anak belajar bukan hanya dari seoran guru tetapi juga teman-temannya dan
bukan hanya kemampuan kognitif yang di pelajari melainkan ternasuk kemampuan sosial
pun di pelajarinya dalam mengembangkan kemampuan sosial baik dengan teman- teman
mau pun dengan guru, anak anak banyak mengalami perubahan misalnya perasaan rendah
hati, ketergantungan pada kawan, iri hati, cemburu, curiga, persaingan, perkelahian,
permusuhan, dan lain-lain.Adanya permasalahan penyesuaian sosial dengan guru misalnya
anak tidak menyayangi guru, tidak ada gairah belajar, dan masah lain yang berhubungan
dengan kedisiplinan. Gejala perilaku diatas muncul sebagai akibat adanya masalah dalam
keluarga, perbedaan latar belakang, sosial ekonomi, sosial budaya keluarga, atau adanya
penyimpangan kepribadian anak.tempatnya.

3.Masalah Akademik

Masalah akademik dapat ditemui hampir setiap siswa dalam setiap kelas dan
setiap mata pelajaran atau bidang studi.Permasalahan akademis bisa berupa tidak

36
dikuasainya kemampuan atau materi yang ditargetkan sebagai tujuan pembelajaran. Seperti
ini dikenal sebagai ank yang berprestasi rendah, baik karena lambat belajar (slow leaner)
mau pun prestasi di bawah kemampuan yang dimilikinya (under achiver).

Dengan demikian, ketidak stabilan mereka dalam mencapai prestasi belajar


yang tinggi bukan hanya disebabkan oleh kecerdasan saja tetapi mungkin jua sebagai
akibat dari kesalahan dalam cara belajar, kurang motivasi belajar, kurangnya fasilitas dan
dukungan orang tua, atau karena kesalahan- kesalahan guru dalam cara mengajar sebagai
akibat dari kurang memahami materi ajarnya. Pendekatan yang harus digunakan atau
kurangnya pemahaman terhadap karakteristik anak- anaknya.

 STUDI KASUS: SUATU PROSES PEMECAHAN MASALAH


Studi kasus adalah suatu pendekatan untuk meneliti gejala sosial dengan
menganalisis satu kasus secara mendalam dan utuh.

Dalam hal ini rincian sebab akibat suatu kasus dapat dilakukan dengan mencari
kemungkinan penybab dan akibar suati kasus, tepatnya langkah dalam membuat keputusan
diagnosis menjadi prognosis. Sehingga bantuan yang diberikan untuk mengatasi masalah
akan tepat pula dan lebih penting adalah mengurangai munculnya masalah atau tingkah
laku negatif di masa mendatang.

Kondisi kasus hendaknya juga diketahui apakah ringan atau berat, sehat sakit,
normal tidak normal, atas suatu kasus yang muncul di permukaan, terlebih terhadap gejalah
yang tampak.Masalah anak hendaknya dihadapi, tidak cuci tangan, kecuali karena
keterbatasan kewenangan yang dimiliki.

Namun sebagai guru pembimbing setidaknya dalam memahami siswa perlu


mendasari diri dengan pemikiran berikut:

37
1) Orang bermasalah mempunyai kemampuan intektual yang normal, tetapi iya
mengalami masalah / gangguan pada emosional psikologis saja.
2) Orang yang bermasalah bukan melakukan suatu perbuatan yang berkaitan dengan
kejahatan / kriminal yang perluh sanksi hukum.
Melalui dua pemikiran diatas maka pendekatan anak sanksi atau hukuman
hendaknya dihindari dalam mengani siswa bermasalah.Untuk mengani kasus tertentu
sebagai seorang guu pembimbing hendaknya memulai dari beberapa alasan yang digunakan
sebagai bahan pertimbangan untuk menetukan perluh tidaknya kasus ditangani atau
dilimpahkan atau cukup guru yang menganinya. Dalam hal ini ada dua pertimbangan yang
perluh dilihat: pertama adakah permasalahan yang khusus, kedua adalah curiosty guru
dalam secara menyeluruh dan mendalam tentang suatu kasus, terutama yang berkaitan
dengan sumber penyebabnya dan jenis masalah yang dihadapi. Ketiga perluh segeranya
dibantu atau diatasi masalah yang dihadapi.Keempat hendaknya temuan yang diperoleh
melalui pengalaman diri digunakan sebagai dasar teori untuk mengatasi permasalahan.

Dalam hal ini apa bila ada permasalahan maka langkah-langkah untuk
memahaminya yaitu:

 Masalah hendaknya dipahami secara menyeluruh, mendalam, dan opjektif, mengenali


gejala dengan menemukan sendiri gejala yang bermasalah atau orang lain yang
memberikan informasi.
 Membuat deskripsi kasus, menilai perilaku masalah, dijabarkan dan dikembangkan
untuk dipahami
 Mencari sumber penyebab, akibat yang ditimbulkan dan jenis bantuan
 Pengumpulan data yang di perluhkan
Bila guru ada dalam masalah siswa maka sebaiknya lakukan kerangkah berfikir
yang kognisi, afeksi, dan penyikapan terhadap kasus. Kerangkah berfikir ini akanmembantu
guru sebagai pembimbing untuk membatasi diri terhadap masalah yang sedang dihadapi.

38
Ada pun cara kognisi yang mendasari penyikapan terhadap kasus secara garis
besar adalah sebagai berikut:

1) Keyakinan dan penghayatan bahwa manusia ditakdirkan sebagai makhluk yang


paling indah dan mempunyai derajat yang paling tinggi.
2) Keyakinan dan penghayatan bahwa keindahan derajat paling tinggi terwujud dalam
bentuk kesenangan dan kebahagian hidup di dunia akhirat dalam arti yang seluas-
luasnya.
3) Pemahaman dan penghayatan bahwa dalam perjalanan hidupnya, seseorang dapat
mengalami berbagai permasalahan yang mengganggu perkembangan dimensi
kemanusian yang diupayakan pada perwujudan manusia seutuhnya.
4) Pemahaman dan penghayatan bahwa faktor-faktor lingkungan disamping faktor
dimensi yang lain sangat besar pengaruhnya terhadapperkembangan dimensi dan
timbulnya permasalahan pada diri seseorang di sisi yang lain.
5) Pemahaman dan penghayatan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling bersama
dengan pelayanan pendidikan pada umumnya mampu memberikan bantuan kepada
orang-orang yang sedang mengalami perkembangan dan mengalami masalah demi
teratasinya masalah-masalah mereka.
6) Bahwa seorang yang sedang mengalami masalah tidak seharusnya dan tidak serta
merta dianggap sebagai seorang terlihat masalah kriminal, perdata, atau sehat
jasmani, rohan, normal, dan tidak normal.
7) Permasalahan yang sebenarnya besar kemungkinannya tidak tepat sama seperti
pendeskripsian awal.
8) Perluhnya strategi dan teknik khusus untuk mengatasi dan memecahkan masalah
pokok yang dialami seseorang.
9) Dalam menangani perluh dilibatkan sebagai pihak sumber dan unsur untuk secara
efektif dan efisien mengatasi dan memecahkan masalah.

39
Apabila aspek kognitif tersebut telah dimiliki, selanjutnya perluh dipupuk
kesadaran afektif yaitu:

1) Memberikan penghormatan atau penghargaan yang seting-tingginya terhadap


kehidupan manusia sebagai individu atau kelompok.
2) Dengan keahlian mengoptimalkan dimensi kemanusian secara selaras, serasi,
menuju seutuhnya demi kesenangan dan kebahagian kehidupan dunia dan akhirat.
3) Merasa prihatin dan menaruh simpati kepada orang yang mengalami permasalahan
yang menghambat dimensi kemanusian.
4) Berusaha seoptimal mungkin menerapkan keahlian yang dimiliki untuk membantu
agar dapat teratasi dalam waktu yang cepat dengan cara yang tepat
5) Bersikap positif terhadap orang yang mengalami masalah.
6) Berhati-hati, telii, tekun, bertanggung jawab.
7) Penuh kesadaran mau mengembangkan wawasan, ide, strategi, dan teknik serta
menerapkannya secara tepat terhadap permasalahan yang dihadapi
8) Tidak menahan permasalahan untuk ditangani sendiri
9) Tidak menutup kemungkinan untuk diahli tangankan jika ternyata ada pihak yang
lebih ahli.
Selanjutnya penyikapan positif terhadap masalah yang ada dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:

1) Menerima kasus yang dipercayakan dengan perasaan tanggung jawab


2) Mengembangkan wawasan tentang kasus itu secara lebih perinci, tentang sebab-
sebab timbulnya setiap permasalahan yang terkandung didalam kasus tersebut akan
timbul apabila permasalahan tersebut berlarut-larut ditangani.
3) Mengembangkan strategi dan menerapkan teknik- teknik yang tepat untuk
mengatasi sumber- sumber pokok permasalahan.

