Anda di halaman 1dari 75

PENANGGULANGAN PTM TERPADU DI

FKTP

Pelatihan Pandu PTM


April 2021
DONY NOERLIANI, S.Kep.Ns, M.Kes
donynoerliani@gmail.com
081 252 402 511
Latkesmas Murnajati Jawa Timur
Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti materi ini, peserta latih mampu melakukan


pengendalian Terpadu PTM di FKTP sesuai dengan Permenkes No.71
Peserta
tahun 2015mampu menggunakan
tentang penanggulangan PTM
Berdasarkan Permenkes No. 71 tahun 2015 tentang
Penanggulangan PTM

Ada 4 kegiatan Penanggulangan PTM :

Kegiatan penanggulangan PTM dapat dilaksanakan di


Fasyankes dan Komunitas.
Kegiatan di Fasyankes ( Pandu PTM) :
1. Kegiatan Promosi kesehatan
2. Kegiatan deteksi dini
3. Kegiatan perlindungan khusus
4. Kegiatan penanganan kasus
Program Kemenkes lainnya yang
disinergikan dengan program PTM utama

Pengendalian gangguan indra yang berfokus


pada gangguan penglihatan dan pendengaran
serta gangguan disabilitas
Riskesdas 2018

Peningkatan indikator kunci PTM ( RPJMN 2015 -2019)


1. Prevalensi tekanan darah tinggi pada penduduk
usia 18 thn ke atas meningkat dari 25,8% menjadi
34,1%
2. Prevalensi obesitas penduduk usia 18 thn ke atas
meningkat dari 14,8% menjadi 21,8%
3. Prevalensi merokok penduduk usia ≤ 18 tahun
meningkat dari 7,2 % menjadi 9,1 %
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti materi ini peserta dapat
Pengendalian terpadu faktor
1 resiko PTM

Tatalaksana terpadu PTM


2

Upaya rehabilitatif PTM


3
PENANGGULANGAN PTM

Upaya kesehatan yang mengutamakan


aspek promotif dan preventif tanpa
mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif
serta paliatif yang ditujukan untuk
menurunkan angka kesakitan, kecacatan,
dan kematian yang dilaksanakan secara
komprehensif, efektif, efisien dan
berkelanjutan
PENANGGULANGAN PTM

Ditekankan pada masyarakat yang masih


sehat dan masyarakat yang berisiko dengan
tidak melupakan masyarakat yang
berpenyakit dan masyarakat yang
menderita kecacatan dan memerlukan
rehabilitasi
PUSKESMAS PTM

Puskesmas yang mempunyai program


unggulan yang dilengkapi dengan sumber
daya manusia yang terlatih PTM, fasilitas
dan peralatan untuk penatalaksanaan kasus
PTM.
PANDU PTM DI FKTP

Penyelenggaraan pencegahan dan


pengendalian PTM yang dilaksanakan
secara komprehensif dan terintegrasi
melalui UKM dan UKP.
Penanggulangan PTM Terpadu Di FKTP

Penanggulangan PTM dilakukan oleh dokter berdasarkan


temuan yang diperoleh selama anamnesa dan
pemeriksaan.
Penanggulangan penderita PTM ( kuratif –rehabilitatif)
perlu didukung kecukupan obat, ketenagaan,
sarana/prasarana, sistem rujukan, jaminan pembiayaan,
regulasi yang memadai untuk menjamin akses penderita
PTM dan faktor risiko terhadap pengobatan yang baik di
tingkat pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.
Ruang Lingkup

Upaya pencegahan, pengendalian, dan tata


laksana yang terintegrasi untuk tindak lanjut
faktor resiko dan penyakit tidak menular
( penyakit kardiovasculer, DM, penyakit paru
kronis, dan kanker) serta PTM lainnya di
Puskesmas dan FKTP.

Sasaran :
Penduduk usia 15 tahun ke atas yang datang ke
Puskesmas/FKTP untuk kunjungan sakit ataupun
kunjungan sehat
PENGENDALIAN
PTM
UPAYA PROMOTIF

Advokasi
Sosialisasi
Diseminasi informasi
(medsos, media cetak &
elektronik)
Seminar/ workshop
Pemberdayaan
masyarakat
dll
Upaya Preventif
PENGENDALIAN TERPADU FAKTOR RISIKO PTM
Pengendalian PTM mulai dari Posbindu PTM,
Puskesmas dan Rumah sakit
TATA LAKSANA
TERPADU PTM
TATALAKSANA TERPADU PTM

• Tatalaksana PTM di puskesmas dilaksanakan secara


terpadu (terintegrasi) mulai saat ditemukan faktor risiko
sampai pada penatalaksanaannya.
Contohnya :
Merokok sebagai suatu faktor risiko bersama PTM, maka
jika pasien dengan riwayat merokok/bekas perokok datang
ke puskesmas dengan gejala pernapasan (asma, PPOK,
curiga kanker paru), maka dokter juga harus memikirkan
kemungkinan pasien tersebut juga memiliki penyakit
jantung/kardiovaskular atau metabolik (DM) atau PTM
yang lainnya.
PENDEKATAN FAKTOR RISIKO MEROKOK
SEBAGAI FAKTOR RISIKO BERSAMA PTM

•BATUK
KRONIS - PPOK
•SESAK PERNAPASAN
- ASMA
•PRODUKSI -CURIGA

M SPUTUM KANKER
PARU

E
R •HIPERTENSI
•SESAK JANTUNG DAN
ANGINA,
INFARK

O •NYERI DADA
•HIPERKOLESTEROL
•SAKIT KEPALA
PEMBULUH
DARAH
MIOCARD

K
O •OBESITAS
•SERING MAKAN
K •SERING MINUM
•SERING KENCING
METABOLIK DIABETES
MELITUS
KAPAN KARTU PREDIKSI RISIKO PTM ( CARTA )
DIPERGUNAKAN ?

• Kartu prediksi risiko PTM • Digunakan untuk skrining,


digunakan untuk menilai dan terutama pada:
mengendalikan risiko penyakit • Usia > 40 tahun
jantung dan pembuluh darah •Perokok
berdasarkan faktor risiko seperti • Lingkar perut > Normal
hipertensi, DM dan merokok • Riwayat hipertensi pada keluarga
sebagai titik awal penilaian (entry
• Riwayat DM atau penyakit ginjal
point)
pada keluarga
WHO/ISH Risk Prediction Chart
ALUR PANDU PTM DI FKTP
Pasien/ Pengunjung FKTP Loket Pendaftaran

Poli Rawat Jalan (PTM, KB/KIA, Umum, Lansia)

Wawancara Faktor Risiko PTM

Pengukuran antropometri dan Pemeriksaan

Gunakan Carta untuk kondisi:


Usia ≥40 tahun atau usia < 40 tahun yang memiliki ≥3 faktor risiko

Tentukan diagnosis dan nilai FR PTM

PTM Memiliki FR PTM Sehat

Rujuk Tidak Rujuk KIE dan Konseling

Tatalaksana sesuai standar Monitoring dan evaluasi


FKRTL
Rujuk Balik Deteksi dini komplikasi target organ

Rehabilitasi/ Paliatif
Bila ditemukan Komplikasi pada target organ
Algoritma Pandu PTM

Untuk memudahkan pelaksanaan Pandu PTM , maka


dibuatlah algoritma Pandu PTM yang berisi alur dan
penjelasan tentang tata laksana bagi pengunjung
puskesmas usia 15 tahun keatas mulai dari identifikasi
faktor resiko ( anamnesa, pengukuran dan pemeriksaan,
pemeriksaan prediksi resiko dan penegakan diagnosa
PTM bila ada), rujukan bila diperlukan dan rujuk balik
setelah kondisi stabil

Algoritma Pandu PTM


Kotak 1
Pandu PTM di FKTP : kegiatan pelayanan terpadu PTM bagi pengunjung FKTP
yang berusia 15 tahun ke atas yang datang untuk kunjungan sakit/ berobat
maupun kunjungan sehat lainnya.
Pengunjung yang datang ke FKTP berasal dari rujukan Posbindu , Posyandu
lansia, intervensi lanjut PIS-PK dan pasien rujuk balik FKRTL

Kotak 2
Anamnesa faktor resiko :
a. Pola makan tinggi gula, garam dan lemak
1) Apakah anda mengkonsumsi buah dan sayur kurang dari 5 porsi sehari ?
2) Apakah anda mengkonmsumsi makanan manis/gula tambahan lebih dari 4
sdm sehari ?
3) Apakah anda mengkonsumsi makan asinb/garam lebih dari 1 sdt ?
4) Apakah anda mengkonsumsi makanan berlemak/digoreng /ditumis lebih dari 5
sdm sehari ?
Kotak 2
Anamnesa faktor resiko
b. Kebiasaan merokok
1) Ditanyakan pada setiap individu diatas 10 tahun
2) Beberapa hal yang perlu ditanyakan tentang kebiasaan merokok :
a) merokok
b) tidak merokok
c) berhenti merokok selama 3 bulan, 6 bulan, lebih dari 1 tahun ( disebut
berhenti merokok, apabila tidak pernah merokok lebih dari 1 tahun
terakhir )

Kotak 2
Anamnesa faktor resiko
c. Kurang aktifitas fisik ( frekuensi dan durasi)
1) Kriteria aktifitas fisik :
• Ringan : saat aktifitas fisik masih mampu berbicara normal dan bernyanyi
• Sedang : saat aktifitas fisik masih berbicara tetapi tidak bisa bernyanyi
• Berat : saat aktifitas fisik sulit untuk berbicara atau terengah engah
2) Durasi yang dianjurkan : setiap hari selama 30 menit, 150 menit /minggu
3) Bila aktifitas fisik yang dilakukan berat & kurang dari 30 menit perhari /kurang 150
mnt/mgg diberikan penyampaian KIE untuk merubah perilaku
Kotak 2
Anamnesa faktor resiko
d. Berat badan berlebih
Anamnesa tentang riwayat obesitas dengan pengukuran IMT

Kotak 2
Anamnesa faktor resiko
e. Pengunjung wanita usia 30 – 50 tahun ( sudah menikah/pernah hub. Sesksual),
dilakukan anamnesa dan pemeriksaan (sadanis + inspekulo serviks) untuk
menilai curiga kanker /servisitis berat. Bila curiga rujuk, ke FKRTL, bila tidak
curiga lakukan tes IVA.
Px. IVA (+) lakukan penilaian syarat krioterapi , lakukan krioterapi follow up
dan kontrol, bila FKTP tidak memiliki fasilitas rujuk ke FKRTL.
Px. IVA (+) tidak memenuhi syarat krioterapi rujuk ke FKRTL.
Px IVA (-) berikan KIE
Px. Sadanis (+) ada benjolan rujuk ke FKRTL
Px. Sadanis (-) berikan KIE
FKRTL mengirimkan umpan balik hasil layanan dan saran tindak lanjut ke FKTP
Kotak 3
Pemeriksaan :
a. Tekanan darah
b. Pemeriksaan gula darah sewaktu
c. IMT (berdasarkan TB dan BB)
d. Lingkar perut
e. Inspekulo (khusus perempuan)
f. HB

3a. Lakukan konseling UBM


3b. Pemeriksaan sadanis + inspekulo ( wanita usia 30 – 50
tahun)
Kotak 4
Penilaian Prediksi Resiko PTM
Menggunakan “Tabel Prediksi Risiko PTM “ ( untuk memprediksi seseorang
menderita penyakit kardiovaskuler 10 tahun mendatang, berdasarkan jenis kelamin,
umur tekanan darah sistolik , status merokok).

Merupakan adaptasi dari “ WHO Cardiovascular Disesase Risk Charts” ( Carta Prediksi
Risiko PJPD)

Terdapat 2 jenis tabel :


1. Tabel Prediksi Risiko PTM (Hasil Laboratorium)
Memprediksi risiko seseorang menderita penyakit kardiovaskuler 10 tahun mendatang
berdasarkan status diabetes Melitus, umur , tekanan darah sistolik dan nilai kolesterol
total.
2. Tabel Prediksi Risiko PTM ( Tanpa Hasil Laboratorium)
Memprediksi risiko seseorang menderita penyakit kardiovaskuler 10 tahun
mendatang berdasarkan jenis kelamin, status merokok, umur, tekanan darah sistolik
dan nilai kolesterol total.
Gambar 2.7 Tabel Prediksi Risiko PTM (Hasil Laboratorium)

23
Gambar 2.8 Tabel Prediksi Risiko PTM (Tanpa Hasil Laboratorium)

Kotak 5
Cara menggunakan Tabel Prediksi Risiko PTM ( Hasil Lab)

1. Tentukan apakah penyandang DM atau bukan, gunakan kolom sesuai


statusnya
2. Tentukan kolom jenis kelaminnya
3. Tentukan status merokok
4. Tentukan blok usia ( lajur paling kiri)
5. Lihat nilai tekanan darah pada lajur paling kanan
6. Lihat nilai kadar kolesterol pada lajur bawah
7. Tarik garis dari blok umur kearah dalam, tarik garis dari titik tekanan
darah ke arah dalam dan nilai kolesterol ke atas
8. Titik temu antara kolom umur, TD sistolik dan kolom kolesterol
menentukan besarnya risiko untuk mengalami penyakit
kardiovaskuler dalam kurun waktu 10 tahun mendatang
9. Penilaian berdasarkan tingkat risiko ini dilanjutkan dengan tata
laksana
Cara menggunakan Tabel Prediksi Risiko PTM ( Tanpa Hasil Lab)

1. Tentukan kolom jenis kelaminnya


2. Tentukan status merokok
3. Tentukan blok usia ( lajur paling kiri)
4. Lihat nilai tekanan darah pada lajur paling kanan
5. Lihat kolom IMT ( lajur paling bawah)
6. Tarik garis dari blok umur kearah dalam, tarik garis dari titik tekanan
darah ke arah dalam dan nilai IMT ke atas
7. Titik temu antara kolom umur, TD sistolik dan nilai IMT menentukan
besarnya risiko untuk mengalami penyakit kardiovaskuler dalam
kurun waktu 10 tahun mendatang
8. Penilaian berdasarkan tingkat risiko ini dilanjutkan dengan tata
laksana
Kotak 5 & 6

Bila hasil pemeriksaan “penyandang PTM” lakukan


pengobatan dan tata laksana sesuai pedoman yang
berlaku ( PPK 1, PNPK, dll)
Jika ditemukan komplikasi lakukan rujukan ke FKRTL
FKRTL memberikan umpan balik hasil pelayanan dan saran
tindak lanjut kepada FKTP.

Bila hasil pemeriksaan “ bukan penyandang PTM” ( dengan


faktor risiko /tidak) diberikan KIE dan kontrol berkala sesuai
tabel Prediksi Risiko PTM
Kotak 7
Rujukan ke FKRTL dan Rujuk Balik

Kondisi cukup berat / terdapat kegawatdaruratan medik ( FKTP tidak dapat


melakukan penanganan secara optimal ) maka dilakukan rujukan ke FKRTL agar dapat
ditangani oleh dokter spesialis/Sub spesialis.
FKRTL memberikan umpan balik ( saran tindak lanjut) kepada FKTP, pasien dapat
ditangani kembali di FKTP bila kondisi penyakitnya sudah stabil melalui Program Rujuk
Balik (PRB).
PRB diberikan kepada penyandang penyakit kronis ( kondisi terkontrol /stabil) dan
masih memerlukan pengobatan /perawatan jangka panjang yang dilaksanakan di FKTP
atas rekomendasi dokter spesialis/ sub spesialis yang merawat.
Pelayanan obat PRB dilakukan selama 3 bulan di FKTP, kemudian dapat dirujuk
kembali ke FKRTL untuk dilakukan evaluasi oleh dokter spesialis/subspesialis.
Bila kondisi pasien tidak stabil dapat dilakukan rujukan ke FKRTL sebelum 3 bulan
dengan menyertakan keterangan medis dan /atau hasil pemeriksaan klinis dari dokter
di FKTP yang menyatakan kondisi pasien tidak stabil/ perburukan gejala dan perlu
penatalaksanaan lanjut oleh dokter spesialis/sub spesialis
Kotak 8
penyampaian KIE Pencegahan dan Pengendalian PTM

Penyampaian KIE merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari


penyelenggaraan Pandu PTM.
Penyampaian KIE melalui slogan CERDIK ( semua kelom[pok
masyarakat), dan PATUH ( masyarakat penyandang PTM).
CERDIK : Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin
aktifitas fisik, Diet sehat dan gizi seimbang, Istirahat cukup, Kelola stres.
PATUH : Periksa kesehatan secara rutin & ikuti anjuran dokter, Atasi
penyakit dengan pengobatan yg tepat & teratur, Tetap diet sehat dengan
gizi seimbang, Upayakan beraktifitas fisik dengan aman, Hindari rokok,
alkohol & zat karsinogenik lainnya.
TATALAKSANA TERINTEGRASI
HIPERTENSI & DIABETES
KUNJUNGAN PERTAMA
Langkah 1 : tanyakan tentang
• Diketahui menderita • Konsumsi alkohol ( ya/tidak)
penyakit jantung, stroke, • Pekerjaan duduk saja atau
TIA, DM,penyakit ginjal banyak bergerak
• Nyeri dada dan atau sesak • Aktifitas fisik teratur
saat aktifitas, nyeri tungkai minimal 30 menit sehari, 5
saat jalan hari dalam seminggu
• Obat-obat yang diminum ( ya/tidak)
pasien • Riwayat penyakit jantung
• Merokok saat ini ( ya/tidak) dan stroke pada keluarga
Langkah 2 :lakukan penilaian ( pemeriksaan fisik, tes
darah dan tes urin)

• Lingkar perut • Proteinuria


• Ukur TD dan lihat adanya • Kadar kolesterol total
pitting oedema
• Gula darah puasa atau
• Palpasi nadi perifer
sewaktu ( GDP : > 126
• Auskultasi jantung ( irama
dan murmur) mg/dl, GDS > 200
• Pemeriksaan abdomen mg/dl)
(pembesaran hepar)
• Pasien DM : periksa kaki, tes
sensasi, denyut nadi dorsalis
pedis dan adanya ulkus
Langkah 3 : Kriteria rujukan untuk semua kunjungan

• TD sistole ≥140 /diastole ≥90 • DM dengan infeksi


mmHG pada subyek usia < 40 thn
( untuk menyingkirkan HT sekunder) berat dan/ atau luka di
• Diketahui menderita kaki
HT,stroke,TIA,DM, penyakit ginjal
(utk penilaian bilamana diperlukan) • DM yang baru saja
• Angina pektoris, klaudikasio mengalami perburukan
• Perburukan gagal jantung penglihatan atau tidak
• Kenaikan TD >140/90mmHg ( pada
DM >130/80mmHg) meskipun sdh dilakukan pemeriksaan
mendapat tx 2-3 obat mata dalam 2 tahun
• Proteinuria
terakhir
• Bila penderita tx 8-12 mgg, kadar
HbA1c > 7 %
Langkah 4 : Tetapkan resiko penyakit jantung dan
pembuluh darah ( bagi yang tidak dirujuk)

• Gunakan jenis kelamin, • Bila usia 46 tahun pilih


umur, TD sistolik, kolesterol blok usia 45-49 thn, 68
total, status merokok, dan
thn pilih blok 65-69 thn,
ada/tidak ada DM pada
tabel prediksi risiko PTM dst.
berdasarkan hasil Lab. • Untuk usia < 40 thn pilih
• Gunakan jenis kelamin, blok usia 45-49 tahun
umur, TD sistolik, IMT, status
merokok, dan ada/tidak ada
DM pada tabel prediksi risiko
PTM berdasarkan hasil Lab.
Langkah 5 : Obati sebagaimana tercantum
dibawah ini
 Konsultasi diet dan gizi seimbang, aktivitas fisik, berhenti
merokok, hindari konsumsi alkohol
 Jika resiko < 10 % cek kembali dalam waktu 12 bulan
Resiko < 20 %  Jika resiko 10-<20 % cek kembali tiap 3 bulan hingga target
tercapai dan selanjutnya tiap 6-9 bulan

 Konsultasi diet dan gizi seimbang, aktivitas fisik, berhenti


merokok, dan hindari konsumsi alkohol
Resiko 20-< 30 %
 Tekanan darah menetap > 140/90 mmHg ( pada DM > 130/80
mmHg), pertimbangkan pemberian salah satu dosis rendah
obat : hydrochlorthiazide 25-50 mg/hr, Enalapril 5-20 mg/hr,
atenolol 50-100 mg/hr atau amlodipine 5-10 mg/hr
( sesuaikan dengan obat yg ada di puskesmas
Langkah 5 : Lakukan konseling dan Tatalaksana
 Konsultasi diet dan gizi seimbang, aktivitas fisik, berhenti
merokok, hindari konsumsi alkohol
 TD menetap = 130/90 mmHG harus diberikan salah satu
dosis rendah obat : thiazid,ACE inhibitor beta blocker atau
Resiko ≥ 30% calcium chanel bloker.
 TD menetap =130/80 mmHG: pertimbangkan salah satu
dosis rendah obat : hydrochlorthiazide 25-50 mg/hr, enalapril
5-20mg/hr, atenolol 50 -100 mg/hr atau amlodipine 5-10
mg/hr, berikan statin
 Check teratur tiap 3 bulan

Semua subyek dengan TD > 160/100 mmHg harus diberikan


Obat anti hipertensi
Semua pasien dengan Dx, diabetes & penyakit kardiovaskuler
(PJK, infark miokard, TIA, penyakit cerebrovaskuler atau penyakit
vaskuler perifer), bila stabil hendaknya terus minum obat yg
sudah diresepkan dan dianggap mempunyai resiko > 30 %.
Semua subyek dengan kadar kolesterol total > 320 mg/dl harus
diberikan nasihat pola hidup sehat dan terapi statin.
Hal-hal penting
• Pertimbangkan pemberian obat pada kondisi berikut :
• Penderita DM, dan PJPD, bila kondisi stabil lanjutkan
pengobatan yang telah diberikan dan dianggap
memiliki resiko>30%
• Setiap orang dengan tensi >160/100 mmHG menetap
harus diberikan obat anti hipertensi
• Setiap orang dengan kolesterol total >320 mg/dl
diberikan statin dan nasihat pola hidup sehat
Tindakan tambahan bagi penderita DM
• Berikan obat antihipertensi bagi pasien dengan TD >130/80 mmHG
• Berikan statin pada seluruh penderita DM tipe 2 berusia >40 tahun
• Berikan metformin pada penderita DM tipe 2 yang tidak terkontrol hanya
dengan diet dan jika tidak ada insufisiensi ginjal, penyakit hati atau hipoksia
• Berikan sulfonylurea pada pasien yang memiliki kontraindikasi terhadap
metformin atau jika metformin tidak dapat mengendalikan kadar gula
darah
• Berikan nasihat tentang perawatan kaki diabetik
• ACE inhibitor dan /atau tiazid dosis rendah direkomendasikan sebagai
pengobatan lini pertama untuk hipertensi. Beta bloker tidak
direkomendasikan untuk pengendalian awal tapi dapat digunakan jika
kontraindikasi terhadap tiazid atau ACE inhibitor
• Cek kembali tiap 3 bulan
Kunjungan kedua

Ulangi langkah 2,3,4 ikuti kriteria rujukan untuk semua kunjungan ( sesuai
langkah 3 )
Tata laksana sebagai berikut :
 bila resiko < 20 % : cek ulang tiap 12 bulan, konsultasi diet, aktifitas fisik,
berhenti merokok.
 Bila resiko 20 -< 30 % : lanjutkan seperti langkah 4 pada kunjungan 1 , cek
kembali tiap 3 bulan.
 Bila resiko masih tetap ≥ 30 % : setelah 3-6 nulan intervensi obat-obatan
pada kunjungan 1, lanjutkan ke tingkat berikutnya
Promosi Kesehatan

Edukasi pasien untuk :


 Lakukan aktifitas fisik secara teratur
 Berhenti merokok dan konsumsi alkohol
 Diet sehat
 Patuh terhadap pengobatan
Lakukan aktifitas secara teratur

 Tingkatkan aktifitas fisik secara progresif untuk


mencapai tingkat moderat seperti jalan cepat
minimal 30 menit per hari ( lima hari dalam
seminggu)
 Kontrol berat badan dan hindari kelebihan berat
badan dengan mengurangi makanan berkalori
tinggi dan lakukan aktifitas fisik yang cukup
Berhenti merokok

