Proktitis

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

Proktitis

Lina Utarini - 1410211078


Definisi
• Proktitis adalah peradangan pada selaput/lapisan mukosa rektum,
ujung bawah dari usus besar (intestine) mengarah menuju anus.
• Dapat terjadi dalam jangka pendek (akut) dan panjang kronik
• Mengenai sekitar 2,5-10 cm bagian bawah rektum.
Epidemiologi
• Lebih sering dijumpai pada ras kulit putih daripada kulit hitam,
1/10.000 orang dewasa kulit putih
• Meningkat 3 sampai 6 kali lipat pada orang Yahudi
• Menyerang usia 15-40 th
Etiologi
• Sexually transmitted diseases (STDs)/Penyakit Menular Seksual
Umumnya disebabkan karena anal sex. Dan bisa disebabkan/disertai STDs yang
lain seperti gonore, sifilis dan herpes (bakteri Neisseria gonorrhae, Treponema
pallidum. Virus Herpes simplex virus/HSV).

• Non STD/infeksi tidak menular


- Trauma anorektal
- Kolitis ulseratif, IBD dan penyakit Crohn
- Terapi radiasi
- Antibiotik
Manifestasi klinis
• Tenesmus
• BAB berdarah
• Pendarahan rektum warna merah terang, dapat pula
berlendir/bernanah
• Perasaan penuh di rektum
• Nyeri rektum dan nyeri perut di daerah kiri bawah
• Diare
Diagnosis
• Anamnesis (IBD, hubungan seksual, HIV)
• Pemeriksaan fisik berupa tanda vital, pemeriksaan abdomen dan pemeriksaan
rektum (biasanya ada nyeri abdomen)
• Pemeriksaan penunjang seperti uji feses, STD screening, rectal culture,
anoscopy (sigmoidoskopi fleksibel, kolonoskopi), sitologi
 Darah lengkap : leukositosis/anemia
 kolonoskopi : mukosa eritem/hiperplasia
 rectal culture : gonore/sifilis, dll
Sitologi HSV
Tatalaksana
• Bertujuan untuk mengurangi inflamasi, mengontrol dan mengurangi
gejala, mencegah dan mengeliminasi infeksi jika ada.
Tatalaksana
• Proktitis karena infeksi bisa diresepkan antibiotik/antiviral. Antibiotik :
ampicillin, tetracycline, ceftriaxone, dan metronidazole. Antiviral :
acyclovir
• Proktitis non infeksi bisa diresepkan untuk mengurangi inflamasi
seperti aspirin/ibuprofen, juga dengan kortikosteroid seperti
sulfasalazine
• Jika terdapat penyebab lain seperti kolitis ulseratif atau penyakit
Crohn, lanjutkan terapi.
• Terapi untuk mengontrol gejala lain juga diperlukan, seperti diare
Komplikasi
• Anemia karena perdarahan
• Ulkus pada intestinal
• Fistula

Anda mungkin juga menyukai