40
4) Melibatkan berbagai pihak, sumber, unsur apabila diyakini hal-hal tersebut akan
membantu pemecahan masalah.
5) Mengkaji kemajuan upaya pemecahan masalah

Tabel Perilaku Positif Anak dan Tindakan Guru

No. Perilaku Positif Tindakan Guru

1. Mendapat rengking Memberi hadia

2. Rajin kesekolah Pujian, sanjungan

3. Suaka bertanya Memberi jawaban yang


memuaskan

4. Menaati peraturan yang Mengucapakn terima kasih


berlaku memberi pujian

5. Bekerja sama dalam Memberi bimbingan


mengatasi persoalan
6. Bergaul dengan teman Akan tercermin persatuan,
sebaya kekeluargaan

7. Disiplin meneriama Guru semangat


pelajaran
8. Disiplin mengerjakan Guru membahassampai tuntas
tugas
9. Cepat meengerjakan Diberi tambahan tugas,
tugas

41
menghapal menjawab

10. Bekerja sama Memberi bimbingan

Pada tabel diatas yang meruapakan contoh sikap positif dan tindakan guru yang paparkan
tetapi disini terlihat bahwa pendekatan sebagai pembimbing juga belum digunakan oleh
seorang pembimbing akan lebih mengarahkan siswa kepada pemahaman diri yang lebih
baik secara terus menerus dan kontini melalui layanan- layanannya. Dimana perlu dipahami
bahwa setiap siswa memiliki kelebihan yang perluh dikembangkan, memiliki kebiasaan
positif, hobi positif, cita-cita positif, merupakan bagian dari memahami individu oleh siswa
itu sendiri dan guru atua pembimbing.

 KARAKTERISTIK BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

Beberapa factor penting yang membedakan bimbingan dan koseling di sekolah


dasar dengan sekolah menengah, di kemukakan oleh Dinkmeyer dan Caldwell dalam
Ngalimun yaitu :

 Bimbingan di sekolah dasar lebeih menekankan akan peranana guru dalam fungsi
bimbingan,
 Bimbingan di sekolah dasar lebih banyak melibatkan orang tua siswa, mengingat
pentingnya pengaruh orang tua dalam kehidupan anak selama di sekolah dasar,
 Bimbingan di sekolah dasar hendaknya memahami kehidupan anak sacara unik,
 Program bimbingan di sekolah dasar hendaknya peduli terhadap kebutuhan dasar
anak, seperti kebutuhan untuk matang dalam pemahaman dan penerimaan diri, serta
memahamai kelebihan dan kekurangannya,

42
 Program bimbingan di sekolah dasar hendaknya meyakini bahwa usia sekolah dasar
merupakan tahapan yang sangat penting dalam tahapan perkembangan anak.

Melihat karakteristik bimbingan dan konseling di sekolah dasar, tergambar


bahawa layanan bimbingan di sekolah dasar muncul sebagai konsekuensi logis dari
karakteristik dan masalah sebagai perkembangan siswa sekolah dasar itu sendiri.Karena itu
memahami karakteristik anak sekolah dasar merupakan hal yang sangat penting di dalam
mengembangkan dan meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan konseling secara
keseluruhan.

 TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

Dalam UUSPN dan PP Nomor 28 Tahun 1990, dikemukakan bahwa jenjang


pendidikan dasar, pendidikan memiliki tujuan untuk memberikan bekal bagai peserta didik
dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warag Negara
dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan
menengah.

Adapun Depdikbud dalam Ngalimun menjelaskan bahwa tujuan layanan


bimbingan di sekolah dasar adalah untuk membantu siswa agar memenuhi tugas-tugas
perkembangannya meliputi aspek social pribadi, pendidikan dan karier sesuai dengn
tuntutan lingkungan.

 SIFAT DAN FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH


DASAR

Sifat bimbingan pada sekolah dasar yang mendapatkan prioritas pertama adalah
sifat pengembangan dan pencegahan bimbingan. Dengan memperhatikan asas perbedaan
individual dan adanya dorongan anak untuk menjadi matang, bimbingan berusaha
mengembangkan kemampuan intelktual dan social anak sehingga mampu mencapai hasil

43
yang maksimal. Kedua asas tadi diperhatikan pula dalam mencegah terjaidnya kesulitan-
kesulitan belajar dan penyesuaian pribadi/social anak yang menghambat proses belajarnya.

Fungsi bimbingan diutamakan di sini adalah fungsi fungsi adaptif


bimbingan.Pembimbing membantu siswa melalui adaptasi pendekatan, metode, dan media
mengajar guru dengan mempertimbnagkan aspek-aspek perbedaan individual yang terpadu
tuntutan kelembagaan.

 PENGAWAS DALAM PENGEMABANGAN LAYANAN BIMBINGAN DAN


KONSELING DI SEKOLAH DASAR

Kegiatan pengawasan bimbingan dan konseling di sekolah melibatkan guru


pembimbing dan pengawas sekolah dengan koordinasi dengan kepasa sekolah.guru
pembimbing menyiapkan diri dan bahan-bahan secukupnya untuk kegiatan pengawasan.
Coordinator BK mengoordinasikan guru-guru pembimbing dalam menyiapkan diri untuk
kegiatan kepengawasan. Guru pembimbing mengikuti dengan cermat penilaian dan
pembinaan dalam kegiatan pengawasan. Kepala sekolah mendorong dan memberikan
fasilitas bagi terlaksananya kegiatan pengawasan secara onjektif dan dinamis demi
meningkatnya mutu bimbingan dan konseling.

44
BAB IV

Analisis Film Menggunakan Teori BK Yang Terkait Dari Bab I - Bab V

Dari dalam Film Taare Zameen Par kita dapat banyak belajar dari salah satu anak
yang bernama Ishaan Awasthi dan seorang guru yang bernam Ram Shankar Nikumbh.
Tokoh Ishaan mengalami dyslexia yakni kesulitan belajar dalam hal membaca dan menulis
ataupun mengenali huruf, dia melihat huruf-huruf seakan-akan menari dan dalam posisi
terbalik, kalau di pantulkan di cermin baru bisa terbaca tulisannya, dia bukan anak yang
tidak normal, tetapi anak yang memiliki kebutuhan khusus, artinya dia memerlukan
perlakuan dan sesuatu yang khusus dalam belajarnya, dia membutuhkan perhatian,
pengertian dan kasih sayang dari orang-orang dikehidupannya. Akibat hal tersebut maka
dampaknya dia menjadi malas belajar dan suka membolos, sebab tidak ada yang
memahami keadaan dia, maka hal itu menjadi pelariannya untuk menghadapi perasaannya,
yang tidak di mengerti orang lain. Seolah-olah di mata orang lain dia anak yang bodoh dan
pemalas. Padahal jika kita perhatikan dia mempunyai imajinasi yang sangat tinggi dan
memiliki kemampuan dalam melihat dunia yang tidak di miliki orang lain, hal ini bisa kita
lihat dari hasil lukisannya yang begitu mempunyai nilai seni yang tinggi.
Kesulitan ini dapat di atasi dengan bimbingan dan kasih sayang baik orang tua,
guru-guru, dan orang-orang di sekitarnya.Namun sayang dalam film itu orang tua Ishaan
tidak mengerti keadaannya, ibunya cukup perhatian namun belum mampu memahami
kondisi sebenanya yang di alami Ishaan, di sisi lain guru-guru Ishaan beranggapan bahwa
Ishaan adalah anak idiot, bodoh, pemalas dan keterbelakangn mental.Sehingga mereka
semua tidak suka dengan perilaku Ishaan di kelas dan malah menyarankan untuk di
masukkan ke sekolah Luar Biasa.Teori pembelajaran guru-guru Ishaan dalam mengajar
beragam.Dalam ilmu psikologi pendidikan ada teori behaviorisme, kognitif, dan
kontruksivisme, dalam film ini kebanyakan dari guru guru Ishaan menggunkan teori belajar
behaviorisme dan kognitif yang tidak cocok bagi keadaan atau kondisi Ishaan yang

