Anda di halaman 1dari 35

TEORI RISIKO FISKAL &

PENERAPANNYA DALAM APBN

YULI INDRAWATI
NEGARA ADALAH OTORITAS
PUBLIK TERTINGGI

TUGAS NEGARA APBN

APBN yang
MENYELENGGARAKAN
PEMERINTAHAN UMUM &
SEHAT
PELAYANAN PUBLIK APBN
keberlanjutan/
kesinambungan
TUJUAN BERNEGARA
TUJUAN BERNEGARA REPUBLIK INDONESIA

KESEJAHTERAAN YANG BERKEADILAN SOSIAL

TUGAS & KEWAJIBAN


HAK MASYARAKAT
NEGARA
PELAYANAN DASAR KEBUTUHAN DASAR
(BASIC SERVICES) (BASIC NEED)
Pendidikan, Kesehatan, Akses KEMAMPUAN BERTAHAN
untuk Meningkatkan Kualitas HIDUP:
Kemampuan Bertahan Hidup SANDANG, PANGAN, PAPAN

APBN
KEBERLANJUTAN FISKAL (FISCAL SUSTAINABILITY)
INDIKATOR TINGKAT KESINAMBUNGAN FISKAL

• Rasio keseimbangan primer terhadap PDB.


• Rasio utang pemerintah terhadap PDB.
• Rasio pembayaran bunga utang pemerintah
terhadap pendapatan negara.
TUJUAN APBN

APBN
KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN
RISIKO FISKAL
FISKAL

TUJUAN
BERNEGARA
Perkembangan Rasio Keseimbangan Primer
Terhadap PDB (APBN 2004-2019)
Rasio Pembayaran Bunga Utang
Pemerintah Terhadap Pendapatan Negara
RISIKO FISKAL
PENGERTIAN RISIKO FISKAL
• “the possibility of deviations in fiscal variables from what was
expected at the time of the budget or other forecast”. (Aliona
Cebotari, dkk).

• “a source of financial stress that could face a government in the


future”. (Hanna Polackova Brixi)

• “the contingency of future revenues or expenditures on uncertain


future events”. (Allen Schick)

• potensi tambahan defisit APBN yang disebabkan oleh sesuatu di


luar kendali Pemerintah. (Nota Keuangan dan APBN Tahun 2012)

 peristiwa-peristiwa tertentu yang dapat mempengaruhi posisi


fiskal Pemerintah atau yang mempunyai dampak pada APBN.
BRIXI & MOODY bahwa hal-hal yang
mempengaruhi dan menjadi beban APBN
harus dicantumkan dalam APBN sebagai
risiko fiskal
SUHARIASIH bahwa penyebab risiko fiskal tidak
hanya bersumber dari internal, tapi juga
eksternal
WIJAYA bahwa risiko fiskal pada APBN dari tahun
ke tahun bertambah luas (banyak)
SIMATUPANG bahwa meluasnya risiko fiskal pada
APBN dikarenakan meluasnya pengertian
keuangan negara
Macam Risiko Fiskal
Liabilities Direct Contingent
Explicit Direct Contingent
Explicit Explicit
Liabilities Liabilities
Implicit Direct Contingent
Implicit Implicit
Liabilities Liabilities
Risiko fiskal mulai tercantum dalam
APBN 2008
Sebagai wujud transparansi anggaran dan
antisipasi dalam menjaga kesinambungan
anggaran
AKIBAT TIDAK DIANTISIPASINYA RISIKO FISKAL
“membebani anggaran & mempengaruhi target
pertumbuhan ekonomi”
IMPLIKASINYA:
a. Pada negara-negara maju akan menimbulkan beban pada
anggaran dan berpeluang menghambat pertumbuhan
ekonomi.
b. Pada negara-negara berkembang implikasinya lebih berat:
- membebani anggaran
- mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan,
- mendorong capital outflow
- merubah arah pertumbuhan ekonomi
- mempengaruhi prilaku agen-agen ekonomi sehingga
berpeluang menghambat pertumbuhan ekonomi bahkan
sebelum risiko fiskal tersebut terjadi.
MAKNA PENETAPAN RISIKO FISKAL

Risiko fiskal berhubungan dengan tanggung


jawab negara (dalam menjalankan
pemerintahan dan pelayanan publik tanpa
kecuali) yang akan menjadi beban keuangan
negara serta secara langsung ataupun tidak
langsung akan berdampak pada
keberlangsungan anggaran negara.
Hakikat penetapan risiko fiskal
- Merupakan komitmen bersama antara
pemerintah dan DPR atas risiko fiskal

- Merupakan instrumen pengendalian dalam


rangka keberlanjutan anggaran negara
TUJUAN PENETAPAN RISIKO FISKAL
menutup keragu-raguan pemerintah atas kemungkinan
terjadinya hambatan, gangguan, dan kegagalan dalam
pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pelayanan
publik yang menjadi bagian dari tugasnya.

