1
Legal Dispute BUMN
1. Status Keuangan BUMN = Keuangan Negara.
2. Status Kekayaan BUMN = Kekayaan Negara.
3. Status Aset BUMN = Aset Negara.
4. Kerugian BUMN = Kerugian Negara.
5. Piutang BUMN = Piutang Negara.
6. BUMN = badan publik.
7. Direksi, Dekom/Dewas, dan karyawan = Penyelenggara
Negara.
8. Penjualan aset BUMN tunduk pada ketentuan UUKN dan UU
Perbendaharaan.
9. Badan Pemeriksa Keuangan dapat melakukan Audit BUMN
(internal dan eksternal audit).
2
Dampak Legal Dispute BUMN
1. Tidak berjalannya prinsip-prinsip bussines judgement rules pada BUMN dengan baik.
2. Banyaknya gugatan hukum dan penjarahan terhadap aset BUMN oleh masyarakat karena
dianggap milik negara.
3. BUMN masih dianggap sebagai instansi Pemerintah.
4. Banyak instansi yang ingin mengatur BUMN.
5. Regulasi BUMN jauh lebih banyak dari pada swasta.
6. Kelembagaan BUMN lebih banyak dari pada swasta.
7. BUMN masih sering dikaitkan dengan persoalan politik.
8. Alur pengambilan keputusan strategis sangat birokratis.
9. Pembinaan BUMN masih belum terpusat pada satu instansi.
10. Banyaknya peraturan perundang-undangan yang mengatur BUMN.
11. Pengadaan barang dan jasa masih didorong menggunakan Perpres Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
12. Penjualan aset BUMN tunduk pada ketentuan UUKN dan UU Perbendaharaan Negara
sehingga perlu persetujuan Menteri Keuangan (s.d Rp 10 M), Presiden (Rp10 M s.d. Rp100
M) atau DPR (di atas Rp100 M).
13. Terdapat tindakan bisnis berdasarkan business judgement rules yang dipidanakan.
3
LATAR BELAKANG PENGAJUAN JUDICIAL
REVIEW
4
Kondisi yang diharapkan dengan dikabulkannya Judicial
Review UU Keuangan Negara dan UU BPK oleh MK
5
Hasil Judicial Review
DITOLAK SELURUHNYA
oleh Mahkamah Konstitusi dalam Putusan
Nomor 48/PUU-XI/2013 dan Nomor 62/PUU-
XI/2013 yang dibacakan pada tanggal 18
September 2014.
6
Materi Isi Putusan MK
1. Putusan MK Nomor 48 dan 62/PUU-XI/2013 menyatakan semua sektor keuangan yang terkait dengan APBN
adalah keuangan negara, karena Pasal 23 ayat (1) UUD 1945 dikaitkan dengan Pasal 23C UUD 1945.
2. MK tidak mengakui pengelolaan keuangan negara hanya diwujudkan dengan APBN saja, tetapi semua
pengelolaan keuangan lainnya.
3. Modal apapun yang berasal, bersumber, dan diperoleh dari negara tidak dapat dianggap sebagai modal hukum
perdata.
4. BUMN/BUMD adalah kepanjangan tangan pemerintah dalam melaksanakan fungsi pemerintahan, meskipun
pengelolaannya dengan paradigma berbeda.
5. Pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan masing-masing dilakukan dengan paradigma yang berlaku.
6. BUMN/BUMD adalah pelaku perekonomian menurut Pasal 33 UUD 1945.
7. Pemisahan kekayaan negara pada BUMN/BUMD tidak menyebabkan putusnya kaitan dengan negara, karena
tujuannya hanya untuk memudahkan pengelolaan dalam rangka bisnis.
8. BUMN/BUMD berbeda pengelolaan keuangan dengan kementerian/negara, tetapi berbeda juga dengan swasta
biasa.
9. Pemisahan kekayaan negara/daerah bukan transaksi yang mengalihkan hak, sehingga tetap menjadi kekayaan
negara, sehingga BUMN/BUMD tetap menjadi milik negara/daerah dan diawasi tidak hanya internal tetapi
eksternal.
10. Pemisahan kekayaan negara/daerah tidak menyebabkan modal menjadi kekayaan BUMN/BUMD karena tidak ada
pengalihan kepemilikan, sehingga pengawasan negara tetap ada tetapi dengan cara korporasi bukan cara negara
11. Hakim MK Dr. Harjono berbeda pendapat yang menyatakan pemisahan kekayaan negara/daerah telah
memutuskan hak kekuasaan dari negara/daerah menjadi pemegang saham dan pemeriksaan dilekatkan pada
prinsip korporasi
7
Pertimbangan Hukum MK
1. BUMN/D merupakan kepanjangan tangan negara,
2. BUMN/D merupakan derivasi dari penguasaan negara atas cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak serta sumber daya alam
indonesia sebagai bagian dari fungsi dan tujuan negara dalam negara kesejahteraan (Welfare
State).