45
mengalami dyslexia tersebut, namun ada satu guru yang paham dan menyadari kondisi
Ishaan yang bernama Ram Shankar Nikumbh dan dia dalam pembelajaran menggunakan
teori kontruksivisme atau teori membangun menurut Vygosky, yakni dengan cara
Scaffolding melakukan pendekatan-pendekatan bertahap, dengan usaha mendatangi
keluarga nya dan berusaha memecahkan permasalahan yang di alami Ishaan, dia
membimbing Ishaan, memberi motivasi, dorongan, kebebasan, memberikan kasih sayang
dan kelembutan, mengajari menulis, membaca dan menghitung dengan metode yang bisa di
terima oleh Ishaan dengan kondisinya yang seperti itu, dan akhirnya dia behasil membuat
muridnya tersebut mampu mengatasi kondisinya dan akhirnya dia menjadi anak yang
pintar.
Namun tampaknya dia ini juga memiliki kecerdasan tubuh atau kinestetik, karena
dia bisa melakukan gerakan seperti michael jackson pada film tersebut.Hikmah yang dapat
di ambil pelajaran dari film Taare Zameen Par tersebut banyak sekali, karena memang film
ini sangat inspiratif sekali, khususnya dalam dunia pendidikan, di antara hikmah yang dapat
di ambil adalah bahwa setiap anak itu memiliki kelebihan masing masing, mempunyai
kecerdasan tersendiri yang mungkin tidak bisa di pahami oleh orang lain, dari film ini
betapa penting arti dari sebuah pengertian orang tua sebagai pendidik di kalangan keluarga
dan bagi guru sebagai pendidik di sekolah, sangat penting bagi orang tua untuk
memperhatikan kondisi anaknya, memahami keinginannya dan memberi kasih sayang serta
kelembutan sikap kepada anak, dan bersikap pola asuh demokratis bukan otoritatif
Dan bagi guru sangat penting memahami karakter dan permasalahan murid, karena
begitu beragam murid yang dihadapi seorang guru, dengan begitu bisa sebagai bahan untuk
memberikan metode pembelajaran yang tepat bagi anak anak, bukan sebaliknya guru tidak
boleh egois, tidak boleh selalu berteori kognitif, kasar, ganas, keras, otoriter, acuh tal acuh
yang pada akhirnya membuat anak takut, hilangnya percaya diri, hilangnya motivasi,
frustasi, depresi, sedih dan menjadi pemurung dan pendiam, mental anak menjadi
terganggu. Sangat bagus di ambil pelajaran bagi calon seorang guru bagaimana seorang

46
guru harus bisa mendidik anak didik dengan penuh tanggung jawab dan membantu anak
didik menemukan jati diri dan kesuksesannya, terakhir bahwa kita tidak boleh menganggap
remeh orang lain, karena suatu saat bisa jadi orang yang kita remehkan lebih sukses
daripada kita, bahkan lebih baik dari kita, jangan terlalu cepat menilai orang lain, jangan
sombong, jangan merasa hebat dan lebih pintar dari orang lain, sebab takdir Allah tiada
yang tahu, teruslah berprasangka baik, peduli dengan murid, dengan orang lain, dengan
orang-orang disekitar, saling mambantu kesulitan orang lain, saling memahami perasaan
orang lain, dan jangan suka membully orang lain.
Sehubungan dengan kualifikasi dan guru tersebut, Rohman dalam Sutira
Sehubungan dengan kualifikasi dan guru tersebut, Rohman dalam Sutira mengemukakan
tiga pokok tugas guru yaitu :

1) Tugas profesional, yaitu yang berkenan dengan profesionalnya. Tugas ini


mencakup mendidik ( mengembangkan pribadi siswa), mengajar
(mengembangkan intelektual keterampilan siswa) dan mengelola ketertiban
sebagai penunjang ketahanan sekolah,
2) Tugas manusiawi (human responsibility), yaitu tugas sebagai manusia. Dalam
hal ini guru bertugas mewujudkan dirinya untu ditempatkan dalam kegaiatan
kemanusiaan dan sesuai dengan martabat manusia,
3) Tugas kemasyarakatan (civic mission), yaitu tugas sebagai anggota masyarakat
dan warga Negara yang baik sesuai dengan kaidah – kaidah yang terdapat dalam
Pancasila dan UUD 1945 seta GBHN. Sebagai derector of learning, guru
sekaligus berperan sebagai pembimbing dalam proses belajar siswanya. Yang
harus dilakukan guru ialah :
 Mengenal dan memahami setiap siswa, baik secara individu maupun
kelompok
 Memberikan informasi – informasi yang diperlukan dalam proses belajar.

47
 Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar
sesuai dengan karakteristik pribadinya.
 Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah – masalah pribadai yang
dihadapinya
 Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan.
Setiap anak memiliki cara mereka sendiri dalam memahami suatu hal, dalam
menyerap informasi dan juga dalam mendapatkan suatu ilmu. Dan tugas seorang guru
untuk membimbing mereka, mengarahkan mereka, dan memberikan layanan pendidikan
sesuai dengan kebutuhannya.Begitu juga dengan anak berkebutuhan khusus “disleksia”
mereka memiliki kesulitan belajar membaca, tapi banyak dari mereka yang memiliki
potensi luar biasa salah satunya dalam bidang seni. Inilah yang ingin digambarkan dalam
film “ Taare Zameen Par”.Guru menjadi sumber ilmu utama, buku adalah sumber bacaan
utama, dan meniru ucapan guru adalah kewajiban utama. guru mengkondisikan siswa-
siswanya. Jawaban yang tidak samadengan guru adalah salah. Gambar yang tidak sama
dengan guru berarti hukuman. Ishaan menjadi semakin depresi hingga seorang guru Seni
akhirnya datang dan mencoba merubah suasana disekolah itu yang terkenal kedipilinannya.
Seketika suasan dikelas menjadi ceria, anak-anak benyanyi,menari dan tertawa.
Namun kedatangan guru itu tidak semata-mata merubah suasana hati ihsaan.Ihsaan
hanya diam saja saat menerima pelajaran dari guru tersebut. Guru seni itu bernama Ram
Shankar Nikumbh,ia mengetahui bahwa ada anak didiknya yang mengalami masalah, dan
dia mulai mencari tahu keadaan yang sedang dialami oleh Ishaan. Setelah mengamati
semua hasl tulisan ishaan, sang guru tersebut mengetahui bahwa ishaan memiliki penyakit
dyslexia. Penyakit itu bukan seperti kebanyakan penyakit lainnya.Penderitanya tidak
mampu membedakan huruf, melaksanakan perintah yang didengar secara berurutan.Sang
guru memikirkn keadaan ishaan yang semakin terpuruk dan dia pun memutuskan untuk
memberi pelajaran khusus kepada ishaan.Iamelatih Ishaan sedikit demi sedikit dengan cara
melatih membaca, menulis, melukis dan belajar menghitung dengan cara naik turun tangga.