- mendorong efisiensi anggaran negara


- memperkuat kredibilitas pemerintah

“MENJAMIN KESINAMBUNGAN ANGGARAN”


Penetapan risiko fiskal harus didasarkan pada

• Legitimitas
• Legalitas
• Yuridikitas
TEORI PENGANGGARAN
Robert D. Lee, Jr and Ronald W. Johnson
“Public budgeting involves the selection of ends
and the selection of means to reach those
ends. Public budgeting systems are systems for
making choices about ends and means.”
PEMBATASAN PENETAPAN RISIKO FISKAL
Dian P. Simatupang, risiko fiskal mengandung unsur:
(1) adanya tujuan bernegara,
(2) perbuatan publik negara,
(3) adanya kemungkinan merugikan negara, dan
(4) adanya hubungan kausal antara kerugian negara tersebut
dengan tanggung jawab negara.
Sesuatu ditetapkan menjadi risiko fiskal dalam rangka
mempertahankan kapasitas negara dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraan dan mencapai keadilan sosial sesuai dengan
tujuan bernegara yang ditetapkan dalam Konstitusi. Hal yang
ditetapkan sebagai risiko fiskal secara konseptual merupakan
tanggung jawab negara, sehingga menjadi wajar apabila ada
sejumlah biaya yang harus ditanggung oleh negara.
Menurut Stiglitz, “layaknya pasar, pemerintah
memiliki ketaksempurnaan yang bisa
mengarah ke “kegagalan pemerintah”. Dan ini
bisa sama berbahayanya dengan “kegagalan
pasar”. Maka, pemerintah dan pasar harus
bekerja dan saling melengkapi untuk
mengatasi kelemahan masing-masing dan
membangun kekuatan masing-masing.”

-PEMBATASAN RISIKO FISKAL


- DISTRIBUSI RISIKO
UUD
APBN untuk TUJUAN BERNEGARA
(kesejahteraan yang berkeadilan sosial).

KEADILAN SOSIAL
T Marshall:
Hak dasar masyarakat atas pelayanan dasar minimum; dan
Negara dituntut untuk berperan aktif mewujudkan hal
tersebut.
Rawls: keadilan distributif melalui pemenuhan kebutuhan dasar.
Fitzpatrick: egalitarian justice (kesamaan sumber daya).
Penulis: egalitarian justice, reciprocal justice, procedural justice.

APBN HARUS MAMPU MEMBERIKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT


YANG BERKEADILAN SOSIAL, maka Negara harus hadir dan
dirasakan fungsinya oleh rakyat. Jangan sampai NEGARA hadir
tapi seakan diam dan hanya menonton.
PEMBUKAAN PASAL 23 AYAT (1)
UUD UUD

IMPERATIVE GOAL
(BUDGET OBLIGATORY GOVERNMENT)

PEMBATASAN APBN
PEMBATASAN RISIKO FISKAL

PENGGUNAAN APBN UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT


YANG BERKEADILAN SOSIAL:
- Penyelenggaraan Pemerintahan Negara
- Pelayanan Umum
TANGGUNG
JAWAB NEGARA

RISIKO FISKAL
(APBN)

ASAS MANFAAT

• Menjaga kelancaran penyelenggaraan


pemerintahan
• Menjaga penyelenggaraan pelayanan publik
• Menjaga kemampuan fiskal untuk mencapai
tujuan negara
PEMBUKAAN UUD
KESEJAHTERAAN YANG
BERKEADILAN SOSIAL

POLITICAL
PUBLIC CHOICE
MORAL
of THEORY
PRINCIPLE
PASAL 23 AYAT (1) KEPENTINGAN
PARA PIHAK
APBN UNTUK SEBESAR- DALAM POLITIK
BESARNYA &
KEMAKMURAN RAKYAT NILAI-NILAI NON-
EKONOMI

