Anda di halaman 1dari 39

Putusan Mahkamah Konstitusi

RI dan Implikasinya terhadap


Risiko Keuangan Negara dan
Pengelolaan Badan Usaha Milik
Negara

1
Legal Dispute BUMN
1. Status Keuangan BUMN = Keuangan Negara.
2. Status Kekayaan BUMN = Kekayaan Negara.
3. Status Aset BUMN = Aset Negara.
4. Kerugian BUMN = Kerugian Negara.
5. Piutang BUMN = Piutang Negara.
6. BUMN = badan publik.
7. Direksi, Dekom/Dewas, dan karyawan = Penyelenggara
Negara.
8. Penjualan aset BUMN tunduk pada ketentuan UUKN dan UU
Perbendaharaan.
9. Badan Pemeriksa Keuangan dapat melakukan Audit BUMN
(internal dan eksternal audit).

2
Dampak Legal Dispute BUMN
1. Tidak berjalannya prinsip-prinsip bussines judgement rules pada BUMN dengan baik.
2. Banyaknya gugatan hukum dan penjarahan terhadap aset BUMN oleh masyarakat karena
dianggap milik negara.
3. BUMN masih dianggap sebagai instansi Pemerintah.
4. Banyak instansi yang ingin mengatur BUMN.
5. Regulasi BUMN jauh lebih banyak dari pada swasta.
6. Kelembagaan BUMN lebih banyak dari pada swasta.
7. BUMN masih sering dikaitkan dengan persoalan politik.
8. Alur pengambilan keputusan strategis sangat birokratis.
9. Pembinaan BUMN masih belum terpusat pada satu instansi.
10. Banyaknya peraturan perundang-undangan yang mengatur BUMN.
11. Pengadaan barang dan jasa masih didorong menggunakan Perpres Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
12. Penjualan aset BUMN tunduk pada ketentuan UUKN dan UU Perbendaharaan Negara
sehingga perlu persetujuan Menteri Keuangan (s.d Rp 10 M), Presiden (Rp10 M s.d. Rp100
M) atau DPR (di atas Rp100 M).
13. Terdapat tindakan bisnis berdasarkan business judgement rules yang dipidanakan.

3
LATAR BELAKANG PENGAJUAN JUDICIAL
REVIEW

• Dualisme pengaturan hukum.


• Dua karakteristik BUMN.
 disparitas, disharmoni, tidak adanya jaminan
perlindungan hukum bagi pengurus BUMN, dan
unequal level of playing field.
 BUMN berpotensi kehilangan momentum
untuk mendapatkan opportunity gain dan
menjadikan BUMN tidak dapat berperan secara
optimal dalam perekonomian nasional

4
Kondisi yang diharapkan dengan dikabulkannya Judicial
Review UU Keuangan Negara dan UU BPK oleh MK

• Terciptanya equal level of playing field antara BUMN


dengan Badan Hukum Privat (Swasta) karena kesamaan UU
yang mengikat bagi BUMN dan Badan Hukum Privat
(Swasta);
• Adanya jaminan perlindungan hukum bagi pengurus BUMN
dalam melakukan kegiatan pengelolaan BUMN yang telah
menerapkan prinsip business judgement rules;
• Campur tangan Negara pada BUMN terbatas pada Menteri
BUMN selaku RUPS atau Pemegang Saham sesuai dengan
mekanisme Perseroan Terbatas dan UU BUMN.

5
Hasil Judicial Review

DITOLAK SELURUHNYA
oleh Mahkamah Konstitusi dalam Putusan
Nomor 48/PUU-XI/2013 dan Nomor 62/PUU-
XI/2013 yang dibacakan pada tanggal 18
September 2014.

6
Materi Isi Putusan MK
1. Putusan MK Nomor 48 dan 62/PUU-XI/2013 menyatakan semua sektor keuangan yang terkait dengan APBN
adalah keuangan negara, karena Pasal 23 ayat (1) UUD 1945 dikaitkan dengan Pasal 23C UUD 1945.
2. MK tidak mengakui pengelolaan keuangan negara hanya diwujudkan dengan APBN saja, tetapi semua
pengelolaan keuangan lainnya.
3. Modal apapun yang berasal, bersumber, dan diperoleh dari negara tidak dapat dianggap sebagai modal hukum
perdata.
4. BUMN/BUMD adalah kepanjangan tangan pemerintah dalam melaksanakan fungsi pemerintahan, meskipun
pengelolaannya dengan paradigma berbeda.
5. Pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan masing-masing dilakukan dengan paradigma yang berlaku.
6. BUMN/BUMD adalah pelaku perekonomian menurut Pasal 33 UUD 1945.
7. Pemisahan kekayaan negara pada BUMN/BUMD tidak menyebabkan putusnya kaitan dengan negara, karena
tujuannya hanya untuk memudahkan pengelolaan dalam rangka bisnis.
8. BUMN/BUMD berbeda pengelolaan keuangan dengan kementerian/negara, tetapi berbeda juga dengan swasta
biasa.
9. Pemisahan kekayaan negara/daerah bukan transaksi yang mengalihkan hak, sehingga tetap menjadi kekayaan
negara, sehingga BUMN/BUMD tetap menjadi milik negara/daerah dan diawasi tidak hanya internal tetapi
eksternal.
10. Pemisahan kekayaan negara/daerah tidak menyebabkan modal menjadi kekayaan BUMN/BUMD karena tidak ada
pengalihan kepemilikan, sehingga pengawasan negara tetap ada tetapi dengan cara korporasi bukan cara negara
11. Hakim MK Dr. Harjono berbeda pendapat yang menyatakan pemisahan kekayaan negara/daerah telah
memutuskan hak kekuasaan dari negara/daerah menjadi pemegang saham dan pemeriksaan dilekatkan pada
prinsip korporasi
7
Pertimbangan Hukum MK
1. BUMN/D merupakan kepanjangan tangan negara,
2. BUMN/D merupakan derivasi dari penguasaan negara atas cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak serta sumber daya alam
indonesia sebagai bagian dari fungsi dan tujuan negara dalam negara kesejahteraan (Welfare
State).
3. Pemisahan kekayaan Negara hanya didasarkan pada prinsip akuntansi yang tidak ada peralihan
hak dan kepemilikan yang mengubah status keuangan negara menjadi keuangan BUMN.
4. Pemisahan kekayaan Negara tidak dapat diartikan sebagai putusnya kaitan negara dengan
BUMN/D.
4. BUMN, BUMD, atau nama lain yang sejenisnya berbeda dengan dengan Badan Hukum Privat
yang juga menyelenggarakan usaha di satu pihak dan berbeda pula dari Organ Penyelenggara
Negara yang tidak menyelenggarakan usaha, seperti lembaga negara dan kementerian atau
badan.
5. Pengawasan DPR dan BPK menggunakan prinsip pemeriksaan yang berbeda dengan lembaga
negara dan kementerian atau badan.
6. Dengan demikian BPK berwenang untuk melakukan pemeriksaan, disamping pengawas
internal.

8
7. Pengelolaan BUMN atau BUMD dilaksanakan berdasarkan paradigma bisnis (Business
Judgement Rules) yang sungguh-sungguh berbeda dengan penyelenggaraan pemerintahan
yang dilaksanakan berdasarkan paradigma pemerintahan (Government Judgement Rules).

8. Paradigma Pengawasan Negara harus berubah, yaitu tidak lagi berdasarkan paradigma
pengelolaan kekayaan negara dalam penyelenggaraan pemerintahan (Government
Judgement Rules), melainkan berdasarkan paradigma usaha (Business Judgement Rules).

9. Dengan adanya perbedaan paradigma di atas, adalah merupakan ranah kebijakan


pembentuk UU bagaimana pengawasan tersebut diatur secara tepat sesuai dengan hakikat
dan kekhususan paradigma yang berbeda antara yang satu dengan yang lain, yang demikian
penyelenggara fungsi pengawasan dapat berjalan dengan baik dan masing-masing
penyelenggara fungsi pemerintahan maupun bisnis dapat berjalan tanpa keraguan.

10. BUMN, BUMD, atau nama lain, tidak dapat sepenuhnya dianggap sebagai badan hukum
privat.

11. BPK berwenang menilai dan/atau menetapkan jumlah kerugian oleh perbuatan melawan
hukum baik sengaja maupun lalai yang dilakukan oleh bendahara pengelola lembaga yang
menyelenggarakan pengelolaan keuangan negara, termasuk BUMN/BUMD.

9
Materi Isi Putusan MK

• PENGERTIAN KEUANGAN NEGARA


• HUBUNGAN DENGAN NEGARA
• PEMISAHAN KEKAYAAN
• PENGELOLAAN & PERTANGGUNGJAWABAN
KEUANGAN
• PENGAWASAN/PEMERIKSAAN

10
PENGERTIAN KEUANGAN NEGARA
Secara sistematik-gramatikal, Pasal
Semua sektor keuangan yang 23C UUD 1945 mengacu pada Pasal 23
terkait dengan APBN adalah ayat (1) UUD 1945
keuangan negara, karena Pasal 23
ayat (1) UUD 1945 dikaitkan
dengan Pasal 23C UUD 1945 Hal-hal lain keuangan negara bukan
memberikan definisi atas keuangan
negara karena definisi sudah diberikan
dalam Pasal 23 ayat (1), tetapi
menjelaskan lebih lanjut mengenai
APBN.

Pengelolaan keuangan negara tidak


hanya diwujudkan dengan APBN saja,
tetapi semua pengelolaan keuangan
Pengelolaan keuangan negara hanya
lainnya.
diwujudkan dengan APBN saja.

11
HUBUNGAN Dalam teori hukum, menguasai tidak sama
DENGAN NEGARA dengan memiliki. Penguasaan negara
diwujudkan dengan melakukan pengaturan.
Terminologi “pemerintah” tidak tepat
karena yang menjadi subyek hukum adalah
negara bukan pemerintah.

- BUMN/BUMD adalah
Dalam administrasi pemerintahan terkini,
kepanjangan tangan pemerintah fungsi pemerintahan dilaksanakan oleh
dalam melaksanakan fungsi negara, swasta, masyarakat.
pemerintahan, meskipun
pengelolaannya dengan paradigma
berbeda Berdasarkan teori organisasi terkini, ada 3
jenis organisasi ditinjau dari ruang lingkup
- BUMN/BUMD adalah pelaku kegiatannya, yaitu organisasi publik,
perekonomian menurut Pasal 33 organisasi swasta, dan organisasi campuran
UUD 1945 (hybrid organization)

- BUMN bukan perwujudan


(kepanjangan tangan) negara.
- BUMN dapat melakukan kegiatan yang
melaksanakan fungsi pemerintahan
- BUMN adalah organisasi campuran12
PEMISAHAN KEKAYAAN
Menganut paham korporatisme.
PEMISAHAN KEKAYAAN NEGARA:
Menganut teori kedaulatan negara.
- bukan transaksi yang mengalihkan hak, Keduanya menganulir pernyataan
sehingga tetap menjadi kekayaan Indonesia sebagai negara hukum.
negara, sehingga BUMN/BUMD tetap
menjadi milik negara/daerah.
Inkonsistensi: kegiatan dan tujuan berbeda
- tidak menyebabkan modal menjadi tetapi institusi disamakan.
kekayaan BUMN/BUMD karena tidak ada Rancu: menyamakan pengertian uang
pengalihan kepemilikan. negara dengan keuangan negara.

- tidak menyebabkan putusnya kaitan Dalam negara hukum, setiap tindakan


dengan negara, karena tujuannya hanya negara mempunyai & mempengaruhi
untuk memudahkan pengelolaan dalam konsekuensi hukum.
rangka bisnis. Dalam HAN ada 3 tindakan pemerintah
yaitu penyerahan, pelimpahan, dan
pemisahan.

Modal negara dalam BUMN merupakan keuangan


Modal apapun yang berasal, BUMN (pengakuan atas subyek hukum lain)
bersumber, dan diperoleh dari negara Uang negara dalam BUMN tetap merupakan uang
tidak dapat dianggap sebagai modal negara.
Deviden yang menjadi hak dari modal yang
hukum perdata. diserahkan merupakan keuangan negara. 13
KEUANGAN PUBLIK

Dimensi
HUKUM

hak & kewajiban Pengelolaan,


sesuai dengan Pertanggungjawaban,
tindakan hukum Hubungan hukum

14
Tindakan Hukum dalam
Keuangan Publik

PEMISAHAN - MENGUBAH STATUS HUKUM


KEUANGAN
- PENGELOLAAN & TANGGUNG
JAWAB TERSENDIRI
PENYERAHAN - RISIKO TERSENDIRI

- TIDAK MENGUBAH STATUS


HUKUM KEUANGAN NEGARA
PELIMPAHAN - PENGELOLAAN & TANGGUNG
JAWAB KEUANGAN NEGARA
- RISIKO KEUANGAN NEGARA
15
Tindakan Hukum dalam
Keuangan Publik

PEMISAHA pemisahan hak dan kewajiban dalam


pengelolaan & pertanggungjawaban


N
PENYERAH penyerahan hak dan wewenang dalam

pengelolaan, pertanggungjawaban dan


AN kepemilikan

PELIMPAH ●


penyerahan pengurusan
tidak mengubah status pengelolaan,
AN pertanggungjawaban & kepemilikan

YI-2014 16
KEUANGAN PUBLIK BERDASARKAN TINDAKAN HUKUM

DAERAH PENYERAHAN KEUANGAN


MEMBENTUK DAERAH
BADAN HUKUM
PUBLIK BI
KEUANGAN BI

KEUANGAN
N BUMN BUMN
PEMISAHAN
E KEUANGAN
MEMBENTUK BHMN BHMN
G BADAN HUKUM
PERDATA YAYASAN KEUANGAN
A YAYASAN
R KOPERASI KEUANGAN
A KOPERASI

LEMBAGA
MEMBENTUK NEGARA
ALAT LEMBAGA KEUANGAN
KELENGKAPAN EKSEKUTIF PELIMPAHAN NEGARA
NEGARA
LEMBAGA
JUDIKATIF
YI-2014 17
KONSEP HUKUM PENGUASAAN KEUANGAN PUBLIK

KEUANGAN NEGARA Dikuasai & Dimiliki

KEUANGAN Dikuasai & Diserahkan


PUBLIK KEUANGAN DAERAH

KEUANGAN Dikuasai dan Dipisahkan


BADAN HUKUM
KONSEP YURIDIS PENGELOLAAN KEKAYAAN
NEGARA BERDASARKAN PASAL 33 UUD


PEMILIK

Hak MEMILIKI

RAKYAT

19
HAK NEGARA
SEBAGAI SUBYEK HUKUM PUBLIK

MENGUASAI
- dimiliki negara
- tunduk pada hukum publik
- mengatur dan menata regulasi

NEGARA MEMILIKI
 tunduk pada ketentuan hukum privat

dapat memiliki sepanjang berkaitan


 dengan hak dan kewajiban negara
 untuk mencapai tujuan bernegara

- Menguasai bukan berarti memilikinya.


- Penguasaan bukan sebagai representasi kepemilikan.
- Konsep menguasai dan memiliki jika disatukan akan menyebabkan etatisme
dalam sistem pengelolaan keuangan publik. 20
PERAN & PENGARUH NEGARA TERHADAP
STATUS HUKUM KEUANGAN
S
I
F
A
T

P
U
B
L
I
K

WEWENANG NEGARA

21
KONSEP HUBUNGAN HUKUM KEUANGAN NEGARA DENGAN
KEUANGAN BUMN

- DEVIDEN
- PAJAK

NEGARA BUMN

KEUANGAN NEGARA KEUANGAN BUMN

KEKAYAAN AWAL
22
PENGELOLAAN & TANGGUNG JAWAB KEUANGAN
INKONSISTENSI
- BUMN/BUMD adalah kepanjangan - Keuangan diakui sebagai keuangan negara,
TETAPI pengelolaan tidak berdasarkan
tangan pemerintah dalam melaksanakan
pengelolaan keuangan negara, piutang tidak
fungsi pemerintahan, meskipun
diakui sebagai piutang negara.
pengelolaannya dengan paradigma - Pengakuan kegiatan dan tujuan pengelolaan
berbeda. berbeda, tapi status disamakan.
- Pengelolaan dan pertanggungjawaban - kegiatan dan tujuan berbeda dengan swasta
keuangan masing-masing dilakukan tetapi pengelolaan disamakan dengan swasta.
dengan paradigma yang berlaku. KONSEKUENSI
- BUMN/BUMD berbeda pengelolaan Risiko BUMN menjadi risiko negara , dan
keuangan dengan kementerian/negara, BUMN tidak dapat berkembang optimal.
tetapi berbeda juga dengan swasta biasa
Tertib dalam konstruksi berpikir:
Pengelolaan mengikuti kegiatan dan tujuan
Pengelolaan BUMN/BUMD institusi, sehingga tanggung jawab juga
berdasarkan pada business sesuai dengan pengelolaan
judgment rules yang berada dalam
lingkup negara Pengelolaan (termasuk tanggung jawab)
artinya berdasarkan business judgment rules
Bussiness judgement rules BUMN (sama dengan swasta), sehingga dapat
tetap berbeda dengan swasta berkembang optimal. 23
PENGAWASAN/PEMERIKSAAN
- Pemisahan kekayaan negara/daerah BUMN adalah subyek hukum yang terpisah
bukan transaksi yang mengalihkan hak, dari negara. BUMN sama dengan swasta
sehingga tetap menjadi kekayaan negara, lainnya. Institusi negara tidak dapat begitu
sehingga BUMN/BUMD tetap menjadi milik saja melakukan pengawasan kecuali ada
negara/daerah dan diawasi tidak hanya pelanggaran terhadap kepentingan umum
internal tetapi eksternal. dan membahayakan negara.

- Pemisahan kekayaan negara/daerah tidak


menyebabkan modal menjadi kekayaan Pengawasan berdasarkan business
BUMN/BUMD karena tidak ada pengalihan judgment rules
kepemilikan, sehingga pengawasan negara
tetap ada tetapi dengan cara korporasi
bukan cara negara.
- Kerugian BUMN adalah kerugian
BUMN itu sendiri (sesuai business
judgment rules)
- Kerugian BUMN tidak dapat dianggap
- Pengawasan dilakukan secara
sebagai kerugian negara karena
internal dan eksternal.
sebagaimana halnya negara (sebagai
- Pengawasan dengan cara korporasi
perpanjangan tangan negara)
(didasarkan pada business judgment
dimungkinkan untuk melakukan
rules
tindakan yang bersifat merugi. 24
DEFINISI BUMN BERDASARKAN PUTUSAN
MK

BUMN, BUMD, atau nama lain yang sejenisnya adalah


(1) badan usaha kepunyaan negara,
(2) fungsinya menjalankan usaha sebagai derivasi dari
penguasaan negara atas cabang-cabang produksi
yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup
orang banyak serta sumber daya alam Indonesia,
(3) sebagian besar atau seluruh modal usaha berasal
dari keuangan negara yang dipisahkan, dan
(4) untuk mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat.
25
IMPLIKASI PUTUSAN MK TERHADAP
PENGELOLAAN KEUANGAN BUMN
• Tetap menyisakan adanya disparitas, disharmoni, dan tidak
adanya jaminan perlindungan hukum bagi pengurus BUMN.
• Baik secara yuridis maupun berdasarkan dua karakter BUMN,
selain membelenggu BUMN dalam operasionalnya juga
menciptakan kondisi unequal level of playing field (persaingan
yang tidak berimbang) antara BUMN dan perusahaan swasta,
sehingga BUMN berpotensi kehilangan momentum untuk
mendapatkan opportunity gain dan menjadikan BUMN tidak
dapat berperan secara optimal dalam perekonomian nasional.
• Hal ini patut disayangkan karena BUMN sangat potensial untuk
dapat berkembang lebih optimal lagi mengingat keberadaan
BUMN di hampir semua sektor usaha, kepemilikan aset besar,
brand image BUMN, dan pengalaman usaha BUMN.
26
Peraturan bagi BUMN Pasca Putusan MK

BADAN HUKUM BUMN ORGAN PENYELENGGARA


PRIVAT NEGARA

UU BUMN UU TIPIKOR
UU PT UU Perbendaharaan Negara
UU Pasar Modal UU KEUANGAN NEGARA
UU Pemeriksaan Pengelolaan & Tanggungjawab
UU Kepailitan & Penundaan Keuangan Negara
Pembayaran Utang
UU Administrasi Pemerintahan
UU Ketenagakerjaan UU PTUN UU Kepegawaian

UU BPK

27
Pengelolaan keuangan BUMN pasca putusan MK

• Ketidakmandirian BUMN dalam pengambilan keputusan


• Tidak ada jaminan dan perlindungan hukum atas penyelesaian piutang berdasarkan
peraturan bisnis
• Kerugian BUMN sebagai kerugian negara
• Tidak ada jaminan dan perlindungan hukum atas penerapan business judgement rules
• Kebijakan BUMN diarahkan pada safety first not profit first
• Dualisme hukum pengaturan BUMN
• Sarat muatan politis dan kepentingan
• Kebijakan deviden didasarkan pada state capital bukan corporate capital
• Sumber pendanaan yang terbatas
• Kepailitan tidak mungkin dilakukan dengan adanya larangan penyitaan aset negara
• Penjualan aset harus mengikuti aturan dalam pengelolaan aset negara
• Tidak dapat mengajukan gugatan perdata pada pengadilan di luar negeri