48
Di kelas nikumbh bercerita bahwa ada orang-orang pintar seperti Albert Eintein juga tidak
mampu membaca dan menulis, nikumbh berusaha untuk membangkitkan semangat belajar
ishaan agar dia tidak merasa bahwa dirinya paling bodoh di dunia. Ishaan akhirnya sadar
dan memiliki semangat untuk belajar, dia rajin mengikuti pelajaran yang khususnya yang
diberi oleh guru seni tersebut. Perlahan-lahan dengan keseriusan sang guru tersebut ihsaan
mulai menunjukkan perkembangan dan mampu dalam membaca dan menulis, dan perlahan
guru baru tersebut mampu membangun kembali kepercaya diri Ishaan.Dengan pendekatan
pembelajaran yang menyenangkan, sang guru ini berhasil mengajarkan baca tulis kepada
Ishaan melalui cara yang sangat kreatif, sesuai dengan bakat alami Ishaan, yaitu
menggambar.
Nikumbh mempunyai ide untuk mengadakan perlombaan menggambar di sekolah
yang dapat diikuti oleh guru-guru dan murid , ide tersebut disetujui oleh kepala sekolah.
Nikumbh tahu kalau Ishaan pandai dalam melukis oleh karena itu dia mengadakan
lomba.Lomba sangat meriah dan ramai, murid-murid dan para guru juga dating .semua
bersuka cita mengikuti lomba tersebut. Nikumbh menunggu kedatangan murid kesayangan
yaitu Ishaan, tapi Ishaan belum juga datang.Dia langsung memberi kertas gambar kepada
Ishaan saat Ishaan sudah datang, Nikumbh juga mulai melukis sambil melihat Ishaan yang
melukis dibawah pohon. Acara lomba akhirnya selesai, juri seni lukis juga menilai hasil
lukisan dan akhirnya lukisan Ishaan lah yang memenangkan lomba itu dan mendapat piala,
ia bahkan mengalahkan lukisan dari guru Nikumbh. Lukisan Ishaan juga dimuat dalam
buku tahunan sekolah. Tak hanya itu Ishaan mampu melalui ujian dengan nilai yang
sempurna, ,keluarganya tidak menyangka terhadap apa yang di raih Ishaan dan mengetahui
hal tersebut orang tua Ishaan merasa bangga dan sangat senang kepada Ishaan dan akhirnya
semua berakhir bahagia.
Film tersebut mengandung pesan moral yang berkenaan dengan upaya membangun
kembali karakter percaya diri siswa berkebutuhan khusus dimana Ishaan bukan lah anak
yang tidak normal, tetapi anak yang memiliki kebutuhan khusus, artinya dia memerlukan

49
perlakuan dan sesuatu yang khusus dalam belajarnya, dia membutuhkan perhatian,
pengertian dan kasih sayang dari orang-orang dikehidupannya. Akibat hal tersebut maka
dampaknya dia menjadi malas belajar dan suka membolos, sebab tidak ada yang
memahami keadaan dia, maka hal itu menjadi pelariannya untuk menghadapi perasaannya,
yang tidak di mengerti orang lain. Seolah-olah di mata orang lain dia anak yang bodoh dan
pemalas. Padahal jika kita perhatikan dia mempunyai imajinasi yang sangat tinggi dan
memiliki kemampuan dalam melihat dunia yang tidak di miliki orang lain, hal ini bisa kita
lihat dari hasil lukisannya yang begitu mempunyai nilai seni yang tinggi.
Pelaksanaan BK dilakukan dengan empat cara tertentu. Menurut Noah H. Kersey,
keempat kunci tersebut ialah :

Pertama, kerelaan,di mana banyak peserta didik yang membutuhkan konseling, baik
datang dari sendiri maupun disengaja dipanggil.Namun hal itu tidak ada manfaatnya,
kecuali peserta didik secara rela ingin melakukan perubahan dalam hidup mereka.Kerelaan
itu harus ada pada diri konselor. Kerelaan memberi dan menerima konseling berate
seperempat jalan menuju sukses telah selesai.

Kedua, motivasi di mna beberapa peserta didik dituntut dan berkemauan kuat membuat
perubahan dalam hidup sekaligus memiliki atau energi untuk benar – benar melakukannya.
Konselor pun harus memiliki motivasi kuat untuk membangun kemauan peserta didik dari
persoalan akademik dan sosialnya, khusus bagi mereka yang telah sampai pada titik kritis
yang terdalam, ketika seseorang memiliki kemauan baik dalam meningkatkan dan motivasi
diri untuk melakukannya, mereka telah mencapai setengah dari apa yang diperlukan untuk
berhasil dalam proses konseling.

Ketiga, komitmen dalam hal ini pepatah lama mengatakan bahwa : sang pendiam tidak
pernah juara dan sang juara tidak berhenti. Kata lainnya adalah semua orang tidak akan
pernah berakhir. Sayangnya, kebanyakan orang cenderung tidak sabar dengan proses
pertumbuhan pribadi. Banyak orang justru menginginkan hal – hal yang bisa dicapai

50
sekarang tidak memiliki kematangan menderita menunda kesenangan.Mereka
mengungkapkan hal – hal yang mendesak sehingga tidak pernah tabah menghadapi
kesulitan.

Keempat, keyakinan, dalam hal ini merupakan titik final dan langkah yang paling kritis
dalam menciptakan keberhasilan. Jika mereka tidak percaya diri atas apa yang mereka
lakukan, menjadi hampir tidak mungkin menyelesaikan setiap persoalan atau tugas, dengan
kata lain, semakin seseorang percaya diri pada sesuatu, semakin ia meningkatkan
kesempatan untuk sukses.

Guru memang berperan penting dalam pengembangan kecerdasan emosional peserta


didik. Tentu saja kecerdasan emosi itu tumbuh dan harus dipupuk sejak kecil.Karenanya,
orang tua memiliki peranan penting dalam membina kecerdasan emosional anak –
anaknya.Beberapa prinsip yang harus diterapkan oleh orang tua dan guru dalam
mengembangakan kecerdasan emosional anak disajikan sebagai berikut.

a. Membina hubungan persahabatan yang baik dan harmonis.


b. Bekerja dalam harmonis yang berlangsung secara harmonis.
c. Memcapai prestasi yang tinggi sesuai dengan regulasi yang ada atau
bersikap jujur.
d. Berempati tinggi dan toleran terhadap perilaku anak – anak.
e. Kemampuan untuk memecahkan atau menghilangkan masalah antara
pribadi atau kearifan dalam mengatasi konflik.
f. Memotivasi diri menghadapi saat- saat sulit dan genting.
g. Menghadapi situasi yang sulit dengan percaya kepada diri sendiri dan
menjalin keakraban.
Perkembangan (development) merupakan pola perubahan yang dimulai sejak
pertumbuhan yang berlanjut sepanjang rentang hidup.Anak memiliki suatu ciri khas, yaitu
selalu bertumbuh dan berkembang sejak konsepsi hingga berakhirnya masa remaja,

51
sedangkan perkembangan ialah bertambahnya kemampuan struktur atau fungsi tubuh yang
lebih kompleks, yang bersifat kualitatif, dimana pengukurannya lebih sulit dari pada
pengukuran pertumbuhan.

Pertumbuhan dan perkembangan secara fisik berupa perubahan ukuran besar


kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan organ tubuh. Perkembangan
intelektual anak dapat dilihat dari kemampuan anak secara simbolik maupun abstrak.,
seperti berbicara, bermain, berhitung, membaca dan lainnya. Pertumbuhan dan
perkembangan emosional anak dapat dilihat dari perilaku sosial dilingkungan anak.

Faktor-faktor pendukung pertumbuhan dan perkembangan manusia. Sejak awal


tahun 1980-an semakin diakui pengaruh keturunan (genetik) terhadap perbedaan individu.

 Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih
panjang, dan prosesnya terjadi sejak manusia belum lahir hingga ia dewasa. Pertumbuhan
fisik manusia setelah lahir merupakan kelanjutan pertumbuhan sebelum lahir. Proses
pertumbuhan fisik manusia berlangsung sampai masa dewasa, selama tahun pertama dalam
pertumbuhannya, ukuran panjang badannya akan bertambah sekitar sepertiga dari panjang
badan semula dan berat badannya akan bertambah menjadi sekitar tiga kalinya. Sejak lahir
hingga dengan umur 25 tahun, perbandingan ukuran badan manusia dari pertumbuhan yang
kurang proporsional pada awal terbentuknya manusia sampai dengan proporsi yang ideal
sampai dewasa.

 Kecerdasan

Kecerdasan atau daya piker, berkembang sejalan dngan pertumbuhan saraf otak.
Oleh karena seorang manusia akan juga mengalami perkembangan kemampuan berfikirnya.
Susilowindradini mengemukakan bahwa kecerdasan itu diwariskan (diturunkan).

52
Perkembangan lebih lanjut tentang perkembangan kecerdasan yang ditunjukkan pada
perilaku yakni tindakan menolak dan memilih sesuatu.

 Temperamen

Rasa dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khususs yang dimiliki oleh
manusia, dalam hidup atau dalam proses pertumbuhan dan perkembangan manusia, banyak
hal yang dibutuhkannya. Kebutuhan setiap orang dapat dibedakan menjadi dua kelompok
besar, yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Temperamen adalah gaya perilaku
karakteristik individu dalam merespons, ahli-ahli perkembangan sangat tertarik mengenai
temperamen bayi. Sebagian bayi sangat aktif menggerak-gerakkab tangan, kaki dan
mulutnya dengan keras.Emosi merupakan gejalah perasaan disertai dengan perubahan atau
perilaku fisik, seperti marah yang ditunjukkan dengan teriakan suara keras, atau tingkah
laku yang lainnya. Begitu pula sebaliknya seorang yang gembira akan melonjak-lonjak
sambil tertawa lebar dan sebaliknya.