3. Pemisahan kekayaan Negara hanya didasarkan pada prinsip akuntansi yang tidak ada peralihan
hak dan kepemilikan yang mengubah status keuangan negara menjadi keuangan BUMN.
4. Pemisahan kekayaan Negara tidak dapat diartikan sebagai putusnya kaitan negara dengan
BUMN/D.
4. BUMN, BUMD, atau nama lain yang sejenisnya berbeda dengan dengan Badan Hukum Privat
yang juga menyelenggarakan usaha di satu pihak dan berbeda pula dari Organ Penyelenggara
Negara yang tidak menyelenggarakan usaha, seperti lembaga negara dan kementerian atau
badan.
5. Pengawasan DPR dan BPK menggunakan prinsip pemeriksaan yang berbeda dengan lembaga
negara dan kementerian atau badan.
6. Dengan demikian BPK berwenang untuk melakukan pemeriksaan, disamping pengawas
internal.
8
7. Pengelolaan BUMN atau BUMD dilaksanakan berdasarkan paradigma bisnis (Business
Judgement Rules) yang sungguh-sungguh berbeda dengan penyelenggaraan pemerintahan
yang dilaksanakan berdasarkan paradigma pemerintahan (Government Judgement Rules).
8. Paradigma Pengawasan Negara harus berubah, yaitu tidak lagi berdasarkan paradigma
pengelolaan kekayaan negara dalam penyelenggaraan pemerintahan (Government
Judgement Rules), melainkan berdasarkan paradigma usaha (Business Judgement Rules).
10. BUMN, BUMD, atau nama lain, tidak dapat sepenuhnya dianggap sebagai badan hukum
privat.
11. BPK berwenang menilai dan/atau menetapkan jumlah kerugian oleh perbuatan melawan
hukum baik sengaja maupun lalai yang dilakukan oleh bendahara pengelola lembaga yang
menyelenggarakan pengelolaan keuangan negara, termasuk BUMN/BUMD.
9
Materi Isi Putusan MK
10
PENGERTIAN KEUANGAN NEGARA
Secara sistematik-gramatikal, Pasal
Semua sektor keuangan yang 23C UUD 1945 mengacu pada Pasal 23
terkait dengan APBN adalah ayat (1) UUD 1945
keuangan negara, karena Pasal 23
ayat (1) UUD 1945 dikaitkan
dengan Pasal 23C UUD 1945 Hal-hal lain keuangan negara bukan
memberikan definisi atas keuangan
negara karena definisi sudah diberikan
dalam Pasal 23 ayat (1), tetapi
menjelaskan lebih lanjut mengenai
APBN.
11
HUBUNGAN Dalam teori hukum, menguasai tidak sama
DENGAN NEGARA dengan memiliki. Penguasaan negara
diwujudkan dengan melakukan pengaturan.
Terminologi “pemerintah” tidak tepat
karena yang menjadi subyek hukum adalah
negara bukan pemerintah.
- BUMN/BUMD adalah
Dalam administrasi pemerintahan terkini,
kepanjangan tangan pemerintah fungsi pemerintahan dilaksanakan oleh
dalam melaksanakan fungsi negara, swasta, masyarakat.
pemerintahan, meskipun
pengelolaannya dengan paradigma
berbeda Berdasarkan teori organisasi terkini, ada 3
jenis organisasi ditinjau dari ruang lingkup
- BUMN/BUMD adalah pelaku kegiatannya, yaitu organisasi publik,
perekonomian menurut Pasal 33 organisasi swasta, dan organisasi campuran
UUD 1945 (hybrid organization)
Dimensi
HUKUM
14
Tindakan Hukum dalam
Keuangan Publik
PELIMPAH ●
●
penyerahan pengurusan
tidak mengubah status pengelolaan,
AN pertanggungjawaban & kepemilikan
YI-2014 16
KEUANGAN PUBLIK BERDASARKAN TINDAKAN HUKUM
KEUANGAN
N BUMN BUMN
PEMISAHAN
E KEUANGAN
MEMBENTUK BHMN BHMN
G BADAN HUKUM
PERDATA YAYASAN KEUANGAN
A YAYASAN
R KOPERASI KEUANGAN
A KOPERASI
LEMBAGA
MEMBENTUK NEGARA
ALAT LEMBAGA KEUANGAN
KELENGKAPAN EKSEKUTIF PELIMPAHAN NEGARA
NEGARA
LEMBAGA
JUDIKATIF
YI-2014 17
KONSEP HUKUM PENGUASAAN KEUANGAN PUBLIK
●
PEMILIK
●
Hak MEMILIKI
RAKYAT
19
HAK NEGARA
SEBAGAI SUBYEK HUKUM PUBLIK
MENGUASAI
- dimiliki negara
- tunduk pada hukum publik
- mengatur dan menata regulasi
NEGARA MEMILIKI
tunduk pada ketentuan hukum privat
P
U
B
L
I
K
WEWENANG NEGARA
21
KONSEP HUBUNGAN HUKUM KEUANGAN NEGARA DENGAN
KEUANGAN BUMN
- DEVIDEN
- PAJAK
NEGARA BUMN
KEKAYAAN AWAL
22
PENGELOLAAN & TANGGUNG JAWAB KEUANGAN
INKONSISTENSI
- BUMN/BUMD adalah kepanjangan - Keuangan diakui sebagai keuangan negara,
TETAPI pengelolaan tidak berdasarkan
tangan pemerintah dalam melaksanakan
pengelolaan keuangan negara, piutang tidak
fungsi pemerintahan, meskipun
diakui sebagai piutang negara.