28
Pengaruh Putusan MK dan UU Nomor 23/2014
terhadap Pengelolaan BUMN
1. Ada kecenderungan pelanggaran syarat dan prosedur tidak lagi
dianggap sebagai pelanggaran administrasi, tetapi langsung menjadi
pelanggaran pidana, perlu disiapkan standar operasional baku yang
menentukan rinci syarat dan prosedur, dan harus ada persetujuan
pemegang saham atau RUPS.
2. Tindakan korporasi yang berisiko hukum tinggi adalah tindakan
korporasi yang normanya berbeda tafsir agar ditetapkan secara tertulis,
disetujui secara berjenjang, dan melibatkan BPKP untuk menilai risiko.
3. Tindakan korporasi sebaiknya dirumuskan bersama dan disepakati
bersama dengan semua organ, tidak boleh ada satu pun organ yang
tidak setuju karena akan menjadi “celah” untuk dilakukan “penyelidikan
yang tidak perlu.“
4. Adanya UU Administrasi Pemerintahan dan Pasal 384-385 UU Nomor
23 Tahun 2014 membuka ruang celah “penyelidikan yang tidak perlu”,
sehingga kecermatan dan kehati-hatian secara syarat dan prosedur
dijalankan dengan baik.
29
PERKEMBANGAN BUMN

ALAT POLITIK

INSTITUSI BISNIS

30
BUMN yang ideal (1)

• Sebagai agent of development melalui


penyerapan tenaga kerja, kontribusi pada
produksi dan jasa nasional, kontribusi pada
pendapatan negara dalam bentuk deviden dan
pajak.

31
BUMN yang Ideal (2)

• Peningkatan kontribusi BUMN terhadap


ekonomi nasional
• Peningkatan nilai BUMN
• Peningkatan transparansi, akuntabilitas, dan
independensi
• Peningkatan belanja modal
• Peningkatan efisiensi dan efektivitas
pengelolaan BUMN
32
Potensi BUMN untuk berkembang
• Keberadaan BUMN di hampir semua sektor
usaha
• Kepemilikan aset besar
• Brand image BUMN
• Pengalaman usaha BUMN

33
Prinsip Pengembangan BUMN yang Ideal
• Clear objectives: terdapat mandat yang jelas bagi pengelola
BUMN sehingga mereka hanya bertanggung jawab pada satu
pintu
• Transparency: prinsip high disclosure baik untuk pemerintah
maupun BUMN
• Political insulation: dimana tugas pemerintah dibatasi sebagai
pengawas dan pengarah, sementara pengelolaan dilakukan
oleh profesional secara mandiri sehingga governance dapat
dijalankan dengan baik.

34
BUMN sebagai HYBRID ORGANIZATION

• KELEMBAGAAN: badan hukum perdata


• MODAL: campuran, negara (sebesar beban tugas yang diberikan)
dan swasta
• STATUS KEUANGAN: keuangan badan hukum
• KEGIATAN: bisnis
• TUJUAN: keuntungan, khusus yang bersinggungan denga
kepentingan umum harus mengikuti negara (misalnya: tarif sesuai
dengan penetapan pemerintah, selisih dibayarkan negara)
• PERLAKUAN DARI NEGARA: sama dengan swasta
• PENGELOLAAN: business judgment rules
• TANGGUNG JAWAB: badan hukum
Implikasi Putusan MK terhadap
Risiko Keuangan Negara
Pengaruh perluasan pengertian keuangan
negara terhadap pengertian risiko fiskal

Risiko fiskal dimaknai sebagai suatu perbuatan


yang menimbulkan kerugian pada keuangan
negara berdasarkan kekuatan peraturan
perundang-undangan yang telah ada dan segala
sesuatu yang menimbulkan kekurangan pada
hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai
dengan uang.
Implikasi Putusan MK terhadap Risiko
Keuangan Negara

• meningkatnya kewajiban perusahaan negara/daerah


yang menjadi beban APBN
• meningkatnya kerugian akibat kinerja perusahaan
negara/daerah yang mengurangi dividen pemerintah,
pajak yang diterima, dan konsesi lainnya,
• meningkatnya keinginan perusahaan negara/daerah
yang memerlukan penambahan modal negara
• Meningkatnya keinginan BUMN yang memerlukan
jaminan pemerintah dalam pinjaman tertentu dalam
pengelolaan perusahaan
TERIMA KASIH
YI-2015

39

Anda mungkin juga menyukai