 Sosial

Sejalan dengan pertumbuhan fisiknya, bayi yang telah menjadi anak dan seterusnya
menjadi dewasa akan mengenal lingkungan yang luas dan mengenal banyak manusia.
Perkenalan dengan orang lain, dimulai dengan mengenal ibunya, kemudia mengenal
ayahnya, dan mengenal saudara-saudaranya dan akhirnya mengenal manusia di luar
keluarganya. Selanjutnya manusia yang dikenalnya semakin banyak dan amat heterogen,
namun pada umumnya setiap anak akan lebih tertarik pada teman sebayanya.

 Bahasa

Fungsi bahasa adalah untuk komunikasi.Setiap orang senantiasa berkomunikasi


dengan dunia sekitarnya. Pengertian bahasa sebagai alat komunikasi daapat diartikan tanda,

53
gerak dan suara untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain. Bicara adalah bahasa
suara dan bahasa lisan.

 Bakat khusus

Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki oleh seorang
individu yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan, kemampuan itu dapat
berkembang dengan baik.Didalam devenisi bakat yang dikemukakkan Guilfold dalam
sumadi bakat mencakup tiga dimensi, yaitu dimensi perseptual, dimensi psikomotor, dan
dimendi intelektual. Seseorang yang memiliki bakat akan lebih cepat dapat diamati, sebab
kemampuan yang dimiliki akan berkembang dengan pesat dan menonjol. Bakat khusus
merupakan salah satu kemampuan untuk bidang tertentu seperti dalam bidang seni,
olahraga, ataupun keterampilan.

Al-Ghazali r.a. dalam bukunya yang berjudul lhyaulumuddin telah menyebutkan bahwa
perlu diketahui jalan untuk melatih anak-anak termasuk urusan yang paling penting dan
harus mendapat proiritas yang lebih dari yang lainnya. Anak merupakan amanat ditangan
kedua orang tuanya dan kalbunya yang masih bersih merupakan permata yang sangat
berharga. Jika ia dibiasakan untuk melakukan kebaikan (dalam lingkungan rumah tangga
dan lingkungan sosial), niscaya dia akan tumbuh menjadi baik dan menjadi orang bahagia
didunia dan akhirat. Sebaliknya jika dibiasakan dengan keburukan ( dalam lingkungan
rumah tangga dan lingkungan sosial), serta ditelantarkan, niscaya anak akan menjadi
individu yang celaka dan berdampak sangat buruk bagi perkembangan, baik fisik, mental
maupun spiritual sang anak. Orang tua berkewajiban memelihara anak-anaknya dengan
cara mendidik, menanamkan budi pekerti yang baik, mengajarinya akhlak-akhlak yang
mulia melalui keteladanan dari orang tuanya, dan juga berusaha memenuhi kebutuhan anak,
baik lahir maupun bati secara proporsional sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kondisi anak. Manusia berinteraksi satu dengan yang lain melalui komunikasi dalam
bentuk bahasa. Komunikasi tersebut terjadi, baik secara verbal maupun nonverbal, yaitu

54
sengan tulisan bacaan, dan tanda atau symbol. Bagaimana manusia bisa menggunakan
bahasa sebagai cara berkomunikasi selalu menjadi pertanyaan yang menarik untuk dibahas,
sehingga memunculkan banyak teori tentang pemerolehan bahasa.

Bahasa adalah simbolisasi, yakni suatu ide atau pemikiran yang dikomunikasikan oleh
pengirim pesan dan diterimah oleh penerima pesan melalui kode-kode tertentu baik verbal
maupun nonverbal.Bahasa bisa diekspresikan melalui berbicara yang mengacuh pada
symbol verbal.Selain itu, bahasa juga bisa diekspresikan melalui tulisan, tanda gestural, dan
musik.Bahasa juga dapat mencakup aspek komunikasi seperti gestikulasi, gestural atau
pantomime.Gestikulasi adalah ekspresi gerakan tangan dan lengan untuk menekankan
makna wicara. Pantomime adalah sebuah cara komunikasi yang mengubah komunikasi
verbal dengan aksi yang mencakup beberapa gestural (ekspresi gerakan yang menggunakan
setiap tubuh) dengan makna yang berbeda-beda. Secara mentali, pemerolehan bahasa
dimulai sejak bayi berada dalam kandungan.Sang ibu bisa mengajak bayi berkomunikasi
tentang hal yang positif. Kontak batin antara ibu dan janin akan tercipta dengan baik bila
kondisi psikis ibu dalam keadaan stabil. Keharmonisan yang terjalin lewat komunikasi bisa
memengaruhi kejiwaan anak. Orang tua bisa mengajak anak bercerita tentang kebesaran
sang pencipta dan alam ciptaan-Nya: mengenalkan kicau burung, kokok ayam, rintik hujan,
desir angina, memperdengarkan kalam ilahi atau membaca kisah-kisah bijak.

W.S. Winkel menjelaskan bahwa selama bulan-bulan pertama pascalahir atau sebelum
seorang anak mempelajari kata-kata yang cukup untuk digunakan sebagai sarana
berkomunikasi, anak secara kreatif, terlebih dahulu akan menggunakan empat bentuk
komunikasi prabicara (prespeech). Keempat prabicara itu adalah tangisan, ocehan,
meraban, isyarat dan ungkapan emosional. Keterampilan menyimak akan berdampak pada
keterampilan berbicara. Stimulus orang tua yang berupa data dimakan bagi anak bisa
direspons dengan metode ulang ucap, metode ini akan menunjukkan daya serap anak
terhadap cerita atau ujaran orang tua. Pada tahapan ini, orang tua sebaiknya mengubah

55
posisi dari posisi pencerita menjadi pendengar yang baik.Biarkan anak bercerita dengan
lugas menurut pemahamannya. Ini bisa membantu anak dalam proses bicara. Orang tua
jangan menuntut anak untuk bercerita sesuai dengan gaya penceritaan orang tua. Dalam
proses pengajaran, unsur belajar memegang peranan yang vital, bahwa mengajarar adalah
proses pembimbing kegiatan belajar, adalah proses pembimbingan kegiatan belajar murid.
Oleh karena itu sangat penting bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya proses belajar
murid agar guru dapat memberikan bimbinagan dan pembelajaran yang serasi bagi murid.

Namun dengan melihat kenyataan dilapangan terlihat bahwa setiap siswa SD secara
tidak langsung belajar melalui penglihatan, pengalaman, dan proses berfikir untuk
mengubah perilaku. Guru perlumelatih ketiga ranah belajar tersebut agar semua aspek yang
ada pada diri siswa dapat berkembang dengan baik dengan tetap memperhatikan prinsp-
prinsp belajar seperti berikut:

 Tujuan yang terarah


 Motivasi yang kuat
 Bimbingan untuk mengetahui hambatan
 Bimbingan cara belajar dengan pemahama
 Interaksi yang positif dan dinamis antara individu dan lingkungan
 Teknik-teknik belajar
 Diskusi dan pemecahan masalah
 Mampu menerapkan apa yang telah dipelajari dalam kegiatan sehari-hari.
Anak SD pergi kesekolah bukan karena paksaan melainkan karena kebutuhan oleh
karena itu guru dan orang tua hendaknya tidak memaksa anak kesekolah namun
mengarahkan anak bahwa belajar adalah suatu kebutuhan.serta membangun motivasi pada
diri anak bahwa belajar di sekolah berarti mempersiapkan diri untuk masa depan. Proses
belajar memerlukan teknik yang bervariasi latihan, dikusi dan ulang dapat memperkaya
anak dalam belajar serta dapat mengurangi kesalahan anak dalambelajar.

56
Anak SD yang mengalami kesalahan dalam belajar disebabkan karena hal-hal di
bawah ini:

 Belajar tanpa ada tujuan yang jelas


 Belajar tanpah rencana, hanya insidential
 Hanya menghapal tanpah memahami
 Tidak dikaitkan dengan pengalaman
 Tidak dikaitkan dengan teknik-teknik bervariasi
 Tidak dikaitkan dengan pengelolaan waktubelajar
 Tidak menggunakan alat bantu yang utuh atau referens

Cara untuk meningkatkan motifasi belajar siswa SD antara lain sebagai berikut:

 Memaduhkan motif- motif kuat yang sudah ada melalui kegiatan bermain atau ber-
eksperimen
 Memperjelas yang akan dicapai
 Merumuskan tujuan- tujuan sementara
 Merangsang pencapaian kegiatan
 Membuat situasi persaingan diantara murid- murid
 Membuat persaingan dengan diri sendiri
 Memberikan hasil kerja yang ingin dicapai
 Memberikan contoh-contoh yang positif

Kesulitan belajar akademis siswa sekolah dasar sering dinamakan CALISTUNG(


membaca, menulis,berhitung) sebagai berikut:

 Kesulitan membaca dapat disebabkan karena gangguan pertumbuhan psiskologi dan


juga hambatan dedaktik, metodik, atau pun ketidak mampuan membaca karena

57
gagap. Gangguan dalam kemampuan embaca disebut Alfasia, sedangkan ketidak
mampuannya dalam membaca karena gangguan fungsi saraf disebut Disleksia.
 Kesulitan menulis dapat disebabkan kemampuan psikomotor dimana ketidak
mampuan motorik atau kurang terlatih dalam ecoding atau menjadikan lambang
atau huruf tertentu. Tulisan anak SD yang sulit atau buruk akibat gangguan saraf
disebut Disgraphia, sedangkan gerakan yang berlebihan disebut hiperkenesis.
 Kesulitan berhitung anak SD berkaitan dengan penerapan anak konsep – konsep
kuantitatif terutama dalam konteks penjumlahan, pengurangan, dan perkalian.
Kesulitan untuk mengerjakan bilangan pada saat berhitung disebut Discalculia.

Dalam permasalahan social emosional anak berbeda-beda,ada anak yang dalam


belajar tidak mau diam dimana anak seperti ini di sebut anak hiperaktif, ada lagi anak yang
cenderung bosan yang di sbeut sebagai distractibility child, serta anak yang cenderung
pendiam di kelas, pasif, dan suka menyendiri. Hal ini biasa di sbeut poor self concept, dan
juga ada anak yang cepat bereaksi setiap ada pertanyaan dari guru hal ini biasa di sebut
imajinasi.Di kelas ada pula anak yang suka merusak benda-benda yang ada di sekitarnya,
anak ini biasa di sebut trouble maker, serta anak yang cepat tersinggung dan tempramen di
sebut tipe behavior.Ada pula anak yang mengeluarkan kata-kata kasar dan tidak sopan
yang biasa disebut distruptive behavior dan juga anak yang sangat tergantung terhadap
orang lain disekitarnya atau pun orang tuanya anak ini biasa disebut denpendency
child.Ada pula anak yang mempunyai sosial ekonomi rendah sehingga merasa dirinya
bodoh dan enggan mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru karena ia merasa bahwa
dirinya tidak mampu. Anak ini biasa disebut with drawl.Ada pula anak- anak yang tidak
memiliki kemampuan mental yang setara dengan anak-anak yang sebaya.

Anak seperti ini sulit untuk menganalisis, menangkap, isi mata pembelajaran dan
mengaplikasikan apa yang di pelajari anak ini disebut learning disability.Selanjutnya anak
yang mempunyai cacat bawaan baik kerusakan fisik mau pun saraf. Dimana anak ini

58
cenderung sulit belajar secara normal seperti anak- anak sebayanya, anak seperti ini
membutuhkan penanganan para ahli atau lembaga-lembaga khusus seperi anak yang
menderita austin sectrum /ASD.Anak ini dikelompokkan dalam kelompok learning
disolder. Selain itu ada pulaanak yang mempunyai potensi intektual diatas rata-rata, namun
prestasi akademiknya di kelas sangat rendah. Anak seperti ini sering menyepelehkan tugas-
tugas yang di berikan, PR, sering dilupakan.Anak seperti ini biasa disebut anak
underachiver.

Ada pula anak yang memiliki semangaat belajar yang tingggi dalam hal apa pun
misalnya iya tidak mudah menerima kritikan dari siapa pun termasuk gurunya, tidak mau
menerima kegagalan yang biasa disebut overachiver atau pun anak yang sulit dan
membutuhkan waktu yang lama dalam merespon dan mengerjakan tugasny yang biasa
disebut slow leaner serta dikelas juga sering dijumpai anak yang tidak peka dan peduli
terhadap lingkungannya. Anak ini kurang tanggap dalam membaca ekspresi dan sulit
bergaul dengan teman- temannya yang ada di kelas.Anak ini biasa di sebut social
interseption child.Masalah- masalah emsional seperti inilah yang terjadi dalam proses
belajar mengajar yang dialami oleh siswa yang berbeda beda sehingga orang tua dan guru
harus bekerja sama dalam membanguan karakter yang ada pada anak teruama dari orang
tua yang merupakan tempat pertama terbentuknya karakter dari siswa dimana bila karakter
yang diberikan oleh orang tua terhadap anak baik maka karakter yang di bawah
dalamlingkungan sekita atau juga disekolah adalah karakter yang baik.

Karakter yang terdapat pada diri siswa itu harus juga di bantu oleh guru di sekolah
terutama dalammengontrol emosi pada siswa agar tidak menggangu proses belajar
mengajar melalui berbagai cara misalnya dengan kata- kata verbal atau pun yang lainnya
demi kebaikan perkembangan emosional siswa.Aspek belajar siswa dapat ditnjau dari segi
emosianal dimana anak terkadang ada yang nakal dan keras kapala sehingga orang tua
terkadang juga merasa kewalahan dalam membina anak sendiri dirumah. Dalam

59
perkembangan emosiaonal anak kita sebagai orang dewasa yang ada disekitar mereka harus
bekerja sama baik sebagai keluarga, guru mau pun lingkungan sekirar anak atau
masyarakat. Dalam membimbing siswa kita juga harus memperhatikan perkembangan-
perkembangan yang terjadi pada diri siswa agar sebagai orang tua dan guru juga dapat
membimbing siswa atau anak denganbaik agar anak merasakankenyaman atau pada saat di
rumah, dan pihak keluarga pun harus bekerja sama dalam mengembangkan karkter
emosianal pada diri siswa aga dapat berkembang dan teerkontrol dengan baik sesuai dengan
usia dari setaiap anak.

Sekolah dasar adalah bagian terpadu dari system pendidikan nasional yang
berlangsung selama 6 tahun di SD dan selama 3 tahun disekolah lanjutan tingkat pertama
(SLTP). Pada usia 6 tahun, anak memasuki jenjang pendidikan formal, dengan tanpa
melalui pendidikan prasekolah (taman kanak-kanak). Perencanaan program bimbingan
karier ditekankan pada upaya bimbingan belajar tentang cara belajar,memahami dunia kerja
dan mengembangkan kemampuan untuk membuat perencanaan serta mengambil
keputusan. Perencanaan bimbingan ditunjukkan pada penyiapan siswa untuk melanjutkan
kependidikan mengah atau memasuki lapangan kerja.

Untuk kelas rendah dan anak yang mengalami hambatan dalam komunikasi verbal
sebaiknya tersedia seorang ahli dalam psikologi anak (psikologi sekolah) yang mampu
menyelenggarakan wawancara melalui aneka bentuk komunikasi nonverbal. Orang ini
biasanya bukan anggota staff di sekolah tertentu melainknan tenaga yang mendatangai
beberapa sekolah di wilayah tertentu secara bergilir dan menangani kasus- kasus yang tidak
dapat ditangani sekolah sendiri. Tenaga ini disebut konsultan ahli, yang kerja sama dengan
seorang psikiater anak dilembaga psikiater. Program bimbingan disekolah dasar hanya akan
efisien dan efektif bila terdapat kerja sama yang erat antara kepala sekolah, para guru kelas,
koordinator, dan konsultan dan sebagainya.

60
Masa usia sekolah dasar secara kronologis, siswa sekolah dasar pada umumnya
berusia 6 sampai 13 tahun atau sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara
seksual. Pada masa ini anak anak mulai keluar dari lingkungan pertama yaitu keluarga dan
memulai memasuki lingkungan kedua yaitu sekolah.Karena itu permulaan masa kanak-
kanak sering ditandai dengan masuknya mereka ke kelassatu sekolah dasar.Seorang ahli
mengatakan bahwa masa sekolah harus diartikan bahwa anak periode ini sudah
menampakkan kepekaan untuk belajar.Hal ini sesuai dengan sifat ingin tahu dari anak
dengan makin meluasnya daerah eksplorasi. Dalam satu permulaan periode persekolahan
ini ialah sikap anak terhadap lingkungan, keluarga, yang tidak egosentris, objektif dan
empiris. Jadi telah ada sikapintektualitas.Inilah sebabnya periode ini disebut masa intektual
ayau masa keserasian bersekolah.Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif anak-
anak lebih mudah didik dari pada sebelunya. Dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional
terdapat dua tujuan umum pendidikan seolah dasar yaitu: mengembangkan kehidupannya
sebagai pribadi, anggota, srta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan
menengah,.Ada pun tujuan khusus pendidikan di sekolah dasar yaitu memberikan bekal dan
persiapan kepada murid untuk menlanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi
tujuan pendidikan ini merupakan ciri khas atau karakteristik muridsekolah dasar, selain
tujuan yang merupakan kekhususan adalah peserta didik.

Sebagai pengajar disekolah tentu sudah maklum bahwa isi kurikulum sekolah dasar
merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan dasar
dalam rangka membekali dan mempersiapkan upaya pencapaian tujuan pendidikan
nasional.

Beberapa sifat khas anak pada usia ini :


 Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani
dengan prestasi sekolah

61
 Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan permainan yang
tradisional .
 Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain jika hal itu dirasanya
menguntungkan untuk meremehkan anak lain.
 Pada masa ini terutama usia 6-8 tahun anak menghendaki nilai angka rapor yang
baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau
buruk.

Melihat sirfat- sifat khas anak seperti dikemukakan diatas maka memang beralasan
pada saat anak berusia antara 7 sampai 12 tahun dimasukkan oleh para ahli kedalam tahap
perkembangan intektual. Dalam tahap ini perkembangan intektual anak dimulai ketika anak
sudah dapat berfikir atau mencapai hubungan antara kesan secara logis serta membuat
keputusan tentang apa yang dihubung-hubungkannya secara logis .perkembangan
intelektual anak sudah dapat menerima pendidikan dan pengajaran. Pada perkembangan
intektual ini meliputi masa siap bersekolah dan masa anak bersekolah yaitu 7 sampai 12
tahun.Meskipun begitu jauh sebelumperkembangan intektualnya perkembangan ingatan
anak sudah berlangsung yaitu pada umur 2 sampai 3 tahun. Dalam tahap ini fungsi ingatan
anak mulai berkembang.Berkembangnya ingatan anak ini disebabkan oleh fungsi
pengamatan yang sudah mampu menerima kesan- kesan dan dengan dibantu oleh
perhatiannya mampu mengadakan kecaman terhadap kesan-kesan yang
diterimanya.Disamping itu kesadaran anak telah mampu menampung hasil pengamatan
anak.Maka keberhasilan bersekolah inidiakhiri dengan suatu masa yang biasa disebut
pueral.

Perilaku sosial merupakan pola perilaku yang relatif menetap yang di perlihatkan
indidu dalam intraksinya dengan orang lain. Perilaku sosial individu merupakan aksi bagi
timbulnya perilaku sosial pada orang lain atau muncul sebagai reaksi terhadap perilaku
sosial terhadap orang lain. Dengan demikian perilaku sesial individi pada situasi tertentu

62
berbeda dengan situasisosial lainnya. Pernyataan ini diperkuat oleh Jhonson dalam
Ngalinum bahwa perilaku individu dalam suatu kelompok tertentu memiliki perbedaan
perilakunya dengan kelompok lain. Perilaku individu dalam kelompok berbeda dengan
perilakunya disaat iya berada sendirian.Selanjutnya Krech dalam Ngalium mengemukakan
bahwa dengan pengaruh pembawaan dan pembawaan dan pengalamn pribadinya setiap
individu dan mengembangkan sifat- sifat reaksi interpersonalnya menurut cara- cara yang
berbeda-beda.
Pada usia sekolah dasar disebut dengan usia berkelompok, karena masa ini ditandai
dengan meningkatnya minat anak anak terhadap aktivitas teman- teman, meningkatnya
keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota suatu kelompok dan merasa tidak puas
bila tidak bersama dengan teman- temannya. Karena melalui kelampok itulah anak- anak
akan memperoleh kegembiraan dan kepuasan dari bermain yang mereka lakukan atau pun
sebagian tugas- tugas perkembangan dapat di penuhinya.Sejalan dengan meningkatnya
minat untuk berkelompok Erickson dalam Ngalium mengemukakan bahwa salah satu
kesadaran utama yang harus dipenuhi anak sekolah dasar, yaitu mencapai kesadran akan
kerajinan dan kegagalan dan mencapi kesadaran dan kegagalan dalam menemukan dan
mencapai yang bermanfaat secara pribadi, maka dia akan cenderung untuk tidak merasakan
adanya kemampuan sebagai seorang dewasa kelak dan tahap atau fase
perkembanganselanjutnya akan terpengaruh secara tidak menguntungkan.

Secara unuversal diakui bahwa setiap individu memiliki suatu masalah, beberapa
rintangan yang muncul di seklah dasar pada umumnya disebabkan oleh karakteristik anak
itu sendiri. Saat yang belum matang anak memasuki usia sekolah, keterampilan akademis
tang belum merata semua mata pelajaran dan bidang studi kemampuan sosial yang kurang
berkembang, penyesuaian diri yang negatif, dan harapan-harapan orang tua, kelompok dan
lembaga pendidikan itu sendiri terlalu tinggi tidak realistis. Secara terperinci
pernmasalahan yang dihadapi anak-anak sekolah dasar dikemukakan G.T. dalam Ngalimun
sebagai berikut :

63
Permasalahan pribadi anak- anak usia dini sekolah dasar terutama berkenan
dengan kemampuan intektual, kondisi fisik, kesehatan kebiasaan- kebiasan lainnya. Dikelas
satu atau kelas dua tidak jarang ditemukan anak yang semestinya brlajar pada sekolah luar
biasa tetapi mereka tetap disertakan dan disejajarkan dengan siswa yang memiliki
kemampuan normal.Kejadian ini muncul sebagai akibat ketidak mampuan guru dalam
mengindetifikasi kemampuan mereka secara dini. Dimana anak- anak yang memiliki
kelemahan intektual tergolong ringan, baru diketahui setelah menginjak kelas-kelas yang
lebih tinggi, munculnya perilaku malas-malas datang kesekolah, bahkan sering
mengakibatkan bertambahnya individual yang dilakukan oleh pihak sekolah yang
didasarkan atas kemampuan intektual anak.

Anak belajar bukan hanya dari seoran guru tetapi juga teman-temannya dan
bukan hanya kemampuan kognitif yang di pelajari melainkan ternasuk kemampuan sosial
pun di pelajarinya dalam mengembangkan kemampuan sosial baik dengan teman- teman
mau pun dengan guru, anak anak banyak mengalami perubahan misalnya perasaan rendah
hati, ketergantungan pada kawan, iri hati, cemburu, curiga, persaingan, perkelahian,
permusuhan, dan lain-lain.Adanya permasalahan penyesuaian sosial dengan guru misalnya
anak tidak menyayangi guru, tidak ada gairah belajar, dan masah lain yang berhubungan
dengan kedisiplinan. Gejala perilaku diatas muncul sebagai akibat adanya masalah dalam
keluarga, perbedaan latar belakang, sosial ekonomi, sosial budaya keluarga, atau adanya
penyimpangan kepribadian anak.tempatnya.

Masalah akademik dapat ditemui hampir setiap siswa dalam setiap kelas dan
setiap mata pelajaran atau bidang studi.Permasalahan akademis bisa berupa tidak
dikuasainya kemampuan atau materi yang ditargetkan sebagai tujuan pembelajaran. Seperti
ini dikenal sebagai ank yang berprestasi rendah, baik karena lambat belajar (slow leaner)
mau pun prestasi di bawah kemampuan yang dimilikinya (under achiver). Dengan
demikian, ketidak stabilan mereka dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi bukan

64
hanya disebabkan oleh kecerdasan saja tetapi mungkin jua sebagai akibat dari kesalahan
dalam cara belajar, kurang motivasi belajar, kurangnya fasilitas dan dukungan orang tua,
atau karena kesalahan- kesalahan guru dalam cara mengajar sebagai akibat dari kurang
memahami materi ajarnya. Pendekatan yang harus digunakan atau kurangnya pemahaman
terhadap karakteristik anak- anaknya.

Dalam hal ini rincian sebab akibat suatu kasus dapat dilakukan dengan mencari
kemungkinan penybab dan akibar suati kasus, tepatnya langkah dalam membuat keputusan
diagnosis menjadi prognosis. Sehingga bantuan yang diberikan untuk mengatasi masalah
akan tepat pula dan lebih penting adalah mengurangai munculnya masalah atau tingkah
laku negatif di masa mendatang. Kondisi kasus hendaknya juga diketahui apakah ringan
atau berat, sehat sakit, normal tidak normal, atas suatu kasus yang muncul di permukaan,
terlebih terhadap gejalah yang tampak.Masalah anak hendaknya dihadapi, tidak cuci
tangan, kecuali karena keterbatasan kewenangan yang dimiliki.

Dalam hal ini apa bila ada permasalahan maka langkah-langkah untuk
memahaminya yaitu:

 Masalah hendaknya dipahami secara menyeluruh, mendalam, dan opjektif, mengenali


gejala dengan menemukan sendiri gejala yang bermasalah atau orang lain yang
memberikan informasi.
 Membuat deskripsi kasus, menilai perilaku masalah, dijabarkan dan dikembangkan
untuk dipahami
 Mencari sumber penyebab, akibat yang ditimbulkan dan jenis bantuan
 Pengumpulan data yang di perluhkan
Bila guru ada dalam masalah siswa maka sebaiknya lakukan kerangkah berfikir
yang kognisi, afeksi, dan penyikapan terhadap kasus. Kerangkah berfikir ini akan
membantu guru sebagai pembimbing untuk membatasi diri terhadap masalah yang sedang
dihadapi.

65
Beberapa factor penting yang membedakan bimbingan dan koseling di sekolah
dasar dengan sekolah menengah, di kemukakan oleh Dinkmeyer dan Caldwell dalam
Ngalimun yaitu :

 Bimbingan di sekolah dasar lebeih menekankan akan peranana guru dalam fungsi
bimbingan,
 Bimbingan di sekolah dasar lebih banyak melibatkan orang tua siswa, mengingat
pentingnya pengaruh orang tua dalam kehidupan anak selama di sekolah dasar,
 Bimbingan di sekolah dasar hendaknya memahami kehidupan anak sacara unik,
 Program bimbingan di sekolah dasar hendaknya peduli terhadap kebutuhan dasar
anak, seperti kebutuhan untuk matang dalam pemahaman dan penerimaan diri, serta
memahamai kelebihan dan kekurangannya,
 Program bimbingan di sekolah dasar hendaknya meyakini bahwa usia sekolah dasar
merupakan tahapan yang sangat penting dalam tahapan perkembangan anak.

Melihat karakteristik bimbingan dan konseling di sekolah dasar, tergambar


bahawa layanan bimbingan di sekolah dasar muncul sebagai konsekuensi logis dari
karakteristik dan masalah sebagai perkembangan siswa sekolah dasar itu sendiri.Karena itu
memahami karakteristik anak sekolah dasar merupakan hal yang sangat penting di dalam
mengembangkan dan meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan konseling secara
keseluruhan.Adapun Depdikbud dalam Ngalimun menjelaskan bahwa tujuan layanan
bimbingan di sekolah dasar adalah untuk membantu siswa agar memenuhi tugas-tugas
perkembangannya meliputi aspek social pribadi, pendidikan dan karier sesuai dengn
tuntutan lingkungan.Fungsi bimbingan diutamakan di sini adalah fungsi fungsi adaptif
bimbingan.Pembimbing membantu siswa melalui adaptasi pendekatan, metode, dan media
mengajar guru dengan mempertimbnagkan aspek-aspek perbedaan individual yang terpadu
tuntutan kelembagaan.

66
Dan bagi guru sangat penting memahami karakter dan permasalahan murid, karena
begitu beragam murid yang dihadapi seorang guru, dengan begitu bisa sebagai bahan untuk
memberikan metode pembelajaran yang tepat bagi anak anak, bukan sebaliknya guru tidak
boleh egois, tidak boleh selalu berteori kognitif, kasar, ganas, keras, otoriter, acuh tal acuh
yang pada akhirnya membuat anak takut, hilangnya percaya diri, hilangnya motivasi,
frustasi, depresi, sedih dan menjadi pemurung dan pendiam, mental anak menjadi
terganggu. Sangat bagus di ambil pelajaran bagi calon seorang guru bagaimana seorang
guru harus bisa mendidik anak didik dengan penuh tanggung jawab dan membantu anak
didik menemukan jati diri dan kesuksesannya, terakhir bahwa kita tidak boleh menganggap
remeh orang lain, karena suatu saat bisa jadi orang yang kita remehkan lebih sukses
daripada kita, bahkan lebih baik dari kita, jangan terlalu cepat menilai orang lain, jangan
sombong, jangan merasa hebat dan lebih pintar dari orang lain, sebab takdir Allah tiada
yang tahu, teruslah berprasangka baik, peduli dengan murid, dengan orang lain, dengan
orang-orang disekitar, saling mambantu kesulitan orang lain, saling memahami perasaan
orang lain, dan jangan suka membully orang lain.

67
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Dalam Film Taare Zameen Par tersebut, mengandung pesan moral yang berkenaan
dengan upaya membangun kembali karakter percaya diri siswa berkebutuhan khusus
dimana Ishaan bukan lah anak yang tidak normal, tetapi anak yang memiliki kebutuhan
khusus, artinya dia memerlukan perlakuan dan sesuatu yang khusus dalam belajarnya, dia
membutuhkan perhatian, pengertian dan kasih sayang dari orang-orang dikehidupannya,
Akibat hal tersebut maka dampaknya dia menjadi malas belajar dan suka membolos, sebab
tidak ada yang memahami keadaan dia, maka hal itu menjadi pelariannya untuk
menghadapi perasaannya, yang tidak di mengerti orang lain. Seolah-olah di mata orang lain
dia anak yang bodoh dan pemalas. Padahal jika kita perhatikan dia mempunyai imajinasi
yang sangat tinggi dan memiliki kemampuan dalam melihat dunia yang tidak di miliki
orang lain, hal ini bisa kita lihat dari hasil lukisannya yang begitu mempunyai nilai seni
yang tinggi.
Kesulitan ini dapat di atasi dengan bimbingan dan kasih sayang baik orang tua,
guru-guru, dan orang-orang di sekitarnya. Dalam film tersebut menunjukkan upaya
membangun karakter percaya diri siswa berkebutuhan khusus yang terkandung pada film
Taare Zameen Par. Gagalnya sebuah pendidikan karakter yang terjadi selama ini, dapat di
sebabkan karena karakter yang diajarkan kurang, sehingga proses pembangunan karakter
tersendat bahkan hilang sama sekali.

68
SARAN

Dari film Taare Zameen Par penulis menyampaikan beberapa saran untuk bisa
menjadi sebuah pembelajaran dan motivasi untuk orang tua, maupun kita selaku calon
pendidik.

1. Terhadap Keluarga
 Keluarga memberikan peran penting dalam membangun karakter percaya
diri pada diri seseorang atau siswa khususnya yang berkebutuhan khusus
maupun siswa yang tidak berkebutuhan khusus.
 Keluarga sebagai lingkungan pertama bagi pendidikan karakter memberikan
andil yang besar bagi pembentukan karakter percaya diri pada seseorang
atau siswa.

2. Terhadap Sekolah
 Diharapkan sekolah mampu membangun karakter percaya diri pada
generasi muda, agar menjadi manusia yang berani, berprestasi, berani
berpendapat dan tidak putus asa serta menjadi generasi muda penerus
bangsa yang berpendidikan.
 Diharapkan guru menggunakan film sebagai teladan dan sebagai media
pembelajaran.

69
DAFTAR PUSTAKA

https://www.youtube.com/2007/film-taare-zameen-par

http://muvieh.blogspot.co.id/2014/11/sinopsis-film-taare-zameen-par-semua.html

Maliki M.Pd.I.2016.Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.Suatu Pendekatan


Imajinatif.Mataram

70

Anda mungkin juga menyukai