pengelolaannya dengan paradigma - Pengakuan kegiatan dan tujuan pengelolaan
berbeda. berbeda, tapi status disamakan.
- Pengelolaan dan pertanggungjawaban - kegiatan dan tujuan berbeda dengan swasta
keuangan masing-masing dilakukan tetapi pengelolaan disamakan dengan swasta.
dengan paradigma yang berlaku. KONSEKUENSI
- BUMN/BUMD berbeda pengelolaan Risiko BUMN menjadi risiko negara , dan
keuangan dengan kementerian/negara, BUMN tidak dapat berkembang optimal.
tetapi berbeda juga dengan swasta biasa
Tertib dalam konstruksi berpikir:
Pengelolaan mengikuti kegiatan dan tujuan
Pengelolaan BUMN/BUMD institusi, sehingga tanggung jawab juga
berdasarkan pada business sesuai dengan pengelolaan
judgment rules yang berada dalam
lingkup negara Pengelolaan (termasuk tanggung jawab)
artinya berdasarkan business judgment rules
Bussiness judgement rules BUMN (sama dengan swasta), sehingga dapat
tetap berbeda dengan swasta berkembang optimal. 23
PENGAWASAN/PEMERIKSAAN
- Pemisahan kekayaan negara/daerah BUMN adalah subyek hukum yang terpisah
bukan transaksi yang mengalihkan hak, dari negara. BUMN sama dengan swasta
sehingga tetap menjadi kekayaan negara, lainnya. Institusi negara tidak dapat begitu
sehingga BUMN/BUMD tetap menjadi milik saja melakukan pengawasan kecuali ada
negara/daerah dan diawasi tidak hanya pelanggaran terhadap kepentingan umum
internal tetapi eksternal. dan membahayakan negara.
UU BUMN UU TIPIKOR
UU PT UU Perbendaharaan Negara
UU Pasar Modal UU KEUANGAN NEGARA
UU Pemeriksaan Pengelolaan & Tanggungjawab
UU Kepailitan & Penundaan Keuangan Negara
Pembayaran Utang
UU Administrasi Pemerintahan
UU Ketenagakerjaan UU PTUN UU Kepegawaian
UU BPK
27
Pengelolaan keuangan BUMN pasca putusan MK
28
Pengaruh Putusan MK dan UU Nomor 23/2014
terhadap Pengelolaan BUMN
1. Ada kecenderungan pelanggaran syarat dan prosedur tidak lagi
dianggap sebagai pelanggaran administrasi, tetapi langsung menjadi
pelanggaran pidana, perlu disiapkan standar operasional baku yang
menentukan rinci syarat dan prosedur, dan harus ada persetujuan
pemegang saham atau RUPS.
2. Tindakan korporasi yang berisiko hukum tinggi adalah tindakan
korporasi yang normanya berbeda tafsir agar ditetapkan secara tertulis,
disetujui secara berjenjang, dan melibatkan BPKP untuk menilai risiko.
3. Tindakan korporasi sebaiknya dirumuskan bersama dan disepakati
bersama dengan semua organ, tidak boleh ada satu pun organ yang
tidak setuju karena akan menjadi “celah” untuk dilakukan “penyelidikan
yang tidak perlu.“
4. Adanya UU Administrasi Pemerintahan dan Pasal 384-385 UU Nomor
23 Tahun 2014 membuka ruang celah “penyelidikan yang tidak perlu”,
sehingga kecermatan dan kehati-hatian secara syarat dan prosedur
dijalankan dengan baik.
29
PERKEMBANGAN BUMN
ALAT POLITIK
INSTITUSI BISNIS
30
BUMN yang ideal (1)
31
BUMN yang Ideal (2)
33
Prinsip Pengembangan BUMN yang Ideal
• Clear objectives: terdapat mandat yang jelas bagi pengelola
BUMN sehingga mereka hanya bertanggung jawab pada satu
pintu
• Transparency: prinsip high disclosure baik untuk pemerintah
maupun BUMN
• Political insulation: dimana tugas pemerintah dibatasi sebagai
pengawas dan pengarah, sementara pengelolaan dilakukan
oleh profesional secara mandiri sehingga governance dapat
dijalankan dengan baik.
34
BUMN sebagai HYBRID ORGANIZATION
39