 Mendorong semua bukan perokok untuk tidak


mulai merokok
 Menganjurkan semua perokok untuk berhenti
merokok dan membantu upaya untuk berhenti
merokok
 Individu yang menggunakan tembakau bentuk
lain harus disarankan untuk berhenti
 Pantangan terhadap alkohol harus diperkuat
Diet sehat
Garam :
Batasi garam kurang dari 5 gram ( 1 sdt) perhari
Kurangi garam saat memasak, batasi konsumsi makanan olahan dan
cepat saji
Gula :
Konsumsi gula maksimal 4 sdm
Lemak :
Total konsumsi lemak 5 sdm/hari, batasi daging berlemak, susu dan
minyak.
Buah dan sayuran :
Konsumsi buah & sayuran 5 porsi /hari ( 400-500 gr)/hari
1 porsi setara dengan 1 buah jeruk, apel, mangga dll atau 3 sdm
sayur yang dimasak
Ikan
Konsumsi ikan sedikitnya 3 x/minggu
Patuh terhadap pengobatan

 Bila pasien diberi resep obat : ajarkan cara minum obat


dirumah, jelaskan perbedaan antara obat pemakaian
jangka panjang dan jangka pendek, jelaskan efek
samping obat dan alasan pemberian obat.
 Tunjukan kepada pasien dosis yang tepat dan jelaskan
berapa kali pemakaian perhari, bungkus masing-masing
tablet dan berikan label.
 Pastikan bahwa pasien sudah paham sebelum
meninggalkan fasilitas kesehatan.
 Jelaskan pentingnya menjaga ketersediaan obat dan
minum obat secara teratur sesuai yang disarankan
Contoh :
PELAKSANAAN KEGIATAN POLI PANDU PTM
DI PUSKESMAS TUREN
KABUPATEN MALANG
JAWA TIMUR
Contoh pelaksanaan Pandu PTM

kegiatan Pandu PTM di Puskesmas Turen


Alur Posbindu PTM Mobile
Mengundang warga
Persiapan tempat Usia 15 – 59 tahun

Pelaksanaan :
1. Pendaftaran (KTP/BPJS)
2. Pengukuran antropometri
3. Pengukuran TD, Tajam penglihatan, SRQ
20
4. Lab. Sederhana
5. konsultasi

Rujuk

Tidak ( skrining ulang 1 Ya (Poli Pandu


tahun) PTM)
Poli Pandu

Poli pelayanan terpadu penyakit tidak menular dengan


mengedepankan azas promotif dan preventif serta tidak
mengesampingkan penatalaksanaan yang holistik dan
komprehensif

Mulai ditemukan pasien yang beresiko di desa hingga


rujukan yang terarah di Puskesmas

Bila ditemukan rujuk poli pandu ( Puskesmas)


Persiapan pembentukan Poli Pandu

1. SDM yang sudah terlatih (minimal 1 dokter/1


perawat)
2. Pembuatan SK Poli Pandu
3. Koordinasi Tim dari berbagai penanggungjawab
program dan pengaturan jadwal bidan , perawat,
dan dokter ( panca indra, jiwa, gizi, kespro, prolanis)
4. Penentuan tempat ( ruangan yang memadai)
5. Persiapan alat dan bahan
Keuntungan Poli Pandu

1. Kesehatan masyarakat lebih tertangani dengan baik


mulai dari desa sampai di puskesmas dan bahkan
dalam rujukan ke RS ( mengutamakan promotif dan
preventif serta melakukan penatalaksanaan yang
holistik dan komprehensif)
2. Semua capaian lintas program terpenuhi ( prolanis,
jiwa, panca indra, kespro , gizi , dll)
3. Menambah poin akreditasi Puskesmas
4. One way service ( pasien tidak terlalu lama menunggu
tindakan dan tatalaksana)
5. Dapat mengelompokkan pasien infeksius dan non
infeksius ( point akreditasi)
HIDUP ITU INDAH JIKA KITA SELALU
BERSYUKUR ATAS SEMUA YANG ADA

Anda mungkin juga menyukai