UU APBN
HAKIKAT PENETAPAN RISIKO FISKAL

• merupakan pengakuan akan beban tanggung


HUKUM jawab negara

• merupakan instrumen pengendali anggaran dalam


rangka keberlanjutan anggaran negara yang
EKONOMI menuntut adanya pengelolaan atas risiko fiskal,
pendayagunaan penerimaan dan efisiensi-efektivitas
belanja, penyediaan dana cadangan

• merupakan kehendak (kesepakatan/komitmen)


POLITIK bersama antara pemerintah dan DPR
RISIKO FISKAL vs PERLUASAN
PENGERTIAN & RUANG LINGKUP
KEUANGAN NEGARA
Risiko fiskal menurut pasal 2 UU 17/2003

a. Risiko yang berkaitan dengan hak negara, yaitu kebijakan


insentif dan pengurangan pajak, gejolak kurs mata uang, dan
beban pinjaman pemerintah;
b. Risiko yang terkait dengan kewajiban negara, yaitu
pembentukan bdan atau komisi negara, pembentukan daerah
provinsi/kabupaten/kota baru, penambahan PNS dan
perbaikan/kenaikan gaji PNS, serta penguatan sektor
pertahanan keamanan sebagai akibat konflik militer, dan
tagihan pihak ketiga karena tuntutan hukum/sanksi tertentu
atau karena perjanjian;
c. Risiko yang berkaitan dengan menurunnya penerimaan
negara;
d. Risiko yang berkaitan dengan meningkatnya pengeluaran
negara;
e. Risiko yang berkaitan dengan penerimaan daerah yang
bersumber pada APBN, yaitu dana perimbangan;
f. Risiko yang terkait dengan meningkatnya pengeluaran daerah
yang menyebabkan kebergantungan daerah pada pusat;
g. Risiko karena berkurangnya kekayaan negara/daerah yang
dikelola sendiri karena tindakan hukum
pelepasan/pengahpusan serta risiko karena meningkatnya
kewajiban perusahaan negara/daerah yang menjadi beban
APBN dan meningkatnya kerugian pada kinerja perusahaan
negara/daerah yang mengurangi dividen pemerintah, pajak
yang diterima, dan konsesi lainnya, serta meningkatnya
keinginan perusahaan negara/daerah yang menginginkan
penambahan modal negara dan jaminan pemerintah dalam
pinjaman tertentu dalam pengelolaan perusahaan;
h. Risiko yang terjadi berkaitan dengan mismanajemen dalam
pengelolaan kekayaan pihak lain dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan dan kepentingan umum;
i. Risiko yang berkaitan dengan mismanajemen dan wanprestasi
merugikan keuangan negara yang diakibatkan tindakan pihak
lain yang menggunakan fasilitas pemerintah.
Pengaruh perluasan pengertian keuangan
negara terhadap pengertian risiko fiskal

Risiko fiskal dimaknai sebagai suatu perbuatan


yang menimbulkan kerugian pada keuangan
negara berdasarkan kekuatan peraturan
perundang-undangan yang telah ada dan segala
sesuatu yang menimbulkan kekurangan pada
hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai
dengan uang.
LAHIR DARI
KEBIJAKAN FISKAL
MEMBATASI KONDISI
& BENTUK RISIKO
R RISIKO FISKAL
I FORMAL
S RISIKO DAPAT
I DIPERHITUNGKAN
K
O KEPASTIAN HUKUM

F MENJAMIN
I KEBERLAJUTAN
S FISKAL
K
A RISIKO FISKAL
L MATERIIL

LAHIR DARI
PERATURAN PERUNDANG- KEBALIKANNYA
UNDANGAN LAINNYA
U TUJUAN NEGARA Mengurangi nilai
N tujuan bernegara
S
U
R
PERBUATAN Akibat
R PUBLIK NEGARA kebijakan fiskal
I
S
I
K KERUGIAN SEBAGAI Merupakan:
O TANGGUNG JAWAB - Pengakuan pada taraf &
PENUH NEGARA kondisi tertentu
F - Penjaminan keberlangsungan
I
S
HUBUNGAN KAUSAL
K Legal Cause –
ANTARA KERUGIAN &
A Legal Cost
TANGGUNG JAWAB
L
PERAN PARA PIHAK DALAM PENETAPAN RISIKO FISKAL

PEMERINTAH DPR
(menetapkan risiko 1 (memberikan persetujuan
terhadap kewajiban tertentu) atas perhitungan risiko fiskal)

PIHAK KETIGA TERTENTU


(yang mempunyai kepentingan atas
pelaksanaan kewajiban tertentu dari pemerintah)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai